Terjadi keheningan di telepon selama beberapa saat.Selanjutnya, terdengar raungan marah Arjun yang tiba-tiba meledak di telinga Liam."Mengembalikan uangmu? Sialan! Liam, dasar bajingan, kamu sudah hampir mencelakaiku!""Untunglah aku masih bisa mengendalikan diri. Kalau nggak, aku pasti sudah tamat. Kamu juga jangan berharap bisa bertahan hidup sendirian. Sialan!"Tut, tut, tut!Setelah melampiaskan semua emosinya, Arjun langsung menutup telepon.Wajah Liam berubah gelap, tampak seakan-akan ingin menelan orang hidup-hidup."Arjun, meski kamu penguasa Gluton, Keluarga Suteja kami nggak takut padamu. Sialan! Beraninya kamu memarahiku dan menipu uangku. Kamu harus memberiku sebuah penjelasan!"Liam tidak tahu apa yang telah terjadi pada Arjun. Namun, Liam benar-benar tidak bisa menoleransi kenyataan pria itu tidak berhasil menyingkirkan Nathan dan masih berani mengambil uangnya.Di saat itu juga, dia ingin menelepon Arjun dan bertanya padanya, apa yang telah terjadi sebenarnya.Sayangny
"Apa ada yang istimewa di sini? Nona Emilia saja bisa datang, mengapa aku nggak boleh datang?" balas Nathan dengan datar.Emilia mengerutkan kening dan berkata, "Nathan, aku hanya ingin mengingatkanmu. Biaya di sini sangat tinggi. Kamu juga butuh perkenalan dari anggota klub untuk masuk ke dalam."Tepat di saat ini, Regina mendekat, lalu menggamit lengan Nathan, dan berkata sambil tersenyum, "Dokter Nathan, ayo kita masuk. Oh ya, aku sudah mengajukan kartu keanggotaan klub seumur hidup untukmu. Kamu bisa bermain sepuasnya!"Mendengar itu, Emilia tidak berbicara lagi dan berbalik.Nathan ini masih sama seperti sebelumnya. Benar-benar tidak punya harapan lagi.Edward tersenyum dan berkata, "Sebelum aku kembali, aku dengar Regina merendahkan statusmu demi 'memelihara' gigolo nggak berguna ini. Saat itu, aku pikir itu hanya rumor, tapi ini benar-benar di luar dugaan ...."Dia memperlihatkan tampang kasihan, seolah-olah memilih Nathan hanya akan membuat status Regina juga terlihat rendah.T
Olahraga yang mereka sebut sebagai olahraga yang dilakukan oleh para tuan muda dan nona muda dari keluarga konglomerat ini hanyalah kegiatan yang menghambur-hamburkan uang seperti golf, anggar, dan panjat tebing dalam ruangan.Setelah mengikuti mereka selama setengah jam, Nathan mulai bosan dan ingin pergi.Elton mengenakan sarung tinju dan bersiap duel taekwondo bersama Edward.Yang duduk di bawah ada Emilia dan juga teman wanitanya Elton. Sembari asyik makan camilan, kedua wanita itu juga bertepuk tangan.Mata Tiara juga berbinar. Meski dia tidak sepenuhnya tergila-gila pada pemuda dari keluarga kaya seperti Edward, Tiara masih tetap merasa bahwa dia adalah pria yang sangat menawan.Sebaliknya, Nathan tampak duduk sendirian di sana, diam bagaikan batu.Mungkin pria itu belum pernah mendengar tentang taekwondo sebelumnya. Dia hanya bisa menghancurkan dan memukul benda secara acak.Tiara takut Nathan merasa malu, jadi dia pun menghampirinya dan mengingatkannya. "Regina keluar untuk men
