Short
Cinta Terdalam yang Menghancurkan

Cinta Terdalam yang Menghancurkan

By:  OrizaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
9Chapters
4views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Aku menyuntikkan obat pemicu ovulasi seratus kali untuknya dan akhirnya mengandung anaknya. Selama lima tahun, seluruh harapanku hanya tertumpah pada suntikan itu, hanya demi melahirkan seorang anak untuk Yosef. Yosef adalah pemimpin mafia, seorang pria yang tenang dan terkendali, juga sangat perhatian. Aku ingin melahirkan seorang anak untuk pria seperti itu. Semua orang iri pada cinta kami. Namun, ketika aku menyerahkan hasil pemeriksaan, perawat tiba-tiba mendongak. Suaranya ragu-ragu saat bertanya, "Maaf ... apa hubunganmu dengan Pak Yosef? Dalam sistem sudah ada catatan pemeriksaan kehamilan istrinya." Aku tertegun. Nama yang tampil di layar adalah Zoey. Itu adalah istri dari kakak Yosef yang sudah meninggal. Pada kolom pasangan, tertulis nama Yosef. Saat itu, bahkan bernapas pun terasa seperti sebuah celaan. Aku tidak menangis, juga tidak bertanya. Aku hanya pelan-pelan melepaskan cincin pernikahan dan memasukkannya ke tas. Aku menekan nomor yang kusimpan di dasar laci. Suara yang keluar sangat tenang sampai membuatku sendiri terkejut. "Aku setuju. Jemput aku tiga hari lagi." Kepergianku bukan untuk membalas dendam, tetapi karena akhirnya aku mengerti bahwa rasa sakit baru bisa berhenti saat benar-benar melepaskan. Tiga hari kemudian, Yosef pulang ke kamar tidur yang kosong. Di meja samping ranjang, tergeletak cincin itu, sementara di sebelahnya adalah surat perjanjian cerai yang sudah berlaku serta pemberitahuan kehamilanku. Malam itu, dia duduk di lantai, berulang kali mengusap cincin pernikahan itu. Penyesalan datang seperti gelombang pasang, menenggelamkan semua hal yang dulu dia kira tak akan pernah runtuh. Barulah dia menyadari bahwa cinta yang terdalam pun bisa menghancurkan seseorang.

View More

Chapter 1

Bab 1

Dari rumah sakit, aku pulang ke rumah dalam keadaan linglung. Ketika aku baru ingin membuka pintu, aku mendengar suara dari ruang tamu.

Itu suara Yosef dan juga sahabatnya, Andy.

Suara Andy terdengar ragu-ragu. "Yosef, Zoey itu istri kakakmu. Kenapa di buku registrasi rumah sakit kamu tercatat sebagai suaminya?"

Gerakanku terhenti, napasku ikut tertahan.

Detik berikutnya, Yosef tidak menjawab, tetapi diamnya sudah menjelaskan semuanya. Anak itu adalah miliknya.

Sebelum pulang, aku masih punya harapan. Mungkin itu karena aku mengira kakaknya Yosef meninggal dan dia menemani kakak iparnya ke rumah sakit untuk diperiksa, lalu sekaligus menuliskan namanya di kolom suami.

Namun sekarang, diamnya terdengar memekakkan telinga.

"Kamu gila! Dia hamil anakmu! Kalau Maia tahu gimana? Dia pasti akan meninggalkanmu!" Suara Andy penuh keterkejutan.

Yosef terdiam sejenak, lalu berkata, "Hubunganku dengan Zoey hanya sebuah kecelakaan."

"Aku nggak akan membiarkan Maia tahu. Dia memang nggak bisa mengandung. Setelah anak itu lahir, aku akan mencari alasan untuk mengadopsinya, sebagai calon pewaris Keluarga Erren."

Aku berdiri terpaku di pintu, hatiku terasa ditusuk dengan kejam. Jariku sedikit demi sedikit bergetar, tenagaku seolah-olah tersedot habis.

Saat itu, aku mendengar sesuatu pecah, entah itu ilusi atau hatiku sendiri. Aku berusaha mengatur napas. Kedua tanganku tanpa sadar melindungi perutku.

