Akhir-akhir ini, Arlo menjadi orang yang pemalas. Kegiatannya hanya mendengarkan lagu yang dinyanyikan oleh Rieta terus menerus. Entah mengapa perasaannya begitu tenang saat mendengarkan suara Rieta yang begitu menyentuh hati.
“Bagaimana ya wajah penyanyi dari yang membuat lagu ini? Dia adalah seorang penyanyi dan juga pembuat lagu yang hebat. Pasti dia memiliki pengalaman yang begitu menyakitkan sehingga dapat menciptakan lagu yang begitu indah. Suaranya saja sudah membuatku terhipnotis, bagaimana kalau aku bisa bertemu dengannya secara langsung dan berbincang-bincang,” batin Arlo hingga membuatnya tersenyum sendiri.Tok tok tok“Tuan, apakah ........” ucap Jack terhenti saat ia masuk ke dalam ruangan dan melihat banyak dokumen yang masih utuh diatas meja kerja Arlo.“Ada apa Jack?” tanya Arlo dengan santainya.Jack hanya dapat mengelus dada. Ia ingin marah tetapi yang ingin ia marahi itu adalah bosnya.“Ada apa Jack, kenapa kau malah diam didepan pintu sambil mengelus dada? Apakah kau habis melihat setan?”“Iya tuan, saya baru saja melihat setan yang begitu menyebalkan,” batin Jack berusaha menahan amarahnya.“Jack,” ucap Arlo yang kali ini memanggil Jack dengan nada membentak.“Iya tuan. Saya hanya ingin mengambil semua dokumen yang berada di meja kerja tuan. Apakah sudah dikerjakan semua?” tanya Jack sambil tersenyum.“Ohh itu. Belum ada yang aku sentuh sama sekali. Aku sedang malas bekerja hari ini Jack. Badanku demam karena belum berhasil bertemu dengan penyanyi baru favoritku.”“Si Rieza tuan?”“Iya, siapa lagi coba kalau bukan dia. Bahkan katanya ada lagu terbarunya yang sedang dalam proses pengerjaan, tapi sayangnya yang menyanyikan lagu tersebut besok bukan Rieza sendiri melainkan penyanyi lain.”Rieza adalah nama panggung Rieta. Rieta memang tidak ingin menggunakan nama aslinya. Ia juga tidak ingin wajahnya terekspos ke publik.“Begini saja tuan. Jika tuan mau mengerjakan semua pekerjaan ini dengan cepat maka saya akan segera menyelidiki siapakah Rieza sebenarnya, sehingga tuan dapat bertemu dengannya. Bagaimana?” ucap Jack memberi penawaran.“Deal. Waktumu satu hari untuk mendapatkan informasi tentang Rieza.”“What? Satu hari tuan?”“Iya, lama kan. Satu hari itu ada waktu 24 jam Jack.”“Kalau dua hari bagaimana tuan?” tanya Jack menawar.“Tidak. Aku maunya satu hari tanpa ada penawaran.”“Hahh, baiklah tuan,” ucap Jack yang akhirnya menyerah.Dengan bahagia, Arlo segera mengerjakan semua pekerjaan yang ada di atas meja kerjanya itu dengan cepat karena memang semua pekerjaan tersebut hanya membutuhkan tanda tangannya saja.Sebenarnya Jack merasa dibodohin oleh Arlo. Hanya dengan tanda tangan saja sudah bisa mendapatkan informasi mengenai seseorang.“Ini Jack, semua pekerjaanku sudah beres,” ucap Arlo menyerahkan tumpukan dokumen yang tingginya sudah menutupi pandangannya saat duduk.“Hanya perlu waktu lima menit sudah selesai saja harus pakai acara dibujuk rayu begini tuan,” batin Jack cemberut sambil menerima dokumen tersebut.“Sudah sana keluar Jack. Dan cepat cari tahu tentang siapa Rieza sebenarnya. Ingat, waktumu hanya 1x24 jam.”“Iya tuan,” ucap Jack yang langsung keluar.“Hai brother, ada apa? Kenapa wajahmu murung begitu?” tanya Jacob penasaran saat saudaranya keluar dari ruangan Arlo.“Ada apa, ada apa. Ini pekerjaanmu. Aku masih ada pekerjaan lain lagi yang harus segera aku kerjakan," ucap Jack menyerahkan setumpukan kertas untuk Jacob.“Astaga, banyak sekali.”