Share

Bab 232

Author: Russel
"Bu, tenang saja! Masalah sudah selesai. Seorang pedagang grosir bahan baku dari Kota Magizta datang sendiri menawarkan kerja sama. Mereka tahu produk kita laku keras di pasaran. Sekarang produksi sudah kembali berjalan lancar dan kloter baru sudah dikirimkan! Hahaha ...."

Mendengar hal itu, wajah Erlin langsung berbinar. "Oh? Kenapa kamu nggak bilang lebih awal?"

"Bu, aku nggak mau membuatmu terlalu khawatir. Percayalah, selama perusahaan ditangani sama Renhad, Ibu cuma perlu duduk santai dan menghitung keuntungan!" ujar Jesslyn dengan senyum penuh keyakinan.

"Benar, Nenek! Kalau perusahaan terus berkembang seperti ini, Nenek pasti akan jadi wanita terkaya di Kota Nubes, bahkan di seluruh provinsi!" tambah Viola, mencoba menyenangkan hati Erlin.

"Bagus! Bagus sekali! Kalau begitu, Keluarga Safira pasti akan keluar dari Kota Nubes dan menjadi salah satu keluarga terkemuka di provinsi ini!" Erlin akhirnya merasa lega setelah tertekan beberapa hari.

"Tentu saja! Oh ya, Bu, kamu pasti bel
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 233

    Malam itu, Afkar dan Felicia meninggalkan pabrik bersama-sama untuk menjemput Shafa di taman kanak-kanak.Meskipun Jarel dan Elang, anak buah Fadly, selalu menjaga Shafa di tempat yang tidak terlihat, Afkar selalu lebih memilih untuk menjemput putrinya sendiri jika dia punya waktu. Awalnya, mereka berencana makan malam bersama di luar.Namun, baru saja meninggalkan taman kanak-kanak, Felicia menerima telepon dari Gauri yang mengundang mereka makan malam di rumah dan mengatakan ada hal yang ingin dibicarakan.Akhirnya, Afkar mengantar Shafa pulang ke Vila Emperor lebih dulu. Dia meminta pengasuh Manda untuk menjaga Shafa, serta menyiapkan makan malam untuknya. Setelah itu, Afkar dan Felicia pergi ke rumah Harun dan Gauri.Afkar sempat mempertimbangkan untuk membawa Shafa, tetapi dia mengurungkan niatnya. Harun dan Gauri masih belum sepenuhnya menerima dirinya. Jika mereka mengucapkan sesuatu yang tidak pantas di depan Shafa, Afkar tidak ingin putrinya terluka oleh kata-kata tersebut.Ke

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 234

    Renhad yang merebut hasil kerja keras Felicia dan Afkar, sekarang bahkan ingin mengadakan pesta syukuran dan memaksa keluarga Felicia hadir? Betapa tidak adilnya dunia ini!"Kamu ngomong apaan? Nenek memanggil semua anggota Keluarga Safira untuk menghadiri pesta. Bukankah wajar kalau kita juga hadir?" tegur Harun."Bukankah dia sudah mengusir kita dari keluarga? Kenapa sekarang malah memanggil kita? Apa hubungannya pesta syukuran itu sama kita?" balas Fadly dengan nada tidak puas."Itu artinya Nenek masih menganggap kita bagian dari keluarga! Ini mungkin sinyal bahwa dia mau kita kembali ke keluarga utama. Semua itu cuma masalah emosi sesaat! Nenek sedang memberi kita kesempatan untuk berdamai, paham?" Harun mengetuk meja dengan tegas."Jangan terlalu naif, Harun! Menurutku, ibumu nggak punya niat baik. Aku juga setuju bahwa kita nggak perlu datang. Felicia dan Fadly juga nggak mau pergi, jadi anggap ini keputusan terakhir kita. Sudahlah, makan saja!" potong Gauri sambil melirik Harun.

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 235

    Satu malam kemudian di lantai atas Hotel Fajar milik Keluarga Safira, pesta syukuran pun dimulai.Seluruh anggota Keluarga Safira, baik yang merupakan keluarga utama maupun cabang, termasuk para penjaga, pelayan, dan keluarga mereka, semuanya hadir. Di aula besar yang berada di lantai atas, hampir seratus meja disiapkan, dengan jumlah tamu yang mencapai ribuan orang.Erlin duduk di meja utama yang terletak di tengah aula bersama keluarga Renhad. Selain itu, ada juga paman ketiga, keempat, dan bibi kecil Felicia. Namun, berbeda dengan Jesslyn dan Viola yang duduk di meja utama, keluarga paman ketiga dan keempat ditempatkan di meja lain yang berada di dekatnya.Meskipun masih berada di area utama, penempatan ini jelas menunjukkan bahwa status keluarga Renhad sekarang sudah jauh di atas mereka."Kak Renhad, kamu benar-benar membuat perusahaan farmasi ini berkembang pesat! Ke depannya, kamu harus bawa kesuksesan untuk keluarga kita!" ujar Paman Ketiga dengan penuh pujian."Benar, Kak Renha

