Share

Balasan Telak Untuk Suamiku Dan Istri Keduanya
Balasan Telak Untuk Suamiku Dan Istri Keduanya
Author: Ina Qirana

Bab 1

Author: Ina Qirana
last update Last Updated: 2022-06-26 18:31:43

 

"Fatma Abdullah, detik ini juga aku ... talak kamu." ucapan itu begitu menggelar di telinga Fatma, dalam sekejap air matanya meleleh dengan sendirinya.

 

Wanita berusia kepala tiga itu mendongak menelisik wajah Ahza--suaminya--, sepuluh tahun ia mengabdi bahkan rela hidup satu atap dengan madunya.

 

Beginikah balasannya? setelah dia berusaha ridho dipoligami selama satu tahun lamanya, kemudian ucapan talak yang ia hadiahkan.

 

Wanita itu menggelengkan pelan kepalanya, sebagai tanda jika ia tak menyangka atas keputusan Ahza, kini orang yang bertubuh kekar itu bukan lagi mahromnya, tangisan itu semakin kuat hingga kedua bahunya terguncang. 

 

Namun, lain halnya dengan Ahza ia diam tak bergeming, lebih tepatnya ia tak mampu untuk meredam tangisan sang istri, Ahza berada diantara dua pilihan, antara istri tua yang ia sayangi dan istri muda Yang amat dicintai.

 

Hingga pada akhirnya lelaki pemilik hidung mancung itu memilih Wirda--istri keduanya-- 

 

Fatma bersinandeka apakah ini mimpi buruk? memorinya berputar mengingat barangkali ada kesalahan yang membuat suaminya mengambil keputusan itu. Namun, tak ia temukan, selama ini wanita bermata jernih itu selalu mengabdi sepenuh hati, tak pernah membangkang ataupun melawan kehendak sang suami.

 

 

Sedangkan dibalik pintu Wirda--istri kedua Ahza-- sedang berdiri menguping dan mengintip di celah pintu yang terbuka, ia memastikan jika sang suami tercinta akan mengabulkan keinginannya.

 

Yaitu menjatuhkan talak terhadap Fatma, ia ingin menjadi satu-satunya di hati suaminya, wanita berumur dua puluh lima tahun itu merasa lelah menjadi yang kedua walaupun selalu diutamakan, akan tetapi tetap saja jiwa serakahnya meronta, ingin memilki Ahza seutuhnya.

 

Kini, ia berhasil menjadi yang utama dan akan selalu diutamakan, bibirnya sedikit melengkung dan dalam hati ia sedang bersorak ria.

 

"Apa salahku, Mas?! Selama satu tahun bahkan aku rela hidup satu atap dengan Wirda, tak cukup kah selama ini kamu menyakitiku hah!" 

 

Teriakkan Fatma begitu menggelegar menggema di penjuru kamarnya, ia mengira dengan ikhlas dimadu akan menambah nilai plus di mata sang suami. Tapi ternyata justru rasa sakit yang ia dapat, pengorbanan, kesabaran juga keikhlasan yang ia geluti selama ini sia-sia, bagaikan debu diatas batu yang tertimpa hujan.

 

Ternyata gelar wanita shalihah tak cukup membahagiakannya, hanya mereka yang bahagia tapi tidak dengan dirinya.

 

Entah berapa ratus malam yang ia lalui dengan tangisan, karena merindukan sang suami yang selalu bermalam bersama istri mudanya, selama ini ia diam tak pernah melayangkan protes atas ketidakadilan suaminya.

 

"Ka-kamu ga salah, aku yang salah, aku sudah pertimbangkan ini, Fatma, usahaku diambang kebangkrutan dan aku ga sanggup menafkahi kalian berdua," ucap Ahza berbohong.

 

"Lucu ya kamu, Mas, kalau ga bisa menafkahi ngapain kamu nekat poligami? lihatlah sekarang rumah tangga kita hancur berantakan, ingat! Kamu sudah mendzalimi aku selama hampir satu tahun, Tuhanku mencatat hal itu, dan kamu akan mempertanggung jawabkannya di akhirat kelak." Fatma berusaha tersenyum getir, suaranya nyaris tercekat karena emosi yang sedang memuncak.

