Ken berkata dengan ekspresi penuh harap, "Entah pimpinan ini seorang pria atau wanita. Kalau dia seorang wanita, sekalipun sudah tua, aku juga bersedia menjadi lelakinya."Emilia mengerutkan kening dan berkata, "Sebagai anggota Keluarga Sebastian, apa kamu nggak punya pendirian?""Meski dia seorang wanita, kamu juga nggak boleh sembarangan. Apa kamu kira pimpinan Grup Nugroho akan tertarik padamu?"Ken berkata dengan sedih, "Bu, lihat. Kakak meremehkanku lagi. Hidup dengan mengandalkan wanita juga termasuk keterampilan sekarang, oke?""Misalnya, Nathan si pecundang itu. Setelah meninggalkan Kakak, dia juga mulai mengandalkan hidup dari nona muda Keluarga Suteja. Jujur saja, aku iri pada bajingan itu!"Tamara juga setuju. "Benar. Emilia, nggak ada salahnya dengan ambisi Ken. Sangat sulit untuk menghasilkan uang dan naik ke posisi yang lebih tinggi sekarang ini.""Menurutku, kalau Ken benar-benar bisa disukai oleh pimpinan wanita Grup Nugroho, sekalipun hanya menjadi gigolo, juga nggak m
Ken yang barusan ditampar langsung menutupi wajahnya dan tidak berani mengatakan sepatah kata pun.Dia hanya bisa memelototi Nathan dengan matanya yang berapi-api.Saat mendengar kerja sama mereka akan dibatalkan, Emilia ketakutan hingga wajahnya memucat. "Pak Yandi, aku minta maaf kepadamu di sini. Aku minta maaf karena adikku sudah menyinggungmu."Pak Yandi mendengus dingin dan berkata, "Nggak ada gunanya minta maaf padaku. Semua yang ada di sini diputuskan oleh Pak Nathan."Emilia tampak kesal. Apa dia juga harus minta maaf kepada Nathan?Namun saat melihat ekspresi mengerikan di wajah Pak Yandi, jika dia tidak meminta maaf, sepertinya tanah panti asuhan ini akan lepas dari tangannya.Setelah ragu beberapa saat, Emilia menggertakkan giginya dan berkata, "Maaf, Pak ... Pak Nathan!"Nathan mencibir dan berkata, "Bu Emilia, ternyata ada saat di mana kamu harus tunduk kepada orang lain juga?"Emilia menggertakkan giginya dan berkata, "Nathan, kamu menggunakan pengaruh Tuan Bima dan seng
"Ini seharusnya nggak terjadi. Bukankah kondisi Pak Samuel baik-baik saja? Dia juga punya tim yang menjaganya setiap saat. Mana mungkin dia bisa tiba-tiba jatuh sakit?"Andre tampak tertekan.Dia adalah dokter pribadi keluarganya Samuel. Sekarang majikannya terbaring di tempat tidur. Dia juga punya tanggung jawab dalam masalah ini.Edward berkata, "Aku sudah minta Dokter Bayu datang ke sini. Seharusnya penyakit Pak Samuel bisa disembuhkan."Ada yang tertawa dan berkata, "Tuan Edward memang cekatan dalam mengatasi masalah. Di saat seperti ini, kita memang harus minta bantuan Dokter Bayu untuk menyelamatkan Pak Samuel.""Kalau begitu, kelak Keluarga Halim dan juga Tuan Edward pasti akan dihargai oleh Pak Samuel."Yang lain juga ikut menimpali. "Benar, sepertinya jasa besar dalam menyelamatkan Pak Samuel akan jatuh ke tangan Tuan Edward."Dalam hatinya, Edward sangat bangga, tetapi dia berpura-pura memasang ekspresi serius dan berkata, "Pak Samuel adalah pemimpin utama di Beluno. Sudah se
