Hari ini, Rieta menggunakan celana jeans, kemeja kotak-kotak dan juga memoles wajahnya dengan make up tipis agar tidak terlihat pucat. Sebenarnya Rieta tidak ingin tampil menarik dihadapan Arlo, tetapi hati nuraninya berkata untuk tampil rapi dan menarik dihadapan Arlo.Viona sengaja tidak mengkritik penampilan Rieta yang rapi dan wangi itu. Karena nanti ia akan mengikuti Rieta secara diam-diam."Aku pergi dulu ya Vi.""Hmm, hati-hati. Jangan pulang terlalu sore," jawab Viona berpura-pura masa bodoh.Ternyata Rieta dan Arlo melakukan janji makan siang di cafe milik Arlo. Rieta meminta agar Arlo agar merapikan cafe tersebut. Dan dengan patuhnya Arlo langsung menuruti keinginan Rieta. Ia langsung menyuruh orang untuk membersihkan cafe dan menyiapkan makan siang terbaik."Wah ternyata tuan baik yang dimaksud Rieta benar-benar sangat tampan," batin Viona yang sejak tadi mengawasi pergerakan Rieta dan Arlo."Hmm, cantik juga wanita yang ditemui tuan. Tapi siapa dia?" batin Jacob bingung da
Rieta segera bercerita tentang idenya itu jika nantinya ia akan merubah konsep cafe menjadi suasana anak remaja. Karena melihat dari pangsa pasar, sepertinya suasana anak remaja sedang banyak diminati.Arlo merasa kagum dengan pemikiran Rieta. Sebagai seorang pengusaha Arlo merasa kalah karena memang ia hanya asal memilih konsep cafe yang ia miliki itu. Dulu dirinya membangun cafe tersebut hanya karena kemauan mantan tunangan, tetapi karena sudah terlanjur sayang dengan tempat tersebut membuat Arlo enggan untuk menjual tempat tersebut.Rieta merasa senang karena Arlo setuju dengan idenya itu. Sebuah jalan kesuksesan baru sepertinya sebentar lagi akan terbuka untuk Rieta.Viona juga nampak senang karena sahabatnya itu berhasil merayu seorang pengusaha tampan. Ia tidak menyangka jika Rieta bisa merayu seorang lelaki hanya dengan bernyanyi lagu pengantar tidur.Karena merasa Rieta aman bersama dengan Arlo, Viona pun memilih untuk pergi dari cafe tersebut. Begitu juga dengan Jacob, ia mem
Arlo tidak menjawab pertanyaan Rieta. Ia justru sibuk membuka barang-barang belanjaan yang ada didalam kantong plastik."Sekarang duduklah. Aku akan memasak untuk makan malam kita Rieta.""Ehh, kok jadi tuan Arlo yang masak? Biar saya saja tuan yang masak. Sebaiknya tuan yang duduk dan menunggu," ucap Rieta merasa tidak enak hati."Menurut saja apa perkataanku Rieta. Duduklah dengan manis, dan tunggu masakanku matang.""Tapi tuan.""Bisakah kau menjadi wanita yang penurut?" ucap Arlo menatap Rieta dengan tatapan tajam dan membuat Rieta menjadi takut."Baik tuan," ucap Rieta yang langsung duduk terdiam.Ternyata begini rasanya ditatap tajam oleh Arlo, pantas saja Viona tadi juga menjadi takut saat ditatap oleh Arlo.Sebenarnya Rieta merasa senang karena ini pertama kalinya ada seorang lelaki yang begitu perhatian dan mengistimewakan dirinya. Entah karena Rieta terlalu percaya diri atau tidak, tetapi ia merasa jika Arlo sepertinya tengah mencari perhatiannya.Tidak butuh waktu lama untuk
Meskipun penasaran dan curiga tetapi Rieta tidak ingin ikut campur masalah Viona, karena bagaimanapun juga Viona berhak memiliki privasi sendiri. Rieta pun akhirnya masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri karena ia sudah merasa sangat gerah seharian beraktivitas di luar rumah.Begitu juga dengan Arlo, setelah sampai di mansion ia segera membersihkan diri kemudian ia harus berhadapan dengan sang mommy karena tidak ikut makan malam bersama."Dari mana saja kamu Arlo? Mommy sampai harus mengajak Jack, Jacob dan Ambar untuk makan malam bersama dengan mommy. Kamu kan tahu kalau mommy tidak bisa makan sendiri.""Maafkan aku mom, aku lupa mengabari mommy jika tadi aku sedang pergi bersama dengan klien.""Arlo, perusahaan memang sepenuhnya adalah tanggung jawab dan kekuasaanmu. Kamu yang berhak mengelola perusahaan tersebut, tetapi mommy juga tahu bagaimana dan siapa saja orang yang bekerja sama dengan perusahaan kita. Jadi jangan coba-coba membohongi mommy.""Mom, aku tidak berbohong. A
