Share

Bukan Pembantu

last update Last Updated: 2023-09-15 11:10:53

“Om, ini punggungnya basah berarti?” Cheryl mentap Dirga dengan tatapan yang cukup serius, dia masih ingat dengan apa yang sudah terjadi sebelumnya.

Dirga melirik ke arah belakang yang sebenarnya tidak terlihat, tapi cukup terasa basahnya.

“Kenapa Om malah melindungi saya tadi?” Cheryl merasa kebingungan dengan hal ini.

“Mereka keterlaluan,” sahut Dirga yang merasa tidak senang dengan apa yang mereka lakukan.

Secara perlahan Cheryl melepaskan jas yang Dirga gunakan sampai terlihat jelas kalau kemeja putih yang Dirga gunakan sudah berubah kotor oleh cokelat yang sudah disiramkan dan Cheryl menarik napasnya dengan cukup dalam, karena melihat bentuk punggung Dirga.

“Saya bersihin boleh Om?”

Bukannya melarang, dengan santai Dirga membuka kancing kemeja, hingga kemudian Dirga menurunkan kemejanya dan membuat Cheryl melihat dengan jelas bagian punggung Dirga yang pernah dia elus-elus malam itu.

Punggung yang terlihat kekar itu membuat Cheryl menelan salivanya dengan cukup kasar, hingga kemudian dia menarik napasnya dengan begitu panjang. “Om, bentar ya mau ambil handuk kecil sama air. Di mana itu?”

“Ada di kamar mandi, pakai saja.”

Setelah itu Cheryl melangkahkan kaki untuk mengambil apa yang dia butuhkan, hingga kemudian dia kembali ke arah di mana seorang pria tengah duduk tanpa menggunakan atasan.

“Maaf ya Om,” ucap Cheryl yang kemudian dia langsung mengelap punggung Dirga dengan cukup baik, bahkan secara pelan-pelan sampai kemudian dia terbengong karena melihat sesuatu.

“Om, ini bekas luka apaan?” tanya Cheryl sambil memegangi goresan luka yang cukup panjang dan saat melihat bekas lukanya, dia yakin kalau sebelumnya luka itu begitu dalam.

Tidak ada jawaban yang Dirga berikan tidak membuat Cheryl kembali mengajukan pertanyaan, dia hanya memilih untuk diam sampai kamudian dia melanjutkan kegiatannya.

“Om, kerasa gak sih panas? Ini punggung Om saja semerah ini. Lain kali jangan seperti ini ya Om, saya gak mau kalau sampai Om terluka hanya karena Om melindungi saya.” Cheryl merasa tidak enak.

“Lain kali, lindungi diri kamu, agar saya tidak harus melindungi diri kamu.”

Kalimat itu membuat Cheryl terdiam, dia kemudian menunduk dan melanjutkan kegiatannya, tapi tidak lama dari itu Dirga mengalihkan pandangannya.

“Tidak seharusnya kamu menuruti apa yang mereka katakan, karena kamu bekerja bukan untuk mereka, tugas kamu hanya mengurus El!” tekan Dirga.

“Ya maaf Om,” ucap Cheryl yang sudah tidak ingin berdebat apa pun lagi.

***

“Dirga! Dirga! Tante ingin berbicara dengan kamu!”

Mendengar kalimat itu membuat Dirga menghentikan langkah kakinya, hanya saja dia tidak ingin berbalik badan, sehingga dia membiarkan orang yang merupakan Tantenya berjalan ke hadapannya.

“Mau ke mana kamu?” tanya Lani dengan menggunakan nada bicara yang sangat serius.

“Ke mana pun saya pergi, bukan urusan Tante.”

Kening Lani mengernyit penuh dengan tanda tanya. “Saya bicara serius dengan kamu! Kenapa kamu jawab seperti ini, apa kamu marah pada saya atas apa yang sudah saya dan anak saya lakukan pada pembantu kamu ini?”

“Dia bukan pembantu!” tekan Dirga dengan raut wajah yang penuh dengan amarah.

“Kalau dia bukan pembantu, terus dia apa? Kenapa dia bisa ada di Rumah ini?”

“Dia Babysitter!”

