Share

Bab 57

Author: perdy
last update Last Updated: 2025-05-24 23:34:42

"Kamu ingat apa yang selalu kamu katakan padaku dulu?" tanya Damar.

"'Jangan pernah takut bermimpi,'" jawab Nayla pelan, mengutip kalimat yang dulu menjadi pegangannya.

"Dan sekarang aku di sini, Nay. Dengan mimpi yang menurutku layak diperjuangkan bersama."

Nayla meletakkan foto itu dan mulai membaca proposal di tablet dengan lebih serius. Konsep yang ditawarkan Damar memang berbeda. Bukan sekadar konsultan bisnis konvensional, tapi perpaduan antara konsultan bisnis, inkubator startup, dan kolaborator kreatif.

"Kamu ingin menggabungkan kekuatan analisis bisnismu dengan keahlian kreatifku," Nayla menyimpulkan setelah membaca beberapa halaman.

"Tepat," angguk Damar. "Aku sudah membangun jaringan yang kuat di kalangan investor dan pelaku bisnis selama sepuluh tahun terakhir. Tapi yang kurang dari banyak konsultan bisnis adalah pemahaman mendalam tentang industri kreatif dari perspektif pelaku kreatif itu sendiri."

"Dan kamu pikir aku bisa memberimu perspektif itu?"

"Aku tahu kamu bisa.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 59

    Dengan semangat baru, Nayla membuka laptopnya—sebuah laptop tua yang masih berfungsi dengan baik meski keyboard-nya sudah agak aus. Ia membuka dokumen baru dan mulai mengetik:"AURORA 2.0: Membangun Kembali dari Puing-puing"Jari-jarinya menari di atas keyboard, menuangkan segala ide yang selama ini terpendam. Kali ini, ia tidak menulis untuk meyakinkan investor atau klien potensial. Ia menulis untuk dirinya sendiri, memetakan perjalanan yang ingin ia tempuh selanjutnya.Jam dinding menunjukkan pukul dua pagi ketika Nayla akhirnya berhenti mengetik. Matanya perih, tapi hatinya ringan. Ia telah menghasilkan kerangka bisnis yang benar-benar mencerminkan dirinya—gabungan antara studio desain dengan platform edukasi kreatif, ditambah inkubator untuk talent-talent muda yang membutuhkan mentorship.Nayla menutup laptopnya dan beranjak ke kamar tidur. Untuk pertama kalinya dalam empat bulan, ia tidak perlu minum pil tidur untuk bisa memejamkan mata.

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 58

    Nayla kembali ke rumah dengan napas baru. Bukan karena Damar akan menyelamatkannya, tapi karena ia sadar ada orang yang masih mengingat dirinya… sebagai Nayla yang hebat sejak dulu. "Mungkin aku sudah dibuang," katanya sambil menatap cermin, "tapi aku belum selesai." Dengan dukungan dari keluarga dan Damar, ia mulai membuka laptopnya, menyusun ulang rencana. Kali ini, bukan untuk membangun mimpi orang lain—tapi mimpinya sendiri.Langit Jakarta sudah gelap ketika Nayla menghentikan mobilnya di depan rumah kontrakannya yang sederhana. Rumah dua kamar yang ia sewa setelah terpaksa menjual apartemen di kawasan elit Jakarta Selatan—konsekuensi dari kebangkrutan bisnisnya. Jalanan sepi, hanya diterangi lampu jalan yang berkedip-kedip, seolah mewakili harapannya yang nyaris padam beberapa minggu belakangan.Nayla melangkah masuk dengan langkah yang berbeda dari pagi tadi. Ada sesuatu yang berubah. Pertemuannya dengan Damar tadi sore telah menggerakkan sesuatu dalam dirinya—bukan hanya tawara

