Share

melukai dadanya

Tak jauh dari Inggit berdiri, mobil berhenti mendadak.

“Dia pingsan.”

Temannya ikut melihat wanita itu dari spion mobil. Mengerling jengah! Tentunya sangat malas mengikuti pola pikir Agam yang terlalu manusiawi.

“Waktu....”

Agam tetap setia menginjak pedal rem mobilnya.

Sementara terlihat jelas lelaki yang ada di sebelahnya, tidak ingin membuang waktunya hanya untuk menolong wanita yang dianggap gila itu.

“Emang Inggit itu siapa? Apa kamu mengenal nama itu?”

“Hah, sudah tidak usah mengulik masa lalu seseorang, di sana ada luka yang cukup dalam. Sangat kentara menyakitkan.”

Teman Agam tersenyum remeh, “Malah, puitis.”

Mau tidak mau, Agam melaju dengan kecepatan pelan.

“Waktu, Gam! Rapat tentang membuka cabang kedai akan segera di mulai, apa kamu mau membuang kesempatan ini!”

Agam masih terpikir bila itu benar Inggit. Meskipun bukan Inggit, hatinya sangat berat bila tak menolong, meni
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status