Share

Bab 2

Penulis: Tania Aurelia
Malam itu, akhirnya Gio pulang ke rumah.

Seperti biasanya, dia langsung masuk ke ruang kerja untuk mengurus urusan kantor. Tapi setelah bekerja cukup lama, dia tak juga melihat Tasya datang menghampirinya.

Padahal biasanya, wanita itu akan menggunakan segala cara untuk menggoda dan merayunya ke ranjang. Tapi hari ini, suasananya sangat sunyi.

Gio mengernyit, bangkit dan berjalan ke kamar mereka. Saat mendorong pintu, dia tidak menemukan Tasya di dalam.

Perasaannya mulai tak enak. Saat keluar kamar, terdengar suara salah satu pembantu dari bawah, “Nyonya, kamu baru pulang?”

Tasya mengangguk. Saat naik ke lantai atas, dia langsung berpandangan empat mata dengan Gio.

Dengan nada datar, pria itu bertanya, “Kamu pergi ke mana?”

Dalam hati, Tasya tertawa sinis. Ke mana? Memangnya pria ini peduli?

“Aku pergi kirim barang,” jawabnya. Sebenarnya, dia pergi mengatur pengiriman surat cerai itu melalui jasa kurir. Surat itu akan sampai di tangan Gio tepat di hari dirinya pergi. Lalu, Tasya menambahkan lagi, “Hadiah untukmu. Kamu bakal tahu sepuluh hari lagi.”

Gio mencibir, “Kamu selalu melakukan hal-hal yang sulit dimengerti. Kita bertemu setiap hari, kenapa harus dikirim segala?”

Lalu, Gio menutup perbincangan itu dengan dua kata yang dingin, “Kurang kerjaan.” Lalu kembali ke ruang kerjanya.

Tasya hanya berpikir, Gio tak akan bisa melihat orang kurang kerjaan ini.

Tidak perlu melihatnya setiap hari lagi.

Sepuluh hari kemudian, dirinya akan pergi dan Gio bisa kembali bersama Mega seperti keinginan mereka.

Memikirkan itu, Tasya kembali ke kamar dan mulai mengemasi barang-barangnya.

Baju, sepatu, semua yang pernah dibelikan oleh Gio, Tasya tinggalkan.

Bahkan satu-satunya foto pernikahan mereka pun dimasukkan ke dalam kotak kardus.

Saat Gio masuk dan melihat kamar yang hampir kosong, dia mengernyit dan bertanya, “Kamu apain?”

“Beres-beres. Buang yang lama, biar bisa beli yang baru,” jawab Tasya.

Gio mengambil bingkai foto pernikahan mereka dari dalam kardus, “Barang ini juga bisa diganti yang baru?”

Tasya menatapnya dan menjawab, “Kalau aku bilang mau foto ulang sekali lagi yang lebih serius, kamu mau?”

Karena pernikahan mereka dilakukan diam-diam, acara pernikahan mereka juga tidak pernah diumumkan ke publik. Bahkan foto pernikahan yang mereka ambil sendiri pun dilakukan sesuai permintaan Mega. Mengandalkan statusnya sebagai ibu tiri Gio, dia selalu ikut campur dalam segala hal.

“Kamu juga tahu hubungan keluarga kita seperti apa, jadi kita nggak bisa unggah foto pernikahan,” ujar Gio sambil melempar bingkai foto kembali ke dalam kotak.

Sinar dalam mata Tasya langsung meredup.

Gio meliriknya sekilas, lalu tiba-tiba berkata, “Kalau kamu mau bulan madu lagi, aku bisa luangkan waktu untuk menemanimu.”

Ucapannya membuat Tasya nyaris tak percaya, “Kamu serius?”

Gio mengangguk, “Bulan madu waktu itu aku terlalu sibuk kerja. Anggap saja ini bentuk permintaan maafku.”

Namun, belum sempat Tasya bicara lagi, ponsel Gio sudah berdering. Itu deringan khusus panggilan Mega. Setelah diangkat, suara Mega langsung terdengar, “Gio, acara lelangnya dimajukan, kamu datang sekarang ya, aku tunggu.”

“Iya, aku langsung ke sana.”

Setelah menutup telepon, Gio berkata pada Tasya, “Kamu makan sendiri saja nanti malam, aku harus ke acara lelang.”

Namun kali ini, Tasya tidak seperti biasanya yang langsung setuju. Dia berkata, “Aku juga mau ke acara lelang, kita pergi bersama saja.”

“Itu urusan bisnis Grup Nando, untuk apa kamu ikut?”