Di sana ada kehidupan kecil yang baru mulai terbentuk. Dia adalah seluruh harapanku selama lima tahun ini. Namun sekarang, aku hanya ingin membawanya pergi jauh dari semua ini. Aku tidak bisa membiarkan dia tahu dan tidak ingin dia lahir di keluarga seperti ini.

Melihatku kembali, ekspresi Yosef tampak senang. "Maia, kamu sudah pulang?"

Dia mendekat, memelukku dengan mesra. "Gimana jalan-jalan hari ini? Capek nggak?"

Dulu, aku pasti akan menjawab sambil tersenyum. Namun sekarang, yang kurasa hanya dorongan untuk menjauh darinya.

Setahun terakhir dia melarangku pergi ke rumah sakit karena aku selalu gagal hamil dan dia tidak tega melihatku menderita karena suntikan pemicu ovulasi.

Kehamilan ini adalah hasil dari usahaku diam-diam ke rumah sakit tiga bulan lalu, ingin mencoba untuk terakhir kalinya. Tak disangka, aku berhasil. Namun nahas …. Hubungan kami malah beada di ambang kehancuran.

Melihatku diam dan pergi, dia menenangkanku.

"Maia, kamu capek ya? Kalau capek, istirahat saja lebih awal." Belum selesai dia berbicara, ponselnya berbunyi.

Aku melirik sekilas. Nama penelepon adalah Zoey.

Ekspresi Yosef menegang. Dia buru-buru mengangkat telepon.

Detik berikutnya, suara rapuh Zoey terdengar dari seberang, seperti hendak menangis. "Yosef, aku nggak sengaja kena air panas ...."

Wajah Yosef langsung penuh kecemasan. "Jangan takut, aku segera ke sana."

Dia segera menutup telepon, mengambil jaket dan kunci mobil, lalu menoleh padaku. "Maia, aku keluar sebentar."

Dia pergi dengan terburu-buru, bahkan tidak sempat melihatku sekali lagi. Saat pintu tertutup dengan bunyi cukup keras, seluruh vila menjadi begitu hening hingga suara jam berdetak pun terdengar menusuk.

Aku berdiri di tempat, masih memegang tas. Ujung jariku dingin. Saat dia pergi, dia bahkan tidak menoleh.

Di udara masih tersisa bau tembakau di tubuhnya. Aroma yang dulu membuatku tenang itu kini hanya membuatku mual.

Aku menarik napas dalam-dalam, berkata kepada diriku sendiri untuk tidak menangis. Tidak boleh menangis.

Kalau aku menangis, anak di dalam perutku bisa terkejut. Tanpa sadar, aku menyentuh perutku. Perutku masih rata, tetapi aku tahu dia sudah ada di sana.

"Nggak apa-apa," bisikku lirih dengan suara serak. "Kita masih bisa punya hidup yang baru."

Aku berbalik dan naik ke lantai dua. Langkahku hampir tanpa suara.

Lalu, ponselku bergetar. Aku mengambilnya dan melihat Zoey mengirim sebuah pesan. Aku membuka pesan itu dan tampillah foto USG. Bentuk janin terlihat dengan jelas.

Tak lama kemudian, foto itu dihapus kembali dan muncul tulisan "Zoey sedang mengetik."

[ Maaf ya, Maia. Tadi salah kirim. Kamu nggak lihat, 'kan? ]

Aku menatap tulisan "pesan telah dihapus" itu. Ujung jariku bergetar seperti direndam es.

Air mata memanas di pelupuk mata, tetapi bibirku terkatup rapat. Aku menahan semuanya. Tidak boleh menangis. Tidak boleh kehilangan kendali di sini. Ada kehidupan kecil di dalam tubuhku.

Aku memasukkan ponsel kembali ke tas. Kedua tanganku memeluk perut, seolah-olah melindungi benda paling berharga di dunia. Saat itu, aku tahu aku tidak bisa tinggal di sini lagi.

Dunia Yosef ... sudah bukan milikku lagi.

Gerakanku tenang, nada suaraku dingin. Aku mengeluarkan ponsel dan menekan nomor pengacara.

"Aku ingin membereskan semua asetku di dalam negeri. Siapkan surat perjanjian cerai untukku," kataku dengan suara jernih dan tegas. "Lakukan semuanya tanpa meninggalkan jejak. Tiga hari lagi, aku akan membawa anakku dan menghilang dari semua tempat yang bisa dia temukan."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

No Comments
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status