Edward tersenyum sinis.Nona muda Keluarga Suteja ini sebenarnya wanita yang memesona dan punya daya tarik yang luar biasa. Namun sejak dia mulai dekat dengan Nathan, si gigolo itu, dia malah menjadi wanita yang tidak punya otak.Regina masih ingin bersaing dengannya? Huh! Dasar tidak tahu diri!Saat ini, Dokter Bayu juga selesai memeriksa kondisi Pak Samuel.Edward segera maju ke depan dan berkata sambil tersenyum, "Dokter Bayu, penyakit Pak Samuel bukanlah hal yang mudah disembuhkan orang lain. Tapi, bagi Anda, seharusnya itu bukan masalah besar, 'kan?"Dokter Bayu tidak mengatakan apa-apa, tetapi alis tuanya tampak berkerut.Jantung Edward berdebar kencang. Dia kembali bertanya dengan gugup, "Dokter Bayu, bicaralah. Apa yang sebenarnya terjadi pada wali kota?"Dokter Bayu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tahu apa penyakitnya. Tapi kemampuan medisku terbatas, aku nggak bisa mengobati penyakitnya."Begitu kata-kata itu dilontarkan!Semua orang terkejut!Bahkan, dokter genius
"Apa Keluarga Suteja kalian juga sama seperti Keluarga Halim, yang ingin Pak Samuel berutang budi pada kalian?""Sembarangan! Dokter Bayu ada sini dan masih belum membuat keputusan. Kamu malah ingin seorang dokter muda mengujinya? Bagaimana kalau dia mencelakai nyawa Pak Samuel?"Begitu mendengar berbagai suara tidak puas dari orang-orang yang hadir, Edward tampak menunjukkan senyum sinis.Lantaran Keluarga Halim tidak bisa mendapatkan jasa besar ini, maka jangan harap Keluarga Suteja kalian bisa mendapatkannya.Di saat ini, Dokter Bayu pun berkata, "Jangan berdebat lagi. Siapa bilang penyakit Pak Samuel nggak bisa disembuhkan? Aku akan minta guruku datang ke sini sekarang juga."Semua orang terkejut!Dokter Bayu merupakan dokter paling terampil di Beluno.Dia masih punya seorang guru?Apalagi, Dokter Bayu juga telah memasuki usia lanjut. Gurunya pasti sudah tua renta.Apa gurunya masih bisa mengobati orang?Edward ragu-ragu dan bertanya, "Dokter Bayu, kamu punya guru? Siapa dia?""Kal
Tanpa menunda proyek Panti Asuhan Gluton, Nathan segera bergegas ke kediaman wali kota bersama sopirnya Pak Samuel."Pecundang ini hebat juga! Sekarang bahkan ada yang datang menjemputnya," ujar Tamara dengan nada tidak puas."Bukankah yang barusan datang itu sopirnya Pak Samuel? Plat mobilnya sepertinya khusus untuk wali kota. Kenapa dia bisa datang untuk menjemput pecundang itu?" kata Ken.Tamara langsung menyangkalnya. "Omong kosong! Mobil wali kota datang menjemputnya? Memangnya dia siapa? Bukannya aku ingin mengomelimu, tapi kamu masih begitu muda, tapi penglihatanmu bahkan lebih buruk dariku!"Hanya Emilia yang memperlihatkan ekspresi penuh keterkejutan.Karena dia sangat yakin bahwa laki-laki yang barusan datang menjemput Nathan itu adalah sopir pribadi wali kota.Selain itu, mobil mewah itu juga merupakan mobil eksklusif wali kota.Apa Nathan menjadi tamu terhormat wali kota?Setelah memikirkannya, Emilia merasa hal ini tidak mungkin terjadi. Pasti ada alasan tersembunyi di bal
Saat melihat Nathan muncul di sana, hatinya mulai bergetar.Gawat. Orang ini sudah muncul. Penyakit Pak Samuel mungkin bisa disembuhkan olehnya.Nathan sama sekali tidak peduli dengan perdebatan di luar sana.Sembari mengeluarkan jarum perak, dia juga terus menggerakkan tangannya untuk menyegel beberapa titik akupunktur utama di tubuh Samuel.Dokter Bayu yang berdiri di samping memperhatikan dengan saksama. Dia berharap bisa belajar sesuatu darinya."Teknik akupunktur yang luar biasa! Dia bahkan bisa langsung mengetahui masalah Pak Samuel dan bertindak tanpa ragu-ragu sedikit pun. Orang ini benar-benar punya kemampuan medis yang luar biasa!"Makin dilihat, hati Dokter Bayu makin terguncang.Keinginan untuk menjadi murid Nathan makin kuat.Beberapa menit kemudian, setelah efek dari jarum perak Nathan bekerja, akhirnya Samuel terbangun."Masih ada energi panas dan dingin yang tersisa di tubuh Pak Samuel. Kalau tebakanku nggak salah, pasti karena pernah dilukai oleh master hebat.""Diliha
