Share

Badmi 7

Tidak pernah ada dalam bayangan Naila akan berada satu tempat dengan orang yang menjadi pasangan hidupnya, selama ini Benny sendiri memiliki profesi berbeda begitu juga dengan Rafa. Lain halnya dengan Evan yang memang dalam satu tempat hanya saja mereka tidak berada dalam satu departemen atau divisi yang sama, Naila sebenarnya tahu kalau Irwan adalah seorang chef hanya saja tidak menyangka memiliki jabatan yang tinggi. Posisi Irwan dengan Naila sebenarnya sama di H&D Group tapi tidak di hotel atau restoran, Naila berada dibawah Irwan sebagai asistennya dalam menghasilkan menu-menu baru.

“Ganti pakaian kamu sekarang dan ikut setelah ini.” Irwan menatap datar pada Naila yang hanya bisa mengangguk “Kamu tahu dimana pakaian dan juga ruang ganti?” Naila menggelengkan kepala.

Naila menatap Irwan yang berdiri membuka salah satu lemari, melangkah kembali kearahnya dan memberikan bungkusan transparan berisi pakaian. Naila menatap bingung pada Irwan yang tidak bicara sama sekali, kode yang diberikan Irwan seketika membuat Naila tersadar dan langsung masuk ke tempat dimana yang Irwan tunjuk.

Saat Naila keluar tampak Irwan sibuk dengan kertas-kertas yang ada diatas meja, Naila melihat ruangan yang mereka tempati saat ini. Dalam pikiran Naila seorang chef utama berada di tempat yang bagus tapi nyatanya jarak ruangan tidak jauh dari dapur, berjalan dengan duduk dihadapan Irwan yang masih belum menyadari keberadaan Naila dihadapannya.

“Sudah selesai ternyata.” Irwan menatap Naila sekilas “Ayo ikut.”

Naila memegang lengan Irwan yang membuat mereka saling menatap “Kamu akan bilang hubungan kita?”

“Belum waktunya.”

“Kenapa?”

“Kamu mau mereka berpikir kalau kamu masuk sini gara-gara aku?” Naila langsung menggelengkan kepalanya, mendekatkan kepalanya membuat Naila mundur hanya saja pinggang Naila langsung dipegang membuat wajah Irwan semakin mendekat dan mau tidak mau Naila memejamkan matanya sampai merasakan benda kenyal di keningnya “Maaf tadi galak sama kamu.” Irwan membelai pipi Naila pelan “Ayo kita keluar.”

Naila membeku dengan apa yang Irwan lakukan barusan, jantungnya berdetak kencang dan pernikahan mereka yang tidak main-main ini mampu membuat Naila tidak berkutik sama sekali. Tersadar dari lamunannya saat kembali merasakan benda kenyal di bibirnya yang membuat Naila membelalakkan matanya, Irwan tersenyum kecil melihat reaksi Naila sambil merapikan penampilan Naila dengan mengikat rambutnya menjadi tapi.

“Nanti saat di area dapur gunakan pelindung yang baik, jangan sampai rambut kamu jatuh di makanan.” Irwan membelai lembut kembali pipi Naila “Melamunnya nanti kalau dirumah dan kamu bisa bertanya apapun.”

Menatap punggung Irwan yang membuka pintu membuat Naila melakukan hal yang sama, berjalan berdampingan dengan Irwan yang disampingnya menjelaskan ruangan apa saja yang ada disekitar dapur dan tidak tertinggal memperkenalkan mereka satu sama lain. Naila satu per satu mengenal mereka dengan sangat baik, selepas berkenal dengan mereka Irwan menjelaskan lengkap mengenai latar belakang mereka.

“Ini area dapurnya untuk yang tidak perlu melihat pekerjaan kita.” Irwan menunjukkan dapur yang menurutnya dapur kotor “Kita ke dapur yang kalau masak bisa dilihat oleh pengunjung.”

Mereka melangkah keluar dari dapur menuju salah satu ruangan yang tertutup, sebelum membuka pintu Irwan memberikan penutup kepala dan juga mulut. Naila yang melihat itu langsung paham dan mengikuti apa yang Irwan lakukan, masuk kedalam yang sudah mulai ramai membuat Naila menatap sekitar.

“Sudah sampai mana?” tanya Irwan membuat Naila mengalihkan pandangan.