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 57

    "Kamu ingat apa yang selalu kamu katakan padaku dulu?" tanya Damar."'Jangan pernah takut bermimpi,'" jawab Nayla pelan, mengutip kalimat yang dulu menjadi pegangannya."Dan sekarang aku di sini, Nay. Dengan mimpi yang menurutku layak diperjuangkan bersama."Nayla meletakkan foto itu dan mulai membaca proposal di tablet dengan lebih serius. Konsep yang ditawarkan Damar memang berbeda. Bukan sekadar konsultan bisnis konvensional, tapi perpaduan antara konsultan bisnis, inkubator startup, dan kolaborator kreatif."Kamu ingin menggabungkan kekuatan analisis bisnismu dengan keahlian kreatifku," Nayla menyimpulkan setelah membaca beberapa halaman."Tepat," angguk Damar. "Aku sudah membangun jaringan yang kuat di kalangan investor dan pelaku bisnis selama sepuluh tahun terakhir. Tapi yang kurang dari banyak konsultan bisnis adalah pemahaman mendalam tentang industri kreatif dari perspektif pelaku kreatif itu sendiri.""Dan kamu pikir aku bisa memberimu perspektif itu?""Aku tahu kamu bisa.

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 56

    Di sana, berdiri Damar—sahabat masa kecilnya, pria tenang yang dulu diam-diam menyukai Nayla. Kini ia telah menjadi konsultan bisnis sukses yang low profile, dan tahu semua yang terjadi pada Nayla lewat media. "Kamu jatuh terlalu keras, Nay. Tapi kamu bukan wanita yang pantas dikasihani." Damar menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar bantuan: Sebuah kemitraan. Sebuah awal yang bisa Nayla pilih sendiri.Nayla tertegun. Angin sore yang berhembus pelan menggoyangkan dedaunan pohon mangga di halaman belakang rumahnya. Di hadapannya kini berdiri sosok yang nyaris tak dikenalinya jika bukan karena mata itu—mata cokelat gelap yang selalu memancarkan ketenangan namun juga determinasi kuat. Damar Wicaksono, sahabat kecilnya yang menghilang dari kehidupannya hampir lima belas tahun lalu."Damar?" ucap Nayla, suaranya campuran antara tidak percaya dan terkejut. "Bagaimana kamu... bagaimana kamu tahu alamat rumahku?"Damar tersenyum tipis. Ia mengenakan kemeja lengan panjang berwarna abu-abu y

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 55

    Air mata menggenang di pelupuk mata Nayla. "Kau masih ingat ini?""Setiap kata," jawab Deni lembut. "Dan aku kembali untuk menepatinya."Deni mengambil sesuatu dari ranselnya—sebuah map tebal dengan logo elegan yang tidak Nayla kenal."Aku menghabiskan sepuluh tahun terakhir untuk belajar dan bekerja di berbagai perusahaan konsultan bisnis di Singapura dan Australia. Membangun koneksi, memahami seluk-beluk industri ini, dan mengumpulkan modal untuk memulai apa yang kita impikan dulu."Deni membuka map tersebut, menunjukkan proposal bisnis lengkap untuk pendirian sebuah perusahaan konsultan bisnis bernama "NaDen Partners"."Aku tahu kau sudah sukses dengan studio desain grafismu, Nay. Beritamu sering muncul di artikel bisnis yang kubaca. Tapi aku ingin tahu, apakah kau masih berminat mewujudkan mimpi kita yang terkubur ini?"Nayla terdiam, matanya bergantian menatap proposal di tangannya dan wajah Deni yang penuh harap. Sepuluh tahun ad

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 54

    Satu hari, sebuah surat misterius dikirim ke rumah keluarganya. Tanpa nama pengirim. Hanya tertulis:"Temui aku di tempat kita pernah mengubur mimpi. — D"Nayla bingung, tapi rasa penasaran membawanya ke taman tua di pinggir kota—tempat ia dulu sering berlatih menulis proposal bisnis saat SMA.Pagi itu matahari bersinar tidak terlalu terik. Angin sepoi-sepoi membelai rambut hitam Nayla yang tergerai bebas. Dia mengenakan kemeja putih sederhana yang digulung hingga siku, dipadukan dengan celana kain berwarna cokelat muda. Penampilan yang cukup kasual untuk mengunjungi sebuah taman tua, namun tetap terlihat rapi seandainya bertemu seseorang yang dikenalnya.Tangannya menggenggam erat surat misterius itu. Jari-jarinya terus menelusuri tulisan tangan yang terasa familiar. Huruf "D" di akhir p