Lani masih pusing dengan hal ini. “Terserah lah, hanya saja saya pusing, kenapa kamu sampai semarah ini sampai tidak menghargai keberadaan saya, padahal saya datang jauh-jauh untuk bertemu dengan kamu dan juga ingin menjenguk El!”

“Malam, waktunya El istirahat, jangan ganggu dia.”

“Ya kalau begitu saya ingin berbicara dengan kamu, terus sekarang kamu mau pergi ke mana?” Lani masih penasaran dengan tujuan Dirga sekarang.

“Pergi.”

Jawaban yang sangat singkat itu membuat Lani dan juga Cheryl terdiam, karena sebenarnya Cheryl juga merasa tidak menyangka kalau Dirga akan sedingin ini, padahal berhadapan dengan bagian keluarganya.

Merasa sudah tidak ingin berbicara, membuat Dirga dengan seketika melangkahkan kaki yang membuat Cheryl juga ikut melangkah.

“Dirga, jangan bilang kalau kamu mau mengantarkan perempuan itu?”

“Ya!” sebuah jawaban yang sangat jujur Dirga berikan.

“Kalau dia hanya babysitter, kenapa kamu sampai mau mengantarkan dia? Kalian mau pergi ke mana? Kenapa kamu pergi bersama dengan babysitter?”

Tidak ada jawaban yang Dirga berikan, dia terus melangkahkan kaki bersama dengan Cheryl, bahkan saat Cheryl melangkah lambat, membuat Dirga menarik tangan Cheryl kemudian masuk ke mobil.

“Om, kok punya keluarga yang kayak gitu?” tanya Cheryl dengan raut wajah yang terlihat cukup berhati-hati.

“Bukan saya yang menciptakan,” timpal Dirga dengan menggunakan nada bicara yang datar.

“Oh ya, kalau tuh orang sampai gangguin El gimana? Kenapa Om malah meninggalkan El?” Cheryl menjadi terpikirkan akan keadaan El nantinya.

“Tidak akan ada yang mengganggu El,” jawab Dirga penuh dengan rasa yakin.

“Mereka saja berani mengganggu saya, kenapa Om bisa yakin kalau mereka tidak akan mengganggu El?”

“Dia tahu El dari kecil, tidak seperti kamu yang baru bertemu sekarang.”

Cheryl masih merasa kebingungan dengan hal ini, sehingga kerutan di wajahnya belum usai.

“Sudah, tidak perlu mengkhawatirkan El, dia tidak akan diganggu.”

Di saat Cheryl mencoba untuk santai dengan pandangan yang dia fokuskan ke depan, kemudian tangan Dirga secara perlahan menarik kepalanya sampai akhirnya bersender di bahunya.

“Eh Om, apa gak keberatan?”

“Tenang saja.” Dirga menjawab dengan penuh kelembutan, hingga kemudian terasa jelas kalau tangan Dirga tengah mengelus-elus kepalanya dan elusannya membuat Cheryl merasakan sebuah rasa tenang.

Suasana di dalam mobil ini awalnya hening sampai kemudian terdengar suara krubuk yang cukup jelas dan Dirga menjadi menatap Cheryl dengan tanda tanya. “Kamu lapar?”

Cheryl tertawa kecil atas suara yang sudah perutnya timbulkan. “Hehe, belum sempet makan, tadi gak ikut makan sama El.”

“Pak, berhenti di Restoran depan.”

Mendengar kalimat itu membuat Cheryl dengan seketika bangkit dari posisi bersandarnya, dia manatap Dirga dengan begitu serius. “Lah, siapa yang bilang mau makan?”

“Orang lapar itu pasti mau makan,” sahut Dirga enteng.

“Ya tapi kan ... saya tidak mengatakan kalau saya ingin makan di Restoran Om, karena saya bisa makan nanti di Rumah.”

“Tidak papa, sekarang saja, agar kamu tidak perlu repot nantinya.”

Sikap baik Dirga membuat Cheryl terdiam, dia menatap Dirga dengan tatapan yang begitu dalam, karena Dirga yang tengah berhadapan dengannya jauhh berbeda dengan Dirga yang penuh amarah sebelumnya.

“Om,” panggil Cheryl sambil terus berpikir.