 

Sementara Ahza diam dan tertunduk, dalam hati ia masih menyayangi Fatma dan kedua anaknya. Namun, tak ada pilihan lain untuk menyelamatkan bisnisnya selain menceraikan Fatma.

 

Lelaki yang berjanggut tipis itu merutukki dirinya sendiri, ia rela menukar istri shalihahnya demi sejumlah uang. Namun, apalah daya ia juga manusia biasa yang memiliki banyak impian dan keinginan, walau harus mengorbankan Fatma--istri yang selalu setia mengabdi dalam keadaan suka maupun duka--.

 

"Baik, aku terima talakmu, tapi, antarkan aku ke rumah Ibu, izinkan aku menjalani masa Iddah di sana," pinta Fatma dengan pasrah.

 

Begitulah Fatma, ia selalu pasrah dan bersabar atas takdir yang diberikan Tuhannya, ia tak pernah protes ataupun mengeluh, baginya apa yang sudah digariskan maka itulah yang terbaik untuk dunia juga akhiratnya.

 

Jika di luar sana banyak lelaki yang mendambakan istri shalihah seperti Fatma, lain halnya dengan Ahza ia malah membuang berlian yang amat berharga hanya demi seorang Wirda--wanita yang katanya shalihah pula-- 

 

Padahal, ia tak tahu seperti apa sebenarnya perangai istri mudanya itu, mereka sama-sama berhijab syar'i tapi tidak sama dengan ahlaknya.

 

"Engga, Fatma, kamu harus tetap tinggal di rumah ini sebelum masa iddahmu berakhir," jawab Ahza sekenanya.

 

Fatma tersenyum getir. "Kenapa? apa masih kurang derita yang kamu torehkan di hidupku, dan sekarang akan kamu lanjutkan dalam jangka tiga bulan ke depan, begitukah?! Egois!"

 

"Bukan begitu, Fatma, tapi ... bukankah agama kita sudah mengatur jika wanita dalam masa Iddah, maka harus tetap di rumah suaminya sampai massa Iddah itu berakhir," ungkap Ahza, ia menggunakan tameng agama untuk kepentingan dirinya.

 

Tentu saja ia belum siap ditinggalkan Fatma yang selalu mengurus semua keperluan sehari-harinya, sedangkan Wirda bisa apa dia, bahkan menyiapkan sarapan saja ia tak bisa, semua dilakukan oleh Fatma.

 

Ahza ingin Fatma pergi dalam keadaan istri mudanya benar-benar siap mengantikan posisi Fatma, memang licik pemikiran lelaki itu 

 

"Ga usah bawa-bawa syari'at, Mas! Jika kamu sendiri melanggarnya, biarkan aku dan kedua anakku pergi, biar kalian puas." Fatma berdiri lalu mengemasi semua baju-bajunya.

 

Dengan hati yang hancur berkeping-keping, ia mengangkat sebuah koper besar yang teronggok diatas lemari, lalu jemarinya dengan sigap meraih satu persatu baju-baju dan memasukkannya ke dalam koper.

 

"Engga, Fatma, kamu jangan pergi sekarang, aku ga bakal izinkan dan ga akan mengantarmu." ucapan Ahza seolah palu godam yang semakin membuat kepingan hatinya itu hancur bagaikan abu.

 

Fatma menatap wajah suaminya dengan yakin walau mata jernihnya itu masih berkubang oleh tetesan air. "Baik, aku akan tinggal di sini selama masa iddah, tapi dengan syarat, kita harus hidup masing-masing, aku bukan istrimu lagi, jadi mulai sekarang aku ga Sudi mengurusmu dan istri keduamu juga rumah ini, aku hanya akan mengurus kedua anakku Uwais dan Fatimah, gimana?"

 

Ahza terhenyak, ia tak menyangka sosok Fatma yang selama ini lemah lembut dan tak pernah membangkang, akan memberontak hingga memberi pilihan yang amat menyulitkan.

 

"Terserah!" pria itu merengut lalu meelenggang pergi dari kamar yang selama sepuluh tahun lebih ia tinggali bersama.

 

Sedangkan diluar sana Wirda menyambutnya dengan senyum yang merekah, Lelaki itu duduk di samping istri mudanya dengan gusar, sesekali ia mengusap dan menjambak rambutnya.