“Jangan mengeluh. Cepat kerjakan saja supaya cepat selesai.”Jack segera membuka laptop untuk mulai mencari tahu siapa sebenarnya Rieza. Tidak sulit baginya untuk mengetahui identitas seseorang apalagi orang tersebut adalah seorang public figure.Hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu jam Jack sudah berhasil mendapatkan informasi mengenai siapa produser yang menaungi Rieza. Ia pun segera mencatat nomer telepon dan alamat produser tersebut.“Jacob, aku tinggal dulu ya. Aku harus pergi sekarang.”“Mau kemana? Lantas pekerjaan ini bagaimana? Aku sendiri yang harus mengerjakannya?”“Iya, kau kerjakan saja semuanya itu sendirian. Aku sedang ada urusan penting dan harus buru-buru.”Jack segera mengirimkan pesan kepada produser Ali untuk melakukan pertemuan dadakan hari ini juga. Jack ingin melakukan kerjasama dengan cara menanamkan modal di perusahaan tersebut.Ini adalah sebuah trik yang paling mudah dilakukan untuk mendapatkan informasi Rieza. Apalagi perusahaan milik produser Ali tidak begitu besar sehingga pasti produser Ali akan menerima tawaran yang diberikan oleh Jack.Sesuai dengan dugaan Jack, produser Ali menerima dengan bahagia kedatangan Jack dan menyetujui penanaman modal yang begitu menggiurkan.Tetapi sebelum melakukan penandatanganan kontrak kerjasama produser Ali melakukan beberapa pertanyaan terlebih dahulu, seperti misalnya apa saja konsekuensinya jika selama enam bulan ke depan perusahaannya tidak dapat memenuhi target.“Saya hanya seorang sekretaris dan asisten. Kebetulan bos saya menyukai karya seorang penyanyi dan pembuat lagu dibawah naungan anda tuan. Jadi jika anda mau mempertemukan orang tersebut dengan bos saya maka tidak ada konsekuensi jika target yang diminta oleh bos saya tidak terpenuhi. Bagaimana tuan?”“Kalau saya boleh tahu siapakah orang yang bos anda maksud pak?”“Namanya Rieza. Dia baru saja merilis lagu belum lama ini.”“Ohh Rieza. Kebetulan itu adalah nama panggungnya pak. Dan untuk permohonan bertemu dengannya saya belum bisa memutuskan karena saya sudah berjanji tidak akan memberitahu identitas aslinya kepada siapapun.”“Sayang sekali ya. Padahal ini adalah penawaran yang sangat bagus untuk perusahaan anda tuan.”Produser Ali hanya tersenyum menanggapi ucapan Jack. Sebenarnya ia tertarik dan sangat membutuhkan uang karena pengobatan penyakitnya yang tidaklah murah. Tetapi ia tidak mungkin melanggar janjinya untuk memberitahu identitas asli Rieta.“Kalau begitu saya pamit undur diri dulu tuan. Saya akan memberikan waktu anda tiga hari untuk berpikir. Tidak perlu terburu-buru dalam mengambil keputusan ini. Tapi ingat, tawaran seperti ini tidak akan datang dua kali.""Aku harus bagaimana ya? Apakah aku harus membicarakan masalah ini kepada Rieta? Tetapi ini kan bukan sesuatu hal yang menjadi kepentingannya. Ini adalah masalah pribadiku. Karena jika aku menerima tawaran ini yang untung hanyalah perusahaan. Dan bagaimana jika bos dari pak Jack itu adalah orang jahat?" ucap produser Ali berbicara kepada dirinya sendiri karena merasa bimbang.Jack segera kembali ke kantor untuk menemui Arlo. Sebenarnya sangat mudah bagi dirinya untuk melakukan pembobolan akun media sosial milik Rieta. Tetapi Jack tidak ingin melakukan hal tersebut. Ia harus meminta persetujuan kepada Arlo terlebih dahulu untuk melakukan hal tersebut karena jika ia sampai gegabah bisa saja Arlo menjadi murka.Tok tok tok"Permisi tuan.""Ya, ada apa Jack? Apa kau sudah berhasil menyelesaikan misi yang aku perintahkan?""Maaf, belum tuan. Orang yang saya mintai tolong untuk membantu saya membutuhkan waktu tiga hari untuk berpikir.""Orang yang membantumu? Tumben sekali kau meminta bantua
