“Sudah tidur Helena?” Michael menoleh ke belakang memastikan adiknya sudah tidur atau belum.Di belakang Vincent memberikan balasan, “Sudah kak, dia cantik sekali saat tidur seperti ini.” Begitu teduhnya ia memandang wanita di sebelahnya tertidur pulas sampai rambutnya menutupi wajah cantiknya. Dan Vincent membantu merapikan rambutnya itu dari wajahnya, perlahan memperlihatkan keindahan wajahnya yang di mana mampu merubah suasana hati Vincent yang lagi gundah dan membuatnya merasa hangat. ‘Bagaimana bisa adikku secantik ini? Begini bagaimana aku bisa tenang kamu berada jauh dariku, Helena adikku?’“Adikku memang selalu cantik,” sahut Alex yang sedang menyetir mobil, dari kaca dalam mobil, ia melihat Helena yang tertidur dan Vincent berusaha merapikan rambutnya, bahkan adik laki-lakinya itu memberikan jaketnya sebagai pengganti selimut Helena. Ada secerca keirian saat bisa mencurahkan raa pedulinya kepada Helena. Namun, di sini, ia sebagai sopir. Karena mobilnya juga, menyuruh adiknya
Kepulan asap rokok memenuhi sebuah tempat yang begitu sangat mengerikan. Dari seorang pria yang menduduki mayat yang habis tadi dibunuhnya. Sambil menghisap rokoknya pria itu tertawa keras menatapi mayat-mayat yang berada di sekitarnya yang semuanya dalam keadaan buruk, tak ada yang bagus dari mayat tersebut. Bahkan darah mereka sampai menggenang di lantai gudang gelap ini.“Tuan, ada telpon masuk.” Ada seorang pria mengenakan topi yang tadinya berdiri di sekitar situ, dia menghampiri pria tersebut menyerahkan ponsel yang dipegangnya dengan tangannya yang mengenakan sarung tangan hitam.“Dekatkan,” ujar pria yang penuh lumuran darah, memerintah pria bertopi itu untuk mendekatkan ponsel pintarnya di telinganya.“Apa kalian menemukan keberadaan para tikus-tikus itu sekarang?” tanyanya pada orang yang menelponnya.Balasan dari balik sana kurang memuaskannya. Membuat pria itu berteriak marah. “APA KERJA KALIAN BR*NGSEK?! TEMUKAN MEREKA SECEPATNYA! AKU TIDAK BISA MEMBIARKAN PARA BAWAHAN WA
“Mau pergi ke mana?” Suara bariton dari seseorang terdengar mengejutkan mereka bertiga. Sampai Rylee dan Hart mengambil posisi mendekati Helena yang duduk di lantai, melindungi wanita itu dari ancaman yang terasa lewat tekanan aura yang dimilikinya. Helena bergeming di situ, tetap dalam posisinya duduk memperhatikan sosok pria bertubuh tegap sebelas-dua belas dengan Hart dan Rylee, memasuki kamar yang ditinggalinya dulu. “Roky,” ucapnya menyebut nama pria tersebut. Roky mengerutkan alis tebalnya. “Sedang apa Anda ke sini? Dengan …” Roky mengarahkan pandang dingin pada dua pria yang di depan Helena yang menutupinya sedikit. “ … mereka?” “Kami bawahannya.” Rylee menjawabnya. “Anda? Sepertinya saya pernah melihat Anda. Apa Anda teman tuan Austin?” tanya Hart memastikan ingatannya itu. Roky hanya menatapnya datar tak menjawabnya. Pandangannya lebih tertuju pada Helena yang duduk di lantai yang ternyata menatapnya. Pandangan mereka saling temu, Roky merasa heran dengan apa yang ia liha
“Ini tempatnya?”Mengedarkan padangan sekeliling, melihat-lihat tempat tinggal dari seseorang yang sangat dikenalnya. Begitu dikenalnya, sampai rasanya ia tak mempercayai tempat yang ditinggalinya di sini.Pria penuh tato di tubuhnya yang hanya wajahnya saja yang tak dimilikinya, namun meskipun begitu ada tindik di alisnya yang dicodet. Dan ada bekas luka di bagian sudut bibirnya sampai cukup panjang mengenai pipinya. Bekas luka itu berupa garis miring yang rapi.“Saya akan bunuh sampah itu jika dia berani berbohong, tapi saya sudah sangat yakin ini tempatnya Bos.” Salah satu dari pria yang mengenakan jas hitam itu, tubuhnya sangat kekar seperti di tubuhnya hanya dipenuhi otot saja, dan dia juga memiliki tato, tapi hanya dibagian lengannya saja, berupa tato ular cobra yang lidahnya terjulur.Dia menghadap pria beraura sangat menekan itu, meski sudah cukup lama bekerja dibawahnya, tetap menghadapnya ada rasa takut dan kewasapadaan yang besar.“Di mana dia, Philo?” Pria itu tampak menca
