Share

BAB 37.

Author: Rosshie
last update Last Updated: 2025-05-15 13:07:45

Pagi ini, aroma nasi goreng yang baru matang memenuhi ruang makan kecil rumah Sinta.

Dapur sederhana yang dulu penuh canda tawa kini terasa sunyi, hanya ditemani suara gemericik panci dan langkah kaki Sinta yang sibuk menyiapkan sarapan.

Sudah hampir tiga bulan Sinta kembali ke kampung halamannya, meninggalkan hiruk pikuk kota untuk mencoba hidup tenang. Namun, ketenangan itu tidak kunjung datang.

Tabungan yang dia kumpulkan perlahan menipis, dan suaminya belum juga mendapatkan pekerjaan. Namun, yang paling menguras emosinya adalah keberadaan Raffi dan Sarah di rumahnya.

Putra semata wayangnya dan menantu yang dia anggap “beban” kini ikut tinggal bersama mereka. Sarah, menantu keduanya, tidak pernah membantu pekerjaan rumah. Yang dilakukan Sarah hanya tidur, makan, dan memerintah, seolah-olah dia adalah ratu di rumah orang lain.

Sinta mengelap keringat di dahinya ketika melihat Raffi berjalan masuk ke ruang makan sambil menguap lebar. Rambutnya kusut, dan wajahnya masih terlihat beng
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 45.

    Saat liburan kuliah, Zahra dan Bulek Rina memutuskan untuk pulang ke Jakarta. Mereka sudah lama merindukan keluarga di sana. Sesampainya di rumah, suasana hangat langsung menyambut mereka.“Assalamu’alaikum, Bu, Yah,” salam Zahra, sambil mengecup punggung tangan kedua orang tuanya secara bergantian. Senyum di wajahnya tak mampu menyembunyikan kebahagiaannya.Reina, sang ibu, segera memeluk putri semata wayangnya erat. “Sayang, Ibu kangen banget sama kamu,” ucapnya penuh haru.Zahra membalas pelukan itu dengan sama eratnya. “Ara juga kangen banget sama Ibu,” ucapnya sambil menahan air mata bahagia.Burhan, ayahnya, berdehem untuk menarik perhatian. “Gak kangen sama Ayah nih? Padahal Ayah loh yang paling ingin Ara pulang,” godanya dengan senyum lebar di wajah.Reina melepaskan pelukannya, lalu menoleh pada suaminya. “Apa yang ayahmu katakan benar, Ra. Tiap malam tuh ayah kamu minta Ibu cerita soal masa kecil kamu,” ujarnya sambil tertawa kecil.Zahra menatap ayahnya dengan haru, lalu be

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 44.

    Satu tahun berlalu, namun rumah tangga Sarah dan Raffi tetap sama saja. Sarah tak pernah benar-benar merasa dihargai.Sikap Raffi masih sedingin es, hanya menjalankan kewajiban sebagai suami tanpa cinta. Setiap malam, mereka berbagi melakukan ritual selayaknya pasangan suami iatri, namun hati Sarah selalu terasa kosong.Di balik perlakuam lembut Raffi, ada luka yang semakin menganga.Malam itu, seperti biasa, Raffi mendekati Sarah setelah Nessa terlelap. Sarah tak pernah bisa menolak. Dia tahu, bukan dirinya yang Raffi bayangkan, melainkan Zahra. Dan setiap kali puncak itu tercapai, nama yang terucap dari bibir Raffi selalu sama."Zahra..."Air mata Sarah mengalir deras, seperti luka lama yang terus diiris tanpa ampun. Kali ini, dia tak lagi bisa menyembunyikan isaknya.Raffi, yang sudah jatuh di sisi ranjang, tetap acuh. Dia bahkan tak memalingkan wajah untuk melihat Sarah yang bergetar menahan tangis.Dengan tangan gemetar, Sarah mengusap air matanya dan menatap langit-langit kama

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 43.

