Sementara itu di tempat persembunyian yang sudah Anniel siapkan kini Irishviel sudah duduk di sebuah kursi berhadapan dengan Satria, di sekitar mereka ada beberapa elf yang berjaga dengan persenjataan lengkap. Anniel sendiri tidak ada di sana karena sedang menjalankan tugas yang Satria berikan untuk mengawasi ketujuh undead king yang dia panggil, di dekat mereka juga masih ada item gate of teleportation yang terpasang.Sebelumnya setelah Satria meloloskan diri dari istana kerajaan dia langsung pergi ke tempat persembunyian Annile di mana Irishviel berada, namun dia tidak membuang waktu lagi langsung menggunakan item gate of teleportation yang ada di sana dan keluar di titik lain ibukota untuk menggunakan sihir memanggil undead king. Dia terus melakukannya di tujuh titik yang berbeda.Di saat yang sama, teman-teman Anniel yang lainnya juga langsung bergerak untuk meminta bantuan petualang demi mengungsikan penduduk keluar dari ibukota kerajaan. Tujuh item gate of teleportation yang seb
Tanah kembali bergetar hingga bangunan tempat Satria berdiri ikut bergetar karenanya, riuh angin mulai berhembus menerpa tubuh Satria. Di dekat undead king thunderia yang masih berdiri terlihat sebuah kilatan cahaya putih yang melesat layaknya tebasan pedang memotong tubuh undead king secara diagonal.‘Bhoomrr’Suara dentuman keras terdengar, bangunan di sekitar tubuh undead king sampai terhempas hancur karenanya. Sosok raksasa undead king thunderia langsung tumbang setelah tubuhnya terpotong menjadi dua. Kedua bagian tubuh undead king tersebut seketika beku sebelum akhirnya hancur saat membentur tanah. Satria yang melihat hal itu hanya menyipitkan matanya saja, posisi serangan dan dampaknya menunjukan kalau petualang tersebut merupakan orang berpengalaman yang tahu cara mengalahkan undead king.“Apakah itu adalah ulah para player yang juga datang ke sini setelah menerima quest yang menjadi bagian rencana Irishviel?” gumam Satria yang terus berpikir keras memahami keadaan yang terjadi
“Sekarang aku mengerti mengapa semua undead itu tumbang dalam sekejap,” tukas Satria tanpa keluar dari puing-puing bangunan.Tatapan Satria tertuju kepada dua petualang yang berada tak jauh dari hadapan lima undead king miliknya. Wanita yang membawa pedang es mengenakan armor agak berat khas seorang swordman, sementara satu petualang lainnya mengenakan armor ringan dan jubah khas seorang cleric. Keduanya menutupi wajah mereka dengan pelindung kepala yang juga terbuat dari baja, hanya mata mereka saja yang terlihat jelas. Semua perlengkapan yang dipakai oleh mereka berdua memiliki kualitas SSR terbaik yang sudah di enchant.“Aku tidak pernah menyangka jika di tempat yang sama akan bertemu dengan dua player peringkat atas MW RPG yang belum pernah kalah dalam duel PvP. Aku ingin bilang ini menarik, tapi rencana Irishviel nantinya bisa hancur jika dia juga terlibat dalam situasi ini,” batin Satria seraya menggerakan tongkat sihirnya.“Mereka akan datang,” ucap Shana seraya menghunuskan pe
“Kelihatannya mereka tetap ingin menyerangmu di sini,” ucap Shana sambil mengenakan lagi armor pelindung kepalanya. Samar-samar terdengar suara derap langkah banyak orang mulai mendekat, mereka adalah para prajurit dan petualang yang tadi menjauh.“Kita sambung lagi obrolannya nanti,” kata Satria seraya mengenakan masker dan pelindung kepalanya lagi. Reina juga segera melepaskan pelukannya dan memakai lagi pelindung kepalanya.Namun suara derap langkah tersebut mendadak kembali sunyi hanya terdengar beberapa langkah saja yang datang mendekat. Tiba-tiba saja lima assassin sudah berada di dekat Satria dan menggunakan skillnya untuk menebas lehernya. Sosok Reina yang ada di dekat Satria mendadak lenyap dan sudah ada di pangkuan Shana lagi.‘Trang’‘Bhaamrrr’Suara dentingan senjata yang beradu ditambah dengan suara dentuman keras terdengar saat Satria menggunakan perisainya untuk menghalau lima serangan assassin yang datang. Dari kelimanya tidak ada satupun yang memiliki ras elf, mereka
