Share

Bab 16 Masa Lalu Adyatama

Bab 16 Masa Lalu Adyatama

"Iya, makanya aku menahan diri untuk tidak mengetuk pintu kontrakanmu, Mei. Padahal aku sangat ingin mengunjungimu setiap hari. Aku ingin kita bisa dekat dan akrab seperti dulu sebelum kamu nikah. Namun, aku juga bisa memahami statusmu yang sekarang," ucap Alfin seraya menatap lekat wajah sendu perempuan yang masih ia cintanya hingga saat ini.

Ditatap seintens itu membuat Meidina merasa malu. Perempuan berkerudung biru tua itu menunduk untuk menghindari tatapan mata Alfin. "Makasih untuk pengertiannya, Fin. Kamu memang sahabat terbaikku. Aku pamit dulu, ya." Meidina bangkit dari duduknya lalu melangkah pergi.

Alfin sedikit kecewa, Meidina masih saja menganggap dirinya sebagai sahabat, teman masa kecilnya. Padahal ia menginginkan perempuan itu melihatnya sebagai sosok lelaki dewasa. Namun, ia pun tak bisa memaksakan perasaannya. Cinta tak bisa dipaksakan. Tak selamanya juga cinta tumbuh karena terbiasa. Mungkin karena sudah terbiasa bersama, perasaan Meidina
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status