Share

PELAYAN PRIBADI

Aвтор: Mystique
last update Последнее обновление: 2021-08-23 16:04:34

"Ciuman pertamaku, kau mencuri ciuman pertamaku!" ucapnya dengan nada rendah namun penekanan yang tinggi dan masih menatap tajam ke arahku.

"Hahhh?" aku terperangah lagi mendengar jawabannya.

Sungguh apa gerangan yang menimpaku ini? Bahkan bibirku ini juga masih perawan. Kapan aku melakukan itu? Apakah aku mengalami amnesia sesaat? Tapi jelas - jelas aku mengingat hal yang kulakukan selama seminggu terakhir. Orang tampan ini bagaimana bisa berpikir begitu, jikalah memang kita telah berciuman pasti sekarang aku sudah berada di angkasa karena terbang melayang telah melakukan hal seromantis itu dengan manusia super menakjubkan.

"Bagaimana kamu akan bertanggung jawab? " tanyanya tegas sambil mendekatkan wajahnya ke depan wajahku dan kembali membuyarkan lamunanku.

Aku tidak tahu harus berbuat apa. Bahkan aku berpikir bahwa ini adalah prank dari salah satu chanel televisi swasta.

Deg..  deg..  deg..  deg..

Suara jantungku berdetak kencang melihatnya begitu dekat di wajahku. Aku menundukkan wajah sambil sedikit memundurkan badanku ke belakang. Sesekali mataku melirik ke arahnya yang tidak berkedip sedikitpun melihatku. Aduhhh, kenapa aku tidak mengingat kejadian itu, kenapa aku tidak ingat aku telah menciumnya.  Aaaaahhh, tapi memang aku tidak melakukan itu rengekku dalam hati.

"Saya tanya, bagaimana kau akan tanggung jawab?" tanyanya lagi yang kali ini harus aku jawab.

"Bos, kapan saya melakukan itu? maafkan saya Bos tapi saya ingat tidak pernah melakukan itu!" jawabku membela diri.

"Ingatanmu itu sungguh sangat buruk, sekarang kau harus tanggung jawab!" tegasnya memutuskan kehendaknya sendiri.

Mulutku tidak bisa menolak. Auranya begitu menyeramkan, kini tubuhku yang awalnya terpesona olehnya berubah menjadi merinding melihat tatapannya yang seolah - olah akan memakanku.

"Dengan apa saya harus bertanggung jawab Bos?" tanyaku dengan masih ketakutan sekaligus bingung.

Sepertinya ia merasa lebih lega setelah mendengar perkataanku terakhir. Terlihat dari ia menarik wajahnya dari pandanganku sambil membuang nafas yang lumayan besar.

"Kau harus selalu berada disisiku,  selalu berada disampingku,  menemani dan tidak boleh meninggalkanku!" ucapnya tegas memerintah namun aku samar - samar mendengarnya seperti sebuah kalimat romantis seorang kekasih yang meminta kekasihnya untuk setia.

"Baik!" jawabku menurut.

Lalu Pak Lingga mengangkat gagang telponnya kemudian menelpon seseorang.

"Gracia, Bunga Azalea ini, aku ingin dia men-ja-di pelayan pribadiku!" tegasnya dalam telpon kemudian memutuskan telpon tanpa memberi kesempatan Gracia untuk membalas perkataannya.

Haahhh, sia - sia aku giat belajar saat sekolah. Berusaha agar bisa menjadi seorang Sekretaris. Setelah bekerja disini impian Sekretarisku itu bermutasi menjadi pelayan. Lagi pula kenapa juga ia tadi menekan kata menjadi dengan intonasi begitu.  Harusnya kata menjadi yang diucapkan seperti itu berakhir dengan kata kekasihku.

"Pelayan? hehh, baiklah, apalah arti sebuah jabatan, yang penting adalah berapa jumlah gajinya hahahaha," ucapku dalam hati.

"Azalea!" panggilnya.

"Pasangkan dasiku!" sambungnya lagi.

Kulaksanakan perintah pertamanya ini tanpa bertanya apapun. Kupikir hal yang langsung aku lakukan adalah mengepel lantai atau mengelap meja.  Tak kusangka bahwa akan seperti ini,  aku mulai berfikir bahwa menjadi pelayanannya adalah pekerjaan terbaik yang pernah kudapatkan. Melihat secara dekat wajah indah seseorang yang sudah kukagumi sejak lama. Bahkan sesekali juga tubuh kami akan tidak sengaja bersentuhan.