Setelah semua persiapan siap, Arlo segera mencari orang untuk melakukan beberapa renovasi pada cafenya tersebut. Memang tidak akan ada banyak perubahan, tetapi Arlo ingin agar cafenya menjadi baru dan seperti terlahir kembali."Sepertinya tuan Arlo benar-benar serius menjalin kerjasama dengan wanita bernama Rieta itu Jac. Kita harus bergerak cepat melakukan tindakan. Kita harus mencari tahu siapa sebenarnya Rieta ini, apakah dia adalah penyanyi favorit tuan? Jika benar demikian untuk apa dia tidak mengakuinya dan bagaimana ceritanya dia dulu bisa bercerai dengan suami.""Tenang saja Jack, aku sudah menemukan beberapa bukti bahwa memang benar dia adalah Rieta penyanyi favorit tuan. Aku sudah meretas akun sosial medianya, tidak ada rahasia penting di dalam akun sosial media tersebut. Tidak ada juga foto kenang-kenangan dirinya dengan mantan suami ataupun dengan keluarga mantan suaminya. Tetapi sepertinya kita bisa bertanya kepada orang yang akhir-akhir ini dekat dengan Rieta.""Siapa or
Jacob kemudian menjelaskan kepada Viona, apa saja yang sebenarnya sedang ia rencanakan. Karena ia yakin Viona dapat membantu dirinya untuk mempermudah informasi mengenai Rieta.Setelah mendapatkan informasi mengenai status Rieta sebagai seorang janda, Jacob pun merasa jika Rieta dan Arlo layak untuk menjalin hubungan jika benar-benar mereka berdua cocok. Tetapi jika tidak, mungkin Jacob yang akan mencoba untuk mendekati Rieta karena ia merasa tertarik dengan wanita tersebut."Sekali lagi terima kasih atas informasinya Viona. Sejak awal aku yakin kalau Rieta itu adalah wanita yang baik. Jadi aku tidak akan merasa khawatir jika tuan Arlo dekat dengannya.""Sama-sama. Tapi bisa kah aku meminta tolong kepadamu? Tolong lindungi akun media sosial milik Rieta. Karena entah mengapa aku memiliki firasat buruk jika Rieta akan menjadi terkenal dengan karya keduanya ini.""Oke, tunggu sebentar. Aku harus segera membuka ponselku supaya aku tidak lupa."Viona tersenyum karena akhirnya bisa berkenal
"Rieta, tolong jujurlah kepadaku. Apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa kau menangis?" tanya Arlo khawatir."Saya tidak kenapa-napa tuan. Tuan tidak perlu merasa khawatir. Tadi itu saya hanya kelilipan saja.""Rieta, kau tidak pandai untuk berbohong. Wajah sedihmu itu tidak dapat disembunyikan.""Masa tuan?""Iya, wajah sedihmu itu sungguh sangat jelek. Makanya aku bisa bilang kalau kau sedang bersedih maka akan sangat terlihat.""Ihh tuan Arlo," ucap Rieta yang langsung menutup wajahnya dengan kedua tangan karena merasa malu."Hahaha, maaf. Aku hanya bercanda. Meskipun kau sedang menangis tetapi wajahmu masih tetap cantik Rieta. Percayalah kepadaku."Rieta semakin merasa malu, wajahnya memerah karena pujian dari Arlo. Jantungnya juga berdebar-debar saat mendengar suara tawa lelaki tersebut."Astaga ternyata tuan Arlo bisa mengeluarkan jurus rayuan maut seperti itu ya," batin Jack saat melihat dan mendengarkan tingkah bosnya dari kejauhan.Sebenarnya Rieta merasa bersalah dan juga tidak
BrukkJack berlari menghampiri Rieta yang masih terdiam terpaku karena merasa syok. Sebuah motor hampir saja menabrak Rieta tetapi untung saja pengendara motor tersebut bisa menghindar dan menabrakkan diri ke arah pagar tanaman."Nona Rieta tidak apa-apa kan?""Saya baik-baik saja tuan. Tapi mohon maaf, sepertinya kita harus segera menolong orang tersebut karena dia yang kelihatannya terluka," ucap Rieta menunjuk orang yang sudah terjatuh dari sepeda motor.Jack segera berlari menghampiri pengendara motor tersebut yang mengalami sedikit lecet-lecet pada tangan dan kakinya. Ternyata rem motor pengendara tersebut tidak berfungsi, untung saja tadi ada pagar tanaman sehingga pengendara tersebut tidak menabrak gerobak Rieta.Setelah semuanya beres, Jack segera membantu Rieta mendorong gerobak untuk dititipkan ketempat penitipan.Meskipun sudah beberapa kali melihat dan bertemu dengan Jack saat bersama Arlo, tetapi Rieta belum berkenalan dengannya."Tuan ini asisten dan sekretaris tuan Arlo