Tatapan Naila tidak lepas dari Irwan yang tampak serius mendengarkan penjelasan orang dihadapannya, Irwan memberi kode pada Naila untuk mengikutinya dan pastinya dilakukan dengan yakin pasalnya bagaimanapun Irwan adalah pimpinan tertinggi di area dapur.

“Waktunya 2 menit.” Irwan mengatakan dengan keras membuat semua menghentikan gerakan dengan menatap Irwan “Sebelah saya ini adalah Naila yang bertugas sebagai asisten saya, Naila bukan hanya asisten saya saja jika nanti saya berhalangan atau ada menu baru dari dia maka dia yang akan berdiri disini, paham?” 

“Ya, Chef.” Teriak mereka bersamaan.

“Bagus, jadi hormati Chef Naila sama seperti saya. Sekarang kembali ke posisi sebelumnya dan akan dilanjutkan oleh Chef Derry.” Irwan menatap Derry yang hanya mengangguk.

Naila menatap mereka yang langsung kembali pada posisinya setelah Irwan menutup pembicaraan, mengalihkan pandangan pada Irwan yang berbicara dengan Derry membuat Naila hanya diam mendengarkan. Pembicaraan mereka mengenai hal-hal berkaitan dengan dapur dan juga bahan-bahan persediaan, Naila sendiri tidak tahu bergabung dalam pembicaraan mereka.

“Nanti kita bicarakan kembali.” Irwan berkata dengan santai yang diangguki Derry “Ayo kita lanjut tempat lain.” Naila mengangguk singkat dan memberikan senyum kecil pada Derry setelahnya mengikuti langkah Irwan dari belakang “Nggak usah tebar pesona.”

Memilih tidak membalas perkataan Irwan, tidak lupa mereka melepaskan perlengkapan yang digunakan. Naila memilih menyimpannya dimana Irwan melakukan hal yang sama, langkah mereka sekarang menuju bagian hotel yang menjadi tempat banyak orang lewat. Naila bisa melihat betapa besarnya hotel yang ditempatinya saat ini, dirinya tidak tahu banyak mengenai hotel tempat kerjanya sama sekali. Papanya bilang kalau H&D Group adalah perusahaan besar dan tidak main-main dimana semua orang berlomba untuk bisa sama dengan perusahaan itu, kehidupan anak-anaknya yang berbeda dengan anak-anak kaya pada umumnya.

Terlalu asyik melihat sekitar membuat Naila tidak sadar berada dimana saat ini, menatap sekitar yang tampak bagus membuat Naila memegang ujung baju Irwan. Langkah mereka terhenti dengan saling menatap satu sama lain, dimana tatapan Naila meminta penjelasan dimana mereka saat ini.

“Kita ke ruangan GM yang tidak lain adalah Leo, selanjutnya ke ruangan aku dan kamu sebenarnya.” Irwan menjelaskan membuat Naila mengangguk “Nanti aku minta voucher menginap disini sama Leo buat bulan madu kita.”

“Nggak gitu juga kali, Mas.”

“Ya udah ayo kita ke ruangan Leo.”

Irwan menggenggam tangan Naila yang membuatnya terkejut, memilih diam dan mengikuti langkah Irwan. Langkah Irwan bahkan tidak dihentikan sama sekali oleh seseorang, membuat Naila menatap sekitar mencari keberadaan seseorang.

“Asistennya pasti sedang sibuk, sebenarnya ada lagi hanya saja kalau tidak ada yang penting nggak pernah datang kesini.” Irwan menjelaskan membuat Naila hanya mengangguk.

“Sudah datang Naila?” Leo berdiri menyalami Naila “Rumah sakit dulu?”

“Ya, sudah terlanjur membuat janji dan juga lihat perkembangannya.” Naila menjawab dengan lembut membuat Leo mengangguk.

“Kalian benar nggak mau bulan madu gitu?” tanya Leo menatap Irwan dan Naila bergantian.

“Maunya kasih free buat nikah disini.” Irwan menjawab santai.

“Kaya nggak ada duit aja.” Leo menanggapinya dengan santai “Tadi sudah lihat-lihat?” Naila mengangguk pelan “Sudah lihat kamar khusus buat Irwan?”

“Memang ada?” tanya Naila penasaran menatap Irwan dan Leo berulang kali.

“Pesanan khusus sebelum berangkat ke Surabaya untuk menikah dan minta langsung sama papi.”

nura0484

Bab 5 ada Typo nama ya? Itu Evan ya bukan Endi

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status