Home / Urban / Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya / Bab 133. Menolong Teman

Share

Bab 133. Menolong Teman

Author: Romero Un
last update Last Updated: 2025-08-03 18:58:11

“Kalian mau apa?” tukas Max heran.

Tidak Max duga, ternyata keduanya juga masih kesulitan mendapat pekerjaan.

“Kita sama-sama di kampus bisnis, tapi kenapa nasib kita begini amat!” protes Yerhan sambil menghabiskan teh di gelasnya.

Tara pun menambahi, “Jadi anak bisnis nggak bikin jadi punya bisnis ternyata.”

Tak tahan dengan kemurungan mereka–walau Max tahu mereka hanya sekedar mengeluh, Max langsung membuka sesi konsultasi.

Max meminta 3 lembar kertas pada pemilik resto beserta alat tulis. Kemudian memberikan pada tiga temannya itu.

“Tulis semua keunggulan yang mau kalian jual pada perusahaan!”

“Yosh! Siap!”

Sementara mereka menulis, Max mengirim pesan pada Aletha dan Lucas. Meminta informasi terkait ketersediaan lowongan kerja di Louvz Tech dan ElectroLouvz.

“Sudah!” seru ketiganya penuh antisipasi.

Max mengangguk. “Sekarang, tukar silang dan buat penilaian untuk si pemilik kertas!”

“Apa ini?” kekeh Tara bingung. “Apa kita sedang bermain?”

Max tersenyum. “Well, kadang kita ngg
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 139. Masa Depan Suksesi

    “Sudahlah Arien, My Dear. Lihat, Max serasi sama Lian!”Mozart merangkul erat tubuh istrinya, sementara mereka menyambut kepulangan Max yang berhasil menemukan dan membawa LIan kembali bersama.Bahkan tanpa Arienna perlu memberitahu di mana Lian berada, Max bisa menemukannya. Ia tak punya alasan lagi untuk menyembunyikan keberadaan putra kedua mereka. “Mama!” seru Lian ketika netra bulat itu menangkap keberadaan orang tuanya. “Kakak datang!”Arienna memeluk Lian. Berurai air matanya, ketika ia hanya bisa mengangguk, merespon ucapan bahagia anak bungsunya itu.Max tersenyum puas melihat semua anggota keluarganya lengkap di depan mata. ***Secepat angin bertiup, keberadaan Lian pun terdengar oleh Henry. Pria tua yang baru saja dinyatakan pulih sementara dari anfal-nya, hampir saja kena serangan jantung susulan. Ia terlalu bahagia memiliki cucu lain.Minggu pagi ini, tetua yang terpilih sebagai kepala keluarga Lou—di samping tubuhnya yang lemah, berkunjung ke rumah Max dengan senyum le

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 138. Menjemput Lian

    “Tuan muda, apa Anda yakin, bisa melindungi adik Anda?”Landy yang menemani Max di mobil, terlihat khawatir. Namun, Max justru bersemangat. “Kalau Grandpa mau memisahkan kami, aku akan mundur dari keluarga Lou. Persetan dengan mereka! Aku sudah pernah menggelandang, aku bisa menggelandang!”Landy memijat pelipisnya yang mulai pening, menghadapi kekerasan hati Max. Ia jadi mengakui kebenaran peribahasa yang mengatakan kalau buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Tidak hanya Henry, Arienna dan kini Max. Ketiga orang itu sangat keras hati dan keras kepala kalau sudah menyangkut prinsip hidup.Menimbang ucapan Max, Landy mengakui ada kemungkinan Henry tidak akan terlalu memaksakan budaya keluarga Lou itu lagi, kalau Max sampai berniat keluar. Kehadiran Max sudah mengubah banyak hal di dalam keluarga Lou. Tidak hanya berkemampuan khusus untuk menjadi CEO di usia muda, Max juga sudah berani menelanjangi tindak kejahatan. Baik di dalam keluarga Lou, mau pun di sekitarnya. “Semisal, Grandpa t

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 137. Keluarga yang Disembunyikan