    Sarah menatap Raffi yang tertidur lelap dengan posisi membelakanginya. Sudah sebulan dia tinggal bersama Raffi, tetapi pria itu tidak pernah sekalipun menyentuhnya.Hatinya sesak. Sarah hanyalah manusia biasa, dia juga butuh kasih sayang dan perhatian dari suaminya.Dulu, sebelum semua kekacauan ini terjadi, Raffi adalah pria yang penuh gairah. Bahkan, dalam sehari, mereka bisa bercinta lebih dari sekali, dengan penuh hasrat dan cinta.Namun kini, Raffi berubah. Dia menjadi dingin, seolah Sarah tidak ada. Setiap malam Raffi pulang larut, langsung mandi, dan tidur tanpa sepatah kata.Sarah menghela napas panjang, menahan kepedihan yang kian menghimpit. Dia tak ingin menyerah.Perlahan, Sarah merapatkan tubuhnya ke Raffi dan memeluknya dari belakang. “Raf,” panggilnya lembut, hampir seperti bisikan.Tidak ada respon. Sarah kembali mencoba. “Raf, aku kangen,” katanya sedikit lebih keras, nada suaranya mengandung kerinduan yang mendalam.Raffi bergerak gelisah, tidurnya terganggu. Dengan

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 42.

    Malam itu, Alina duduk di sisi ranjang rumah sakit, menatap Sarah yang masih terbaring lemah. Wajah Sarah terlihat pucat, tapi senyum kecil menghiasi bibirnya saat melihat kehadiran mama tirinya.Di samping mereka, Raffi berdiri dengan ekspresi datar, lebih sering memandangi lantai daripada menatap Sarah atau Alina.“Sar, meskipun papa kamu sudah nggak ada, tapi Mama tetap mama kamu. Mama sudah menganggap kamu seperti anak kandung Mama sendiri,” ucap Alina dengan suara lirih, namun sarat emosi. Dia mencoba tetap tenang meskipun hatinya terasa hancur melihat keputusan Sarah.Sarah menggenggam tangan Alina, berusaha memberikan pengertian. “Ma, Sarah tahu kalau Mama sayang sama Sarah. Tapi Raffi suami Sarah, jadi Sarah harus ikut kemanapun suami Sarah pergi,” jawabnya lembut, meski hatinya berdebar.Alina menghela nafas panjang. “Tapi, Sar, Mama nggak percaya sama Raffi. Bagaimana kalau dia nyakitin kamu lagi?” tanyanya dengan nada cemas, menatap Raffi dengan tatapan tajam.Sarah tersen

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 41.

    Sarah perlahan membuka kedua matanya. Cahaya terang dari lampu ruangan rumah sakit membuatnya sedikit menyipit. Rasanya baru kemarin dia terlelap, tapi kenyataannya, dua bulan sudah dia tak sadarkan diri sejak operasi caesar darurat untuk menyelamatkan janin dalam kandungannya.Elang memutuskan memindahkan Sarah ke rumah sakit di Jakarta. Dia tidak bisa terus-menerus menjaga Sarah karena tanggung jawab pekerjaan yang menumpuk. Untungnya, mamanya, Alina, bersedia membantu menjaga Sarah selama di rumah sakit.Di samping ranjang, Alina yang setia menunggu akhirnya melihat Sarah sadar. Wajahnya berubah lega, meski kelelahan tampak jelas dari garis-garis di wajahnya.“Sayang, akhirnya kamu sadar juga. Mama sangat khawatir,” ucap Alina dengan suara penuh kehangatan, tangannya menggenggam erat jemari Sarah.Sarah terdiam, matanya memandangi langit-langit kamar yang begitu terang. Perlahan dia menoleh, matanya menelusuri setiap sudut ruangan yang tak asing baginya. Sejak hamil, dia sudah terl

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 40.

    Aku duduk termenung di dalam kamar, menatap kosong ke arah jendela. Hati dan pikiranku terasa hampa, kejadian tadi benar-benar membuatku terguncang.Di sudut hatiku yang terluka, aku selalu berpikir bahwa Sarah lebih beruntung dariku karena dia bisa mengandung anak Mas Raffi. Namun, kenyataan berkata lain. Semua kepercayaan dan rasa hormatku pada Mas Raffi semakin memudar.“Bagaimana bisa Mas Raffi menikahi wanita yang hamil dengan lelaki lain? Apa dia memang sudah dibutakan oleh harta dan kemewahan?” gumamku lirih, hampir seperti bisikan yang ditelan oleh dinginnya malam.Aku mencoba mengalihkan pikiranku dengan melihat ponsel. Tadi aku sudah mengirim pesan kepada Mas Elang, meminta maaf karena tak bisa menemaninya di rumah sakit. Aku tak sanggup melakukannya. Rasa sesak yang memenuhi dadaku belum juga reda.Meskipun aku merasa iba melihat kondisi Sarah tadi, itu bukan berarti aku sudah memaafkan semua kesalahannya.Aku tahu, Sarah juga korban dari keegoisan Mas Raffi, tapi tetap saj

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 39.

