Share

Bab 49

Dua bulan kemudian.

Ting nung!

Terdengar suara bel pintu berbunyi.

"Biar saya yang buka pintunya, ya, Bu!" ucap Mbok Nah. Aku sedang menyiapkan makan siang bersamanya di dapur.

"Iya, Mbok," sahutku sembari asyik mengiris wortel. Tak lama Mbok Nah kembali.

"Ada seorang wanita, Bu, sudah agak tua, ingin bertemu dengan Ibu. Namanya, Bu Mayang!" ujar Mbok Nah dan langsung membuatku terkejut dengan nama yang diutarakannya itu.

Bu Mayang? Bukannya itu nama mantan ibu mertuaku? Kalau benar, mau apa beliau ke sini?

"Ya, sudah. Biar saya temui Ibu itu ya, Mbok. Tolong lanjutkan membersihkan sayurannya. Nanti, biar saya yang masak."

"Iya, Bu!" Aku melepaskan celemek yang terpasang di tubuhku, lalu beranjak menuju pintu utama. Kubuka pintu perlahan.

"Ibu? Ada perlu apa ke sini?" tanyaku sedikit terkejut.

Rumah kami yang sekarang memang berada di satu daerah dengan rumah Bang Ridwan. Pekerjaan Bang Ardi yang memaksa kami untuk tinggal di sini. Hanya dengan menempuh perjalanan selama tiga pul
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status