Sesuai dengan rencana, sore hari ini Viona dan Rieta pergi ke tempat orang yang bisa membuat gerobak. Rieta berniat ingin mendesain gerobak yang ia inginkan itu agar terlihat menarik sehingga nantinya pembeli akan penasaran dengan apa yang ia jual.Viona tidak menyangka jika Rieta bisa memiliki pemikiran yang begitu luar biasa. Memulai sebuah usaha adalah tantangan tersendiri untuk setiap orang. Kegagalan ataupun kesuksesan adalah sebuah akhir dari usaha tersebut dan seseorang harus bisa menerimanya dari semua hasil yang akan dicapai.Namun bagi Viona, ia masih trauma jika mengingat kejadian dulu dimana dirinya mencoba membuka usaha tetapi bukannya untung yang datang melainkan rugi besar. Viona hanya bisa mendoakan agar usaha Rieta dapat laris manis sesuai dengan yang diharapkan.Rencana yang Rieta lakukan ini juga sudah diketahui oleh produser Ali. Produser Ali semakin menjadi bingung untuk menyampaikan kedatangan Jack kemarin kepada Rieta jika melihat Rieta yang sedang bersemangat da
Jacob segera melajukan mobilnya menuju ke perusahaan produser Ali untuk menyampaikan perintah dari Arlo. Disana tanpa sengaja sebenarnya Jacob sudah berpapasan dengan Rieta, tetapi karena Rieta memakai topi dan kaca mata sehingga membuat wajahnya tidak terlihat begitu jelas. Produser Ali merasa bingung mengapa bos dari perusahaan ternama ingin sekali menanam saham di perusahaannya hanya untuk bertemu dengan penyanyi pendatang baru seperti Rieta. Sepertinya produser Ali harus benar-benar menyampaikan masalah ini kepada Rieta agar Rieta lebih hati-hati kedepannya."Maaf pak Jacob jika saya terlihat seperti orang sombong. Tetapi saya benar-benar tidak bisa menerima tawaran dari bos kalian itu. Perusahaan rekaman saya ini hanyalah perusahaan kecil yang tidak dapat menghasilkan untung yang banyak. Jadi saya tidak ingin mengambil resiko. Apalagi Rieza ini adalah pendatang baru didunia hiburan, jadi dia tidak ingin sampai terlibat skandal dengan bos anda tersebut.""Hahaha, benar-benar menar
Setelah selesai bertemu dengan produser Ali, Rieta tidak langsung pulang. Ia teringat dengan sesuatu hal yaitu pergi ke sebuah cafe. Ia ingin menemui orang yang dulu telah menolong dirinya yaitu lelaki yang bernama Arlo.Rieta segera memesan taksi dan saat sampai di depan cafe tersebut, suasana cafe terlihat begitu berbeda."Apa cafe ini sudah tutup ya? Jangan-jangan tuan Arlo bangkrut? Ya Tuhan kasihan sekali. Lalu bagaimana nasibnya saat ini?" ucap Rieta seakan tidak percaya saat melihat kondisi cafe tersebut yang sudah terlihat banyak sarang laba-laba dan juga debu.Rieta melirik ke kiri dan ke kanan, suasana disekitaran cafe sudah sangat sepi. Ia pun memilih untuk pulang saja terlebih dahulu karena memang hari sudah gelap. Ia masih trauma jika mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu saat dirinya di rampok."Besok sepertinya aku harus kembali lagi ke cafe itu. Aku harus mencari tahu bagaimana keadaan tuan Arlo yang sebenarnya. Aku masih merasa tidak enak hati karena memiliki hut