Tasya menjawab, “Aku bisa temani ibumu. Dia selalu sendirian, pasti butuh teman, ‘kan?”

Gio mengernyit, “Ya sudah kalau kamu mau ikut.”

Saat sudah duduk di mobil, Tasya melihat gantungan di kaca spion sudah diganti menjadi warna ungu, warna yang paling dibenci Tasya. Itu adalah warna kesukaan Mega.

Gio menyadari perusahaan ekspresinya dan hanya berkata, “Yang lama sudah usang, jadi aku ganti dengan yang baru.”

Tasya hanya tersenyum kecil, tidak menanggapi lebih lanjut.

Begitu tiba di tempat lelang, Mega dan para staf perusahaan sudah duduk di posisi.

Gio langsung duduk di sebelah Mega dan mereka berdua berbincang mesra dengan dalih urusan kerja, sama sekali tidak menyadari keberadaan Tasya di sebelah mereka.

Saat waktu istirahat, Mega diajak beberapa pebisnis penting masuk ke ruangan VIP.

Sementara itu, Tasya menerima telepon. Belakangan ini, dia sedang mengurus pengunduran dirinya.

Saat melewati ruangan VIP tersebut, dia tak sengaja mendengar suara pria mengejek Mega,

“Suamimu sudah meninggal, pasti kamu kesepian, ‘kan? Kamu masih begitu muda, bisa tahan tidur sendirian setiap malam? Bagaimana kalau… orang satu ruangan ini menemanimu bersenang-senang? Lagipula, kamu suka yang tua-tua, ‘kan?”

Tepat saat Mega menjerit, Tasya melihat bayangan Gio berkelabat melewatinya.

Dia menerobos masuk ke ruangan dan langsung menarik pria tua yang melecehkan Mega itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 23

    Berita tentang kebakaran gedung kantor Grup Nando langsung viral malam itu juga, mengejutkan seluruh negeri.Sementara itu, Keluarga Setio yang sedang berada di luar negeri, baru mengetahui kejadiannya lima hari kemudian.Orang tua Tasya hanya bisa menghela napas prihatin, tapi Tania dan Tonio merasa semua itu memang pantas didapatkan Keluarga Nando.“Dari dulu, Keluarga Nando memang selalu memusuhi keluarga kita. Sekarang hancur karena ulah mereka sendiri, bisa dibilang itu karma mereka,” ujar Tania dengan kesal.Tonio juga setuju, tapi ibunya mengingatkan, “Jangan bilang ini ke Tasya. Dia akan menikah bulan depan, jangan biarkan hal ini merusak suasana hatinya.”Semua anggota keluarga pun mengangguk setuju. Ayahnya juga menyelipkan koran yang berisi berita itu ke bawah meja ruang tamu, menyembunyikan judul berita yang tertulis ‘Pertikaian Internal Grup Nando Sebabkan Kebakaran Hebat, Para Petinggi Tewas Di Tempat’.Dari semua korban, satu-satunya yang selamat dari kebakaran itu hanya

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 22

    Gio pulang ke negara asalnya di tengah malam. Dari sekretarisnya, dia mengetahui bahwa sebelum berangkat ke Negara F, dirinya sempat menyebut di sebuah pesta bahwa Tasya adalah istrinya. Seseorang yang hadir saat itu diam-diam merekam pernyataan itu, lalu memanfaatkannya untuk mengancam dewan direksi Grup Nando dan menuntut uang tutup mulut dalam jumlah besar.Hal itu membuat para anggota dewan kesal dan menduga Keluarga Setio yang membuat ulang di balik semua ini. Selama beberapa hari, mereka menyewa banyak peretas untuk membobol sistem Grup Setio dan mencuri sejumlah besar rahasia dagang.Begitu informasi itu tersebar, saham Grup Setio pasti akan anjlok, menyebabkan kebangkrutan besar-besaran, bahkan bisa menanggung utang dalam jumlah sangat besar.Saat tiba di ruang rapat dewan, Gio mendengar para petinggi senior sedang tertawa-tertawa dan berkata, “Kali ini, Keluarga Setio pasti tamat. Dalam dokumen-dokumen itu bukan hanya ada hasil kerja keras Pak Harris, tapi juga bukti suap ana