Nathan melengkungkan bibirnya. "Apa sabuk hitam tingkat delapan itu sangat hebat?"Saking kesalnya, Tiara sampai menggertakkan giginya. Bajingan ini benar-benar bodoh dan tak takut mati.Sebelum pergi ke luar negeri, Edward merupakan tuan muda dari keluarga bangsawan di Beluno. Jadi, dia sudah belajar seni bela diri sejak masih kecil.Meski Nathan mampu mengalahkan Rendra dari Gluton, dia bukanlah tandingan Edward.Elton yang berada di atas panggung langsung mencibir. "Bocah, apa kamu begitu takut mati?""Jangan khawatir. Aku nggak akan menghajarmu terlalu keras. Paling-paling, aku hanya akan membuatmu jatuh terlentang dan merangkak mundur seperti anjing!"Tiara merasa sangat malu. "Nathan, sekalipun kamu dipukuli, aku harap kamu menggertakkan gigimu dan berdiri tegak layaknya pria sejati. Kalau nggak, kamu hanya akan mempermalukanku dan juga Regina.""Apa kamu ingin melihat Regina dipermalukan di hadapan Emilia?"Nathan mengerutkan kening. Dia merasa sangat merepotkan.Dia melangkah m
"Elton jelas-jelas mengalah padamu tadi, tapi kamu malah memanfaatkan kebaikannya dan membalasnya!""Nathan, jujur saja, tindakanmu benar-benar membuatku jijik. Karena kamu sudah melanggar aturan taekwondo, aku harus memberimu pelajaran!"Wajah Edward berubah muram. Dia langsung melompat ke atas panggung.Dia tidak menyangka Elton akan menjadi pecundang seperti itu.Namun, ini tidak penting lagi. Yang paling penting, Edward sudah lama ingin memberi pelajaran pada pecundang tidak tahu malu ini dengan tangannya sendiri.Tiara buru-buru menghentikannya. "Tuan Edward, kamu juga termasuk master tingkat delapan. Nathan sama sekali nggak sebanding denganmu. Lebih baik lupakan saja!""Edward, lebih baik periksa kondisi Elton dulu. Jangan menyakiti orang lagi!" tambah Emilia.Edward mendengus dan berkata dengan nada dingin, "Sebenarnya, aku nggak ingin mengambil tindakan. Lagi pula, itu terkesan seperti menindas yang lemah. Hanya saja, Nathan, kita sudah sepakat untuk berhenti di titik tertentu
"Tuan Edward, jangan menindas Dokter Nathan. Kalau dia terluka, aku nggak akan memaafkanmu begitu saja!"Saat ini, Regina bergegas mendekat. Dia khawatir Nathan akan dirugikan.Edward memanfaatkan situasi tersebut dan berkata sambil tersenyum palsu, "Baiklah. Memandang dari wajahmu, kali ini aku akan memaafkannya.""Tapi jangan harap ada kesempatan bagus seperti ini lagi kelak. Aku bukanlah orang yang mudah diajak kompromi!"Setelah mendengus dingin, Edward pun berlalu dari sana.Emilia dan Tiara mengira Edward-lah yang telah mengampuni Nathan.Mereka sama sekali tidak tahu bahwa di saat Edward berlalu, lengan pria yang tersembunyi di balik pakaiannya itu telah memerah dan bengkak. Dia bahkan gemetar karena kedinginan.Tiara mencibir pada Nathan. "Kalau Regina nggak datang tepat waktu, kamu kira kamu akan selamat?""Seharusnya kamu sampaikan kata-kata ini pada Tuan Edward. Kalau tebakanku nggak salah, saat ini dia pasti sedang bergegas ke ruang perawatan untuk membalut lengannya!" bala
Di arena pacuan kuda klub, ada puluhan ribu orang yang menonton pacuan kuda.Baik di dalam maupun luar negeri, pacuan kuda merupakan aktivitas yang sangat digemari oleh orang-orang kelas atas di saat mereka punya waktu luang.Apalagi, hal yang paling banyak dibicarakan adalah taruhan kuda.Regina memegang lengan Nathan. Tiara yang berada di samping pun mencari tempat yang strategis untuk menonton.Ini adalah tempat yang hanya bisa dimasuki oleh anggota klub yang punya kualifikasi yang memenuhi syarat.Mereka yang bisa duduk di sini dan menonton pacuan kuda adalah orang kaya ataupun bangsawan.Di barisan tengah, wali kota Beluno, Samuel Kurniawan, tampak dikelilingi beberapa orang. Dia sedang memperhatikan pacuan kuda dengan saksama.Seperti yang diketahui semua orang, pemimpin Beluno ini tidak mahir dalam hal lain, tetapi dia sangat menyukai pacuan kuda."Paman Samuel, Anda juga ada di sini!"Regina berinisiatif maju ke depan dan menyapa.Samuel mendorong kacamatanya, lalu berkata samb