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 236

    "Duduk di luar sana! Kalian sekeluarga nggak berhak duduk di aula pesta!" jelas Erlin.Begitu ucapan ini dilontarkan, ekspresi Harun pun berubah drastis. Rasa haru yang ada di wajahnya sontak digantikan oleh keterkejutan dan kemarahan.Gauri murka hingga sekujur tubuhnya gemetaran. Ekspresi Felicia dan Fadly juga sama-sama masam.Apa? Menyuruh mereka duduk di luar? Itu adalah tempat untuk para pelayan dan pengawal! Jelas sekali, ini adalah penghinaan bagi mereka!"Hahaha, cerdas sekali. Kalian sudah diusir dari Keluarga Safira. Ibu sudah berbelaskasihan karena masih mengundang kalian ke pesta syukuran. Kalian seharusnya merasa terhormat karena masih bisa duduk di luar," ejek Renhad."Benar. Lagian, kalian cocok duduk bersama para bawahan. Begini baru sesuai dengan status kalian. Hehehe ...." Viola juga tertawa.Di sisi lain, semua anggota Keluarga Safira menunjukkan ekspresi yang berbeda-beda dan sibuk bergosip."Ternyata keluarga Harun merosot sampai seperti ini.""Hais ... yang harus

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 237

    Setelah dibujuk Afkar dan Felicia, Gauri pun memaksakan diri untuk di luar. Amarah masih berkecamuk dalam hatinya.Saat merasakan tatapan para keluarga cabang, pelayan, dan pengawal yang dipenuhi ejekan, Felicia dan lainnya pun menjadi sangat murung. Harun sekalipun tidak bisa bersikap tenang seperti biasa. Ketika menatap Erlin, tatapannya dipenuhi kekecewaan dan kebencian.Harun bersumpah dalam hati, 'Aku sudah salah sangka. Ibuku bukan ingin mengajak kami baikan. Keluarga macam apa ini? Aku sendiri yang berharap terlalu tinggi. Istri dan anakku benar. Hais ....'"Afkar, kalau kamu nggak membantu kami mendapatkan kehormatan kami kembali, jangan harap kamu dan Felicia bisa mengadakan pesta nikah. Selain itu, aku nggak mau mengakuimu menantuku! Huh!" Setelah duduk, Gauri berkaca-kaca dan berkata dengan kesal."Tenang saja. Aku jamin sebentar lagi, Nenek dan Paman bakal memohon kepada kalian. Pokoknya kalian jangan cepat luluh nanti," hibur Afkar sambil tersenyum.Begitu mendengarnya, Ga

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 238

    Renhad memberi tahu orang-orang bagaimana cara dia melewati krisis itu, bagaimana Afkar dan Felicia mencari masalah dengannya."Huh! Entah gimana pecundang itu bersekongkol dengan Sutopo. Mereka sepakat untuk nggak memasok bahan obat kepada Safira Farma lagi. Konyolnya, saat Pak Khaliq ingin menjadi supplier, pecundang itu bilang ada masalah dengan bahan obatnya! Jahat sekali!"Begitu ucapan ini dilontarkan, semua orang memandang ke arah Harun sekeluarga. Tatapan mereka dipenuhi ejekan dan kebencian.Sebagian besar orang di sini tidak memiliki saham di Safira Farma. Namun, sebagai anggota Keluarga Safira, mereka mendapat dividen. Besar kecilnya dividen tentu berkaitan dengan keuntungan yang didapat perusahaan. Jika Felicia dan Afkar mencari masalah dengan Renhad, itu berarti mereka merugikan seluruh Keluarga Safira."Mereka pantas diusir dari Keluarga Safira!""Enak sekali masih bisa duduk di luar! Mereka seharusnya diusir dari sini!"Begitu melihatnya, Erlin pun tersenyum puas. Renhad

