Share

18. Sebuah Pengakuan

"Apa Anda bermimpi dengan mata terbuka, Tuan Hans Dirgantara?" sindir Eva yang menatap penuh kebencian kepada pria blasteran di depannya.

"Aku bermimpi?" Hans menyilangkan tangan di depan badan. "Mungkin dulu iya, tapi sekarang mimpiku akan menjadi kenyataan. Kamu tidak bisa menghindariku, bukan?"

"Karena kamu menggunakan cara kotor untuk menjebakku!"

Suara Eva terdengar semakin sengit.

"Jika tidak begitu, kamu tidak akan pernah menjadi milikku, Eve."

Eva membuang muka, ingin sekali menyuarakan sumpah serapah yang rangkaian katanya sudah tersusun di kepala. Tapi entah kenapa, dia terlalu lelah untuk berbicara dengan pria bebal seperti Hans Dirgantara.

"Katakan alasannya. Kenapa kamu memilihku?"

"Tidak ada alasan. Aku hanya ingin bertanggung jawab karena ada anakku di rahimmu."

"Apa kamu akan melakukan hal yang sama jika wanita lain yang ada di posisiku?" Eva menahan gemuruh yang menggerogoti kewarasannya. Jika bukan karena surat tugas dari rumah sakit yang berkaitan dengan sert
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status