Nathan tersenyum dan berkata, "Hanya masalah sepele!"Dia menekankan telapak tangannya pada meridian utama Pak Samuel. Dengan tiga jarum perak di tangan kanannya, dia langsung menusukkannya ke dalam tubuh Pak Samuel.Syush!Dua energi yang berbeda langsung keluar dari tubuh Pak Samuel.Pak Samuel mulanya memperlihatkan ekspresi kesakitan. Setelah itu, dia pun menghela napas panjang dan merasa lebih rileks dari sebelumnya.Sembari menatap Nathan, Pak Samuel pun bertanya dengan tidak percaya, "Apa sudah selesai?"Nathan menjawab sambil tersenyum, "Ya, sudah selesai."Pak Samuel menatap Nathan dengan mata berbinar. "Energi yang tersisa di tubuh Pak Samuel adalah energi sejati yang ditinggalkan oleh master Guru Besar itu. Kalau orang biasa yang menyentuhnya, nyawanya pasti akan berakhir mengenaskan.""Sebaliknya, Dokter Nathan tetap tenang dari awal sampai akhir. Kalau tebakanku nggak salah, Dokter Nathan seharusnya juga seorang kultivator, 'kan?"Nathan tersenyum, tetapi tidak memberikan
Rafel tertawa datar dan berkata, "Saya nggak berbudi luhur dan mulia seperti Anda, Pak Samuel.""Seperti kata pepatah, bunga liar lebih harum daripada bunga dalam rumah. Bunga di rumah nggak seindah bunga di luar.""Alice adalah wanita cantik dan berbakat dari Keluarga Sebastian di Naroa. Wajar saja aku tertarik dengannya.""Lagi pula ...."Melihat Rafel tampak ragu untuk berbicara, Samuel pun bertanya, "Lagi pula apa? Ceritakan secara rinci agar aku bisa membantumu berbicara."Rafel berkata dengan canggung, "Lagi pula, bisa meniduri wanita berstatus tinggi seperti Alice bukan hanya membuatku gembira, tetapi juga memberiku kepuasan tersendiri.""Selain itu, aku juga akan merekam video tanpa sepengetahuannya. Jadi, kelak aku bisa menontonnya lagi.""Pak Rafel, pikirkanlah, wanita seperti Alice bukanlah wanita yang bisa sembarangan diajak kencan. Asalkan berhasil sekali dan meninggalkan rekaman, aku bisa menggunakan rekaman ini untuk meminta Alice melayaniku lagi ...."Samuel menarik nap
Hanya berdasarkan reputasi sebagai orang terkaya di Beluno, Bima sudah bisa membunuh Rafel.Lantas, bagaimana dengan majikannya orang terkaya di Beluno? Status tinggi seperti apa lagi yang dimilikinya?Rafel benar-benar tidak berani memikirkannya lagi. Dia sangat putus asa, seakan-akan badai akan datang dan langit sudah mau runtuh."Percuma saja kamu menangis sekarang. Lagian, sudah terlambat," ucap Samuel."Aku tanya kamu, kenapa kamu berani menangkap Tuan Nathan tanpa alasan jelas?""Itu karena Alice. Wanita itu mencurigai Tuan Nathan melakukan penipuan di konferensi penilaian barang antik dan membuatnya kehilangan ratusan miliar, jadi aku ...." kata Rafel dengan wajah muram.Sebelum Rafel menyelesaikan ucapannya, Samuel langsung mendengus. "Jadi, kamu percaya perkataan wanita ini dan pergi mencari mati?""Sebelum menangkap orang, kamu bukan hanya nggak mengikuti prosedur, tapi juga nggak menemukan bukti? Semua itu hanya berdasarkan omong kosongnya Alice?"Rafel menundukkan kepalanya
