Share

Bab 91

Penulis: Skyy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-14 21:50:47

“Simbol…” Suara Liora terdengar lebih tegang dari biasanya. Ia berdiri di depan layar monitor yang masih memancarkan cahaya merah, matanya menelusuri bentuk rahang hitam yang berdenyut pelan, seperti jantung hidup. “Atau kode tempat?”

Simbol Gigi Serigala Hitam berdenyut lagi. Setiap denyut membuat udara di ruang operasi terasa lebih berat, seolah tekanan turun tanpa suara.

Harris tidak mengalihkan pandangan dari layar. “Jadi ini markas mereka?”

Liora mengangguk pelan. “Markas pusat D’Varuna di Arcapura. Bukan cabang dan bukan laboratorium bayangan.” Ia menelan ludah.

Dokter Hitam berdiri di sisi ruangan, tubuhnya sedikit membungkuk. Retakan di maskernya melebar, Qi hitam bocor dari celah-celah kecil di wajahnya seperti asap tipis.

“Kau terlalu banyak bicara,” gumamnya, suaranya mulai bergetar.

Harris akhirnya menoleh, tatapannya berubah tajam. “Konsorsium hanyalah tirai, ya?”

Dokter Hitam tertawa kecil, tapi tawa itu terdengar patah. “Konsorsium adalah pasar dan kami adalah pabrik.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Bangkitnya Dokter Agung    Bab 95

    “Harris—!”Kreeekkk!Suara Liora terputus oleh bunyi panjang dari bawah kaki mereka. Lantai ruang operasi bergetar hebat, retakan menjalar cepat seperti urat pecah di kaca tua.Simon masih tersenyum, retakan itu membelah tepat di antara mereka. “Ini bagian favoritku,” katanya santai, seolah menonton pertunjukan yang sudah ia bayar mahal. “Saat semua rencana bertemu gravitasi.”“Liora, mundur!” Harris berteriak.Tanah amblas.Harris menerjang, satu tangan menarik Liora, tangan lain mengait tubuh anak kurus yang sejak tadi terdiam ketakutan. Mereka melompat bersamaan tepat saat lantai tempat mereka berdiri runtuh ke kegelapan.Udara di bawah mereka tersedot ke atas. Debu dan potongan logam beterbangan.“Pegang aku!” Harris berteriak.Liora mencengkeram bahunya keras, napasnya tercekat. Anak itu menjerit tertahan, tangannya mencengkeram jas Harris seperti satu-satunya jangkar hidup. Mereka menghantam lantai miring beberapa meter dari jurang runtuhan. Tubuh Harris terguling, punggungnya m

  • Bangkitnya Dokter Agung   Bab 94

    “Tenang saja.”Simon melangkah masuk sepenuhnya ke ruang operasi yang masih bermandikan cahaya merah. Langkahnya santai, sepatu kulitnya beradu pelan dengan lantai logam yang dingin. Ia berhenti tepat di tengah ruangan, menatap sekeliling seperti seorang profesor yang sedang menilai hasil praktikum mahasiswa.“Kalian membuat tempat ini berantakan,” katanya ringan. “Padahal biayanya tidak murah.”Harris berdiri kaku, jarum naga di antara jari-jarinya bergetar tipis. Tatapannya menancap lurus ke wajah Simon, dingin dan penuh tekanan.“Kau terlalu tenang untuk seseorang yang berdiri di depan kematian,” kata Harris.Simon tersenyum kecil. Senyum yang rapi. Terukur. Tidak pernah menyentuh matanya. “Kematian?” Ia menoleh ke arah Dokter Hitam yang tergeletak di lantai, masih terengah. “Ah… dia? Itu hanya produk gagal.”Liora menahan napas. “Kau memanfaatkan mereka. Klan D’Varuna, konsorsium dan semua.”Simon mengangkat bahu. “Memanfaatkan terdengar kasar. Aku lebih suka kata mengorkestrasi.”

