Share

Bab 4

Author: Violet
Aku jelas melihat seluruh tubuh Elias menegang ketika mendengar leukemia stadium akhir.

Dia langsung merebut laporan diagnosis itu, setelah membacanya, amarah di matanya seketika berubah menjadi kepedihan dan penyesalan yang begitu dalam.

"Bagaimana bisa? Sejak kapan?"

"Jangan menangis, aku akan segera menghubungi dokter terbaik di seluruh dunia. Berapa pun biayanya, aku pasti akan menyembuhkanmu!"

Liana menggeleng sambil menangis, tubuhnya lunglai dalam pelukan Elias seolah tidak bertulang.

"Nggak ada gunanya .... Dokter bilang nggak bisa diselamatkan. Elias, aku nggak mau menjalani pengobatan. Aku cuma ingin kamu menemaniku, menemani aku hingga akhir perjalananku, ya?"

Lingkar mata Elias memerah. Dia memeluk Liana erat-erat, suaranya serak sampai nyaris tidak terdengar.

"Ya, aku akan menemanimu. Apa pun yang ingin kamu lakukan, aku akan menemanimu."

Tangis Liana berhenti. Dia berjinjit dan langsung mencium Elias.

Elias tidak menolak. Sebaliknya, dia mengambil alih, Elias menahan belakang kepala Liana, dan menciumnya dengan lebih ganas daripada di dalam mobil tadi.

Baru ketika Liana hampir kehabisan napas, Elias melepaskannya.

Melihat Elias hendak masuk ke rumah, aku segera turun dan kembali duduk di meja makan, berpura-pura tenang sambil meminum susu.

Saat itu hatiku dipenuhi perasaan campur aduk, sulit dijelaskan seperti apa rasanya.

Begitu Elias masuk, wajahnya menampilkan kepedihan dan penyesalan yang belum pernah kulihat sebelumnya.

"Anna, aku harus pergi ke luar negeri untuk bisnis, mungkin akan cukup lama. Ada masalah besar dalam bisnis keluarga, aku harus mengurusnya sendiri. Beberapa hari ini, kamu harus jaga diri baik-baik di rumah."

Aku mengangguk. "Iya."

Melihat ekspresiku tetap biasa saja, Elias baru tenang. Dia buru-buru naik, membereskan beberapa potong pakaian, lalu pergi.

Aku menatap punggungnya yang menjauh, kemudian melihat kalender.

Baiklah, mungkin ini pertemuan terakhir kami.

Sore harinya, ponselku menerima sebuah layanan pesan multimedia.

Dari Liana.

Itu sebuah foto. Dia berbaring di tempat tidur dengan baju pasien, sementara Elias duduk di tepi ranjang, menggenggam tangannya dan menatapnya lembut.

[Anna, kamu sudah melihatnya? Aku hanya berpura-pura sakit, tapi Elias sudah begitu terluka sampai seakan ingin menyerahkan nyawanya padaku. Selain itu aku sudah hamil. Nanti aku akan bilang padanya bahwa laporan kanker itu tertukar, dia pasti akan senang bukan main. Kamu ini istri sah yang hanya jadi pajangan. Kalau kamu masih tahu diri, cepat enyahlah dan jangan mengganggu pemandangan!]

Jadi, yang disebut urusan bisnis itu ternyata untuk menemani perempuan lain.

Tuan muda mafia yang begitu terpandang, dipermainkan sampai kelimpungan oleh seorang perempuan.

Hatiku sudah mati, aku hanya merasa semuanya begitu menggelikan.

Syukurlah aku belum memiliki anak. Dengan begitu, aku bisa pergi tanpa beban.

Dalam dua hari berikutnya, Elias tidak menelepon ataupun mengirim satu pesan pun.

Aku memanfaatkan kesempatan itu untuk membereskan semua barangku di vila, dan hanya menyisakan satu koper kecil.

Saat hari keberangkatan, fajar baru menyingsing. Mobil Paman Daniel sudah menunggu di depan rumah.

Mobil melaju ke jalan layang dan berita pagi sedang disiarkan.

"Dua keluarga mafia terbesar di kota ini, Keluarga Gilbert dan Keluarga Linus, terlibat bentrokan sengit tadi malam. Kedua belah pihak mengalami kerugian besar, dan Kepala Keluarga Gilbert tewas di tempat .…"

Jantungku berdegup kencang. Keluarga Gilbert? Bukankah itu adalah pihak yang mengelola bagian belakang panggung gedung hiburan tempat Liana dulu bekerja?

Saat itu juga, ponselku menerima sebuah video dari Liana.

Dalam video tersebut, seluruh tubuh Elias berlumuran darah, tetapi dia tetap tersenyum pada perempuan itu.

"Liana, bukankah kamu membenci para bajingan dari Keluarga Gilbert yang dulu pernah memperlakukanmu dengan buruk? Aku sudah menyelesaikan semuanya untukmu. Mulai sekarang, nggak akan ada lagi yang bisa mengganggumu. Ini hadiah pertamaku untukmu."

