Share

Bab 3

Author: Violet
Di ruang monitor, puluhan layar menampilkan pemandangan dari dalam dan luar vila.

Aku dengan cekatan memunculkan rekaman dari garasi bawah tanah.

Mobil Elias sama sekali tidak meninggalkan kawasan kediaman. Mobil itu justru berhenti di sudut yang paling tersembunyi.

Pintu mobil terbuka dan sosok Liana melompat masuk.

Dia langsung duduk di atas pangkuan Elias, kedua tangannya melingkari leher Elias. Kemudian, bibir merahnya mendekat ke telinga Elias, entah mengucapkan apa.

Wajah Elias dipenuhi hasrat yang tidak bisa dia sembunyikan. Dia mencengkeram dagu wanita itu dan menciumnya dengan kasar.

Aku tidak bisa mendengar suara, tetapi gerakan mereka sudah cukup menjelaskan segalanya.

Jendela mobil perlahan naik, menutup pandanganku, tetapi tidak lama kemudian, bodi mobil mulai berguncang dengan ritme yang jelas.

Aku bersandar pada sandaran kursi yang dingin. Jantungku seolah diremas oleh tangan tak kasatmata, sakitnya sampai sulit bernapas.

Padahal aku sudah tahu, tetapi melihatnya dengan mata kepala sendiri, rasanya begitu menyakitkan.

Saat baru mengenalnya, Elias punya masalah kebersihan yang parah. Dia tidak pernah mengizinkan siapa pun menyentuh mobilnya.

Dia berkata, kursi penumpang di sampingnya akan selamanya hanya untukku seorang.

Sekarang, Elias justru membiarkan perempuan lain berada di dalam mobilnya, di atas tubuhnya, bertingkah tidak senonoh tanpa rasa malu.

Apakah dia begitu mencintai perempuan itu? Sampai-sampai aturan yang dia buat sendiri bisa dilanggar satu per satu?

Aku memejamkan mata, memaksa diriku untuk tenang.

'Tiga hari lagi, Anna, tiga hari lagi kamu akan bebas.'

Aku tidak kembali ke ruang pesta. Aku langsung kembali ke kamar tidur.

Tengah malam, aku terbangun oleh suara pintu terbuka.

Elias menerobos masuk dengan bau alkohol dan aura dingin menyelimuti tubuhnya. Begitu melihat aku di atas ranjang, ketegangannya baru mereda.

"Anna, kenapa kamu kembali lebih dulu? Setelah urusanku selesai, aku kembali ke ruang pesta dan nggak melihatmu. Aku hampir membongkar seluruh kediaman ini."

Aku melirik jam digital di sisi ranjang. Pukul empat pagi.

Dia dan Liana berbuat tidak senonoh di dalam mobil selama tujuh jam penuh, dan baru sekarang dia mengingatku.

Benar-benar menggelikan.

"Aku agak lelah, jadi tidur duluan. Aku lupa memberitahumu."

Kebohongan yang terus diulang, bahkan aku sendiri hampir memercayainya.

Elias tampak masih diliputi rasa takut. Dia melepaskan mantelnya, naik ke ranjang, dan memelukku erat dari belakang, seolah hendak meleburkanku ke dalam darah dan tulangnya.

"Lain kali, nggak boleh begitu lagi. Anna, kalau kamu berani pergi tanpa bilang apa-apa, sekalipun harus membalikkan seluruh dunia, aku akan tetap menemukanmu dan mengurungmu di sisiku. Kamu nggak boleh pergi ke mana pun."

Aku memejamkan mata, tidak bergerak sedikit pun.

Bagaimanapun juga, tiga hari lagi, sekalipun Elias membalikkan seluruh dunia, dia tetap tidak akan bisa menemukanku.

Keesokan paginya, Elias bangun lebih awal dan menyiapkan sarapan yang sangat mewah untukku.

"Anna, kemarin memang salahku. Jangan marah, ya?"

Apakah dia merasa bersalah?

Aku melihatnya bersikap manis, tetapi hatiku sama sekali tidak tergerak. Aku mengambil kotak yang sudah aku siapkan di atas meja dan menyerahkannya kepada Elias.

"Aku nggak marah. Ini, hadiah balasan dariku. Ingat, bukalah dua hari lagi."

Itu adalah pusaka Keluarga Linus yang turun-temurun diwariskan ke menantu perempuan, sebuah koin emas dengan lambang keluarga. Saat Elias memberikannya kepadaku, dia sendiri yang mengukirkan namaku di atasnya. Kini, aku sudah mencoret namaku dan mengembalikannya.

Ini akan menjadi satu-satunya hal terakhir yang kutinggalkan untuknya.

Elias menerimanya dengan rasa penasaran.

"Kenapa dua hari lagi? Apa ada makna khusus?"

Aku tersenyum dan berkata, "Ya. Hanya kalau dibuka dua hari lagi, barulah ada artinya."