"Aaawwww!" teriakku dalam hati karena terhanyut membayangkannya.

Aku sudah berdiri tepat di depannya. Namun ternyata tinggi badanku terpaut lumayan jauh hingga aku harus berjinjit saat mengganti dasi berwarna hitam yang tadi ia pakai menjadi dasi berwarna abu - abu tua yang ia sodorkan kepadaku tadi sewaktu memerintah.

Mataku memang berfokus pada kerah bajunya, namun sekeliling juga bisa aku lihat dengan samar menggunakan ekor mataku. Benarkah manusia tampan ini terus melihatku? Tak hanya tajam, kali ini dengan tatapan sedikit menggoda seolah - olah ia tertarik padaku.

"Sudah Bos!" kataku sambil melangkah mundur, tak lupa juga kuhaturkan senyum indahku ini tanda kesopananku padanya.

"Rapikan lagi kerah bajuku!" perintahnya lagi padahal kerah bajunya kulihat sudah rapi. Mungkin ini yang membuat ia memiliki rumor bahwa ia dan sempurna adalah sahabat sejati. Yasudahlah ia adalah Bosnya.

Kulangkahkan lagi kakiku mendekat ke arahnya. Sambil berjinjit aku merapikan kerah bajunya. Terus Kurapikan padahal itu sudah sangat rapi. Tapi masih juga kulakukan itu hingga aku terkejut saat ia tiba - tiba ia memegang tanganku kuat dan mendorongku hingga menatap tembok di belakangku.

"Auuu, sakitnya!" rintihku pelan.

Dengan otak yang masih berpikir kenapa ia mendorongku seperti itu, aku melihat wajahnya yang terlihat mempesona tapi sedikit brengsek. Bagaimana tidak kubilang brengsek? Sekarang ia menatapiku seperti seorang yang sangat ingin melakukan sesuatu. Kedua tangannya juga memegang erat kedua tanganku dan menguncinya di tembok.

"Apakah kamu masih juga belum ingat ciuman yang kamu curi?" tanyanya membahas hal itu lagi yang jelas - jelas tidak aku lakukan.

Namun aku diam tidak berkutik, aku seperti tidak punya kuasa disana walau untuk diriku sendiri. Aku menundukkan wajah, berusaha menghindari tatapannya yang perlahan kini membuatku takut.

"Kamu datang entah dari mana, tiba - tiba berjalan ke arahku dan berdiri tepat di hadapanku, lalu kamu memegang wajahku seperti ini!" ucapnya sambil juga mempraktekkannya.

Di pegangnya pipiku yang sedikit cabi ini dengan kedua tangannya yang besar. "Lalu kamu berkata Lingga aku.., " ia tidak melanjutkan kalimatnya. Dan entah bagaimana sekarang sudah kurasakan bibirnya menyentuh bibirku.

Mataku terbelalak, kulihat ia memejamkan matanya sambil terus melumati bibirku. Aku berusaha mendorongnya namun tubuhku tak kuasa mendorong berat massa tubuhnya yang jelas jauh lebih besar dariku, akhirnya kubiarkan hingga ia puas menyelesaikan ciumannya itu.

"Ahhh, brengsek!" umpatku dalam hati.

"Itu adalah ciuman pertamaku!" aku bergumam yang mungkin juga ia dengar. Kulihat ia tertawa meringis saat mendengar ucapanku itu.

Tubuhku lemas menahan amarah yang sudah hampir penuh di dalam dada. Kurasa ia juga menyadari bahwa kini mataku mulai berkaca - kaca menahan tangis.

Benar jika aku sangat mengaguminya, alasanku sama seperti wanita normal lainnya, karena ia sangat tampan dan gagah, sungguh laki - laki sampurna di mata kaum hawa. Namun, tidak berarti bahwa ia bisa melakukan ini terhadapku.