Rafel memegang erat jarinya yang berdarah. Dia sudah hampir pingsan karena rasa nyeri yang hebat.Adegan ini bahkan membuat Arjun dan Nayana menggigil ketakutan.Mereka berani mengancam Rafel dan juga berani mempertaruhkan nyawa.Namun, mereka tidak mungkin berani bertindak langsung di kantor polisi ini, yang mana merupakan wilayah-nya Rafel.Lantaran di luar sana ada belasan lebih penegak hukum yang bersenjata lengkap. Semuanya bisa menembak mereka dalam hitungan menit.Namun, Bima berbeda. Orang paling kaya di Beluno itu langsung memotong jari kelingking Rafel saat itu juga.Kekuatan seperti ini bukanlah sesuatu yang bisa ditandingi oleh mereka yang berada di dunia bawah tanah.Regina buru-buru bertanya, "Tuan Bima, di mana Nathan dan lainnya?"Bima tersenyum dan berkata, "Regina, pergilah dan lihat kondisinya. Dia baik-baik saja, tapi dia pasti akan senang kalau tahu kamu ada di sini."Regina tersipu malu. Dia pun mengajak Tiara, Dokter Bayu, dan para murid untuk mencari Nathan.Sam
"Rafel, apa kamu menyebutku bajingan rendahan barusan? Jawab aku!"Begitu masuk ke dalam, Samuel, wali kota Beluno, langsung memasang wajah dingin.Bukan hanya Rafel saja yang ketakutan setengah mati, tetapi Arjun, Nayana, bahkan Dokter Bayu, Tiara, dan Regina juga sangat terkejut.Tidak ada seorang pun yang berani berbicara. Lantaran selain Samuel, wali kota Beluno, masih ada Bayu, orang paling kaya di Beluno yang muncul di sana.Selama ini, Bayu dianggap rendah hati di kalangan kelas atas Beluno, atau lebih tepatnya tidak suka menonjolkan diri.Hanya orang berakal sehat yang tahu bahwa Tuan Bima ini jelas merupakan orang hebat yang tidak berani diganggu siapa pun.Lantaran Bima bukan hanya mengendalikan perusahaan besar, tetapi juga memegang perekonomian Beluno.Latar belakang Bima bahkan lebih menarik perhatian banyak orang.Orang terkaya ini bukan penduduk asli Beluno, tetapi berasal dari ibu kota, tempat di mana terjadinya banyak peristiwa besar.Tidak ada orang yang mengetahui la
"Kalau nggak, ratusan anak buahku dari Gluton akan menginap di rumah Pak Rafel malam ini."Rafel berkata dengan marah, "Arjun, apa maksudmu? Kamu sedang mengancamku?"Ekspresi Arjun tiba-tiba berubah gelap. "Benar, aku sedang mengancammu. Memangnya kenapa?""Rafel, yang lain mungkin takut padamu, tapi aku sama sekali nggak takut padamu.""Kalau terjadi sesuatu pada Tuan Nathan di sini, percaya nggak, sekalipun harus mempertaruhkan nyawaku, aku pasti akan menghabisimu."Melihat Arjun yang tiba-tiba berubah galak, Rafel tampak ketakutan dan wajahnya juga muram.Bersamaan dengan itu, dia juga kebingungan. Sialan! Siapa sebenarnya Nathan ini?Mengapa bahkan penguasa dunia bawah juga ikut campur sekarang?Apalagi dilihat dari sikap Arjun barusan, sepertinya pria itu serius ingin melawannya sampai mati.Jika memang seperti itu, Rafel tentunya tidak ingin mengambil nyawa sebagai bahan lelucon."Aku harap kalian berdua pikirkan baik-baik. Sekalipun di bawah tekanan sementara, aku melepaskannya
Jangankan Rafel, bahkan orang-orang dari Keluarga Wijaya pun terkejut.Wajah Tiara berubah pucat. Dia buru-buru mengingatkan teman baiknya, "Regina, jangan tembak."Jika Regina sungguh menembak mati Rafel, maka kasus ini pasti akan berubah.Regina mengarahkan moncong pistol ke dahi Rafel yang kini dipenuhi keringat dingin.Dia tidak menghiraukan nasihat Tiara."Gendut, aku sudah cukup menghormatimu.""Kamu sembarangan menangkap orangku. Kamu pikir aku nggak bisa melakukan apa pun padamu hanya karena kamu itu kepala Departemen Kepolisian Beluno?"Tatapan mata Nona Regina begitu tajam saat ini. Apalagi, tatapan menyeramkan itu membuat Rafel gemetar.Namun detik berikutnya, Rafel juga merasakan gelombang amarah di hatinya.Bagaimanapun, dia termasuk salah satu pimpinan di Beluno dan juga kepala polisi.Sekalipun orang-orang dari dunia bawah, mereka juga harus menghormatinya.Jika dia benar-benar menyerah hari ini, apalagi sebelum sempat memberi penjelasan pada Alice, dia sudah pasti akan