Setelah berjalan ke samping dan duduk, Tiara sudah tidak sabar untuk mengingatkannya. "Regina, Andre si tua bangka itu, jelas-jelas ingin membuat perselisihan di antara wali kota dan Keluarga Suteja kalian."Regina berkata dengan cuek, "Biarkan saja. Dia hanya seorang tokoh kecil. Kalau Pak Samuel nggak ada di sini, aku pasti akan menamparnya karena berani mengatakan hal seperti itu pada Nathan!"Tiara menatap Nathan, lalu berkata dengan jijik, "Terus terang saja, ini semua karena kamu, si pembawa sial.""Karena kamu, mungkin saat ini, Pak Samuel sudah nggak senang pada Regina!"Nathan mengerutkan kening. "Apa begitu penting untuk menyenangkan Pak Samuel?"Tiara langsung mendengus dingin. "Nathan, kamu ini benar-benar bodoh, atau hanya berpura-pura bodoh?""Pak Samuel itu wali kota, pemimpin di Beluno. Apa kamu nggak melihat ada begitu banyak orang di belakangnya yang memegang hadiah mahal, menunggu untuk menyanjungnya?""Asalkan Pak Samuel membuka mulut, tahukah kamu akan ada banyak s
"Begitu masuk ke kantor polisi, aku akan mengajarimu bagaimana cara menjadi orang yang lebih baik."Sembari berbicara, dia merampas brankas dari tangan Nathan.Tiara berkata dengan marah, "Pak Rafel, sebaiknya kamu nggak menyentuh Nathan."Rafel tertawa terbahak-bahak. "Bukankah hanya bajingan kecil yang rakus uang dan nggak tahu diri? Aku bukan hanya akan memberinya pelajaran, tapi aku juga akan menjebloskannya dalam tahanan.""Tiara, Dokter Bayu, pulanglah dulu. Aku bisa menangani masalah ini sendiri," ucap Nathan.Tiara berkata dengan marah, "Nathan, kamu nggak salah. Pasti Alice, si jalang itu, yang memfitnahmu.""Nggak apa-apa. Siapa pun yang berani melawanku, aku pasti akan menemaninya sampai akhir," kata Nathan sambil mengangkat bahu."Lantaran Pak Rafel ingin memenjarakanku tanpa melakukan penyelidikan lebih dulu, aku akan mengikutinya dengan patuh dan menunggu keputusan akhir."Rafel mendecakkan lidahnya sambil berkata dengan nada sarkastis, "Bocah, biasanya orang pasti takut
Tiara merasa sangat malu. "Kakek, kamu ..."Nathan tersenyum dan berkata, "Ayo, konferensi juga sudah berakhir. Saatnya kita pulang."Monika yang menyaksikan dari samping merasa sangat iri.Tuan Nathan begitu murah hati. Bisa-bisanya dia memberikan lavender jade berharga pada Tiara begitu saja.Pria yang seperti itu mana mungkin tidak memikat hati wanita?Saat ini, Nathan pun tersenyum padanya. "Nona Monika juga banyak membantuku hari ini.""Setelah selesai memproses potongan-potongan batu giok itu, Nona Monika boleh mengambil komisi sebesar 20 miliar."Monika terkejut sekaligus gembira. "Tuan Nathan, apa aku juga kebagian?""Tentu saja. Kalau Nona Monika nggak mengundangku ke konferensi penilaian barang antik ini, aku juga nggak punya kesempatan untuk menghasilkan banyak uang," kata Nathan.Sebagai komisi, dia memberi komisi sebesar 20 miliar pada Monika ....Monika termasuk wanita yang telah melihat dunia dan juga tidak kekurangan uang.Namun, kemurahan hati Nathan tetap mengejutkann