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 239

    "Si ... situasi macam apa ini?" Harun tidak memahami apa yang terjadi.Fadly menatap Felicia dan Afkar, lalu bertanya, "Kak, kalian menyuap Harris?"Harris sudah bertahun-tahun bekerja sama dengan Safira Farma. Fadly tidak menyangka Harris akan menyulitkan Erlin dan Renhad seperti ini."Afkar pernah bilang bahan obat yang dibeli Paman Renhad bermasalah. Harris datang pasti karena masalah ini," ujar Felicia dengan ekspresi dingin.Saat ini, Erlin berkata dengan wajah masam, "Kamu harus bisa membuktikan ucapanmu. Atas dasar apa kamu bilang Safira Farma pakai bahan obat berkualitas buruk? Kalau nggak ada bukti, itu berarti kamu memfitnah kami. Kamu bisa dituntut!"Seluruh Keluarga Safira memelototi Harris dengan kesal."Benar! Mana mungkin obat Safira Farma bermasalah?""Obat-obat itu begitu laris. Kamu mau bilang orang yang beli bodoh?""Pak Harris, apa Felicia dan Afkar menyogokmu? Makanya, kamu datang cari masalah?""Dasar rendahan!"Semua orang sibuk menyalahkan Felicia sekeluarga. Sa

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 240

    "Aku sudah memperingatkan Paman Renhad sejak awal. Aku bilang semua bahan obat yang didapatkannya dari Pak Khaliq berkualitas buruk dan sudah direndam dengan zat kimia. Siapa suruh mereka nggak percaya? Makanya, obat-obat yang diproduksi nggak sesuai standar dan para agen meminta pertanggungjawabannya," jelas Afkar dengan tenang.Sesudah mendengarnya, Gauri tertawa. Dia mencebik dan bertanya, "Terus, kenapa mereka baru datang sekarang? Pasti kamu yang mengatur semua ini, 'kan?""Hehe." Afkar terkekeh-kekeh dan tidak mengaku ataupun membantah.Kekesalan pada ekspresi Gauri akhirnya mereda. Dia melirik Afkar, lalu tersenyum sambil berkata, "Dasar, kamu ini licik juga."Fadly mengacungkan jempolnya kepada Afkar. "Kak, luar biasa! Fajar agen dari provinsi lain. Kalian punya hubungan dekat? Dia mau menuruti instruksimu?"Afkar terkekeh-kekeh, lalu menggeleng. "Nggak kok. Tapi, kalau dihadapkan dengan keuntungan, mereka tentu tahu harus berdiri di pihak mana."Saat berikutnya, datang lagi be

Latest chapter

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 861

    Pada saat ini, Lyra melirik ke tangan kanannya. Di sana, terlihat jelas ada sebuah jarum yang tertancap. Tadi, dia memang terbangun karena tertusuk jarum itu.Lyra juga menyadari bahwa Aruna dan Barra yang berada di dekatnya masih terikat dan tidak sadarkan diri. Dia langsung ketakutan sampai meneteskan air mata."Bibi, Paman Barra, bangunlah! Ada orang jahat .... Huhuhu ...." Lyra berteriak sekuat tenaga sambil memanggil-manggil. Dia berharap bisa membangunkan orang dewasa untuk menolongnya.Namun, entah apa yang dilakukan oleh pria tua ceking itu pada Aruna dan Barra. Keduanya sama sekali tidak memberikan reaksi. Lyra pun mulai menangis putus asa. Dia duduk di lantai sambil berusaha mundur menjauh dan coba menghindari pria tua ceking itu."Bocah, kamu nggak bakal bisa kabur! Hehehe ...." Pria tua ceking itu tertawa jahat dengan sorot mata yang penuh ejekan dan kebengisan."Aaargh!" Tiba-tiba saat Lyra sedang merangkak mundur ketakutan, suara jeritan menyeramkan terdengar di telingany

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 860

    Setengah jam kemudian ....Di luar vila Keluarga Subroto, sebuah SUV terparkir di sana. Namun di dalam mobil itu, tidak ada satu orang pun. Saat itu juga, terlihat sekelompok orang yang dipimpin oleh Bayu berdiri mengelilingi mobil dengan ekspresi bingung dan penuh tanda tanya.Raut wajah Bayu terlihat sangat serius. Dia bertanya dengan cemas, "Apa sebenarnya ... yang terjadi di sini? Aruna dan Lyra tadi sudah hampir sampai rumah, tapi orangnya ke mana? Kenapa mereka nggak ada di dalam mobil?""Aku juga nggak tahu, Pak Bayu. Waktu aku menemukan mobil ini, di dalamnya memang sudah kosong ...," jawab salah seorang pengawal Keluarga Subroto dengan gugup.Bayu coba menelepon Aruna dan Barra beberapa kali, tetapi tidak ada seorang pun yang mengangkat telepon. Hal ini membuatnya makin panik. Tak lama kemudian, Bayu langsung menelepon Farel dan menyuruhnya segera menyelidiki hal ini. Situasi ini benar-benar terlalu aneh.Padahal mobilnya tidak jauh dari gerbang vila Keluarga Subroto, tetapi

