Share

Melindungi Pembantu

Penulis: Phebe Fortunata
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-13 12:59:38

Cheryl tengah melangkahkan kakinya menuruni anak tangga satu persatu dengan begitu santai, hingga kemudian dia melihat ada 2 orang yang tengah bersantai di sofa, dia tidak mengetahui siapa mereka dan karena tidak ada urusan antara dirinya dengan mereka, maka Cheryl memilih melangkahkan kaki untuk menuju ke pintu keluar.

“Heh kamu! Buatkan saya dan juga anak saya minuman, sekalian bawakan cemilan!”

Kalimat perintah yang baru saja diucapkan oleh wanita itu, membuat Cheryl memiringkan kepalanya.

“Kamu mendengarnya atau tidak? Bawakan saya minuman dan juga cemilan untuk anak saya!” Wanita itu mengulang dengan menggunakan nada bicara yang penuh penekanan.

“Saya?” Cheryl menunjuk ke arah dirinya sendiri.

“Iya lah budeg! Kamu yang disuruh sama Mama barusan, siapa lagi?” Perempuan pemilik nama Vera itu merasa kesal karena Cheryl malah bertanya seperti orang bodoh.

“Cepat!” seru wanita bernama Lani sambil menunjuk ke arah dapur.

Ditemani perasaan kesal, Cheryl melangkahkan kaki ke arah dapur, dia sebenarnya bingung mau membuatkan minuman apa, sehingga berakhir mengambil minuman asal dan juga cemilan yang dia lihat.

“Lama amat sih!” Vera merasa sangat kesal dengan hal ini.

“Lho, kenapa minumannya ditumpahkan?” Cheryl merasa bingung melihat Vera yang bukan meminum apa yang sudah dia ambil, melainkan malah menumpahkannya.

“Ngotak aja dong kalau jadi orang, masa malam-malam kayak gini ngasihnya orange juice?”

Kepala Cheryl miring, dia merasa tidak ada salahnya dengan minuman yang sudah dia ambilkan, karena menurutnya cukup enak menikmati orange juice yang tidak dia tambahkan air.

“Buatkan saja chocolate panas!” seru Vera yang berlagak seperti majikan.

Cheryl menarik napasnya dengan sangat dalam yang kemudian dia melangkahkan kaki untuk kembali ke dapur.

“Heh! Sekalian bawakan cookies atau apa saja untuk teman menikmati minumannya.”

Hembusan napas kasal Cheryl keluarkan yang kemudian dia mencari-cari di mana cokelat berada, karena memang dia tidak tahu di mana keberadaannya, hingga dia melihat ada seorang wanita yang sudah lumayan tua menghampirinya.

“Non? Sedang mencari apa? Duh maaf, Bibi tadi gak denger ada yang masuk dapur.”

Pandangan Cheryl terfokuskan memperhatikan pinggiran kening wanita itu. “Bibi lagi sakit?” tanya Cheryl.

“Iya Non, mau pulang dulu, tapi tunggu besok saja, siapa tahu mendingan. Sedang mencari apa?”

“Lagi cari cokelat bubuk yang bisa diseduh di mana ya?”

“Untuk siapa? Untuk Tuan bukan?”

Cheryl menggelengkan kepalanya. “Bukan Bi, entah untuk siapa tidak tahu.”

“Oh, ini saja, jika untuk tamu, kalau untuk Tuan biasanya berbeda karena selera Tuan cukup berbeda.”

Pada akhirnya Cheryl menyeduh cokelat itu. “Ada cemilan yang manisnya gak Bi?” tanya Cheryl.

“Ini Non, aduh kepala Bibi masih pusing.”

Cheryl mengambilkan cemilan itu.

“Biar Bibi saja yang antar Non, ini kan bukan tugas Non.”

“Di Rumah ini hanya ada Bibi?”

Bibinya menggelengkan kepalanya. “Ada tiga orang yang menemani Bibi, hanya saja untuk yang satu sedang pergi ada urusan apa gitu lupa lagi, kalau yang satunya lagi ke Rumah Sakit jenguk keluarganya yang sakit.”