Tatapan di mata Elias makin penuh harapan. Dia mengira aku menyiapkan kejutan.

"Baik. Aku turuti perkataanmu. Pasti akan kubuka dua hari lagi."

Baru saja selesai bicara, Liana masuk sambil membawa kopi.

Saat dia meletakkan kopi di meja makan, lengan baju seragamnya sedikit tersingkap dan memperlihatkan sebuah jam tangan pria di pergelangan tangannya.

Itu adalah hadiah ulang tahun yang aku berikan kepada Elias tahun lalu.

Elias mengikuti arah pandanganku. Seketika wajahnya berubah, kilatan panik serta amarah melintas di matanya.

Elias langsung berdiri, dia mencengkeram pergelangan tangan Liana dan nyaris menyeretnya keluar dari ruang makan.

"Anna, ada urusan mendesak di keluarga. Aku keluar sebentar untuk mengurusnya. Kamu makan dulu."

Aku naik ke teras lantai dua, dari sana aku bisa melihat pemandangan taman dengan jelas.

Liana ditarik oleh Elias hingga tubuhnya limbung, dia terlihat seperti sedang menangis sambil memohon ampun.

Elias justru mendorongnya menjauh, wajahnya dipenuhi amarah yang ditahan.

"Kamu gila, ya? Siapa yang menyuruhmu memakai itu? Aku peringatkan kamu, bersikaplah patuh. Jangan macam-macam! Kalau sampai Anna curiga sesuatu, aku akan membuatmu lenyap dari dunia ini!"

Liana tersentak ketakutan, air matanya jatuh makin deras. Dengan tangan gemetar, dia mengeluarkan setumpuk dokumen dari pelukannya.

"Aku tahu seharusnya aku nggak datang, tapi ... aku didiagnosis menderita leukemia stadium akhir."

"Dokter bilang aku nggak bisa hidup lebih dari tiga bulan lagi .... Elias, aku hanya ingin melihatmu lebih sering sebelum mati .... Aku takut ... aku nggak ingin mati ...."

Mendengar itu, napasku seketika tercekat.

Liana ... terkena penyakit mematikan? Padahal kemarin, dia masih tampak sangat sehat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Balas Dendam Sang Istri Mafia   Bab 10

    Dia juga adalah rekan bisnisku saat ini, sekaligus pria yang sedang mengejarku.Melihat adegan itu, mata Calvin menggelap. Dia berjalan mendekat, lalu menarik tangan Elias dari tubuhku dengan sopan, tapi tegas."Tuan, tolong lepaskan tunanganku."Tunangan...Satu kata itu bagai petir yang menghantam tepat di kepala Elias.Elias menatapku dengan tidak percaya. "Nggak ... nggak mungkin .... Anna, katakan padanya, ini nggak benar!"Calvin menempatkanku di belakangnya untuk melindungiku, dia menampilkan senyum elegan, tapi terasa dingin."Tuan, Shopia akan bertunangan denganku bulan depan."Shopia adalah nama baruku.Elias memandangku. Cahaya dalam matanya satu per satu padam."Anna, apa kamu mencintainya?"Aku menatap wajah Elias yang penuh keputusasaan, lalu merangkul lengan Calvin dan tersenyum tipis."Dia sangat baik."Itu sudah cukup.Cinta atau tidak, sudah tidak penting lagi.Yang penting, aku bukan lagi Anna yang dulu terus mengitari dirinya.Elias melihat kedekatan kami, tubuhnya

  • Balas Dendam Sang Istri Mafia   Bab 9

    Elias menatap kemunculanku yang tiba-tiba, sorot matanya berubah dari terkejut, menjadi girang, lalu hancur dalam keputusasaan."Anna ...."Dia ingin mendekatiku, tetapi ditahan kuat-kuat agar tetap di tempatnya.Alex berdiri, suaranya berat dan penuh kepedihan."Aku nyatakan, mencabut seluruh jabatan dan hak waris Elias, mengusirnya dari keluarga, dan melarangnya kembali selamanya.""Robert diserahkan ke Nona Anna untuk ditangani."Elias berlutut di lantai, menatapku dengan mata penuh permohonan."Anna, maafkan aku .... Aku salah .... Tolong maafkan aku ...."Aku berjalan ke arahnya, berjongkok, dan menatap langsung ke matanya."Elias, di antara kita, bukanlah soal mau memaafkan atau nggak.""Namun, soal dendam yang sangat mendalam."Setelah itu, aku berdiri dan berjalan menuju Robert yang sedang ditahan, lalu mengambil pistol Browning yang pernah diberikan Elias kepadaku.Dor!Tembakan terdengar dan semua dendam pun terputus.Elias diusir dari keluarga.Dia bukan lagi tuan muda yang

