Short
Pernikahan yang Ketiga Puluh Tiga

Pernikahan yang Ketiga Puluh Tiga

Oleh:  YeniTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
8Bab
8Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Pernikahanku dengan ketua mafia, Lorenzo Corsica, selalu terhenti tepat sebelum langkah terakhir. Kami telah bertunangan selama lima tahun dan mengadakan upacara pernikahan sebanyak 32 kali, tetapi setiap kali selalu berakhir dengan kecelakaan di tengah jalan. Hingga upacara yang ke-33, saat prosesi baru berjalan setengah, dinding luar gereja tiba-tiba runtuh dan aku tertimpa hingga masuk ruang perawatan intensif. Tulang tengkorakku retak, aku mengalami gegar otak parah, dan telah menerima lebih dari sepuluh surat pemberitahuan kondisi kritis... Aku berjuang di ambang kematian selama dua bulan sebelum akhirnya berhasil bertahan hidup. Namun, pada hari aku keluar dari rumah sakit, tanpa sengaja aku mendengar percakapan antara Lorenzo dan orang kepercayaannya. "Tuan Muda, jika Anda benar-benar jatuh cinta pada gadis miskin itu, Anda bisa langsung membatalkan pertunangan dengan Nona Chiara. Kekuatan Keluarga Corsica cukup besar untuk membungkam segala gosip. Mengapa Anda harus berulang kali menciptakan kecelakaan seperti ini?" "Dia hampir saja mati." Suara orang kepercayaannya penuh ketidaksetujuan. Lorenzo terdiam lama sebelum akhirnya berkata, "Aku juga nggak punya pilihan... Sepuluh tahun lalu, Tuan dan Nyonya Moreto menyelamatkanku dengan nyawa mereka. Aku hanya bisa membalas budi melalui pertunangan." "Tapi aku mencintai Sophia. Selain dia, aku nggak ingin menikahi siapa pun." Aku menatap bekas luka yang memenuhi tubuhku dan menangis tanpa suara. Ternyata semua penderitaan yang kualami bukan karena nasib yang kejam, melainkan hasil perhitungan matang dari pria yang kucintai. Jika dia tidak sanggup membuat pilihan, aku yang akan mengakhiri semua ini untuknya.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

"Kamu ingin membatalkan pertunangan?"

Ibu Lorenzo, Elisa, Nyonya Keluarga Corsica, terlihat sangat terkejut.

Selama ini, dialah yang paling tahu betapa dalam cintaku kepada Lorenzo.

"Chiara, pikirkan lagi. Begitu kalian menikah, kamu akan menjadi Nyonya Keluarga Corsica di masa depan. Nggak akan ada seorang pun yang berani menyakitimu."

Aku tersenyum pahit, lalu dengan tenang memutar rekaman suara di ponselku.

Percakapan antara Lorenzo dan orang kepercayaannya terdengar sangat jelas. Semua kata yang hendak diucapkan Elisa terhenti di tenggorokannya, wajahnya seketika memucat.

"Selama lima tahun, tiga puluh tiga kali. Setiap kali kami pergi ke gereja keluarga, selalu terjadi kecelakaan. Semua itu adalah rekayasa yang Lorenzo rancang sendiri, hanya agar aku membatalkan pertunangan kami."

Aku meletakkan setumpuk laporan medis dan surat pemberitahuan kondisi kritis di atas meja dengan tenang.

"Kalau dia merasa pernikahan ini adalah belenggu, aku juga nggak akan memaksanya. Membatalkan pertunangan adalah yang terbaik bagi kami berdua."

Nyonya Elisa gemetar karena marah. Dia masih mengingat dengan jelas segala insiden yang kualami selama bertahun-tahun setiap kali menghadiri upacara pernikahan.

Pertama kali, iring-iringan mobil kami diserang penembak jitu di depan gereja. Aku tertembak empat kali dan nyaris mati di atas tangga batu yang dingin. Kedua kalinya, sebuah truk yang kehilangan kendali menabrak mobilku, membuat tulang telapak tanganku remuk. Ketiga kalinya, hotel tempat kami menginap sebelum keberangkatan meledak. Aku terjebak dalam kobaran api selama tiga jam.