Tidak lama kemudian, sebuah pesan lagi masuk.

[Kamu sudah melihatnya? Anna, demi membelaku, Elias bisa memicu perang! Sedangkan kamu? Apa yang kamu punya untuk menandingi aku?]

[Oh ya, dia juga melamarku. Dia bilang, selama sisa hari yang tersisa, dia ingin memberiku pernikahan paling megah.]

[Pernikahan itu hari ini, di Gereja Golire di pinggiran kota. Katanya, Elias ingin seluruh dunia tahu bahwa akulah perempuan yang paling dia cintai!]

Untuk pertama kalinya, aku membalasnya.

[Semoga kalian bahagia, langgeng sampai tua.]

Setelah mengirim pesan itu, aku mencabut kartu nomor teleponku, mematahkannya, dan membuangnya ke luar jendela. Kemudian, aku berkata kepada Paman Daniel di kursi depan, "Paman Daniel, lakukan sesuai rencana."

...

Pada saat yang sama, di Gereja Golire di pinggiran kota.

Lagu pernikahan berkumandang. Liana yang mengenakan gaun pengantin menggandeng lengan Elias, melangkah menuju altar. Wajah Liana dipenuhi kebahagiaan dan kebanggaan yang tidak bisa ditutupi.

Tepat saat pastor mengangkat bersiap membacakan janji pernikahan, layar elektronik yang menampilkan video calon pengantin tiba-tiba mengeluarkan suara berdesis dan berganti ke siaran berita darurat.

"Siaran berita kilat, sepuluh menit lalu seorang perempuan melompat dari jembatan lintas laut. Kondisinya belum diketahui. Berdasarkan identifikasi awal, perempuan tersebut telah dikonfirmasi sebagai istri pewaris Keluarga Linus, Tuan Elias, Nyonya Anna ...."

Suara tenang pembawa berita menggema di seluruh gereja. Wajah Elias seketika pucat.

Cincin berlian yang hendak dia kenakan di jari Liana terlepas dari tangannya dan jatuh berdenting di atas lantai marmer yang dingin.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Balas Dendam Sang Istri Mafia   Bab 10

    Dia juga adalah rekan bisnisku saat ini, sekaligus pria yang sedang mengejarku.Melihat adegan itu, mata Calvin menggelap. Dia berjalan mendekat, lalu menarik tangan Elias dari tubuhku dengan sopan, tapi tegas."Tuan, tolong lepaskan tunanganku."Tunangan...Satu kata itu bagai petir yang menghantam tepat di kepala Elias.Elias menatapku dengan tidak percaya. "Nggak ... nggak mungkin .... Anna, katakan padanya, ini nggak benar!"Calvin menempatkanku di belakangnya untuk melindungiku, dia menampilkan senyum elegan, tapi terasa dingin."Tuan, Shopia akan bertunangan denganku bulan depan."Shopia adalah nama baruku.Elias memandangku. Cahaya dalam matanya satu per satu padam."Anna, apa kamu mencintainya?"Aku menatap wajah Elias yang penuh keputusasaan, lalu merangkul lengan Calvin dan tersenyum tipis."Dia sangat baik."Itu sudah cukup.Cinta atau tidak, sudah tidak penting lagi.Yang penting, aku bukan lagi Anna yang dulu terus mengitari dirinya.Elias melihat kedekatan kami, tubuhnya

  • Balas Dendam Sang Istri Mafia   Bab 9

    Elias menatap kemunculanku yang tiba-tiba, sorot matanya berubah dari terkejut, menjadi girang, lalu hancur dalam keputusasaan."Anna ...."Dia ingin mendekatiku, tetapi ditahan kuat-kuat agar tetap di tempatnya.Alex berdiri, suaranya berat dan penuh kepedihan."Aku nyatakan, mencabut seluruh jabatan dan hak waris Elias, mengusirnya dari keluarga, dan melarangnya kembali selamanya.""Robert diserahkan ke Nona Anna untuk ditangani."Elias berlutut di lantai, menatapku dengan mata penuh permohonan."Anna, maafkan aku .... Aku salah .... Tolong maafkan aku ...."Aku berjalan ke arahnya, berjongkok, dan menatap langsung ke matanya."Elias, di antara kita, bukanlah soal mau memaafkan atau nggak.""Namun, soal dendam yang sangat mendalam."Setelah itu, aku berdiri dan berjalan menuju Robert yang sedang ditahan, lalu mengambil pistol Browning yang pernah diberikan Elias kepadaku.Dor!Tembakan terdengar dan semua dendam pun terputus.Elias diusir dari keluarga.Dia bukan lagi tuan muda yang