“Oh, ya sudah. Gak papa, biar aku saja yang antarkan minumannya, Bibi istirahat saja, biar cepet sembuh.”

“Lho Non? Gak papa mengerjakan pekerjaan Bibi?”

“Iya gak papa.”

“Makasih banyak ya Non.”

Setelah itu Cheryl melangkahkan kaki meninggalkan dapur untuk kembali ke tempat di mana perempuan yang tidak dia ketahui urusannya apa dan alasannya apa kenapa berada di Rumah Dirga.

“Hih! Lama banget sih?” Vera sudah merasa sangat kesal dengan hal ini.

“Kenapa sih mau buru-buru emangnya mau ke mana, lagian cepat juga tidak akan langsung diminum kan?” Cheryl merasa cukup kesal dengan hal ini.

“Lah kok nyolot?”

“Karena permintaannya membuat pusing!” timpal Cheryl yang pada akhirnya dia tidak bisa menahan emosinya.

“Ada apa ini?” tanya Lani yang baru saja kembali.

“Ini Mam, masa pembantu ini gak terima disuruh-suruh dan malah nyolot!” adu Vera.

“Baru jadi pembantu saja belagu kamu, jangan belagu pada kita! Kamu tidak tahu siapa saya dan juga Anak saya?”

Cheryl diam, karena memang dia tidak tahu siapa mereka.

“Saya ini adalah Tantenya Dirga, berarti Anak saya adalah keponakannya!”

“Jangan belagu sama kita ya atau kamu akan dipecat sebagai pembantu di sini!”

“Pembantu aja sombongnya minta ampun, pake gak mau disuruh.”

“Saya bukan pembantu di Rumah ini!” tekan Cheryl penuh dengan emosi.

“Kalau bukan pembantu di Rumah ini, terus kenapa bisa ada di Rumah ini?” Vera menatap Cheryl penuh dengan keseriusan.

“Alasan kenapa bisa ada di Rumah ini, karena saya adalah b—

“Babu? Iya!”

Cheryl merasa sangat emosi dengan semua ini, sehingga tatapan matanya terlihat sangat tajam kala menatap Vera.

“Apa melotot kayak gitu? Mua disiram matanya? Iya?!”

“Arh!” teriak Cheryl dengan seketika saat gelas cokelat panas itu Vera ambil dan hendak dia siramkan pada Cheryl.

Detak jantung Cheryl begitu kencang, dia merasa kaget dengan seketika, sampai dia tidak sadar ada seseorang yang tengah memegangi tubuhnya.

Dua orang yang merupakan Ibu dan anak itu terdiam kala melihat kedatangan orang paling berkuasa di Rumah ini.

“Lho, Om? Kenapa malah melindungi pembantu ini?”

Mendengar pertanyaan itu membuat Cheryl diam sejenak sampai dia sadar kalau wajahnya tidak terasa basah dan kemudian secara perlahan dia membuka matanya.

Wajah yang belum dia lihat seharian ini sekarang bisa dia lihat dalam jarak yang sangat dekat, hingga dia sadar kalau ternyata jantungnya berdetak kencang bukan semata-mata hanya takut, melainkan karena berada dekat dengan Dirga.

“Dirga! Kenapa kamu melindungi perempuan tidak tahu diri ini?”

“Iya Om. Kenapa sih Om malah melindungi pembantu sialan itu?”

“Pembantu?” Dirga menatap mereka dengan tatapan yang penuh dengan kekesalan.

“Dia emang pembantu di Rumah ini kan?”

“Dia bukan pembantu!”

Mendengar kalimat itu, membuat Cheryl merasa udara yang dia hirup terasa sangat segar, bahkan dia merasa bahagia atas hal ini.

“Kalau bukan pembantu, kenapa dia bisa ada di Rumah ini?” Lani masih merasa tanda tanya dengan hal ini.

“Iya, mana pake segala dilindungin lagi, emang sepenting itu ya dia buat Om?” Vera masih membenci Cheryl, sehingga dia belum bisa mengontrol kalimat saat berhadapan dengan Dirga.

“Siapa pun dia, tidak ada hak untuk kalian menyuruhnya, apalagi menyakitinya!” tekan Dirga penuh dengan keseriusan.