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 21

    Dalam beberapa waktu setelah itu, Gio masih bertahan di Negara F, berusaha mendapatkan pengampunan dari Tasya.Namun, Tonio mulai mengerahkan anak buahnya untuk memaksa Gio menandatangani surat cerai. Tapi, Gio tetap bersikeras tidak mau menyetujuinya, hingga akhirnya Tonio terpaksa menggunakan cara kotor yang tidak layak diumbar ke publik.Ancaman, intimidasi, kekerasan… semua cara sudah dicoba. Meski begitu, pengawal yang selalu bersama Gio cukup kuat untuk mengimbangi anak buah Tonio, hingga tak satu pun dari mereka bisa mendekat, apalagi mendapatkan tanda tangan asli darinya.Perseteruan antara dua pihak pun memanas dan hampir tak terkendali.Sampai akhirnya, pada suatu malam, keterlibatan Rey membuat Gio merasakan rasa sakit yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata.Malam itu, Rey menelepon Gio, mengundangnya datang ke rumah Keluarga Soraya untuk membicarakan hal mengenai Tasya.Begitu melangkah masuk ke vila Keluarga Soraya, Gio mendengar suara berisik samar dari taman.Suarany

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 20

    Gio hanya bisa tertawa pahit. Dia tak percaya dengan ucapan Tasya. Perlahan, dia melangkah mendekatinya. Air hujan yang membasahi tubuhnya menetes ke atas karpet, membuat noda lembap yang gelap, persis seperti suasana hatinya saat ini.“Kamu nggak mungkin nggak mencintaiku,” kata Gio sambil menatap wajah Tasya, berusaha menangkap tanda-tanda bahwa Tasya sedang berbohong, “Kamu sudah mengorbankan begitu banyak untukku. Kamu mengejarku selama enam tahun penuh, mana mungkin bisa tiba-tiba berhenti mencintaiku?”Tasya tersenyum getir. Dia mendongak dan menatapnya, lalu berkata dengan lantang dan jelas, “Gio, jadi kamu juga tahu aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu?”Nada bicaranya penuh sindiran, membuat dada Gio serasa diremas kuat, sesak dan menyakitkan.“Justru karena aku tahu kamu sudah berkorban banyak, makanya aku ke sini untuk menjemputmu pulang. Tasya, aku sudah tahu salah. Aku sudah melakukan banyak kesalahan sebelumnya, tapi aku mau berubah. Tolong kasih aku kesempatan lagi

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 19

    Malam setelah acara pertunangan berakhir, hujan deras mengguyur di luar.Di dalam ruang kerja vila Keluarga Setio, akhirnya Tasya menceritakan semua kebenaran tentang pernikahan rahasianya dengan Gio.Dia mengungkapkan segalanya, dari hubungan rahasia mereka, pernikahan tanpa sepengetahuan keluarga, hingga taruhan dengan Mega yang membuatnya kalah, serta berbagai penderitaan yang dia alami. Tasya menceritakan semuanya dengan jujur.Wajah seluruh anggota Keluarga Setio terlihat sangat muram setelah mendengar semua itu.Awalnya, Tasya mengira mereka akan memarahinya karena pernah menjalin hubungan dengan Keluarga Nando, tapi yang mengejutkan, kedua orang tuanya justru hanya merasa sedih, “Putri Keluarga Setio yang begitu pintar, begitu cantik dan begitu berkuasa, bisa-bisanya disakiti oleh Gio sampai sebegitunya?”Tania memandangi luka bakar di tangan kiri adiknya, air matanya pun jatuh, “Jadi waktu itu kamu bohong bilang kena cipratan minyak panas, ternyata itu bekas disiram air keras?

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 18

    Para tamu di dalam ruangan juga mulai berbisik-bisik penuh keterkejutan.“Bukannya itu Pak Gio dari Keluarga Nando? Kok dia bisa ada di sini?”“Bukannya Keluarga Setio dan Keluarga Nando itu musuh bebuyutan? Mustahil Keluarga Setio mengundangnya.”“Lihat saja, wajah Pak Harris langsung memuram.”Gio tak menghiraukan tatapan para tamu. Dia naik ke atas panggung, matanya hanya tertuju pada Tasya. Lalu dengan suara tercekat, dia berkata, “Tasya, aku datang untuk menjemputmu pulang. Ayo, pulanglah denganku.”Seketika, Tasya tercengang dan tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Di kepalanya hanya ada satu pertanyaan, kenapa Gio bisa ada di sini?Bagaimana Gio tahu kalau dirinya datang ke Negara F?Dan barusan dia bilang pulang… jadi maksudnya dia mengejarku sampai ke sini?Tidak! Tidak mungkin! Bukankah seharusnya dia sedang bermesraan dengan Mega sekarang? Dia tak punya alasan untuk datang mencariku.Kepergianku seharusnya adalah berita gembira baginya.Tasya mundur selangkah, secara ref

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status