Tak lama kemudian sosok Irishviel yang tergambar di beberapa titik langsung lenyap setelah waktu penggunaan item reflection ball habis. Tapi hanya sekejap saja mendadak wujud Ghuntiris kembali muncul tergambar di puluhan titik seperti sebelumnya, bedanya kali ini dia ditemani oleh ketua Tiagram yang merupakan elf tertua di pasukan terkuat itu.Ghuntiris menyatakan kalau tadi Irishiel pasti dalam kendali para penculik, beberapa bukti yang dia tunjukan juga pastinya merupakan rekayasa semata. Ghuntiris bahkan meminta pendapat ketua Tiagram secara langsung tentang masalah ini, dia ingin agar rakyat Kerajaan Alf tahu tindakan yang akan diambil pasukan kepercayaan Kerajaan Alf tersebut.Ketua Tiagram secara tegas menyatakan akan berpihak kepada pangeran Ghuntiris dan akan menangkap para penculik Irishviel. Dia memberikan kesempatan bagi para penculik agar menyerahkan diri dan memulangkan Irishviel dalam keadaan baik-baik saja, dia juga yakin akan mengurangi hukuman yang pastinya akan diter
Melihat pancaran api yang meledak di udara tentunya membuat semua prajurit Kerajaan Alf bersama orang-orang yang memimpinnya terkejut. Mereka mengalihkan pandangannya menuju ke arah Satria berada. Beberapa Tiagram terlihat saling memandang satu sama lain sebab mereka bingung karena Satria bertindak seakan sengaja memberitahukan lokasinya.“Aku bisa melihat nona Irishviel, satu mantan pengawal pribadinya dan sosok orang yang membawa nona Irishviel,” tutur archer Tiagram.“Apa tujuan mereka sebenarnya, mengapa mereka seakan-akan menunjukan lokasi mereka sendiri?” ujar ketua Tiagram yang merupakan seorang fighter.“Mungkinkah dia berniat mengaku kalah dan menyerahkan nona Irishviel?” tukas swordman Tiagram.“Tidak, kemungkinan besar itu adalah jebakan,” tutur Antarius.“Kalau begitu nanti kita saja yang mendekat sementara pasukan harus menjaga jarak di belakang,” usul kepala keamanan disambut dengan anggukan kepala panglima perang.“Pasukan bersiap!” teriak panglima perang kerajaan seray
“Aku malah terkejut karena kau bisa membaca pergerakanku,” ucap Satria seraya melompat mundur menjaga jarak, dia sadar kalau job class assassin kurang cocok untuk benturan secara langsung berhadapan seperti itu.Tubuh sepuluh lawan di hadapan Satria kini mulai diselimuti oleh aura gradasi berwarna kuning karena kemampuan healing pixie. Fighter muda Tiagram langsung melompat lagi mengincar Satria dengan skill pukulannya, tapi dengan tangkas Satra menggunakan kecepatannya untuk menghindari serangan musuh.“Thunder slash!” ucap Satria yang sudah ada di belakang fighter Tiagram.“Air slash!” balas swordman Tiagram yang mendadak sudah ada di dekat Satria dengan pedang berayun mengincarnya.‘Bhaammrrr’Suara ledakan terdengar saat skill assassin Satria dihalau oleh pedang swordman Tiagram. Tubuh fighter muda Tiagram langsung terpental meski tidak terluka sedikitpun. Dari atas Satria mendadak muncul puluhan tombak api yang merupakan sihir sorcerer Tiagram. Dengan lincah Satria meliuk-liukan
“Serangan berskala besar dan luas ya, terlebih rekan mereka bergerak untuk mengurungku dari berbagai sisi,” batin Satria sambil menghindari pukulan fighter Tiagram, tapi di belakangnya sudah ada archangel wind yang mengayunkan senjatanya mengincar Satria. Dengan gesit Satria menangkis serangan archangel wind sambil menghindari serangan lancer Tiagram. Sedangkan kedua kakinya langsung menendang pergelangan tangan swordman Tiagram yang hendak menebaskan pedangnya.“Rainy..” ucap Antarius yang juga menyiapkan skill lancer level 90 miliknya. Deru angin yang bergemuruh terasa semakin kencang bersamaan dengan tanah ibukota yang berguncang semakin keras, aura hitam pekat dan titik-titik air berwarna biru gelap mulai menyelimuti tombak yang dipegang oleh Antarius.“Kelihatannya tidak ada pilihan lain, dia akan menyerangku jika menghindari serangan yang datang ini. Sudah saatnya bagiku juga untuk serius,” gumam Satria seraya menyeringai. Sejak awal dia memang tidak berpikir akan menang dengan