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 859

    Setelah berkata begitu, Nona Besar Keluarga Subroto itu melirik Afkar sekilas dengan kesal, lalu langsung menarik Lyra pergi. Saat berbalik badan, pipinya terlihat memerah karena malu dan jengkel.Aruna masih jelas mengingat waktu makan bersama di taman hiburan, Afkar pernah memegang tangannya erat-erat dan bahkan meminum sup adonan tepung yang sudah terkena air liurnya.Meskipun belakangan terbukti bahwa Afkar melakukan itu karena sup tersebut telah diberi racun dan dia hanya sedang menolong Aruna dengan cara itu, tetap saja perasaan malu dan canggung itu tidak bisa hilang begitu saja setiap kali Aruna melihat pria itu.Barra juga sempat melirik Afkar dengan kening mengernyit, lalu dia berkata dengan nada datar, "Sampai jumpa, Pak Afkar."Afkar menarik sudut bibirnya. Wajahnya menampilkan ekspresi tak berdaya. Saat berikutnya, matanya yang tajam memancarkan kilatan cemerlang. Segumpal energi sejati yang lembut menyebar keluar dari tubuhnya, lalu masuk ke dalam tubuh Lyra tanpa diketah

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 858

    Dua gadis kecil itu terlihat sangat bersemangat. Selain saling menyapa satu sama lain, mereka juga memberi salam kepada para orang dewasa. Namun seperti Afkar, Aruna dan Barra sama-sama hanya mengangguk ringan ketika melihat satu sama lain.Insiden waktu itu, saat Shafa tiba-tiba kambuh dan Afkar meledak marah, memang sedikit membuat hubungan mereka menjadi "canggung". Meskipun sebelumnya Aruna pernah meminta Afkar untuk pura-pura menjadi pacarnya, tetap saja di hatinya masih menyimpan sedikit ganjalan.Saat itu pula, Afkar yang awalnya hanya berniat menyapa dan pergi, tiba-tiba menatap dengan serius. Dia pun melangkah mendekat. Ternyata di atas kepala Lyra, samar-samar ada lapisan kabut hitam yang mengambang. Itu adalah pertanda nasib buruk dan malapetaka besar.Tentu saja, kabut hitam ini tidak mungkin bisa dilihat oleh orang biasa. Afkar sendiri bisa melihatnya karena dia telah mewarisi "Jurus Mata Naga", sebuah ilmu yang membuatnya ahli dalam teknik yin yang dan fengsui.Bukan hany

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 857

    Mungkin dari buku harian ini, Felicia bisa lebih memahami pria itu? Mungkin di dalam sini, ada semua jawaban yang selama ini ingin Felicia ketahui?Sambil berpikir demikian, Felicia pun menekan rasa bersalahnya karena telah membaca buku harian orang lain. Dia mulai membuka lembaran-lembaran buku harian milik ibu mertuanya.Seiring halaman demi halaman dibuka, ekspresi di wajah presdir cantik itu terus berubah. Perubahannya bahkan sangat nyata. Ada keterkejutan, kesedihan yang mendalam, kemarahan ....Entah sudah berapa lama Felicia membaca. Ketika akhirnya dia sampai pada halaman terakhir, ekspresinya langsung menegang. Tiga kata merah menyala yang terpampang, begitu menusuk mata.[ Keluarga Rajendra Kuno! ]Tiga kata itu ditulis menggunakan warna merah yang membuat hati terasa tidak tenang, seolah-olah mengandung kebencian dan niat membunuh yang sangat kuat.Sepasang mata indah Felicia mulai berkabut dan air matanya mulai menggenang. Dia memaki, "Afkar, dasar bajingan! Sebenarnya ...

