Home / Urban / Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya / Bab 39. Menunggu Saat Yang Tepat

Share

Bab 39. Menunggu Saat Yang Tepat

Author: Romero Un
last update Huling Na-update: 2025-05-28 14:27:07

“Kenapa Tuan muda memutuskan untuk melepaskan orang itu?”

Albert kesulitan menjelaskan pada tim-nya setelah mereka susah payah menangkap si pelaku dan sekarang Max malah melepaskannya begitu saja.

Max tersenyum tipis, dengan raut wajah bersalah. Ia sudah menyusahkan mereka dan sekarang usaha mereka seolah sia-sia.

“Setiap orang berhak mendapat kesempatan ketiga.”

Albert berdehem. “Kesempatan kedua, Tuan.”

“Hahaha! Yah, anggaplah aku sedikit baik hati. Ehm! Bercanda!” Max kemudian menambahkan, “Aku tak mau mengotori tanganku sendiri, walau aku ada di belakan layar.”

Menyerah untuk memahami isi kepala majikan mudanya, Albert menuruti perintah itu. Ia segera menyuruh anggota tim untuk membawa Darren jauh dari daerah itu dan membiarkannya di jalanan asing.

“Paman Albert, Paman Landy akan mentransfer bonus kalian semua. Jadi, jangan berkecil hati.” Max berjanji.

“Tidak, Tuan muda. Bagaimanapun, tugas kami adalah mengikuti arahan atasan—“

“Jangan menolak, Paman. Aku benar-benar tak enak den
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 93. Mulai Menyerang!

    “Tuan muda!” seru Landy ketika akhirnya sang majikan menghubungi. Max terkekeh. “Tenang, Paman.”“Bagaimana bisa, Tuan muda? Tuan besar sudah panik dan langsung melancarkan rencananya.”Tawa Max memudar dan keningnya mengernyit tak mengerti. “Apa maksudnya, Paman? Apa yang Grandpa lakukan?”Terdengar hembusan napas berat dari Landy kala ia berkata, “Tuan besar bermaksud membocorkan sedikit tentang keberadaan Anda ke media, Tuan muda.”Netra Max langsung membelalak. “Ha?! Kenapa bisa begitu?!”“Tentu saja karena Tuan Henry tidak rela Anda diperlakukan seperti itu, Tuan Max.” Landy terlihat kesulitan, karena Max seolah tidak menyadari posisi pentingnya di dalam keluarga Lou. “Di samping Anda adalah anggota keluarga Lou, Anda juga cucu kesayangan Tuan Henry.”Max terdiam. Ia tak punya alasan lagi untuk mundur kalau sudah begini. Lagi pula, mungkin ini yang ia butuhkan sekarang. Golden Coal jelas lebih kaya dan berpengaruh dibandingkan Tandjaya. Max tak akan punya cukup kekuatan kalau

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 92. Out of The Closet

    “Ho … ternyata anak manja dari Golden Coal.” Max terkekeh geli. Ia kembali memasukkan ponselnya dan bersiap menyerang. Namun, pintu toilet tiba-tiba terbuka. “Max!”Paul dan Yerhan yang dibawa oleh Tara. Tidak ada satpam atau dosen yang berhasil diyakinkan Tara untuk datang menolong.“Hahaha! Cuma ini bala bantuanmu, hm?” ledek Franky puas.“Tuan muda Tandjaya memang tiada duanya! Nggak punya bodyguard! Hahaha!”Max mendengus geli. “Aku nggak perlu bodyguard kalau hanya menghadapi cecunguk macam kalian.”Murka dengan ucapan Max, mereka langsung menyerang. Namun, Max sudah memberi aba-aba agar mereka semua lari keluar. Sekejap, Max dan 3 temannya lari keluar dari toilet pria itu langsung menuju mobil. “Sialan! Untuk sementara ngehindar dulu,” seru Yerhan yang paling panik. Namun, Max malah tergelak mendapat pengalaman itu. “Kayaknya, aku memang harus belajar bela diri yang serius.”“Atau kau punya bodyguard, Max,” usul Tara, terinspirasi dari ledekan Franky dan teman-temannya tadi

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 91. Siapa Franky?