 

"Tenang, Mas kamu sudah ceraikan Mbak Fatma, maka aku akan menepati janjimu dengan memberikan modal untuk melanjutkan usahamu," ucap Wirda seraya bergelayut di lengan suaminya.

 

Sangat menjijikan memang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
istri sholehah itu harus ointar dan g dungu kayak kamu fatma. dimadu,tinggal seatapbdg madu dan jd babu juga utk madi. apa itu yg istri sholehah?? aturan Islam mana yg membolehkan 2 istri tinggal seatap. dasar sampah
goodnovel comment avatar
Arumni Arumni
Terkadang memang uang buat orang lupa
goodnovel comment avatar
Bunda Saputri
Mantaapp fatma
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Balasan Telak Untuk Suamiku Dan Istri Keduanya   Season 2 (Bab 30)

    "Oke kalau gitu, saya nggak akan ambil uangnya lagi, Bapak ambil aja.""Baiklah, Pak."Saat itu juga Uwais langsung pergi ke kos-kosan tempat Anisa, dia menemui pemilik rumah kos kosan untuk bertanya perihal gadis yang membuat perasaannya tidak tenang "Saya nggak tahu soal itu, lagi pula Anisa juga nggak ada bilang apa apa sama saya, kirain dia masih di dalam kamarnya.""Ya ampun." Uwais mengusap wajahnya, dia benar benar merasa khawatir."Memangnya ada apa gitu?""Saya curiga Anisa diculik seseorang, Bu.""Hah, masa sih?""Saya pergi dulu, Bu.""Nak, kau telpon saja polisi."Uwais hanya menoleh sekilas.Ribet banget harus telepon polisi segala, belum harus nunggu 24 jam Setelah Anisa pergi lalu harus ada bukti kuat, lebih baik kucari sendiri.Naik ojek online, Uwais pergi ke rumah salah satu temannya yang paham IT, dia memberikan nomor ponsel Anisa untuk melacak keberadaan saat ini, tentunya sebelum itu Uwais melakukan basa basi."Di sini nih tempatnya."Akhirnya nomor ponsel gadis

  • Balasan Telak Untuk Suamiku Dan Istri Keduanya   Season 2 (Bab 29)

    Ayah dan anak yang selama ini nampak akrab itu kini mulai saling memandang dengan tajam, Uwais kecewa karena ternyata semua ayah di dunia ini sama, baik itu ayah kandung yang dulu sudah menelantarkannya, juga ayah tiri yang kini boleh mengungkit ngungkit pemberiannya.Kalau tahu akan begini lebih baik dahulu Aku tidak pernah mengizinkan ibuku menikah dengan siapapun, lagi pula kau sanggup menghidupinya sebagai balas jasa karena ia sudah membesarkan seorang diri, begitu pikir Uwais."Nak, tenangkan dirimu ya." Fatma berdiri lalu mengelus bahu Uwais.Amarah yang akan meledak itu seketika pudar mendengar suara lembut yang keluar dari bibir Fatma, sejak dulu Jika ada masalah apapun dia memang tidak pernah mengeluarkan suara tinggi ataupun bicara kasar."Baiklah, Bi, aku akan pergi nggak bawa apa-apa, termasuk supermarket yang selama ini disokong oleh Abi, ambil aja, aku masih bisa cari uang dengan cara lain yang penting itu halal dan tidak menzalimi orang lain." Uwais tersenyum tipis.Sej

  • Balasan Telak Untuk Suamiku Dan Istri Keduanya   Season 2 (Bab 28)

    "Gimana Zhafran? Apa penyesalanmu itu ada gunanya?"Lelaki itu mengalihkan pandangannya, dia juga seorang lelaki normal, satu tahun yang lalu ketika bisnis mereka untung besar, kantor mengadakan pesta yang dihadiri oleh karyawan penting saja, Zhafran sempat mabuk berat dan dibawa ke sebuah kamar hotel lalu dengan lancangnya Selly masuk ke kamar pria itu, menggodanya mati Matian hingga dia mau mengga gahi Selly untuk pertama kali.Perempuan itu tidak bo doh, dia mengabadikan momen itu dengan ponselnya lalu menyimpan rapi dalam sebuah folder untuk dijadikan senjata, Selly yang ambisius sangat ingin menjadi Nyonya Zhafran yang kaya raya, tidak peduli walaupun dia sudah beristri, toh dia tidak pernah melihat wajah istrinya seperti apa karena selalu tertutup cadar, Selly berpikir jika Fatma adalah perempuan tua seperti kebanyakan ibu ibu lainnya karena sudah memiliki anak gadis dan bujang yang beranjak dewasa.Namun, ternyata Zhafran tidak sebodoh itu, sedikit pun dia tidak tertarik menjad