“Ya?”

“Kenapa saya ngerasa kalau sikap Om itu berbeda ya pada saat bersama dengan saya?”

Bukannya memberikan sebuah jawaban, Dirga malah mengukirkan senyuman kecilnya.

“Kenapa bisa seperti itu Om?”

“Menurut kamu?” Dirga membiarkan Cheryl berpikir akan hal ini.

Pikiran Cheryl sudah tertuju pada sesuatu hal, hanya saja dia merasa kebingungan bagaimana mengutarakannya, tapi rasa yakin dalam dirinya cukup besar.

“Om, gak mungkin kan kalau semua ini Om lakukan, karena Om sayang pada saya?”

Tatapan Cheryl semakin serius kala menatap Dirga, dia menunggu jawaban yang akan Dirga ucapkan, apalagi saat melihat senyuman yang kembali terukir di bibir Dirga yang tidak bisa dibohongi kalau dia menyukainya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Pertemuan Keluarga?

    *****Dirga berada di ruang tamu, duduk di kursi dengan tangan terlipat di pangkuannya. Raut wajahnya tampak kaku, sementara tiga sosok di depannya mulai membuka pembicaraan yang sudah lama ia hindari. Ada Mama Novita, Mamanyaa dan juga sudah pasti dengan mantan istrinya, duduk di sisi yang berlawanan dengan ekspresi yang berbeda-beda."Kamu tahu, Dirga, Novita sudah berubah," ujar Mamanya dengan lembut, seolah berusaha meyakinkan anaknya tersebut. "Dia sudah menyesali perbuatannya di masa lalu. Mungkin ini saatnya kalian berdua mencoba lagi."Mamanya Novita menganggukkan kepalanya. “Semua orang pernah berbuat salah Dirga, akan lebih baik kalau kamu memaafkan kesalahan yang sudah Novita perbuat, agar kalian bisa memperbaiki semuanya dan menjalani masa sekarang dengan masa depan yang lebih baik dari sebelumnya.”Dirga menatap mereka dengan tatapan yang sulit dibaca. Kemudian, Dirgaa beralih melirik Novita, yang duduk dengan wajah penuh penyesalan dan harapan, jika harus dijelaskan anta

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Menegosiasi

    “Rean.”“Iya Ma, ada apa?”“To the point saja ya,” ucap Mamanya yang membuat Rean mengangguk dalam sebuah rasa tanda tanya, karena memang dia tidak tahu hal apa yang ingin Mamanya bicarakan.“Kamu kenal dengan babysitter-nya El kan?”“Cheryl?”Mamanya Rean menganggukkan kepalanya.“Iya Ma, kenal. Kenapa?”“Mama dapat kabar kalau dalam beberapa waktu terakhir ini kamu seperti terlihat sedang mengejarnya.”Mendengar kalimat itu membuat Rean mematung, dia menatap Mamanya dengan sangat serius, karena ada sebuah rasa penasaran dalam dirinya tentang siapa orang yang memberi tahu hal ini pada Mamanya.“Tidak, kenapa memangnya?”“Rasanya kalau dilihat-lihat, mungkin kamu lebih cocok bersama dengan dia, secara kalian sama-sama masih muda, sama-sama belum menikah, tidak seperti saat dia bersama dengan Kakak kamu yang jelas perbedaan statusnya.”Di sini Rean masih tanda tanya, dia berpikir dengan begitu serius. “Memangnya kenapa?”“Papa kamu juga sudah mempertanyakan status kamu yang belum mempe

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Ingin Berhenti

    “Om ... sebenarnya hubungan ini mau di bawa ke mana?”Pertanyaan yang baru saja Cheryl ucapkan membuat Dirga mematung, dia mengalihkan pandangannya sampai pada akhirnya dia menatap Cheryl dengan begitu dalam, hanya saja Cheryl terus memandangi Dirga dengan penuh tanda tanya.“Mau dibawa ke mana Om, kalau cuma gini-gini aja, aku yang cape Om.”Kalimat itu begitu tergambar jelas dari ekspresi Cheryl yang memang dia sudah lelah menjalani hubungan yang tidak tahu ke mana arahnya.“Sebenarnya kamu tahu kalau saya bersama dengan Novita malam itu dari siapa?”“Om gak perlu tahu aku tahu dari mana, hanya saja aku memang tahu akan hal tersebut dan aku bukan sedang membahas dia Om, aku sedang membahas hubungan kita.”Cheryl menarik napasnya dengan sangat dalam. “Kayaknya udah jelas banget deh kalau hubungan kita itu banyak yang menentang, apalagi keluarga Om juga terlihat jelas gak suka sama aku.”“Hubungan kita bakalan berat kalau dilanjutkan,” ucap Cheryl yang memang sudah paham dengan keadaa