  • Balas Dendam Sang Istri Mafia   Bab 8

    Tepat ketika Elias sedang kebingungan, aku mengirimkan sebuah hadiah besar untuknya.Sebuah laporan anonim yang menuduh Grup Linus melakukan penggelapan pajak dan pencucian uang, dengan bukti yang tidak terbantahkan.Lembaga pengawas segera turun tangan, dan Grup Linus diperintahkan untuk menghentikan operasional guna menjalani pemeriksaan.Kerajaan bisnis itu seketika goyah.Elias terjebak di dalam negeri dan tidak lagi bisa keluar untuk mencariku.Aku telah memutus semua tangan yang ingin dia ulurkan untuk mencariku.Paman Daniel menelepon dengan suara bersemangat. "Nona, kita berhasil!"Aku menatap sosok Elias yang kacau di televisi, lalu berkata dengan tenang, "Ini baru permulaan.""Yang kuinginkan adalah membuatnya nggak memiliki apa pun."Saat itu, aku menerima pesan lain.Liana hidup terlunta-lunta di jalan dan kehilangan anaknya. Ketika dia berniat mencari media untuk menjual cerita demi uang, dia justru diculik, dikirim ke rumah sakit jiwa, dan menjadi bisu.Itu ulah orang-ora

  • Balas Dendam Sang Istri Mafia   Bab 7

    Pada hari yang sama ketika aku meninggalkan Swessia, pesawat Elias mendarat di Zevoria.Dia datang hanya untuk menemukan bahwa aku telah menghilang.Yang kutinggalkan hanyalah sebuah rekam medis yang sempurna tanpa cela, yang menunjukkan bahwa pasien telah berhenti berobat dan keluar dari rumah sakit.Serta sebuah rekaman kamera pengawas.Dalam video itu, aku mengenakan pakaian pasien, tubuhku tampak kurus, dan wajahku pucat. Dengan ditopang oleh Paman Daniel, aku naik ke sebuah mobil entah menuju ke mana.Riasan sakit yang kubuat dengan menyewa penata rias efek khusus Hollywood, dengan biaya mahal itu, begitu meyakinkan hingga tampak seperti sungguhan.Elias yang melihat diriku tampak lemah dalam video itu, merasa hatinya seperti disayat.Penyesalan dan ketakutan nyaris melahapnya.Dia bersikeras meyakini bahwa aku memilih pergi karena menyadari hidupku tidak akan lama lagi.Dia mengeluarkan perintah dengan mata memerah, "Tutup semua pelabuhan pengiriman di Ozerov!""Hubungi dokter te

  • Balas Dendam Sang Istri Mafia   Bab 6

    Akhirnya, Elias mengerti.Aku tahu segalanya.Aku bukan bunuh diri. Aku ... hanya tidak menginginkannya lagi.Kesadaran itu jauh lebih menyakitkan bagi Elias daripada kabar kematianku.Dia mengamuk, menghancurkan ruang kerjanya sampai berantakan."Anna! Kembalilah! Kembalilah!"Teriakannya menggema di seluruh vila yang kosong, tetapi tetap tidak ada jawaban.Elias teringat pertanyaanku dulu."Bagaimana kalau terjadi? Kalau suatu hari kamu benar-benar mengecewakanku?"Saat itu, jawaban Elias adalah ...."Kalau begitu, hukumlah aku. Sekalipun aku mengelilingi dunia dan mencari sampai ke dasar bumi, aku tetap nggak akan menemukanmu."Kata-kata itu menjadi kenyataan.Hukumanku telah tiba.Elias bergegas keluar dari vila, dia mencengkeram kerah Kevin dan berteriak, "Dia nggak mati! Anna nggak mati!""Selidiki! Sekalipun harus membalikkan seluruh bumi, temukan dia!"Di mata Elias kembali muncul cahaya, cahaya yang begitu obsesif hingga mendekati kegilaan.Sementara itu, aku sedang duduk di s

  • Balas Dendam Sang Istri Mafia   Bab 5

    Jeritan Liana memecah kesunyian yang mencekam."Palsu! Ini pasti palsu! Pasti akal-akalan si jalang Anna itu!"Dia berusaha meraih Elias, tetapi pria itu menepisnya dengan keras hingga Liana terjatuh tersungkur di lantai.Elias menatap layar tanpa berkedip. Mata yang sedetik lalu masih menyimpan senyum, kini sepenuhnya memerah."Anna ...."Dia memaksa empat huruf itu keluar dari tenggorokannya, sementara hatinya dipenuhi rasa sakit yang tidak terhingga.Detik berikutnya, Elias berlari keluar dari gereja seperti orang gila, meninggalkan pernikahan yang berubah menjadi bahan tertawaan, serta makian putus asa Liana.Aku duduk di dalam pesawat pribadi menuju Swessia, menyaksikan siaran keributan itu di layar tablet tanpa ekspresi."Nona, semuanya berjalan lancar."Aku mengangguk dan mematikan layar.Namun, tidak ada sedikitpun rasa puas karena berhasil membalas dendam. Justru dadaku terasa hampa.'Anna... benar-benar sudah mati.'Dia mati tepat di hari ketika Elias menggelar pernikahan mew

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status