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 53

    "Siapa aku?" bisiknya pada angin malam, suaranya terdengar asing di telinganya sendiri. "Siapa aku kalau bukan Nayla yang mendampingi Galan?"Pertanyaan itu menghantui benak Nayla sejak perpisahan mereka. Selama hampir tiga tahun, hidupnya berputar di sekitar Visionify, di sekitar Galan. Setiap keputusan yang ia ambil, setiap ide yang ia kembangkan, semuanya terhubung dengan visi bersama yang ia bangun dengan pria itu. Visi yang kini direbut darinya."Apa aku pernah cukup... untuk diriku sendiri?" tanyanya lagi, kali ini lebih kepada dirinya sendiri.Jauh sebelum bertemu Galan, Nayla adalah mahasiswa cemerlang dengan ambisi besar. Ia memiliki rencana-rencana brilian dan kepercayaan diri untuk mewujudkannya. Lalu entah bagaimana, seiring berjalannya hubungan mereka, Nayla mulai melebur identitasnya ke dalam identitas Galan. Kesuksesannya menjadi kesuksesan mereka berdua. Mimpinya menjadi mimpi mereka bersama.Dan ketika Galan pergi, ia tidak hanya membawa

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 52

    "Setuju," jawab Nayla dengan senyum tulus. "Terima kasih, Ayah.""Jangan berterima kasih dulu," Herdian menatap putrinya dengan serius. "Jalanmu masih panjang dan tidak akan mudah. Galan dan Alya memiliki momentum dan dukungan publik saat ini. Mengubah persepsi itu akan membutuhkan strategi jangka panjang dan ketahanan mental yang kuat.""Aku siap," tegas Nayla. "Kali ini aku tidak akan naif atau terburu-buru. Aku akan bermain dengan cerdas dan sabar."Herdian mengangguk puas. "Baiklah. Mulai besok kamu bisa mengunjungi kantor NeoVerse dan berkenalan dengan tim inti. Dokumen serah terima dan pengangkatanmu sebagai CEO akan Ayah siapkan akhir minggu ini."Nayla bangkit dari kursinya, menggenggam map hitam itu dengan erat. Untuk pertama kalinya sejak pengkhianatan Galan, ia merasakan semangat dan gairah yang dulu pernah hilang. Langkahnya terasa ringan saat berjalan menuju pintu."Nayla," panggil Herdian sebelum putrinya mencapai pintu, "ingat satu h

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 51

    Sinar matahari pagi menerobos tirai jendela ruang kerja Herdian Wijaya, menciptakan garis-garis keemasan di atas meja kayu jati yang mengkilap. Nayla duduk tegak di hadapan ayahnya, kedua tangannya sibuk membolak-balik lembaran dokumen dalam map hitam itu. Matanya yang tajam menyusuri setiap detail, setiap angka, dan setiap peluang yang tersaji di hadapannya."Jadi," suara berat Herdian memecah keheningan, "bagaimana menurutmu?"Nayla mengangkat wajahnya, menatap sang ayah dengan campuran rasa takjub dan haru yang berusaha ia sembunyikan. Selama hidupnya, ia selalu menganggap ayahnya sebagai sosok kaku yang lebih menghargai kesempurnaan daripada hubungan emosional. Namun map hitam di tangannya ini—berisi proposal dan dokumen bisnis dari berbagai perusahaan milik keluarga Wijaya—adalah bentuk kasih sayang yang tidak pernah ia sangka akan diterimanya."Ini... sangat komprehensif, Ayah," jawab Nayla, berusaha terdengar profesional meskipun hatinya berge

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status