  • Balasan Telak Untuk Suamiku Dan Istri Keduanya   Season 2 (Bab 27)

    27Hiruk pikuk orang orang di pelabuhan ini membuat Uwais bisa melangkah perlahan tanpa takut dilihat oleh Zhafran dan yang lainnya, bagaimana pun juga Uwais ingin tahu sebenarnya untuk apa Anisa berada di tempat ini? Dirangkul lelaki pula? Apakah memang wanita itu tidak baik seperti kata ayahnya?Dia terus mengendap ngendap bahkan sekarang sudah mulai memakai masker walau wajahnya berkeringat banyak karena terkena teriknya sinar matahari di siang hari.Setelah hampir mendekat Uwais hampir mendengar jelas percakapan mereka, diabtidka terima seorang pria yang berada di hadapan Anisa menyentuh pipi gadis itu, entah kenapa ada rasa cemburu menyelusup ke dalam hatinya, dia pun melangkah lebih dekat lagi "Beneran dia masih pe ra wan ini?""Masih lah segelan, kalau ternyata udah jebol nanti duit kembali lima puluh persen.""Beneran nih ya duit kembali.""Kapan sih gua bohong."Uwais tercekat saat mendengar percakapan Zhafran dan lelaki itu, ternyata Anisa memang benar akan dijual dan mungk

  • Balasan Telak Untuk Suamiku Dan Istri Keduanya   Season 2 (Bab 26)

    "Tunggu!" Orang orang yang menyeret Anisa langsung menoleh, sementara gadis itu masih meronta ronta sambil menatap Uwais, untuk beberap detik mereka saling berpandangan."Ngapain kalian kasar sama perempuan? Dia itu temanku!"Lalu salah satu lelaki menyorotkan senter ke wajah Uwais hingga lelaki itu merasa silau."Kau kan anaknya Tuan, ngapain di sini?""Mau nyusul temenku, lepaskan dia."Beberapa orang lelaki itu saling berpandangan nampak bingung karena bagaimanapun juga perintah Zhafran pantang dilanggar."Bicarakan saja sama Tuan, urusanku cuma menangkap perempuan ini, dia masuk ke dalam ingin mencuri.""Hah?"Uwais langsung menatap Anisa, rasanya tidak mungkin gadis selembut dia harus mencuri, begitu pikir Uwais."Aku nggak mencuri! Aku mau menyelamatkan ….""Diam! Masuk ke dalam sekarang juga! Silakan Anda bicara dengan Tuan Zhafran, saya nggak mau disalahkan."Melihat Anisa kembali diseret Uwais langsung masuk ke dalam berlarian entah ke mana, beberapa kali dia menghadang para

  • Balasan Telak Untuk Suamiku Dan Istri Keduanya   Season 2 (Bab 25)

    Pagi itu Wirda sudah tak sabar menanti kedatangan Uwais, pasalnya malam tadi dia langsung pulang ke rumah karena sudah kemalaman dan kelelahan."Mbak, aku sudah agak enakan kalau mau pulang silakan, aku bisa sendiri kok."Fatma menatap Wirda dengan getir, pagi ini Wirda memang terlihat lebih bugar, baru satu malam saja sudah ada perubahan pada tubuhnya lain lagi ketika dirawat di rumah sakit kemarin Wirda lebih banyak tidur dan susah bergerak."Besok deh aku pulang ya, biar yang jaga gantian sama Uwais, hari ini dia ngajar dulu nanti siang baru kemari katanya.""Ngajar di mana, Mbak?" "DI sebuah universitas, Wir, ini hari pertamanya setelah kembali dari Madina, kamu sabar ya.""Oh hebat banget ya anak Mbak, punya bisnis jadi dosen lagi, iya deh aku sabar, tapi gimana suami Mbak?""Tidak hebat tapi Allah yang karuniakan kelebihan itu padanya." Dia tersenyum.Sejak dulu Fatma memang tidak pernah membanggakan dirinya ataupun prestasi anak anaknya pada orang lain, itu semua untuk menjaga