Ini adalah ciuman pertamaku, sebuah ciuman sudah seharusnya dilakukan bersama dengan laki - laki yang aku cintai. Tapi ia merampasnya begitu saja. Hatiku semakin sakit saat kulihat ia masih juga menatapiku dengan tatapan brengseknya yang tidak merasa berdosa itu. Sekilas juga kudengar ia kembali tertawa meringis sambil memegangi bibirnya yang tadi dengan tidak sopannya menyentuh bibirku.

Sungguh laki - laki brengsek. Kini emosi dalam dadaku sudah memuncak, aku tak lagi bisa menahannya. Air mataku jatuh terurai, aku berlari ke arah kamar mandi tanpa melihat wajahnya. Awalnya kupikir aku akan melayang jika berciuman dengan laki - laki yang ku kagumi namun jika ciuman itu dilakukan dengan cara sebrengsek ini ternyata malah membuat harga diriku merasa terluka.

•••

Terima kasih telah membaca novel ini. Semoga menghibur.

😇😇❤ ❤HAPPY READING ❤❤.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BUNGA ABADI   RUMAH YANG SEDERHANA, ISTRI YANG CANTIK DAN CINTA YANG PENUH ( EPILOG )

    Saat pagi bersinar dengan begitu cerahnya. Lingga masih tertidur pulas setelah semalaman berjuang dengan pergulatan cinta yang tidak pernah membuatnya bosan.Srengg.. srengg.. srengg.. Suara Azalea sedang memasak makanan untuk sarapan. Aroma harum menyebar di seluruh ruangan hingga membangunkan Lingga dari tidur pulasnya.Lingga membuka matanya, meraba tempat di sebelah dengan tangannya. Tidak ada Azalea disana. Dari luar terdengar begitu berisik suara orang sedang beraktifitas. Lingga keluar untuk melihat apa yang sedang di lakukan Istrinya tersebut.Lingga berdiri bersandar di tembok melihat Istrinya sedang memasak sesuatu untuk mereka. Begitu berisik dan rumit. Namun ternyata itu hanyalah nasi goreng, tapi karena koki yang membuat itu adalah Azalea, maka bagi Lingga nasi goreng itu adalah nasi goreng paling special di dunia."Rajin banget sihh Istriku," ucap Lingga mengagetkan Azalea yang tengah fokus memasak."Ehhh.. sayang,&n

  • BUNGA ABADI   HARI PALING INDAH 2 ( END )

    "Sabar Pak Bos!" kata Azalea."Sudah bukan Pak Bos lagi, aku kan sudah jadi orang biasa, mulai sekarang panggil aku SAYANG, harus!" sahut Lingga."Waahhh.. bukan Pak Bos tapi tetap memerintah.""Gak peduli, gak dengar," balas Lingga memalingkan wajah berpura - pura tidak mengerti. Azalea tertawa melihat tingkah Lingga yang lucu itu. Tidak lama setelah itu pelayan membawa makanan yang telah mereka pesan."Yeaahhh.. akhirnya datang. Mas lama banget sih, aku ini mau buru - buru menyelesaikan tugas penting," ucap Lingga kepada pelayan. Azalea mencubit tangan Lingga."Maaf Pak, pesanannya masih antri dimasak," jawab Pelayan itu sopan."Gak apa - apa Mas, jangan di dengerin!" sahut Azalea dengan tersenyum.Setelah itu, pelayan itu pun pergi. Lingga memakan makanannya dengan sangat lahap dan terus senyum - senyum sendiri sambil melihat Azalea."Apaaa sih?" Azalea menatap heran."Hmm.. cepat makan makananmu terus kita pulang!" j

  • BUNGA ABADI   HARI PALING INDAH 1 ( END )

    Di dalam rumah Azalea yang sederhana. Azalea sedang membersihkan sisa - sisa make up di wajahnya. Ia menaruh bunga melati hiasan dari sanggulnya itu di salah satu sudut meja riasnya sehingga aroma bunga itu menyebar mengharumkan seisi ruangan menjadikan kamar itu layaknya khas kamar pengantin baru. Lingga sudah beberapa kali melirik Azalea dengan senyum mesumnya yang khas. Ia melepas dasi kemudian jaz dan mengganti pakaiannya dengan kaos polos berwarna putih dan celana kain yang nyaman saat dipakai untuk bersantai. Lingga sedang duduk di belakang Azalea saat Azalea selesai menghapus riasan wajahnya dan akan mengganti bajunya. Azalea mengambil baju di lemarinya kemudian berjalan menuju kamar mandi."Azalea, kamu mau kemana?" tanya Lingga."Ganti baju lah, gak nyaman terus memakai baju ini Lingga," jawab Azalea dengan sederhana."Ganti baju dimana?" tanya Lingga lagi."Di kamar mandi lahh... kan ada kamu," jawab Azalea terus masuk ke dalam kamar mandi.

