Sesuai dengan rencana, sore hari ini Viona dan Rieta pergi ke tempat orang yang bisa membuat gerobak. Rieta berniat ingin mendesain gerobak yang ia inginkan itu agar terlihat menarik sehingga nantinya pembeli akan penasaran dengan apa yang ia jual.Viona tidak menyangka jika Rieta bisa memiliki pemikiran yang begitu luar biasa. Memulai sebuah usaha adalah tantangan tersendiri untuk setiap orang. Kegagalan ataupun kesuksesan adalah sebuah akhir dari usaha tersebut dan seseorang harus bisa menerimanya dari semua hasil yang akan dicapai.Namun bagi Viona, ia masih trauma jika mengingat kejadian dulu dimana dirinya mencoba membuka usaha tetapi bukannya untung yang datang melainkan rugi besar. Viona hanya bisa mendoakan agar usaha Rieta dapat laris manis sesuai dengan yang diharapkan.Rencana yang Rieta lakukan ini juga sudah diketahui oleh produser Ali. Produser Ali semakin menjadi bingung untuk menyampaikan kedatangan Jack kemarin kepada Rieta jika melihat Rieta yang sedang bersemangat da
Jacob segera melajukan mobilnya menuju ke perusahaan produser Ali untuk menyampaikan perintah dari Arlo. Disana tanpa sengaja sebenarnya Jacob sudah berpapasan dengan Rieta, tetapi karena Rieta memakai topi dan kaca mata sehingga membuat wajahnya tidak terlihat begitu jelas. Produser Ali merasa bingung mengapa bos dari perusahaan ternama ingin sekali menanam saham di perusahaannya hanya untuk bertemu dengan penyanyi pendatang baru seperti Rieta. Sepertinya produser Ali harus benar-benar menyampaikan masalah ini kepada Rieta agar Rieta lebih hati-hati kedepannya."Maaf pak Jacob jika saya terlihat seperti orang sombong. Tetapi saya benar-benar tidak bisa menerima tawaran dari bos kalian itu. Perusahaan rekaman saya ini hanyalah perusahaan kecil yang tidak dapat menghasilkan untung yang banyak. Jadi saya tidak ingin mengambil resiko. Apalagi Rieza ini adalah pendatang baru didunia hiburan, jadi dia tidak ingin sampai terlibat skandal dengan bos anda tersebut.""Hahaha, benar-benar menar
Setelah selesai bertemu dengan produser Ali, Rieta tidak langsung pulang. Ia teringat dengan sesuatu hal yaitu pergi ke sebuah cafe. Ia ingin menemui orang yang dulu telah menolong dirinya yaitu lelaki yang bernama Arlo.Rieta segera memesan taksi dan saat sampai di depan cafe tersebut, suasana cafe terlihat begitu berbeda."Apa cafe ini sudah tutup ya? Jangan-jangan tuan Arlo bangkrut? Ya Tuhan kasihan sekali. Lalu bagaimana nasibnya saat ini?" ucap Rieta seakan tidak percaya saat melihat kondisi cafe tersebut yang sudah terlihat banyak sarang laba-laba dan juga debu.Rieta melirik ke kiri dan ke kanan, suasana disekitaran cafe sudah sangat sepi. Ia pun memilih untuk pulang saja terlebih dahulu karena memang hari sudah gelap. Ia masih trauma jika mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu saat dirinya di rampok."Besok sepertinya aku harus kembali lagi ke cafe itu. Aku harus mencari tahu bagaimana keadaan tuan Arlo yang sebenarnya. Aku masih merasa tidak enak hati karena memiliki hut
Jacob akhirnya tidak jadi mengingatkan Arlo karena mommy Amera yang sudah memasang wajah menyeramkan bagaikan ingin memangsa musuh jika bergerak sedikitpun."Tuan Ali, ini sudah satu jam kita menunggu. Kenapa belum datang juga tamunya?""Iya ya. Sepertinya karena saya terlalu asik membaca novel online membuat tidak sadar jika tuan penanaman saham itu belum datang.""Saya juga dari tadi sibuk bermain game online tuan. Tapi karena saya ingin bunga air kecil makanya saya menengok jam, dan ternyata kita sudah berada disini selama satu jam tanpa memesan apapun. Apa tidak apa tuan?""Ya sudah kalau begitu biar saya pesan minum dulu. Kamu mau pesan apa Ta?""Jus apel saja tuan, kalau tidak ada air mineral juga tidak apa."Produser Ali dan juga Rieta masih tetap menunggu Arlo sampai datang, karena mereka berdua menghargai niat baiknya yang sudah menanam saham begitu besar di perusahaan rekaman. Tetapi hingga dua jam lamanya Arlo tidak juga datang dan itu membuat produser Ali menjadi kesal. Ia