Mata Elisa berkaca-kaca, dia mengelus bekas luka mengerikan di lenganku, lalu akhirnya mengangguk dengan berat hati.

"Sebelum meninggal, orang tuamu menitipkanmu kepada kami... Tapi ternyata Lorenzo memperlakukan putri penyelamatnya seperti ini."

"Keluarga Corsica telah mengecewakanmu, juga mengkhianati kebaikan Keluarga Moreto."

Ujung hidungku terasa panas, aku berusaha menahan isak tangisku.

Saat melangkah keluar dari gerbang besar rumah utama Keluarga Corsica, sebuah mobil Maybach hitam langsung berhenti di depanku.

Kaca jendela perlahan turun, menampakkan wajah Lorenzo yang tegas, tetapi penuh ketidaksenangan.

Dia menatapku dengan sinis dan berkata, "Datang lagi untuk mengadu? Kalau kamu begitu ingin masuk ke keluarga ini, ayo kita ke gereja sekarang dan tanda tangani janji pernikahan."

Aku tidak menjawab dan hanya melirik ke kursi penumpang depan.

Sophia Camora duduk di sana dengan mata memerah, seolah baru saja menanggung luka hati yang luar biasa. Saat mendengar Lorenzo menyebut kata tanda tangan, tubuhnya bergetar pelan.

Lorenzo turun dari mobil dan berdiri di depanku, menghalangi pandanganku pada Sophia.

Tatapannya menajam dan keningnya berkerut sedikit.

"Aku akui, aku memang punya perasaan pada Sophia. Tapi tenang saja, aku akan tetap menunaikan tanggung jawabku padamu."

"Jangan khawatir soal pertunangan ini."

Tanggung jawab. Dua kata itu terasa seperti belati beracun yang menancap dalam di dadaku.

Aku menahan tawa getir dan berkata pelan, "Aku ada urusan hari ini. Lain kali saja. Lagi pula sudah tertunda lima tahun, menunggu beberapa hari lagi bukan masalah."

Sekilas keterkejutan melintas di mata Lorenzo.

Selama lima tahun terakhir, setiap kali luka-lukaku baru saja sembuh, hal pertama yang kulakukan adalah mendesaknya untuk pergi ke gereja.

Aku mengabaikan ekspresi herannya dan berbalik hendak pergi.

Namun, Sophia tiba-tiba turun dari mobil dan meraih lenganku.

"Lorenzo adalah pria yang sangat tepat janji. Selama ini aku banyak menerima kebaikannya. Setelah kalian menikah nanti, perlakukanlah dia dengan baik."

Nada suaranya terdengar lembut dan menyedihkan, tetapi tatapannya dipenuhi rasa iri. Kukunya menancap kuat ke kulitku.

Aku menahan sakit dan melepaskan genggamannya. Namun, Sophia tiba-tiba mencondongkan tubuhnya ke belakang dan menampar dirinya sendiri dengan keras.

Dari sudut pandang Lorenzo, seolah-olah akulah yang menamparnya.

Lorenzo langsung memeluk Sophia, memeriksa pipinya yang mulai memerah dan bengkak. Saat kembali menatapku, matanya dipenuhi amarah.

"Katanya nggak terburu-buru, tapi kenapa justru melampiaskan amarahmu pada orang nggak bersalah?"

Ketika Lorenzo membawa Sophia pergi, langkahnya terhenti sejenak.

Dia menoleh, lalu berkata dingin, "Chiara, kalau orang tuamu yang telah tiada melihat betapa kejam dirimu sekarang, mereka pasti sangat kecewa."

Kata-kata penjelasan yang ingin keluar dari bibirku akhirnya tertahan di tenggorokan.

Aku terpaku di tempat, menatap debu yang beterbangan akibat roda mobilnya hingga mengaburkan pandanganku.

Hingga suara notifikasi ponsel berbunyi, barulah aku perlahan sadar.

[Nona Chiara, hasil CT scan otak lanjutan sudah keluar. Keadaannya tidak terlalu baik. Mohon segera datang ke rumah sakit.]

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
8 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status