  • Bangkitnya Dokter Agung   Bab 93

    “Tunggu, lampu itu berubah—”Suara Liora terpotong saat seluruh ruang operasi berubah warna. Cahaya putih dingin menghilang, digantikan kilatan merah pekat yang berdenyut seperti peringatan jantung darurat. Dinding bergetar halus, seolah bangunan itu sendiri sedang bernapas dengan susah payah.“Ini bukan sekadar penguncian,” gumamnya cepat.Desiran halus terdengar dari ventilasi di langit-langit.Harris mendongak tepat saat kabut tipis turun perlahan, berwarna keabu-abuan dengan kilau kehijauan samar. Aromanya tajam seperti bau logam, obat, dan sesuatu yang tidak seharusnya dihirup manusia.“Bau gas,” katanya pendek.Ia baru menarik satu napas ketika dadanya langsung terasa berat. Qi di tubuhnya bergetar tidak stabil, aliran Jantung Naga yang biasanya tebal terasa seperti terpotong-potong.“Gas penekan resonansi,” Liora menahan napas, suaranya tercekat. “Dirancang untuk dokter atau kultivator medis.”Harris menutup mata sejenak, rahangnya mengencang. “Mereka ingin melumpuhkan, bukan m

  • Bangkitnya Dokter Agung   Bab 92

    “Jelaskan sekarang!”Suara Harris tidak keras, tapi tekanan di baliknya membuat udara di ruang operasi bergetar. Tangannya mencengkeram kerah Dokter Hitam, mengangkat tubuh pria itu sedikit dari lantai. Qi emas dari Jantung Naga menekan, membuat darah hitam di sudut bibir Dokter Hitam mendidih.“Altar Serigala itu apa,” ulang Harris, matanya tak berkedip. “Dan apa yang akan kalian lakukan pada Sera.”Dokter Hitam terbatuk, tubuhnya bergetar hebat. Retakan di maskernya melebar, serpihan besi jatuh ke lantai. Di baliknya, wajah yang dulu manusia kini tampak setengah asing, urat hitam merambat di kulit, mata kirinya bergetar tak sinkron.“Kau sudah tahu jawabannya,” katanya terengah. “Kalau tidak, kau tidak akan berdiri di sini.”“Aku ingin detail,” potong Harris dingin.Liora melangkah mendekat, suaranya tajam namun terkontrol. “Altar bukan sekadar tempat ritual, tapi pusat sinkronisasi. Jika aktif penuh, efeknya akan menyebar ke seluruh jaringan Qi kota.”Dokter Hitam tertawa kecil, ge

  • Bangkitnya Dokter Agung    Bab 91

    “Simbol…” Suara Liora terdengar lebih tegang dari biasanya. Ia berdiri di depan layar monitor yang masih memancarkan cahaya merah, matanya menelusuri bentuk rahang hitam yang berdenyut pelan, seperti jantung hidup. “Atau kode tempat?”Simbol Gigi Serigala Hitam berdenyut lagi. Setiap denyut membuat udara di ruang operasi terasa lebih berat, seolah tekanan turun tanpa suara.Harris tidak mengalihkan pandangan dari layar. “Jadi ini markas mereka?”Liora mengangguk pelan. “Markas pusat D’Varuna di Arcapura. Bukan cabang dan bukan laboratorium bayangan.” Ia menelan ludah.Dokter Hitam berdiri di sisi ruangan, tubuhnya sedikit membungkuk. Retakan di maskernya melebar, Qi hitam bocor dari celah-celah kecil di wajahnya seperti asap tipis.“Kau terlalu banyak bicara,” gumamnya, suaranya mulai bergetar.Harris akhirnya menoleh, tatapannya berubah tajam. “Konsorsium hanyalah tirai, ya?”Dokter Hitam tertawa kecil, tapi tawa itu terdengar patah. “Konsorsium adalah pasar dan kami adalah pabrik.”

  • Bangkitnya Dokter Agung   BAB 90

    “Buka.”Suara Harris rendah, nyaris tidak terdengar. Namun Qi di sekeliling tubuhnya sudah bergerak lebih dulu.Jarum naga melesat, menghantam segel hitam di pintu besar itu. Simbol spiral retak, memercikkan cahaya gelap seperti kaca pecah. Pintu ruang operasi bergetar hebat lalu terbuka paksa dengan dentuman berat yang menggema ke seluruh lorong Zona 0.Harris menerjang masuk. Udara di dalam langsung menusuk paru-paru. Dingin dan bersih untuk tempat yang dibangun di atas jeritan manusia.Lampu bedah menggantung rendah, menyinari meja operasi logam di tengah ruangan. Permukaannya masih basah, cairan transparan menetes perlahan ke lantai, membentuk pola yang tidak beraturan. Mesin-mesin asing berdengung di sekeliling, tabung kaca, pipa Qi, dan layar monitor yang berkedip dengan grafik hidup-mati.“Sera…!” Harris melangkah cepat, matanya menyapu setiap sudut. “Sera!”Tidak ada jawaban.Liora masuk menyusul, langkahnya tertahan begitu melihat ruangan itu. “Astaga…”Meja operasi itu jelas

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status