Mendengar nada bicara yang sangat tinggi, membuat Cheryl merasa kaget, dia menatap Dirga dengan tatapan yang cukup dalam sampai dia mlihat ada sedikit cokelat di wajahnya dan dia baru ingat kalau cokelat itu mengenai tubuh Dirga.

“Are you okay?”

Pertanyaan yang sudah Dirga ucapkan, membuat Cheryl mematung. “Eh ... bukankah yang seharusnya bertanya itu saya ya?”

Tangan Dirga secara perlahan mengelus wajah Cheryl yang membuat semua orang yang ada di sini merasa bingung, apalagi mereka yang sudah tahu bagaimana Dirga yang tidak peduli pada orang lain, tapi dia malah melindungi Cheryl sekarang.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Pertemuan Keluarga?

    *****Dirga berada di ruang tamu, duduk di kursi dengan tangan terlipat di pangkuannya. Raut wajahnya tampak kaku, sementara tiga sosok di depannya mulai membuka pembicaraan yang sudah lama ia hindari. Ada Mama Novita, Mamanyaa dan juga sudah pasti dengan mantan istrinya, duduk di sisi yang berlawanan dengan ekspresi yang berbeda-beda."Kamu tahu, Dirga, Novita sudah berubah," ujar Mamanya dengan lembut, seolah berusaha meyakinkan anaknya tersebut. "Dia sudah menyesali perbuatannya di masa lalu. Mungkin ini saatnya kalian berdua mencoba lagi."Mamanya Novita menganggukkan kepalanya. “Semua orang pernah berbuat salah Dirga, akan lebih baik kalau kamu memaafkan kesalahan yang sudah Novita perbuat, agar kalian bisa memperbaiki semuanya dan menjalani masa sekarang dengan masa depan yang lebih baik dari sebelumnya.”Dirga menatap mereka dengan tatapan yang sulit dibaca. Kemudian, Dirgaa beralih melirik Novita, yang duduk dengan wajah penuh penyesalan dan harapan, jika harus dijelaskan anta

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Menegosiasi

    “Rean.”“Iya Ma, ada apa?”“To the point saja ya,” ucap Mamanya yang membuat Rean mengangguk dalam sebuah rasa tanda tanya, karena memang dia tidak tahu hal apa yang ingin Mamanya bicarakan.“Kamu kenal dengan babysitter-nya El kan?”“Cheryl?”Mamanya Rean menganggukkan kepalanya.“Iya Ma, kenal. Kenapa?”“Mama dapat kabar kalau dalam beberapa waktu terakhir ini kamu seperti terlihat sedang mengejarnya.”Mendengar kalimat itu membuat Rean mematung, dia menatap Mamanya dengan sangat serius, karena ada sebuah rasa penasaran dalam dirinya tentang siapa orang yang memberi tahu hal ini pada Mamanya.“Tidak, kenapa memangnya?”“Rasanya kalau dilihat-lihat, mungkin kamu lebih cocok bersama dengan dia, secara kalian sama-sama masih muda, sama-sama belum menikah, tidak seperti saat dia bersama dengan Kakak kamu yang jelas perbedaan statusnya.”Di sini Rean masih tanda tanya, dia berpikir dengan begitu serius. “Memangnya kenapa?”“Papa kamu juga sudah mempertanyakan status kamu yang belum mempe

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Ingin Berhenti

    “Om ... sebenarnya hubungan ini mau di bawa ke mana?”Pertanyaan yang baru saja Cheryl ucapkan membuat Dirga mematung, dia mengalihkan pandangannya sampai pada akhirnya dia menatap Cheryl dengan begitu dalam, hanya saja Cheryl terus memandangi Dirga dengan penuh tanda tanya.“Mau dibawa ke mana Om, kalau cuma gini-gini aja, aku yang cape Om.”Kalimat itu begitu tergambar jelas dari ekspresi Cheryl yang memang dia sudah lelah menjalani hubungan yang tidak tahu ke mana arahnya.“Sebenarnya kamu tahu kalau saya bersama dengan Novita malam itu dari siapa?”“Om gak perlu tahu aku tahu dari mana, hanya saja aku memang tahu akan hal tersebut dan aku bukan sedang membahas dia Om, aku sedang membahas hubungan kita.”Cheryl menarik napasnya dengan sangat dalam. “Kayaknya udah jelas banget deh kalau hubungan kita itu banyak yang menentang, apalagi keluarga Om juga terlihat jelas gak suka sama aku.”“Hubungan kita bakalan berat kalau dilanjutkan,” ucap Cheryl yang memang sudah paham dengan keadaa