    “Kau kenal si Franky itu?” tanya Max berbisik sangat pelan. Paul dan dua teman lainnya menggelengkan kepala. Kemudian Tara menambahkan, “Tapi aku tahu dia cuti satu semester. Katanya dia bikin masalah di kampus.”Max mengangguk, menerima informasi dari Tara. Namun, ia masih tidak bisa mendapatkan jawaban, apa alasan orang itu mengganggunya tiba-tiba. Padahal Max tidak mengenal Franky. Ia yakin, mereka tidak pernah bersinggungan sebelumnya. Sibuk mengetik sambil menahan rambut yang lengket karena kue, agar tak turun ke dahinya, Max terkejut ketika seseorang di depannya meletakkan tisu basah di meja.Max mendongak sedikit dan melihat punggung seorang gadis berambut pendek di bawah telinga, duduk di sana. Paul, Tara dan Yerhan langsung menoleh ke arah Max. Senyum tertahan terlihat jelas menggodanya. Tak bisa memprotes kejahilan mereka, Max hanya memutar bola matanya sambil mulai membersihkan beberapa gula kue yang ternyata masih menempel di pelipis dan juga telinga. Satu jam akhirn

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 90. Kelemahan Max

    “Dad, ini Sokha. Dia yang akan urus masalah pengadilan.”Max memperkenalkan pengacara rekanan Natasya itu pada sang ayah, keesokan harinya.Setelah pembicaraan semalam dengan Kana, mereka sampai pada keputusan untuk membawa permasalahan ini masuk jalur hukum. Mozart sudah menjelaskan, bagaimana Gilang meyakinkannya agar tidak mencari masalah dengan pihak Golden. Staf legal Tantambang itu malah menakut-nakuti Mozart, sehingga sang CEO memutuskan untuk menuruti usulan Gilang. Mozart yang memang tak terlalu paham dengan hukum dan takut melangkah menghadapi perusahaan super besar itu hanya bisa menurut apa yang dikatakan ahlinya.Tidak pernah ia menyangka bahwa Gilang melakukan itu semua karena disuap oleh Golden Coal. Kemudian Max menambahkan, “Untuk sementara waktu, Dad jangan sampai ketahuan bahwa sedang melayangkan gugatan pada Golden Coal. Pokoknya, biarkan saja Gilang dan Dara ini tetap bekerja. Sampai harinya dua orang itu ditangkap.”Mozart mengangguk paham. Ia sangat bersyukur

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 89. Secercah Harapan

    “Lho?! Kamu ngapain di kantorku? Laras minta kamu ke sini? Bawa roti?” Netra Max menyipit, memastikan yang dia lihat adalah benar orang yang dikenalnya. Begitu pun, tidak ada alasan bagi gadis kecil itu untuk berada di kantor Louvz Tech. Setelah bicara dengan Lucas tadi, Max memutuskan untuk menghubungi orang tuanya. Ia membahas hasil percakapan dengan Natasya dan Sokha.Namun, ketika keluar dari ruang kerjanya, Max malah mendapati Kana duduk di ruang tunggu area direksi.Yang ditanya itu menggelengkan kepala. “Aku diminta datang ke sini.”“Sama siapa? Kamu yakin nggak salah alamat, Kana?” Max masih tidak yakin kalau gadis muda yang bisa ia golongkan sebagai anak kecil karena tubuh pendeknya itu, punya urusan dengan Louvz. “Coba tanya lagi sama yang suruh.”Kana mengangguk setuju. Ia baru saja akan mengeluarkan ponselnya, tetapi membatalkannya ketika melihat seseorang datang dari arah belakang Max.“Oh! Dia yang suruh aku datang.” Kana menunjuk ke arah si pendatang itu. Max menoleh

  • Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya   Bab 88. Mencoba Segala Jalan

    “Tuan Max, Nona Natasya sudah datang. Di ruang Blossom, Tuan.”Senin pagi. Hal pertama yang dikerjakan Max adalah memanggil Natasya ke ruangannya. Secara singkat ia sudah menjelaskan via sambungan telepon perihal masalah yang dihadapi Mozart.“Ok, Al. Tolong kasih tahu Lucas kalau saya ada urusan sebentar.”“Baik, Tuan Max.”Max segera merapikan meja dan buku-buku yang sedang dibacanya, kemudian beranjak menuju ruang rapat yang diberi nama ‘Blossom’.Tiba di sana, ia tak hanya melihat Natasya. Ada seorang gadis yang tak ia kenal duduk di sebelah staf legal tersebut.“Nat!” MAx menyapa, memberitahukan kehadirannya. Natasya dan orang yang dibawanya itu langsung berdiri dan membalas sapaan Max. “Selamat pagi, Pak Max!”Max mengangguk. Memberi isyarat agar mereka kembali duduk dan memulai pembicaraan. “Pak Max, kenalkan ini Sokha. Rekan saya di law firm sebelumnya.”Wanita muda bernama Sokhan itu membungkukkan tubuhnya sedikit dan memperkenalkan dirinya. “Saya Sokha Helena, Pak Max. Be

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status