"Apa mereka nggak sadar kalau di dunia ini penuh dengan orang biasa? Apa mereka mengira semua orang bisa menjadi genius seperti Dokter Nathan?"Tiara melengkungkan bibirnya dan berkata, "Kakek, kalau nggak memahami situasinya, jangan bicara lagi.""Kalau bukan karena Nathan, kamu juga nggak akan mendapatkan keuntungan besar di konferensi penilaian barang antik ini."Dokter Bayu langsung tersenyum dan berkata, "Haha. Dokter Nathan, kamu sudah membuatku mendapatkan keuntungan besar hari ini."Dibandingkan mereka yang kegirangan, Nathan lebih tampak acuh tak acuh."Merepotkan Nona Monika untuk mengurus barang yang kudapatkan hari ini."Monika bertanya dengan heran, "Tuan Nathan, kamu nggak mengambil barang yang kamu menangkan hari ini?""Aku akan mengambil Akik Jangkrik Darah Empedu dan batu giok ungu.""Sisanya aku serahkan pada Nona Monika untuk memprosesnya."Monika sedikit menyesal, tetapi segera merasa semangat kembali.Meski Nathan mengambil dua barang terbaik.Sisanya juga merupaka
Alice tersenyum. "Kalau begitu, terima kasih. Aku akan mentraktirmu makan setelah kamu berhasil menegakkan keadilan untukku."Setelah menutup telepon, Alice mendengus dingin dan berkata dengan nada main-main, "Sudah kubilang, hidup bukan sekadar judi batu, barang antik, ataupun barang-barang kelas rendah lainnya.""Kekuasaan dan latar belakang adalah caraku untuk menghancurkanmu sepenuhnya, Nathan!"Emilia bertanya dengan ragu, "Kak Alice, kamu minta bantuan sama siapa?""Tapi dilihat dari judi batu barusan, Nathan dan Monika nggak melakukan transaksi atau tipu daya apa pun."Alice melambaikan tangannya dan berkata, "Emilia, jangan khawatirkan masalah ini.""Kalau bukan karena Nathan menggunakan tipu daya untuk menjebakku, bagaimana mungkin aku bisa kalah telak seperti ini?""Kamu sendiri juga lihat, 'kan? Sebelum judi batu dimulai, dia menambah nominal taruhan.""Sejak saat itu, dia sudah punya niat buruk, tapi sayangnya aku nggak menyadarinya.""Bukannya aku nggak mengakui kekalahank
"Tuan Nathan sendiri bisa menemukan akik berharga dari tumpukan batu bobrok itu. Dia sudah memperlihatkan pada semua orang apa itu judi batu yang sesungguhnya."Begitu Monika melontarkan kata-kata itu, suasana menjadi gempar dan tidak terkendali."Tuan Nathan!""Tuan Nathan!""Tuan Nathan!"Nathan langsung dipuji oleh ribuan orang dan reputasinya diakui semua orang.Dalam sekejap, Nathan dibanjiri dengan tatapan kagum dan antusiasme yang tidak terhitung jumlahnya.Yang membuat banyak orang sulit untuk menerima kenyataan itu adalah Tuan Nathan terlihat seperti seorang pemuda biasa.Di usianya yang begitu muda itu, dia sudah menciptakan reputasi besar bagi dirinya sendiri dalam bidang barang antik dan judi batu.Apa sungguh ada keberuntungan dari Langit seperti ini?"Aku kalah. Aku kalah lagi. Haha. Aku nggak terima. Aku nggak rela ...."Wajah Alice berubah pucat. Dia mulai mentertawakan dirinya sendiri.Padahal, dia barusan begitu percaya diri dan yakin kemenangan akan berpihak pada dir
Akik Teratai Merah!Batu ini pernah menjadi harta karun tertinggi yang menyebabkan sensasi di seluruh dunia barang antik dan batu giok.Ditemukan di Gurun Siwa di Isernia utara. Karena warnanya yang cerah dan fakta berisi ikan merah kecil dengan empedu darah di dalamnya, ia diberi nama Akik Teratai Merah!Di antara empat batu aneh besar di Isernia, Akik Teratai Merah menempati urutan pertama dan dikoleksi oleh seorang konglomerat misterius di Halgerd.Sekarang, potongan batu akik merah yang dibuka Nathan juga memiliki jangkrik kecil di dalamnya.Bisa dikatakan, muncul satu lagi batu akik darah empedu lainnya di dunia ini.Hanya saja, batu akik milik Nathan ini lebih tepat disebut sebagai Akik Jangkrik Darah Empedu!Kegemparan di lokasi batu judi berhasil diredakan juga.Bahkan Roland, CEO Grup Valentino, merasa khawatir dan mendatangi lokasi kejadian.Para pakar dan juga para petinggi Asosiasi Barang Antik Beluno, tidak bisa duduk diam lagi. Semuanya berebut untuk menilai harta karun l
