Share

Ruang VIP

Author: Ayri Aster
last update Last Updated: 2025-08-09 21:53:00

Malam ini Ayra mengajak Arzha dan Zetha ke pusat perbelanjaan. Dia berjanji akan menemani mereka bermain sampai puas.

Kedua bocah itu sangat antusias sepanjang perjalanan hingga sampai di tempat playground. Ayra tersenyum melihat wajah bahagia kedua anaknya.

Dulu, hampir setiap hari mereka melihat dan mendengar pertengkaran Ayra dan Revan. Bahkan berkali-kali Revan tidak ragu untuk memukul Ayra ketika ada anak-anak.

Tapi mereka masih terlalu kecil untuk membela Ayra dan melawan Revan. Mereka hanya bisa menyaksikan semua kejadian itu dengan ketakutan lalu menangis di pelukan Ayra setelah Revan pergi.

Kini, kejadian seperti itu tidak akan pernah terulang lagi. Ayra telah berhasil menyingkirkan Revan dari kehidupan mereka. Ke depannya, Ayra berjanji untuk selalu mengusahakan sendiri wajah bahagia Arzha dan Zetha bagaimanapun caranya.

Sudah setengah jam mereka bermain. Tapi Arzha dan Zetha belum ada keinginan untuk berhenti. Ayra menepi mencari tempat duduk dan mengawasi mereka dari jau
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Babak Belur Pernikahanku   Perhatian

    "Maaf.""Kamu nggak apa-apa?"Perkataan Ayra dan Abrar terucap bersamaan. Menyadari itu, keduanya menjadi lebih canggung."Mama dan Papa Arzha ini lucu banget ya, kayak remaja baru jatuh cinta. Terlihat malu-malu begitu."Seorang wanita dari anggota keluarga di sebelah mereka yang juga baru saja menyelesaikan pertandingannya, berkomentar setelah melihat mereka berdua terjatuh. Posisinya terlihat romantis untuk pasangan suami istri. Tapi mereka malah terlihat kikuk."Iya. Pak, nggak apa-apa kok meskipun berpelukan di tempat umum seperti kami begini. Semua orang kan sudah tau kalau istri sendiri. Kenapa harus malu-malu." seorang pria di sebelahnya ikut tertawa sambil memeluk wanita itu. Memeragakan apa yang diucapkannya. Abrar berdiri sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Matanya melirik ke arah Ayra yang memang sangat terlihat canggung. Pipinya merona malu-malu. Tapi Abrar justru suka dengan itu. "Peluk saja, Pak. Istrinya kan baru saja jatuh akibat ulah bapak." beberapa oran

  • Babak Belur Pernikahanku   Candu

    Acara sebentar lagi akan segera dimulai. Saat ini kepala sekolah sedang memberikan sambutan di hadapan seluruh murid dan wali murid di aula sekolah. Ayra duduk berdampingan dengan Abrar, dengan Arzha di tengah mereka dan Zetha di pangkuan Abrar. Mereka terlihat seperti sebuah keluarga yang lengkap dan harmonis. Abrar benar-benar tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Senyum sumringah terus terpancar di wajahnya. Dia sangat berbeda dengan sosok Abrar yang dikenal sebagai pebisnis handal.Abrar juga dengan sabar terus menanggapi celotehan atau pertanyaan-pertanyaan acak Zetha yang seperti tak ada ujungnya. Tangan kanannya memeluk pinggang mungil Zetha dari belakang. Tangan kirinya terulur di sandaran kursi hingga sampai di kursi milik Ayra, seperti sedang melindungi mereka bertiga di dalam dekapannya.Ayra sedang bergandengan tangan dengan Arzha. Jari-jemari mereka saling bertaut dengan erat sambil tetap fokus mendengarkan sambutan-sambutan serta arahan pembawa acara di depan. Sampa

  • Babak Belur Pernikahanku   Kikuk

    Pagi hari Abrar sudah sampai di rumah keluarga Diandra untuk menjemput Ayra dan kedua anaknya. Hari ini mereka pergi ke sekolah bersama untuk mengikuti kegiatan acara sekolah. Jujur, Abrar memang sangat bersemangat sejak bangun tidur. Dia bersiap dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya. Saat berangkat, dia juga menyempatkan diri untuk mampir di supermarket membeli kebutuhan mereka berempat yang mungkin diperlukan nanti.Semangat Abrar sama seperti Arzha dan Zetha. Kedua bocah itu juga begitu bersemangat sejak bangun tidur. Bahkan Zetha tak henti mengoceh karena antusiasnya akan pergi dengan Abrar. Begitu tau Abrar telah datang menjemput, mereka yang masih belum menyelesaikan sarapannya, langsung berlari terlebih dahulu untuk menyambut Abrar di depan pintu. Pak Surya dan Bu Yasmin hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua cucunya. Sedangkan Ayra tetap duduk diam tanpa berani mengatakan apapun. Suasananya terasa sangat canggung, padahal di depan orang tuanya sendiri.