Dikarenakan Rieta yang masih penasaran dengan kondisi cafe milik Arlo, sore ini ia akhirnya Pergi sendirian ke cafe tersebut lagi. Awalnya Rieta ingin mengajak Viona, tetapi Viona tidak dapat menemani karena dia harus menghadiri acara arisan di komplek."Jac, aku mau pergi sendirian sore ini. Tolong antarkan mommy pulang.""Baik tuan."Arlo menghela nafas lega saat semua pekerjaannya yang akhirnya sudah selesai ia kerjakan semua. Ia tiba-tiba saja merindukan tempat yang biasanya dulu ia gunakan bersama dengan mantan kekasihnya.Arlo segera melajukan mobilnya tanpa supir, ia ingin menenangkan pikiran dari banyaknya pekerjaan yang menumpuk tadi."Aku tanya-tanya sama siapa lagi ya tentang cafe ini? Tetangga sekitaran cafe ini tidak ada yang tahu sama sekali tentang pemilik cafe ini. Ada yang bilang pemiliknya seorang wanita, ada yang bilang juga pemiliknya seorang pria. Jadi yang mana yang benar?" ucap Rieta berbicara pada dirinya sendiri.Saat Arlo sampai di depan cafe miliknya, ia meng
Rieta merasa lega karena akhirnya ia dapat bertemu dengan Arlo kembali. Tetapi ia belum tenang karena belum bisa mengembalikan uang yang pernah ia janjikan untuk dikembalikan kepada Arlo."Besok saja deh aku menghubungi dia untuk mengembalikan uangnya. Ya Tuhan ternyata lelaki tampan seperti tuan Arlo itu memang benar-benar ada ya," ucap Rieta yang sejak tadi masih membayangkan wajah Arlo yang begitu sempurna tampannya."Baaaa.""Astaga Viona," ucap Rieta tersentak kaget."Hahaha, siapa suruh dari tadi bicara sendiri. Lagi mikirin apa sih Ta? Cerita dong sama aku," ucap Viona sambil memakan snack yang ia beli."Aku tadi baru saja bertemu dengan tuan baik yang pernah menolongku sebelum aku bertemu denganmu Vi.""Ohh. Terus, terus.""Ya aku minta saja nomer teleponnya. Supaya aku dapat bertemu dengannya lagi. Aku yakin kalau kamu melihat dia pasti kamu langsung akan terpesona dengan ketampanannya Vi.""Tampan dan kaya raya. Asik dong Ta kalau dijadikan pacar," ucap Viona tersenyum sambil
Hari ini, Rieta menggunakan celana jeans, kemeja kotak-kotak dan juga memoles wajahnya dengan make up tipis agar tidak terlihat pucat. Sebenarnya Rieta tidak ingin tampil menarik dihadapan Arlo, tetapi hati nuraninya berkata untuk tampil rapi dan menarik dihadapan Arlo.Viona sengaja tidak mengkritik penampilan Rieta yang rapi dan wangi itu. Karena nanti ia akan mengikuti Rieta secara diam-diam."Aku pergi dulu ya Vi.""Hmm, hati-hati. Jangan pulang terlalu sore," jawab Viona berpura-pura masa bodoh.Ternyata Rieta dan Arlo melakukan janji makan siang di cafe milik Arlo. Rieta meminta agar Arlo agar merapikan cafe tersebut. Dan dengan patuhnya Arlo langsung menuruti keinginan Rieta. Ia langsung menyuruh orang untuk membersihkan cafe dan menyiapkan makan siang terbaik."Wah ternyata tuan baik yang dimaksud Rieta benar-benar sangat tampan," batin Viona yang sejak tadi mengawasi pergerakan Rieta dan Arlo."Hmm, cantik juga wanita yang ditemui tuan. Tapi siapa dia?" batin Jacob bingung da
Rieta segera bercerita tentang idenya itu jika nantinya ia akan merubah konsep cafe menjadi suasana anak remaja. Karena melihat dari pangsa pasar, sepertinya suasana anak remaja sedang banyak diminati.Arlo merasa kagum dengan pemikiran Rieta. Sebagai seorang pengusaha Arlo merasa kalah karena memang ia hanya asal memilih konsep cafe yang ia miliki itu. Dulu dirinya membangun cafe tersebut hanya karena kemauan mantan tunangan, tetapi karena sudah terlanjur sayang dengan tempat tersebut membuat Arlo enggan untuk menjual tempat tersebut.Rieta merasa senang karena Arlo setuju dengan idenya itu. Sebuah jalan kesuksesan baru sepertinya sebentar lagi akan terbuka untuk Rieta.Viona juga nampak senang karena sahabatnya itu berhasil merayu seorang pengusaha tampan. Ia tidak menyangka jika Rieta bisa merayu seorang lelaki hanya dengan bernyanyi lagu pengantar tidur.Karena merasa Rieta aman bersama dengan Arlo, Viona pun memilih untuk pergi dari cafe tersebut. Begitu juga dengan Jacob, ia mem