    Mataku membelalak saat melihat darah mengalir dari kedua kaki Sarah. Wajahnya pucat, dan tubuhnya gemetar menahan rasa sakit. Aku merasa tak tega melihat kondisinya.“Raf, cepat bawa istrimu ke rumah sakit! Jangan sampai istrimu kenapa-napa di sini!” seru Bulek Rina dengan nada panik, matanya terus menatap darah yang kian deras membasahi lantai.“Tapi naik apa, Bulek? Gak ada taksi di sini. Gak mungkin aku bawa Sarah pakai motor,” jawab Raffi dengan wajah panik. Tangannya gemetar, seolah tak tahu harus berbuat apa.Sarah terus memekik kesakitan. Tangannya memegang perutnya yang membuncit. “Raf, sakit! Aku gak mau sampai terjadi apa-apa sama anak aku, Raf!” ratapnya dengan suara serak, wajahnya basah oleh air mata.Tiba-tiba suara mobil mendekat, dan aku mengenali mobil itu. Hatiku lega.“Mas Elang!” seruku saat melihat mobil itu berhenti di depan rumah. Aku langsung berlari menuju mobil, tepat saat Mas Elang keluar.“Ra, ada apa ini?” tanyanya bingung, matanya menatapku penuh tanya.

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 38.

    Aku menatap langit yang begitu cerah pagi ini dari balik jendela kamarku. Angin semilir membawa aroma tanah yang basah oleh embun.Aku merasa sedikit damai, meskipun jauh di dalam hatiku masih ada kegundahan yang tak bisa kuhapus begitu saja.Aku dan Bulek Rina memutuskan untuk tinggal beberapa hari di kampung ini sebelum kembali ke Jakarta. Setelah pertemuanku dengan ayah kandungku, kami sekeluarga sepakat untuk tinggal bersama dengan ayah.Seminggu yang lalu, ibu baru saja melangsungkan pernikahan dengan ayahku. Mereka akhirnya bersatu kembali setelah bertahun-tahun terpisah.Aku masih belum percaya bahwa aku memiliki seorang ayah yang selama ini hanya ada dalam bayanganku. Aku selalu bertanya-tanya tentang dia, namun ibu tak pernah banyak bercerita. Baru sekarang semua terungkap.Ibu akhirnya menceritakan alasan kenapa dia meninggalkan ayahku saat sedang mengandungku. Keputusan yang sangat berat, namun ibu merasa itu jalan terbaik. Rupanya, ibu meninggalkan ayah karena desakan d

  • Balasan Manis Untuk Suami Pengkhianat   BAB 37.

    Pagi ini, aroma nasi goreng yang baru matang memenuhi ruang makan kecil rumah Sinta. Dapur sederhana yang dulu penuh canda tawa kini terasa sunyi, hanya ditemani suara gemericik panci dan langkah kaki Sinta yang sibuk menyiapkan sarapan.Sudah hampir tiga bulan Sinta kembali ke kampung halamannya, meninggalkan hiruk pikuk kota untuk mencoba hidup tenang. Namun, ketenangan itu tidak kunjung datang.Tabungan yang dia kumpulkan perlahan menipis, dan suaminya belum juga mendapatkan pekerjaan. Namun, yang paling menguras emosinya adalah keberadaan Raffi dan Sarah di rumahnya.Putra semata wayangnya dan menantu yang dia anggap “beban” kini ikut tinggal bersama mereka. Sarah, menantu keduanya, tidak pernah membantu pekerjaan rumah. Yang dilakukan Sarah hanya tidur, makan, dan memerintah, seolah-olah dia adalah ratu di rumah orang lain.Sinta mengelap keringat di dahinya ketika melihat Raffi berjalan masuk ke ruang makan sambil menguap lebar. Rambutnya kusut, dan wajahnya masih terlihat beng

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status