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Kembali Tersakiti

    “Rean! Rean!”Mendengar namanya dipanggil dengan menggunakan nada bicara yang sangat tinggi membuat Rean merasakan yang namanya kaget sampai kemudian dia mengalihkan pandangannya.Belum sampai Rean beranjak dari tempat duduk untuk melangkahkan kaki ke arah pintu, karena ingin membuka pintu, tapi sudah ada orang yang masuk ke Ruangannya dan di wajah orang itu terlihat jelas sebuah amarah yang begitu tinggi.“Rean!”“Ada apa?” tanya Rean dengan menggunakan nada bicara yang santai, karena memang dia tidak tahu hal apa yang membuat orang itu datang.Beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri Kakaknya membuat Rean merasa kaget, karena baru saja Kakaknya menarik kerah kemejanya dengan begitu kuat, apalagi tatapannya begitu tajam.“Ada apa Kak?”“Ada apa, ada apa, tidak usah berpura-pura tidak tahu dengan apa yang sudah terjadi!”Kening Rean mengernyit tanda tanya. “Kenyataannya aku memang tidak tahu apa-apa, memangnya kenapa? Kenapa datang-datang langsung marah?” Rean masih memberikan

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Menemani ke Acara

    Di sebuah tempat yang begitu mewah dengan orang-orang penting yang berlalu lalang, lain dengan dua orang yang baru saja melangkahkan kaki sampai di pintu masuk acara ini.Sebuah senyuman yang terukir dengan sangat lebar di bibir seorang wanita yang mendapatkan sebuah undangan di acara ini, dia merasakan sebuah kesenangan yang sangat tinggi, karena dia tengah bersama dengan seorang pria yang berhasil menempati hatinya dalam waktu yang lama dan ingin kembali dia miliki.“Tidak usah gandengan tangan.”Kalimat itu langsung keluar dari mulut Dirga saat dia merasakan kalau Novita baru saja menggandeng tangannya, tapi bukan melepaskan gandengan tangannya, Novita malah terus menggandengnya dengan tatapan yang sangat dia fokuskan memperhatikan Dirga.“Udah lah Mas, gak usah kayak gini. Mereka aja santai gandengan tangan, kenapa kamu tidak mau?” Novita berucap sambil mengedarkan pandangannya yang memang banyak orang yang sekarang tengah bersama dan saling bergandengan.“Mungkin mereka pasangan,

  • Babysitter Kesayangan Om Duda   Mulai Menemani

    Tok tok tok“Masuk,” sahut seorang pria di dalam yang tidak tahu siapa yang baru saja mengetuk pintunya sampai terdengar suara langkah kaki, hanya saja pria pemilik nama Dirga itu masih enggan mengalihkan pandangannya.“Selamat sore Mas.”Suara yang sangat dia kenali membuat Dirga mengalihkan pandangannya sampai dia mengernyit sendiri karena melihat siapa orang yang datang dan dia tanda tanya dengan tujuan dari orang itu datang.“Mau apa kamu ke sini?” tanya Dirga dengan nada dan juga ekspresi yang terlihat tidak suka.“Aku mau ngajak kamu pergi makan, kalau gak sore ini ... malam ini.”“Gak, gak bisa.” Dirga langsung memberikan sebuah penolakan, karena memang dia tidak ingin jika dia harus bersama dengan Novita.Bukannya merasa kesal atau bete mendapatkan sebuah penolakan, Novita malah dengan santai melangkahkan kaki sampai pada akhirnya dia berdiri di samping Dirga yang membuat Dirga mengernyit tanda tanya pada apa yang akan Novita lakukan.Tangan Novita secara perlahan menyentuh tu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status