Selesai membereskan barang-barangnya, Cheryl langsung melangkahkan kaki meninggalkan kelas, dia berjalan sangat buru-buru yang sudah pasti bukan ke arah Toilet, karena semula dia hanya beralasan saja agar Dosennya ingat pada waktu. Langkah kaki Cheryl begitu terburu-buru sampai tidak sadar kalau ada laki-laki yang tengah berdiri sambil bersandar ke dinding. “Apakah tidak melihat ada pacarnya di sini?” Kalimat itu membuat Cheryl dengan seketika menghentikan langkah kakinya, dia merasa sangat kenal dengan suara itu, apalagi dengan kalimat seperti itu sampai akhirnya laki-laki yang sudah memanggilnya berdiri di sampingnya. “Axel?” “Mau ke mana? Kenapa buru-buru?” Penuh dengan keseriusan Cheryl memikirkan jawabannya, karena dia merasa tidak bisa memberikan jawaban yang sebenarnya pada Axel, sebab akhirnya akan banyak pertanyaan yang ujungnya dia mendapatkan sebuah larangan. “Ada urusan, makanya buru-buru.” “Urusan apa?” “Ada lah, emangnya kamu harus tahu ya setiap urusan aku? Engga
Cheryl terlihat begitu gelisah, dia mengedarkan pandangannnya ke sana kemari, karena tidak ada Anak yang dia cari, hingga dia menjadi berpikir penuh dengan keseriusan harus pergi ke mana sekarang. Saat tadi dia ke Sekolahan El, dia sama sekali tidak bertemu dengan El, karena sudah lebih dari 1 jam dari waktu El pulang, dia mempunyai pikiran kalau El ada di rumah, tapi ternyata di Rumah juga tidak ada. Tidak ada satu orang pun yang memberikan jawaban baik, sehingga perasaan Cheryl menjadi tidak karuan sampai kemudian dia menarik napasnya dengan sangat dalam dan berlari keluar dari Rumah ini. Sekarang Cheryl merasa cukup beruntung, karena tidak lama keluar dia langsung bertemu dengan Abang gojek yang bisa mengantarkan dirinya untuk ke Kantor Dirga. Rasanya Cheryl tidak bisa diam saja dengan hal ini, dia langsung menemui Dirga yang bahkan sekarang dia berada di hadapan Ruangan Dirga, dia mengetuk-ngetuk pintu Ruangannya beberapa kali. “Permisi, Pak Dirga. Ini saya, bolehkah saya masu
Tok tok tok Terdengar suara ketukan pintu yang jelas membuat Cheryl bangkit dari tempat duduknya, bahkan dia mengabaikan apa yang seharusnya dia selesaikan sampai kemudian membuka pintu. “Ada apa Bang?” tanya Cheryl sambil memperhatikan laki-laki di hadapannya. “Siap-siap, malam ini Axel mau datang dan katanya dia mau ngajak jalan. Jadi, sekarang harus siap-siap dan dandan yang cantik untuk malam ini.” Mendengar hal tersebut membuat Cheryl mengernyit, dia menatap Abangnya dengan tatapan yang cukup serius. “Apa yang sudah terjadi sampai Axel mau datang dan Abang menyuruh untuk siap-siap?” Cheryl merasa curiga. “Gak ada, buruan siap-siap, jangan buat dia kecewa malam ini atau tahu sendiri apa yang bakalan terjadi kalau tidak menuruti apa yang sudah dikatakan untuk pergi bersama dengan Axel!” ancam Jordan dengan serius. “Malam ini Abang mau pergi, makanya kamu buruan siap-siap!” seru Jordan dengan sangat serius dan langsung melangkahkan kakinya, tapi Cheryl menatap tahan Jordan. “B
“Mending sama Om Dirga gak sih? Ya, kalau kamu emang nyaman sama dia, terus udah ngerasa gak betah sama Axel, ya ... untuk apa kamu mempertahankan Axel?” Apa yang Reva sampaikan tidak ada salahnya, tapi entah kenapa Cheryl merasa berat kalau dia harus meninggalkan Axel begitu saja dengan permasalahan finansial yang belum selesai. “Gini deh, kamu kan bilang gak mau kalau Axel dimanfaatin sama Abang kamu?” Cheryl menganggukkan kepalanya. “Aku rasa di sini Axel bukan dimanfaatin sama Abang kamu deh, karena dia juga tidak sebego itu untuk dimanfaatkan, aku rasa dia melakukan semua itu agar kamu tidak sampai bisa lepas dari dia.” Reva menarik napasnya dengan sangat dalam. “Kamu gak percaya sama apa yang aku katakan?” Kali ini Cheryl menggelengkan kepalanya. “Buktinya sekarang kamu sulit untuk melepaskan dia, padahal kamu dulunya udah ngebet banget buat ngelepas dia sampai memikirkan cara lepas dari dia dan berujung dengan nyewa orang karena mau lepas dari dia, tapi sampai sekarang?”