  • Babak Belur Pernikahanku   Video Call

    Ayra sedang makan malam bersama keluarga. Hanya kursi Diego yang kosong. Dia sudah pergi dinas ke luar kota.Suasana meja makan selalu terasa hangat. Apalagi terdengar ocehan Arzha dan Zetha yang seakan tidak pernah berhenti. Pak Surya dan Bu Yasmin selalu senang menanggapi kedua cucunya. Ayra sendiri malam ini lebih banyak diam dan mendengarkan. Fokus dengan makanan di piring miliknya. Tak jauh dari tempatnya, obat-obatan yang harus diminum juga sudah dia persiapkan sendiri.Setengah jam yang lalu, Abrar mengirim pesan untuk mengingatkan Ayra tidak lupa minum obat dengan teratur. Padahal baru tadi siang dia sudah mengingatkannya secara langsung."Kamu baik-baik aja, Nak?" Pak Surya bertanya pada Ayra setelah beberapa kali melirik dan memperhatikan sikap Ayra yang lebih pendiam."Baik kok, Pa." Ayra mengangkat pandangannya dan menatap Pak Surya sambil tersenyum. "Kalau ada yang sakit, bilang ya. Kalau ada yang dipikirin, mau diceritain, cerita aja." Pak Surya memberi perhatian.Dia

  • Babak Belur Pernikahanku   Kurus

    Mereka telah keluar dari restoran dan saat ini sedang dalam perjalanan pulang. Willi, seperti biasa, fokus mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. "Kita mau kemana lagi, Mi?" Zetha bertanya sambil berdiri menempel di kursi Ayra. Ayra menoleh lalu tersenyum. "Pulang aja ya, Sayang. Mami mau istirahat. Nggak apa-apa kan?" tangannya membelai lembut pipi putrinya. "Nggak apa-apa, Mi. Mami kan lagi sakit, jangan capek-capek dulu." anak itu menggeleng lucu. Sangat pengertian. "Besok lusa habis acara di sekolah, papi belikan mainan buat kakak sama adek. Trus kalau mami sudah sembuh, kita jalan-jalan. Oke?" Abrar yang awalnya sibuk memeriksa beberapa pekerjaan bawahannya di ponsel, mendengar obrolan Ayra dan Zetha akhirnya ikut bergabung setelah memasukkan kembali ponselnya di saku kemejanya. Abrar paham maksud dari 'kode' dibalik pertanyaan Zetha barusan. Dia tau anak itu sebenarnya tidak ingin cepat pulang. Masih ingin berlama-lama bermain dan berjalan-jalan. Selama beberapa hari, A

  • Babak Belur Pernikahanku   Papi

    Benar saja, mereka tidak langsung pulang ke rumah. Mereka mampir di restoran untuk makan siang. Pihak restoran yang sudah mengenal Abrar, langsung menyiapkan ruangan VIP seperti biasa. Ayra tidak ingin memakai kursi roda lagi, tapi Abrar tidak mengijinkannya. Dengan telaten, Abrar menyiapkan kursi roda, menuntun Ayra untuk duduk dan mendorongnya masuk ke dalam restoran. Ayra merasa ini berlebihan. Dia sangat sehat dan bisa berjalan, tapi entah kenapa tidak bisa membantah. Abrar seperti menghipnotisnya untuk selalu menurut. Tapi tidak dipungkiri, hatinya tersentuh lagi menerima perlakuan semanis ini.Mereka berempat memasuki ruangan VIP. Sedangkan Willi menunggu di luar, memesan kopi dan makanannya sendiri. "Kamu mau tetap duduk di kursi roda atau mau pindah ke kursi makan?" Abrar bertanya terlebih dahulu pada Ayra. "Pindah aja." Ayra menoleh dan menjawab dengan tegas. "Oke. Ayo kubantu." Abrar mengulurkan tangan kanannya untuk pegangan Ayra berdiri. "Aku bisa sendiri." Ayra tida

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status