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 856

    Ini adalah hari Sabtu. Pagi ini, TK mengadakan acara sekolah berupa kegiatan orang tua dan anak. Sebenarnya Shafa ingin agar Afkar dan Felicia ikut menemaninya, tetapi Felicia berkata bahwa pagi ini dia harus bertemu dengan klien di kantor.Shafa tak punya pilihan lain. Dia hanya bisa mengikuti Afkar dengan ekspresi kecewa dan bibir cemberut. Sebagai ayah, Afkar hanya bisa diam-diam tersenyum pahit. Dia mengeluh dalam hati bahwa kedekatan Shafa dengan Felicia sudah hampir menyaingi kedekatannya sendiri.Namun, yang tidak diketahui oleh Afkar dan Shafa adalah setelah pergi sebentar ke kantor pada pagi itu, Felicia justru kembali lagi ke Vila Emperor.Pada saat ini, Felicia sedang berdiri di depan kamar Afkar. Wajah cantiknya sedikit memerah. Itu membuat penampilannya terlihat sangat menawan. Sayangnya, tak ada seorang pun yang bisa menyaksikan kecantikan itu sekarang. Sosok presdir cantik yang biasanya terlihat berwibawa dan berkelas, kini terlihat seperti sedang mengendap-endap ....Fe

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 855

    Gauri mengangguk ringan, lalu langsung berjalan menuju rumah Erlin bersama orang-orang yang dibawanya.Begitu masuk, terlihat Erlin sedang duduk di halaman sambil asyik bermain dengan burung kenari di dalam sangkar. Wajahnya terlihat santai, seolah-olah menikmati hari dengan tenang.Hanya saja saat melihat menantu sulungnya datang, ekspresi wajah Erlin langsung berubah menjadi muram dan penuh kebencian. Dia bertanya dengan nada dingin, "Untuk apa kamu datang ke sini?"Gauri menatap ke arah Erlin, lalu tersenyum "ramah". Dia berbicara dengan nada seolah-olah penuh perhatian, "Bu, ayo kita pergi. Aku sudah siapkan kamar VIP untuk Ibu di Pusat Rehabilitasi Mental. Mulai sekarang, itu akan jadi tempat tinggal Ibu yang baru."Sambil berbicara, Gauri melemparkan selembar kertas ke hadapan Erlin sembari tertawa dingin. Ekspresi Erlin langsung berubah drastis saat melihat kertas itu. Sebab, itu adalah hasil diagnosis "gangguan delusi berat".Erlin sontak berseru marah, "Gauri, apa ... apa maks

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 854

    Erlin benar-benar ketakutan. Baru saat inilah dia sadar bahwa Afkar ... memang benar-benar bisa mencabut nyawanya.Berkat hubungannya dengan Harun, selama ini Erlin mengira bahwa Afkar pasti akan selalu menyisakan ruang dan tidak bertindak terlalu jauh.Namun setelah melihat jasad Renhad terbujur kaku sekarang, barulah Erlin menyadari betapa seriusnya situasi ini. Afkar memang tidak akan membunuhnya dengan tangan sendiri, tetapi dia bisa mengutus orang lain untuk menghabisinya.Terlihat jelas bahwa Erlin yang seumur hidupnya begitu berkuasa di Keluarga Safira, kini benar-benar panik dan ketakutan. Dia buru-buru memohon pada Afkar dengan suara gugup dan tergesa-gesa, seolah-olah nyawanya akan melayang kalau bicara terlalu lambat.Erlin tahu bahwa hanya dengan satu pandangan dari Afkar, Kelam pasti akan mencabut nyawanya tanpa ragu.Afkar tertawa dingin, lalu menjawab dengan nada datar, "Hehe .... Kalau begitu, uruslah semuanya."Sebenarnya, Afkar sendiri tidak punya ketertarikan apa pun

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 853

    Dengan ekspresi penuh duka dan ketakutan, Viola menatap ayahnya yang barusan masih hidup dengan baik dan kini sudah terbujur kaku. Kemudian dalam sekejap, tatapan itu berubah menjadi penuh kebencian dan dendam yang tertuju ke arah Afkar.Namun kali ini, meski mulutnya sempat terbuka, Viola menahan semua kata yang hendak diucapkannya. Sebab, dia ... takut mati.Untuk pertama kalinya, selain rasa benci mendalam yang Viola miliki terhadap Afkar, dia tiba-tiba merasa momen ini justru membuatnya jauh lebih ketakutan."Ka ... kamu bunuh Renhad! Afkar, kamu suruh orang membunuh pamanmu sendiri!" seru Erlin dengan wajah pucat ketakutan sambil menunjuk Afkar.Namun, Afkar malah menjawab dengan tenang, "Aku nggak melakukan apa-apa kok, cuma meramal dari wajahnya saja. Yang bunuh dia itu Organisasi NC. Apa hubungannya denganku? Bukan cuma dia. Nanti kalau semua orang di Keluarga Safira mati di tangan Organisasi NC, itu juga bukan salahku, 'kan?"Usai berbicara, Afkar melirik ke arah Kelam sambil

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status