Jacob akhirnya tidak jadi mengingatkan Arlo karena mommy Amera yang sudah memasang wajah menyeramkan bagaikan ingin memangsa musuh jika bergerak sedikitpun."Tuan Ali, ini sudah satu jam kita menunggu. Kenapa belum datang juga tamunya?""Iya ya. Sepertinya karena saya terlalu asik membaca novel online membuat tidak sadar jika tuan penanaman saham itu belum datang.""Saya juga dari tadi sibuk bermain game online tuan. Tapi karena saya ingin bunga air kecil makanya saya menengok jam, dan ternyata kita sudah berada disini selama satu jam tanpa memesan apapun. Apa tidak apa tuan?""Ya sudah kalau begitu biar saya pesan minum dulu. Kamu mau pesan apa Ta?""Jus apel saja tuan, kalau tidak ada air mineral juga tidak apa."Produser Ali dan juga Rieta masih tetap menunggu Arlo sampai datang, karena mereka berdua menghargai niat baiknya yang sudah menanam saham begitu besar di perusahaan rekaman. Tetapi hingga dua jam lamanya Arlo tidak juga datang dan itu membuat produser Ali menjadi kesal. Ia
Dikarenakan Rieta yang masih penasaran dengan kondisi cafe milik Arlo, sore ini ia akhirnya Pergi sendirian ke cafe tersebut lagi. Awalnya Rieta ingin mengajak Viona, tetapi Viona tidak dapat menemani karena dia harus menghadiri acara arisan di komplek."Jac, aku mau pergi sendirian sore ini. Tolong antarkan mommy pulang.""Baik tuan."Arlo menghela nafas lega saat semua pekerjaannya yang akhirnya sudah selesai ia kerjakan semua. Ia tiba-tiba saja merindukan tempat yang biasanya dulu ia gunakan bersama dengan mantan kekasihnya.Arlo segera melajukan mobilnya tanpa supir, ia ingin menenangkan pikiran dari banyaknya pekerjaan yang menumpuk tadi."Aku tanya-tanya sama siapa lagi ya tentang cafe ini? Tetangga sekitaran cafe ini tidak ada yang tahu sama sekali tentang pemilik cafe ini. Ada yang bilang pemiliknya seorang wanita, ada yang bilang juga pemiliknya seorang pria. Jadi yang mana yang benar?" ucap Rieta berbicara pada dirinya sendiri.Saat Arlo sampai di depan cafe miliknya, ia meng
Rieta merasa lega karena akhirnya ia dapat bertemu dengan Arlo kembali. Tetapi ia belum tenang karena belum bisa mengembalikan uang yang pernah ia janjikan untuk dikembalikan kepada Arlo."Besok saja deh aku menghubungi dia untuk mengembalikan uangnya. Ya Tuhan ternyata lelaki tampan seperti tuan Arlo itu memang benar-benar ada ya," ucap Rieta yang sejak tadi masih membayangkan wajah Arlo yang begitu sempurna tampannya."Baaaa.""Astaga Viona," ucap Rieta tersentak kaget."Hahaha, siapa suruh dari tadi bicara sendiri. Lagi mikirin apa sih Ta? Cerita dong sama aku," ucap Viona sambil memakan snack yang ia beli."Aku tadi baru saja bertemu dengan tuan baik yang pernah menolongku sebelum aku bertemu denganmu Vi.""Ohh. Terus, terus.""Ya aku minta saja nomer teleponnya. Supaya aku dapat bertemu dengannya lagi. Aku yakin kalau kamu melihat dia pasti kamu langsung akan terpesona dengan ketampanannya Vi.""Tampan dan kaya raya. Asik dong Ta kalau dijadikan pacar," ucap Viona tersenyum sambil
Hari ini, Rieta menggunakan celana jeans, kemeja kotak-kotak dan juga memoles wajahnya dengan make up tipis agar tidak terlihat pucat. Sebenarnya Rieta tidak ingin tampil menarik dihadapan Arlo, tetapi hati nuraninya berkata untuk tampil rapi dan menarik dihadapan Arlo.Viona sengaja tidak mengkritik penampilan Rieta yang rapi dan wangi itu. Karena nanti ia akan mengikuti Rieta secara diam-diam."Aku pergi dulu ya Vi.""Hmm, hati-hati. Jangan pulang terlalu sore," jawab Viona berpura-pura masa bodoh.Ternyata Rieta dan Arlo melakukan janji makan siang di cafe milik Arlo. Rieta meminta agar Arlo agar merapikan cafe tersebut. Dan dengan patuhnya Arlo langsung menuruti keinginan Rieta. Ia langsung menyuruh orang untuk membersihkan cafe dan menyiapkan makan siang terbaik."Wah ternyata tuan baik yang dimaksud Rieta benar-benar sangat tampan," batin Viona yang sejak tadi mengawasi pergerakan Rieta dan Arlo."Hmm, cantik juga wanita yang ditemui tuan. Tapi siapa dia?" batin Jacob bingung da