Sekarang, dia juga tidak berdaya lagi."Sayang sekali, Tuan Nathan sudah menyia-nyiakan ronde ini.""Benar. Mengapa dia memilih batu besar dan mencolok seperti itu? Padahal, masih ada banyak batu mentah lain yang lebih bagus!""Yang dia dapatkan juga bukanlah sampah. Setidaknya, dia masih memperoleh sepotong batu nefrit berkualitas tinggi. Kalah juga nggak apa-apa. Lagian, bukan kerugian besar."Beberapa senior tua dari Asosiasi Barang Antik menggelengkan kepala dan turut simpati terhadap Nathan.Mereka tentunya berharap Nathan bisa meraih kemenangan besar dan memberi pukulan telak pada Alice, gadis berbakat dari Naroa itu.Namun, Alice sekarang telah memperlihatkan bakatnya dalam judi batu. Jadi, mustahil mereka tidak menerima kenyataan itu.Nathan sendiri bahkan tidak melihat sedikit pun batu giok ungu yang didapatkan Alice.Pria itu tampak sangat berhati-hati dalam memberi petunjuk pada pengrajin untuk memotong batu miliknya.Ketika lapisan batu-batu itu terkikis, samar-samar terlih
Nathan mengerutkan bibirnya dan berkata, "Bodoh. Aku hanya suruh kamu tunggu sebentar, bukannya mau mengaku kalah. Kamu sudah nggak sabar ingin perhitungan sekarang? Kenapa? Sudah kehabisan uang?"Wajah Alice memerah. Dia pun berkata dengan marah, "Baiklah. Aku mau lihat trik macam apa yang ingin kamu mainkan."Dia memang tidak punya uang lagi. Terlebih, batu yang dipotong Nathan juga tidak punya barang berharga sama sekali.Meskipun dia menang, batu sampah yang dipotong Nathan akan menjadi miliknya, yang mana dia hanya mendapatkan setumpuk sampah sebagai balasannya."Tuan Nathan, apa kamu punya instruksi lain?" tanya si pengrajin.Yang lainnya juga penasaran. Sekarang situasi sudah menjadi seperti ini, apa masih ada yang bisa dilakukan Nathan?Nathan tersenyum, lalu menunjuk batu berbintik-bintik itu sambil berkata, "Batu mentah milikku ini masih bisa dipotong, bagaimana menurutmu, Pak?"Pengrajin tampak tercengang. "Tuan Nathan, kita sudah potong sampai lapisan material. Percuma saja
Sekarang dia mulai menyesali perbuatannya.Tak disangka, Tuan Nathan ini begitu hebat. Dia bahkan bisa mengalahkan Alice.Kalau aku tahu hasilnya begini, dia pasti tidak berani bertindak seperti barusan itu.Melihat si pengrajin ragu, Alice makin marah dan langsung berteriak, "Kenapa kamu diam saja? Apa kamu nggak percaya padaku?"Pengrajin langsung gemetar. Dia kemudian buru-buru berkata, "Aku akan segera memotong batu ini untuk Nona Alice. Kali ini, Nona Alice pasti akan menang."Nathan tersenyum dan berkata, "Alice, hatimu sudah kacau.""Keluarga Sebastian di Naroa juga nggak punya kekayaan sebanyak itu, 'kan? Kalau terus dihambur-hamburkan seperti ini, bukankah namanya pemborosan?"Sembari berbicara, Nathan menunjuk ke bagian tengah, potongan batu mentah paling besar.Melihat itu, Alice mencibir dan berkata, "Nathan, apa kamu nggak tahu ukuran batu mentah nggak ada hubungannya dengan barang yang ada di dalamnya?""Apa kamu kira asalkan memilih batu mentah yang ukurannya besar, maka