Share

6

Author: Mhammadtaufiq
last update Last Updated: 2021-02-02 11:25:36

Kami tak langsung pulang begitu saja karena ayah dan calon ibuku sedang bermesraan di ruang tamu, sedangkan aku tengah berduaan bersama Adnan di ruang keluarganya, si berondong asik yang menurutku bisa diajak obrol di banding keempat kakaknya yang ketus dan cuek.

"Kak Aristela kesehariannya apa saja?"

Bocil satu ini bertanya tentang keseharianku, berani juga, tapi aku senang karena mungkin ini awal mula aku bisa dekat dengannya, dalam artian kakak adik sesungguhnya, hitung-hitung latihan juga.

"Kerja di toko roti, kalau kamu? Selain sekolah pasti kerjaannya keluyuran, kan? Atau enggak kumpul-kumpul sama teman terus ngerokok bareng sambil jadi bad boy gitu," tanyaku sambil memicingkan mata.

"Enak aja, enggaklah, Kak. Gue mah habis sekolah palingan di rumah main game, males nongkrong, temen-temen pada sok sibuk, kalau ngumpul pun semuanya fokus sama hp-nya. Ngomong-ngomong, Kak Aristela enggak kuliah?"

"Kuliah, tapi cuman setahun sih, itu pun lebih ke praktiknya, capek Kakak kalau main teori mulu, otak udah susah nampung materi, ha ha."

"Bagus dong, dah kuliah pasti langsung kerja, kan?"

"Yaps, walau kerja di toko roti, dah bersyukur aku, apalagi penghasilannya dah lumayan, jadi ... enggak terlalu sering minta duit ke Ayah," jawabku dan Adnan semakin banyak tanya saja jadinya.

"Enak enggak sih Kak, kerja?"

"Ada enak dan enggaknya, kalau enaknya tuh pas gajian sama ada bonusnya dari bos kalau lagi baik, nah enggak enaknya tuh kadang lembur atau ada aja orang yang sirik dan caper di toko, sampai-sampai mau ngejatuhin karyawan lainnya, pokoknya berat lah dunia kerja." Nada bicaraku sudah seperti orang-orang curhat pada umumnya, tapi baguslah ... semoga Adnan tidak mengatakan diriku ini terlalu berlebihan atau lebay.

"Kalau berat ngapain kerja, Kak? Udah berhenti aja."

"Hadeuh, kalau aku berhenti bekerja, aku dapet duitnya dari mana, Adnan?" tanyaku dan ia lagi-lagi cengengesan.

"Eits, tenang. Ada Mas Adnan yang bakalan ngehidupin Kak Aristela, berondongmu ini banyak duit, Kak. Asal ... Kak Aristela mau jadi bini gue," jawabnya membuatku melongo, langsung saja kutampol pundaknya dan berkata, "Iddih ... sombong juga yah rupanya, emangnya Mas Adnan punya kekayaan berapa banyak sih? Terus Mas Adnan ini kan masih bocil, malah sok-sokan mau nikahin aku."

"Bocil? Adnan mah udah mau beranjak dewasa, Kak. Jangan remehin gue, gue masih sma tapi juga diam-diam kerja sebagai penjual kartu, kenapa gue kerja gituan? Enggak masalah sih, soalnya halal, terus dari situ gue belajar kalau cari duit tuh enggak mudah + gue enggak peduli masalah untungnya dulu, tapi gue mau fokus sama pengalaman aja."

Baiklah, aku takjub sama si Adnan, bukan cuman itu, rasa salut pun semakin besar kepadanya, karena di seumuran dirinya pun juga jarang kutemui, walau pada umumnya juga banyak sekali yang sekolah sambil kerja pula.

"Bagus, jangan mau jadi anak manja, kalau gini ... aku enggak perlu khawatir pas duit habis, soalnya ada Mas Adnan yang bisa kupalak kapan saja, ha ha ha."

"Eits, enggak semudah itu sayangku, kamu mau jadiin aku ATM berjalan gitu?"

"Iya dong sayangku, kalau enggak jadi ATM berjalan, cukup jadi dompet berjalan aja yah."

"Ho ho ho, ada syaratnya."

"Apa sih, syaratnya?" tanyaku penasaran. Adnan pun mendekat, dari gelagatnya, dia terlihat ingin berbisik, dan dugaanku pun benar.

"Cukup jadi istrinya Dedek Adnan, nanti uangnya bakalan lancar setiap bulan, setuju?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Be My Princess Adibrata   EKSTRA CHAPTER

    Aristela resmi akan menikah bersama Zahair, para saudaranya jelas mendukung terutama Adnan yang hampir menangis pula ketika melihat sang kakak terharu, di moment itu, August tak henti-hentinya ilfeel dengan sang adik."Lebay amat, lu.""Hadeuh, udah nikah nanti, pasti enggak ada Kak Aristela di sini, yang ada malah keempat orang jomlo yang sering gangguin gue," balas Adnan dan mendapatkan jitakan dari Agam."Kalau ngomong suka bener lo.""Iyalah," sebal Adnan.Abraham sendiri bagaimana? Dia juga ikut bahagia, selama ini banyak yang menyangkanya benar-benar cemburu karena menyukai Aristela, tidak! Setelah Abraham menutup hati, dia tidak tertarik ke lawan jenis pada Aristela, tetapi sudah menyukainya dalam artian adik yang sesungguhnya. Dia hanya cemburu jika Aristela lebih akrab ke saudaranya yang lain di bandingkan dia sendiri, dan kini, sang adiknya itu akan menikah, mendahului para kakak