    “Wow! Mereka kena masalah lagi?”Suara Mozart menarik perhatian Max yang baru saja turun dari kamarnya. “Apa Dad?” tanya Max sebelum menguap lebar-lebar. Mozart mengarahkan telunjuknya ke layar kaca. “Lihat, Max! Itu anak keluarga Wahono. Ditangkap di kelab malam. Katanya dia membuat bisnis investasi bodong!”Max tersenyum tipis. “Cepat juga ditindaknya.”Namun, Mozart terlihat seolah tak percaya. “Paling juga nanti ditebus papanya. Anak segitu, memang berapa banyak ngambil uang orang? Sejutaan kali. Paling banyak nebus 1 miliar.”Max terkekeh mendengar perhitungan ayahnya. Ia tidak tahu kalau di dalam investasi bodong itu masih ada uang Max 100 miliar. Belum termasuk keuntungan yang dijanjikan.“Yeah? Kuharap mereka bisa menebus anaknya, kalau begitu. Kasihan juga masih muda, masa depan masih panjang.” Suara Max terdengar menyindir. Mozart tidak menangkap nada sindiran itu. Ia malah mengira putranya berhati lembut. “Ha! Harusnya dia tetap dipenjara! Dia melakukan penipuan. Nggak

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 136. Uang? Sepele. Kalau Hati, Tidak Ada Ampun!

    “Tuan muda, Anda sudah datang.”Albert menyambut Max penuh hormat.Di belakang Max, Paul sudah terlihat emosi sementara Laras juga terlihat tegang karena akan berhadapan dengan Rexton. “Albert, apa sudah dapat info kalau-kalau dia punya jaringan luas?” tanya Max sebelum masuk ke ruang interogasi. Albert menganggukkan kepala. “Keluarga Wahono. Sepertinya keluarga ini memang punya banyak bisnis underground yang tidak pernah ketahuan.”Dahi Max berkerut. “Wahono? Pemilik perusahaan tambang Golden Coal?! Yang bikin masalah sama perusahaan Dad?!”Albert mengangguk lagi. “Benar, Tuan muda.”Max mendengus kasar. “Ha! Mereka benar-benar punya banyak pekerjaan kotor, hm? Mulai dari penyuapan dan sekarang investasi bodong.”“ini bisa jadi pencapaian Anda, Tuan muda. Membongkar bisnis gelap keluarga Wahono.” Albert mengusulkan dengan wajah bangga.Namun, Max menolak. “Urus tanpa bawa namaku, Albert. Aku sudah lelah dengan perhatian media.”Walau sedikit kecewa, tapi Albert tak bisa melawan maj

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 135. Memancing Lebih Besar

    “Ras, sorry. Tadi pintunya rusak kata Diana.” Max beralasan.Diana yang menemaninya pun menyuarakan kondisi yang sama. “Iya, Ras. Kalau Max nggak nyari kamu, aku nggak tahu kunci apartemen Max rusak.”Laras nyengir lebar. “Santai! Untung di rumah Max banyak makanan. Aku malah udah pisahin bahan makanan kamu yang expired, Max!”“Kalau gitu, aku balik kerja lagi ya!” seru Diana sambil berjalan menjauh. “Aku juga—”“Ras,” potong Max sambil meraih lengan gadis itu, menahannya untuk tidak pergi. “Bicara denganku sebentar.”Laras mengangguk. Ia berbalik dan mengikuti Max kembali ke dalam apartemen. “Apa ada yang salah dengan Rexton?” tanya Laras. “Sampai kamu mengunciku di sini.”Netra Max membulat kaget. Ia belum siap membuat Laras patah hati. Pura-pura tak paham, Max mengalihkan pandangannya gugup. “Apa maksudmu?”Laras terkekeh. “Memangnya kamu pikir aku percaya kunci apartemen paling mewah di Buluh Indah bisa rusak dalam waktu kurang dari 5 tahun, hm?”Max tertawa canggung sambil men

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 134. Mengadali Buaya

    Belum sempat Kana menjawab, Laras datang dengan menu favorit Max.“Kalian tegang banget,” komentar Laras sambil meletakkan sepiring spagheti dan susu coklat untuk Max.Kana langsung nyengir canggung, sementara berusaha menutupi laptopnya. “Ehehe. Nggak apa-apa. Max cuma lagi capek.”Laras tersenyum lebar. “Kalau gitu, pas! Susu coklat biar kamu rileks, Max!”Max mengangguk saja, menangkap isyarat dari tatapan Kana untuk mengikuti alurnya. “Ngomong-ngomong, Max. Tadi pacarku nanya apa dia boleh ngobrol denganmu?” tanya Laras dengan wajah tersipu. Dahi Max mengernyit. “Ngobrol?”Laras mengangguk. “Iya. Apa mungkin dia cemburu lihat pelukan kita tadi, hm? Kau bersiap saja kalau ditegur dia. Hehehe!”Laras berbalik dengan wajah sumringah. Sambil berjingkat, ia mendekati pria yang disebutnya pacar itu. Kana menggunakan kesempatan itu untuk berbisik cepat pada Max. “Sepertinya target kita ada di kafe ini, Max.”Netra Max terbelalak. “Keberuntungan?”Kana menaikkan kedua bahunya. “Entah.”

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status