Share

15. Farah Naksir Ali

"Mbak, coba lihat sini!" wanita itu memaksa Parni melihat layar monitor. Parni yang tidak paham hanya menurut, dan belum ada apa-apa terlihat di layar sana.

"Mbak yakin mau menggugurkan mereka?"

"M-maksudnya?"

"Janinnya kembar, Mbak."

"Jangan berbohong, Dok!"

"Ini, Mbak perhatikan titik ini, masih sangat kecil sekali bahkan lebih kecil dari butiran garam. Ada dua, Mbak bisa melihatnya?"

"I-iya," Parni menangis. Bahunya bergetar hebat, pikirannya melayang pada ketiga keponakan kembarnya yang selalu saja membuat harinya berwarna. Si kembar tiga juga yang selalu membuat ia tertawa, karena sering sekali tertukar mengenalinya.

"Bagaimana? Masih sangat muda, jadi mudah untuk digugurkan. Biayanya juga lebih murah," terang dokter itu sambil menatap Parni dengan cukup serius, menanti jawaban yang tak kunjun

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status