“APA KAU SUDAH GILA?! KAU INGIN MATI, HAH?!” Helena berteriak marah menunjuk lemah dada bidang kekar pria tegap yang berdiri di depannya. Meski begitu, wanita cantik itu masih mampu mengeluarkan suaranya yang terdengar cukup penuh energi padahal napasnya terasa berat saat selesai mengatakannya. Mata coklatnya menajam bak pisau yang siap menghunus siapapun yang ditatapnya, namun itu tak berpengaruh lebih pada pria dingin di depannya, yang terasa jauh berbeda sikapnya dari yang selama ini ia kenal.“HUEEKK!” Untuk ketiga kalinya, Rylee memuntahkan isi perutnya, bahkan pria yang tampak seperti gangster itu sudah tak bertenaga lagi untuk berdiri, Hart yang bersamanya itu menjadi direpotkannya, memeganginya terus dan begitu melihatnya muntah. Sampai pria botak itu sudah memasang wajah pasrah dengan keadaannya sekarang.Tatapannya cukup tak senang dengan Roky yang tengah dimaki-maki Helena, walaupun itu tak berpengaruh, bahkan diacuhkannya. Seperti Helena di depannya itu tak dilihatnya.“Su
Menghela napas, kemudian Helena mengambil senapan yang dipegang Hart, atas keinginan pria itu demi menjaga Helena tak melakukan tindakan apapun di bawah pengawasannya. Selain mendengarkan perintah Helena, Hart juga peduli dengan perintah Sofia, menjaga wanita muda yang dilihatnya itu, ia wanita yang perlu perlindungannya.“Nona muda, jika Anda tidak bisa biar saya … ”Dorr!“Ah, sayang sekali aku tidak mengenai matanya,” sesal Helena dan kembali memberikan senapan yang dipegangnya ke Hart yang di mana pria itu tampak bengong melihat rusa—hewan yang berhasil ditembak wanita itu sementara itu Helena menghampiri hewantersebut yang sudah terkulai lemas di tanah dengan darahnya merembes keluar dari bagian kepalanya.Rylee menepuk bahu Hart dan tersenyum. “Jangan terlalu terkejut, dia memang wanita yang mengejutkan.” Rylee berlari kecil mengikuti Helena, sedangkan Hart hanya diam bersama dengan beberapa orang yang mengikuti perburuan ini. Mereka juga cukup terkejut dengan kemampuan wanita c
“Kau yakin Rylee tidak ingin ikut masuk ke dalam?” Helena mengulang perkataannya lagi mengajak mereka berdua, Rylee dan Hart untuk mereka bersamanya masuk ke dalam kediaman besar keluarga Stewart, yang tadi malah Rylee pertama memberikan penolakan kepada Helena. Ini pertama kalinya ia menawarkan untuk kedua kalinya kepada dua pria itu, dan meyakinkan salah satunya karena dengannya ‘lah Hart menjadi menolak juga, alasannya ngikut Rylee saja. Helena sebenarnya peduli karen mereka sejak seharian tadi bersamanya belum ada menyentuh makanan. Sedangkan di dalam pastinya akan banyak makanan yang tersaji karena di acara ini akan ada makan malam bersamanya. “Maaf Nona Helena saya tidak bisa ikut dengan Anda masuk ke dalam karena ada alasan khusus, saya juga tidak bisa memberitahukannya.” Untuk kedua kalinya yang sama Rylee memberikan penolakan dengan sikap sopannya, sedikit membungkukkan tubuhnya. Helena melihat keseriusan dari perkataan Rylee atas penolakannya mengikuti tawaran dan ajakann
“Ka-kamu … ” “Helena! Apa-apaan kamu ini?! Delina tidak sengaja teganya kamu memperlakukannya seperti itu. Sifatmu masih saja tidak berubah padahal masih baik Delina menerimamu!” Evan menarik tubuh Delina, mendekapnya sembari ia menunjuk geram Helena, jelas sekali terlihat sifat b*jingannya sekarang. Ini yang Helena inginkan lihat darinya ketimbang sewaktu lalu berusaha memohon-mohon berbaikan dengannya. “Menyedihkan sekali diriku ini. Apa yang kulakukan secara tidak sengaja dianggap seburuk itu. Sedangkan apa yang dilakukannya dengan tidak sengaja kepadaku tidak dipandang seperti tindakan tak sengaja yang kulakukan.” Helena berkata pelan dengan nada yang ia buat gemetar. “Berada di sini saja melihatmu dengannya sudah cukup menyakitkan bagiku, demi pertemanan kita aku berusaha untuk datang. Tapi, sepertinya yang kulakukan hanya perbuatan sia-sia yang menyakitkan diriku sendiri. Hiks … ” Isakan terdengar cukup memilukan dan selaras dengan itu tetes demi tetes air matanya terjatuh. En