Rafel masih terlihat tenang. Dia bahkan menyilangkan kedua kakinya di atas meja.Dia sama sekali tidak menganggap serius Keluarga Wijaya.Tiara berkata dengan nada dingin, "Pak Rafel, tolong lepaskan Nathan.""Atas dasar apa? Sudah seharusnya penipu dijebloskan dalam penjara," ucap Rafel sambil mendengus dingin.Tiara berkata dengan marah, "Pak Rafel, kamu terus menyebutnya sebagai penjahat, memangnya kamu punya bukti?""Tentu saja ada bukti, tapi hakim-lah yang harus melihatnya, bukan kamu.""Sebaiknya kalian pergi. Jangan sampai kalian divonis bersalah karena menyinggung kepala polisi. Saat itu, Keluarga Wijaya kalian nggak akan mampu menanggungnya."Dokter Bayu berkata dengan nada tegas, "Pak Rafel, Nathan bukanlah penjahat. Wali kota juga mengenal Nathan, jadi sebaiknya kamu nggak melakukan tindakan gegabah."Rafel mengerutkan bibirnya dan berkata, "Dokter Bayu, jangan coba-coba menakutiku. Dia hanya seorang pecundang. Sekalipun dia pernah bertemu wali kota sebelumnya, apa itu bisa
Monika tersenyum sinis. "Pak Rafel berencana mengambil barang orang lain secara terang-terangan?"Rafel berkata tanpa malu-malu, "Aku hanya ingin periksa di dalamnya ada barang curian apa saja."Monika menggertakkan giginya dan berkata, "Di dalamnya ada Akik Jangkrik Darah Empedu yang dimenangkan oleh Tuan Nathan dalam pertemuan penilaian barang antik kami. Barang itu bernilai ratusan miliar dan itu sama sekali bukan barang curian."Namun, Rafel tidak tertarik mendengar penjelasan Monika sama sekali.Saat ini, yang berputar dalam benaknya hanyalah serangkaian angka.Ratusan miliar!Sialan! Untung besar!"Hebat kamu, Nathan. Kamu terlibat dalam kasus kejahatan bernilai ratusan miliar."Rafel tampak gembira. "Sebagai Kepala Polisi, aku perintahkan kamu untuk membuka brankas ini sekarang juga."Nathan berkata dengan tenang, "Aku sarankan, sebaiknya kamu nggak menyentuh barang-barangku. Kalau nggak, jangan harap kamu bisa mempertahankan posisi kepala polisimu."Rafel tertawa dan berkata, "
Nathan tersenyum dan bertanya balik, "Mengabari orang lain? Nggak kok. Ponselku disita, jadi aku nggak bisa mengabari orang lain."Monika menghela napas panjang. "Lantas, bagaimana Tuan Nathan bisa begitu tenang?""Tenang saja. Sebentar lagi akan ada orang yang membawa kita keluar dari sini," kata Nathan.Monika hanya menggelengkan kepalanya. Dia tidak yakin.Rafel adalah kepala polisi Beluno dan memegang posisi yang paling tinggi.Entah tokoh hebat seperti apa yang bisa datang untuk membebaskan mereka berdua?Monika sekarang bahkan tidak yakin. Sekalipun atasannya, Pak Roland, datang, dia juga belum tentu bisa menyelamatkan mereka.Karena sikap acuh tak acuh Rafel barusan telah memperjelas bahwa dia tidak akan memberi muka pada Roland.Rafel masuk ke dalam ruangannya dan langsung menelepon Alice."Haha. Teman lama, sudah beres semuanya.""Brankas milik bocah itu sudah jatuh di tanganku. Kapan kamu mau datang mengambilnya?""Nggak usah buru-buru. Lebih baik kamu beri tahu dulu apa renc