  • Balas Dendam Sang Istri Mafia   Bab 8

    Tepat ketika Elias sedang kebingungan, aku mengirimkan sebuah hadiah besar untuknya.Sebuah laporan anonim yang menuduh Grup Linus melakukan penggelapan pajak dan pencucian uang, dengan bukti yang tidak terbantahkan.Lembaga pengawas segera turun tangan, dan Grup Linus diperintahkan untuk menghentikan operasional guna menjalani pemeriksaan.Kerajaan bisnis itu seketika goyah.Elias terjebak di dalam negeri dan tidak lagi bisa keluar untuk mencariku.Aku telah memutus semua tangan yang ingin dia ulurkan untuk mencariku.Paman Daniel menelepon dengan suara bersemangat. "Nona, kita berhasil!"Aku menatap sosok Elias yang kacau di televisi, lalu berkata dengan tenang, "Ini baru permulaan.""Yang kuinginkan adalah membuatnya nggak memiliki apa pun."Saat itu, aku menerima pesan lain.Liana hidup terlunta-lunta di jalan dan kehilangan anaknya. Ketika dia berniat mencari media untuk menjual cerita demi uang, dia justru diculik, dikirim ke rumah sakit jiwa, dan menjadi bisu.Itu ulah orang-ora

  • Balas Dendam Sang Istri Mafia   Bab 7

    Pada hari yang sama ketika aku meninggalkan Swessia, pesawat Elias mendarat di Zevoria.Dia datang hanya untuk menemukan bahwa aku telah menghilang.Yang kutinggalkan hanyalah sebuah rekam medis yang sempurna tanpa cela, yang menunjukkan bahwa pasien telah berhenti berobat dan keluar dari rumah sakit.Serta sebuah rekaman kamera pengawas.Dalam video itu, aku mengenakan pakaian pasien, tubuhku tampak kurus, dan wajahku pucat. Dengan ditopang oleh Paman Daniel, aku naik ke sebuah mobil entah menuju ke mana.Riasan sakit yang kubuat dengan menyewa penata rias efek khusus Hollywood, dengan biaya mahal itu, begitu meyakinkan hingga tampak seperti sungguhan.Elias yang melihat diriku tampak lemah dalam video itu, merasa hatinya seperti disayat.Penyesalan dan ketakutan nyaris melahapnya.Dia bersikeras meyakini bahwa aku memilih pergi karena menyadari hidupku tidak akan lama lagi.Dia mengeluarkan perintah dengan mata memerah, "Tutup semua pelabuhan pengiriman di Ozerov!""Hubungi dokter te

  • Balas Dendam Sang Istri Mafia   Bab 6

    Akhirnya, Elias mengerti.Aku tahu segalanya.Aku bukan bunuh diri. Aku ... hanya tidak menginginkannya lagi.Kesadaran itu jauh lebih menyakitkan bagi Elias daripada kabar kematianku.Dia mengamuk, menghancurkan ruang kerjanya sampai berantakan."Anna! Kembalilah! Kembalilah!"Teriakannya menggema di seluruh vila yang kosong, tetapi tetap tidak ada jawaban.Elias teringat pertanyaanku dulu."Bagaimana kalau terjadi? Kalau suatu hari kamu benar-benar mengecewakanku?"Saat itu, jawaban Elias adalah ...."Kalau begitu, hukumlah aku. Sekalipun aku mengelilingi dunia dan mencari sampai ke dasar bumi, aku tetap nggak akan menemukanmu."Kata-kata itu menjadi kenyataan.Hukumanku telah tiba.Elias bergegas keluar dari vila, dia mencengkeram kerah Kevin dan berteriak, "Dia nggak mati! Anna nggak mati!""Selidiki! Sekalipun harus membalikkan seluruh bumi, temukan dia!"Di mata Elias kembali muncul cahaya, cahaya yang begitu obsesif hingga mendekati kegilaan.Sementara itu, aku sedang duduk di s

  • Balas Dendam Sang Istri Mafia   Bab 5

    Jeritan Liana memecah kesunyian yang mencekam."Palsu! Ini pasti palsu! Pasti akal-akalan si jalang Anna itu!"Dia berusaha meraih Elias, tetapi pria itu menepisnya dengan keras hingga Liana terjatuh tersungkur di lantai.Elias menatap layar tanpa berkedip. Mata yang sedetik lalu masih menyimpan senyum, kini sepenuhnya memerah."Anna ...."Dia memaksa empat huruf itu keluar dari tenggorokannya, sementara hatinya dipenuhi rasa sakit yang tidak terhingga.Detik berikutnya, Elias berlari keluar dari gereja seperti orang gila, meninggalkan pernikahan yang berubah menjadi bahan tertawaan, serta makian putus asa Liana.Aku duduk di dalam pesawat pribadi menuju Swessia, menyaksikan siaran keributan itu di layar tablet tanpa ekspresi."Nona, semuanya berjalan lancar."Aku mengangguk dan mematikan layar.Namun, tidak ada sedikitpun rasa puas karena berhasil membalas dendam. Justru dadaku terasa hampa.'Anna... benar-benar sudah mati.'Dia mati tepat di hari ketika Elias menggelar pernikahan mew

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status