Waktu malam tiba, Cheryl sekarang tengah bersama dengan Dirga, awalnya Cheryl hanya tanda tanya dengan tujuan dari Dirga mengajaknya, hingga kemudian dia merasa heran karena dia diajak ke tempat yang terlihat begitu mewah. “Om, mengajak makan ke tempat seperti ini untuk apa?” Cheryl memandangi Dirga dengan tatapan yang cukup serius. Bukannya memberikan jawaban dari alasan yang membuat Dirga mengajak Cheryl ke tempat makan yang mewah, dia malah terus melanjutkan langkah kakinya sampai di sebuah meja yang mana di meja itu sudah terdapat pelayan yang menanti. “Silakan duduk,” ucap Dirga dengan senyuman yang terukirkan. Awalnya Cheryl ragu dengan apa yang harus dia lakukan, sampai kemudian waktu berlalu, dia makan dengan santai, apalagi tempat makannya juga terlihat mempunyai pemandangan yang indah meski dia jauh lebih sering memperhatikan Dirga. “Ada hal yang ingin saya bicarakan,” ucap Dirga yang membuat Cheryl menatap Dirga serius. “Bicara apa Om?” “Saya tidak pandai berbasa-basi
“Cher, Cher, kamu harus liat ini sih, tapi mending kamu datang langsung ke sini!” Mendengar kalimat yang terdengar seperti orang yang merasa khawatir, membuat Cheryl tanda tanya. “Emangnya ada apaan sih? Kok heboh banget?” “Axel! Axel!” ucap Reva yang terdengar begitu panik. “Kenapa sama Axel? Kamu kalau mau ngasih tahu atau ngasih info yang bener bisa gak sih? Gak usah setengah-setengah kayak gini kan aku pusing mikirinnya!” Cheryl merasa gereget sendiri denngan hal tersebut. “Intinya mending kamu datang sendiri ke Red House, aku liat Axel lagi digoda sama perempuan, kayaknya dia pesen perempuan atau gimana gitu!” Reva mengutarakan apa yang dia tahu. “Kamu lagi di sana?” “Iya, aku gak ada kerjaan sama bosen juga, makanya aku ke sini, hehe.” Mendengar kalimat itu membuat Cheryl menggeleng-gelengkan kepalanya, hingga kemudian dia teringat akan sesuatu. “Ih, malam ini aku juga mau ke sana.” “Mau ngapain kamu ke sini?” “Nemenin Om Dirga,” jawab Cheryl apa adanya. “Nemenin apaan
“Axel!” panggil Cheryl dengan begitu kencang yang membuat sang pemilik nama beserta perempuan itu mengalihkan pandangan dan Cheryl langsung melangkahkan kaki ke arah mereka. “Lho? Ada di sini?” “Seharusnya aku yang nanya kenapa kamu bisa ada di sini, kamu habis main sama perempuan bayaran itu kan?” Emosi Cheryl dengan seketika membludak. “Tenang dulu, gak ada yang dilakukan, aku hanya bersenang-senang saja, tidak berlebihan.” Axel masih mencoba untuk terlihat biasa saja dalam hal ini. “Gak! Gak bisa tenang, udah jelas melihat kamu bersama dengan perempuan itu, makanya aku udah gak mau lagi sama kamu!” tekan Cheryl yang kemudian menarik napasnya dengan sangat panjang. “Hubungan kita sampai sekarang sudah cukup, setelah ini kita putus!” “Gak!” tolak Axel penuh dengan keseriusan. Hal seperti ini bukan terjadi hanya satu kali, melainkan sudah berulang kali, hanya saja memang sampai saat ini Axel tidak pernah mengiyakan keinginan Cheryl untuk putus darinya. “Terserah, mau kamu gak t
Langkah kaki Cheryl terhenti, dia memandangi orang di hadapannya dengan tatapan yang begitu serius, bahkan tujuannya untuk menghampiri orang itu tidak dia lanjutkan karena melihat orang itu bersama dengan seorang wanita.“Sebenarnya siapa dia, kenapa dia keliatan deket banget sama Om Dirga, apakah dia ada hubungan sama Om Dirga?” Cheryl terus memperhatikan Dirga yang tengah bersama dengan seorang wanita yang tidak dia ketahui siapa.“Kayaknya tuh orang bukan orang biasa, apalagi dia sampai berani sedekat itu sama Om Dirga di Kantor.” Pikiran Cheryl terus berkeliaran.Pandangan Cheryl dengan seketika membelalak saat melihat tangan wanita itu yang memegangi area leher Dirga dan terlihat kalau wanita itu benar-benar menggoda Dirga, sementara Dirga mengalihkan pandangan memperhatikan tangan orang itu.Memang tidak lama dari itu Dirga menghempaskan tangan wanita itu, hanya saja rasa sakit dalam diri Cheryl sudah muncul, apalagi saat melihat kalau wanita itu malah dengan sengaja mendekat da