  • BUNGA ABADI   HARI BAHAGIA

    "Apa kamu bersedia hidup dengan sederhana bersamaku?" tanya Lingga."Aku tidak apa - apa hidup sederhana, aku terbiasa dengan itu tapi kamu kan tidak" jawab Azelea."Maaf karena aku tidak bisa memberimu hidup yang mewah tapi aku berjanji akan memberimu hidup yang baik dan aku sangat mencintaimu, karena itu hanya dengan bersamamu saja hidupku sudah indah, aku tidak membutuhkan apapun lagi," Lingga berkata dengan senyum bahagia.Semua yang ada disana mendengarkan pembicaraan Lingga dan Azalea. Bisma dan Arum terkejut dengan keputusan yang dipilih oleh Lingga. Bisma akhirnya mengerti kenapa Raden Arya dan Utari memilih jatuh ke jurang bersama - sama. Karena mereka tidak bisa hidup jika mereka terpisah. Cinta dalam hati mereka begitu kuat dan penuh. Hingga tidak ada yang lebih penting selain bersama dengan orang yang dicintainya.Wajah Raden Wisnu begitu datar mendengar percakapan Lingga dan Azalea, ia sudah membaca kisah antara Raden Arya dan Utari. Te

  • BUNGA ABADI   AWAL YANG BARU

    "Lakukan apapun yang membuat hatimu lega namun jangan pernah meninggalkan keluargamu, kamu tahu kan bahwa tidak baik meninggalkan keluarga sendiri, seburuk apapun mereka, mereka tetaplah keluarga," ingat Azalea."Aku tidak meninggalkan mereka, aku hanya tidak ingin bersama dengan mereka," jawab Lingga.Tringgg.. tringg.. tringg..Suara handphone Lingga berbunyi. Sebuah panggilan dari Raden Wisnu."Halo, Romo," Lingga berkata dengan nada yang begitu datar."Halo Lingga anakku, aku tahu engkau tengah bersedih tapi bisakah kamu datang untuk makan bersama nanti malam," ucap Raden Wisnu dalam telponnya."Aku tidak ingin Romo," jawab Lingga."Ini sebuah perintah, bukan permintaan, jadi nanti malam datanglah kerumah untuk makan malam bersama" balas Raden Wisnu memerintah."Jika begitu maka aku akan mengajak Azalea bersamaku," Lingga berkata dengan tegas."Terserah padamu, yang penting datanglah nanti malam!" Raden Wisnu lalu menu

  • BUNGA ABADI   HARI TERGELAP

    Setelah kepergian Paman Pram, keluarga Kartanagara menjadi dingin. Tidak ada mulut yang bersuara, Lingga tidak kembali ke rumahnya setelah acara pemakaman Paman Pram selesai. Selama beberapa hari ia berada di rumah Azalea. Lingga berpesan pada Romonya bahwa ia ingin menenangkan diri, ia begitu sedih dengan kepergian Paman Pram. Begitu juga dengan Raden Wisnu, adik satu - satunya yang selalu ia perintah dengan seenaknya, adik yang tidak pernah diperhatikan keadaannya. Yang Raden Wisnu tahu hanyalah bisnis keluarga berjalan lancar. Nama keluarga Kartanagara begitu tersohor. Ia tidak pernah berpikir bagaimana adiknya menjalani hidup, bagaimana anaknya menjalani hidup? Raden Wisnu yang mentitipkan Lingga kepada Raden Pramoedya dengan alasan agar Raden Praoedya tidak merasa kesepian karena tidak memiliki istri dan tidak memiliki anak.Kini semua kasih sayang Lingga tertuju pada Raden Pramoedya. Untuk Raden Wisnu hanyalah bentuk rasa hormat antara anak kepada Ayahandanya.Ra

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status