  • Balasan Telak Untuk Suamiku Dan Istri Keduanya   Season 2 (Bab 24)

    Uwais yang baru datang ke rumahnya mendadak merasa lemas, Serapi itu sang ayah tiri menyembunyikan kebusukannya hingga dia dan ibunya tidak tahu apa apa, dia benci dibohongi sekaligus bingung harus bagaimana karena Uwais bukan tipe pemarah yang meledak ledak, dia cenderung seperti Fatma yang menghadapi segala masalah dengan kepala dingin, begitulah didikan ibunya.Tidak ada suara lagi di dalam sana entah sedang apa Zhafran di dalam, Uwais pun memilih masuk ke kamar, dia membuka laptop dan mulai melakukan pencarian tentang bisnis sang ayah.Malam harinya dia mendatangi Fatma di rumah sakit, untuk saat ini Uwais hanya bisa menghindar dari pada bertatap muka."Mau ke mana, Nak?""Nyusul Umi, aku mau nyuruh dia pulang dulu.""Nggak makan malam dulu?" "Aku makan di luar aja, pergi dulu ya, Bi." Seperti biasanya Uwais selalu mencium tangan orang tua jika hendak bepergian, Zhafran pun tidak curiga jika anaknya itu telah mengetahui kebusukannya"Iya hati hati, pakai mobil Abi aja ya.""Aku n

  • Balasan Telak Untuk Suamiku Dan Istri Keduanya   Season 2 (Bab 23)

    Mobil Uwais masuk ke jurang tetapi beruntung sekali mobil itu tersangkut di sebuah batu besar, para warga yang sedang di kebun dan pengendara mobil lain berbondong-bondong turun ke bawah "Sepertinya kita harus lapor polisi.""Iya lapor saja."Sementara yang lain berusaha menyelamatkan Faisal yang terjepit di dalam mobil, lelaki itu tidak sadarkan diri, beberapa orang membuka paksa pintu mobil mulai dari memecahkan kacanya, tetapi setelah pintu terbuka Faisal masih belum bisa dievakuasi karena tubuhnya terjepit body mobil."Susah ini, tunggu polisi saja."Orang orang saling bertanya bagaimana kejadian kecelakaan itu bisa terjadi pada saksi mata."Mobil itu bunyiin klakson keras banget, entah dia lagi mabok atau mengalami rem blong saya nggak tahu, yang jelas dia menghindar," ujar sopir mobil pick up yang tadi hampir saja bertabrakan dengan Faisal.Tidak lama kemudian polisi datang bersama tim evakuasi, mereka menyuruh warga untuk naik ke atas jurang agar tim evakuasi bisa menyelamatka

  • Balasan Telak Untuk Suamiku Dan Istri Keduanya   Season 2 (bab 22)

    Gadis muda itu membawa nampan berisi air putih dingin, dia tidak tersenyum hanya menganggukan kepalanya sedikit sebagai tanda hormat."Silakan diminum.""Terima kasih, Teh.""Iya.""Kalian ini abis ngapain di atas bukit sana?" Tanya perempuan itu."Oh itu, kita tersesat, oh ya apa kamu tahu tentang bangunan besar di atas bukit itu?' Uwias balik nanya "Bangunan?" Gadis itu nampak tak mengerti "Iya bangunan gede.""Aku nggak tahu, soalnya bukan asli orang sini, aku dan beberapa teman lagi melakukan penelitian buat skripsi.""Oh kirain kamu ustazah di sini." "Bukan lah, saya masuk dulu, nggak enak berduaan.""Eh tunggu." Gadis itu kembali menoleh, hingga mereka saling berpandangan beberapa detik"Iya?""Kita mau pergi sekarang, terima kasih ya.""Oh mau pergi lagi? Sama sama, kalau gitu hati hati.""Iya." Uwais tersenyum sungkan, dia menatap wanita itu, hatinya berontak ingin kenalan."Om, tanya dong nama dia siapa ya?" "Ah tanya aja sendiri, masa gitu aja nggak berani," ledek Faisal

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status