Share

18. Harta tidak memandang kata saudara.

"Oh ya ... Mbak Zahra, ini siapa?" tanya Bu Ratna sambil menyerahkan sembilan lembar uang kertas berwarna merah. Ia melirik ke arahku yang masih setia duduk di depan Mbak Zahra.

Mbak Zahra menerima uang itu, menghitungnya secara teliti, membuka kunci laci mejanya, dan memasukkan uang itu kedalam laci. lalu menyerahkan kembalian pada Bu Ratna sebelum mengunci laci meja itu kembali.

"Oh ... ini adik saya, Bu. Biasa minta bantuan minjam duit sama saya. Ya ... sebagai saudara tentu saya akan menolongnya. Walaupun uang yang di pinjam gak akan pernah kembali," ujar Mbak Zahra berbohong. Mataku terbelalak, menatap tak suka ke arah Mbak Zahra.

"Benar-benar baik kamu ya, Mbak. Pantas rezekinya selalu lancar," puji Bu Ratna. Tapi membuat hatiku muak dan geram. Siapa yang mau pinjam uang padanya? Aku justru ingin mengambil hakku yang di makan olehnya!

Baru saja mulut ini akan terbuka untuk menjelaskan, Mbak Zahra lebih dulu memotongnya. "Oh ... Ya, Jenk Ratna. Apa masih ada lagi yang mau di bel
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status