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Kembali Tersakiti

    “Rean! Rean!”Mendengar namanya dipanggil dengan menggunakan nada bicara yang sangat tinggi membuat Rean merasakan yang namanya kaget sampai kemudian dia mengalihkan pandangannya.Belum sampai Rean beranjak dari tempat duduk untuk melangkahkan kaki ke arah pintu, karena ingin membuka pintu, tapi sudah ada orang yang masuk ke Ruangannya dan di wajah orang itu terlihat jelas sebuah amarah yang begitu tinggi.“Rean!”“Ada apa?” tanya Rean dengan menggunakan nada bicara yang santai, karena memang dia tidak tahu hal apa yang membuat orang itu datang.Beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri Kakaknya membuat Rean merasa kaget, karena baru saja Kakaknya menarik kerah kemejanya dengan begitu kuat, apalagi tatapannya begitu tajam.“Ada apa Kak?”“Ada apa, ada apa, tidak usah berpura-pura tidak tahu dengan apa yang sudah terjadi!”Kening Rean mengernyit tanda tanya. “Kenyataannya aku memang tidak tahu apa-apa, memangnya kenapa? Kenapa datang-datang langsung marah?” Rean masih memberikan

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Menemani ke Acara

    Di sebuah tempat yang begitu mewah dengan orang-orang penting yang berlalu lalang, lain dengan dua orang yang baru saja melangkahkan kaki sampai di pintu masuk acara ini.Sebuah senyuman yang terukir dengan sangat lebar di bibir seorang wanita yang mendapatkan sebuah undangan di acara ini, dia merasakan sebuah kesenangan yang sangat tinggi, karena dia tengah bersama dengan seorang pria yang berhasil menempati hatinya dalam waktu yang lama dan ingin kembali dia miliki.“Tidak usah gandengan tangan.”Kalimat itu langsung keluar dari mulut Dirga saat dia merasakan kalau Novita baru saja menggandeng tangannya, tapi bukan melepaskan gandengan tangannya, Novita malah terus menggandengnya dengan tatapan yang sangat dia fokuskan memperhatikan Dirga.“Udah lah Mas, gak usah kayak gini. Mereka aja santai gandengan tangan, kenapa kamu tidak mau?” Novita berucap sambil mengedarkan pandangannya yang memang banyak orang yang sekarang tengah bersama dan saling bergandengan.“Mungkin mereka pasangan,

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Mulai Menemani

    Tok tok tok“Masuk,” sahut seorang pria di dalam yang tidak tahu siapa yang baru saja mengetuk pintunya sampai terdengar suara langkah kaki, hanya saja pria pemilik nama Dirga itu masih enggan mengalihkan pandangannya.“Selamat sore Mas.”Suara yang sangat dia kenali membuat Dirga mengalihkan pandangannya sampai dia mengernyit sendiri karena melihat siapa orang yang datang dan dia tanda tanya dengan tujuan dari orang itu datang.“Mau apa kamu ke sini?” tanya Dirga dengan nada dan juga ekspresi yang terlihat tidak suka.“Aku mau ngajak kamu pergi makan, kalau gak sore ini ... malam ini.”“Gak, gak bisa.” Dirga langsung memberikan sebuah penolakan, karena memang dia tidak ingin jika dia harus bersama dengan Novita.Bukannya merasa kesal atau bete mendapatkan sebuah penolakan, Novita malah dengan santai melangkahkan kaki sampai pada akhirnya dia berdiri di samping Dirga yang membuat Dirga mengernyit tanda tanya pada apa yang akan Novita lakukan.Tangan Novita secara perlahan menyentuh tu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status