  • Be My Princess Adibrata   73

    Orang yang ditunggu-tunggu sudah tiba, Zeline senang sekali karena papahnya sudah datang, anak itu berlari dan menarik tangan sang papah untuk bergabung bersamanya juga bersama Aristela dalam acara makan buah."Mamah boleh kupasin apel ini buat Aristela?" pinta Zeline."Boleh," jawab Aristela, kemudian mengupaskan apel tersebut dengan cutter berukuran kecil, bukan hanya mengupasnya, tetapi juga memotongnya menjadi beberapa bagian, membuat Zeline semakin gembira.Ketika Aristela memberikan buah tersebut kepada Zeline, Zeline menolaknya, membuat dua orang menjadi keheranan."Kenapa Zeline?""Zeline enggak mau makan kalau Mamah enggak nyuapin Papah dulu," jawab Zeline cemberut dan Aristela hanya bisa menuruti permintaan anak kecil ini. Aristela mengambil satu bagian dari apel, kemudian menyuapi Zahair, walau ia sedikit malu karena Zahair terus menatapnya."Nah udah, sekarang

  • Be My Princess Adibrata   72

    "Astaga Bapak!" Aristela mendorong Syahrul sekuat tenaga, matanya memerah dan sedikit berlinang karena kaget serta kecewa kepada pria itu, bukan hanya matanya, tetapi wajah Aristela pun memerah juga karena terlanjur emosi."Aristela saya ha-""Hanya apa? Memberikan tanda di leher saya? Apakah itu pantas dikatakan sebagai 'hanya?' jangan membuat saya terlihat murahan untuk yang kedua kalinya, Pak!" Aristela menatap tajam Syahrul."Aristela dengarkan aku, a-""Aku tidak peduli lagi, mau Bapak bunuh keluarga saya, saya enggak peduli! Saya sudah capek dengan semuanya dan saya akan memutuskan untuk mengakhiri hidup saya sendiri dan mumpung Bapak ada di sini, jadi Bapak bisa menyaksikannya secara langsung," potong Aristela dan berujar dengan nada yang tidak main-main lagi. Keseriusannya untuk mengakhiri semuanya sudah berada di ujung tanduk, karena dia ingin mengakhir semua masalah dalam hidup, sekalian nyawanya jug

  • Be My Princess Adibrata   71

    Seminggu telah berlalu, seminggu pula Aristela menanti kepastian dari seorang Zahair dan seminggu juga harus diganggu oleh puluhan nomor asing yang selalu meneleponnya, sudah dapat ditebak bahwa pria yang menelepon adalah si Syahrul itu, dia masih saja mengejar Aristela dan tidak mau berhenti, Aristela heran dengan pria itu dan kali ini dia memutuskan untuk bertemu dengannya agar dapat menegaskan bahwa sudah jengah, kesal, dan marah pada pria pengganggu itu.Di mana Aristela akan bertemu dengannya? Di toko pria itu sendiri sekaligus memberi kejutan padanya di pagi hari pada jam 9.Aristela telah sampai di sana, disambut oleh Asma, Pita, dan teman-temannya yang lain."Maaf teman-teman, aku ada urusan penting dulu sama bos kalian, kalau sudah selesai aku akan bergabung untuk menuntaskan rasa rindu bareng-bareng," ujar Aristela begitu tidak enak hati ketika dia membalas pelukan mereka begitu singkat. Namun, semuanya mengerti karena aura Aristela kali ini berbeda di ba

  • Be My Princess Adibrata   71

    Seminggu telah berlalu, seminggu pula Aristela menanti kepastian dari seorang Zahair dan seminggu juga harus diganggu oleh puluhan nomor asing yang selalu meneleponnya, sudah dapat ditebak bahwa pria yang menelepon adalah si Syahrul itu, dia masih saja mengejar Aristela dan tidak mau berhenti, Aristela heran dengan pria itu dan kali ini dia memutuskan untuk bertemu dengannya agar dapat menegaskan bahwa sudah jengah, kesal, dan marah pada pria pengganggu itu.Di mana Aristela akan bertemu dengannya? Di toko pria itu sendiri sekaligus memberi kejutan padanya di pagi hari pada jam 9.Aristela telah sampai di sana, disambut oleh Asma, Pita, dan teman-temannya yang lain."Maaf teman-teman, aku ada urusan penting dulu sama bos kalian, kalau sudah selesai aku akan bergabung untuk menuntaskan rasa rindu bareng-bareng," ujar Aristela begitu tidak enak hati ketika dia membalas pelukan mereka begitu singkat. Namun, semuanya mengerti karena aura Aristela kali ini berbeda di ba

  • Be My Princess Adibrata   70

    Aristela telah pulang, dirinya mencari di mana keberadaan Adnan tetapi dia tidak menemukan pria itu, hanya ada Agam dan Abraham saja di rumah, dirinya pun menghampiri kakak tertua dan menanyakan keberadaan bocah itu."Kak Abraham, Adnan ke mana, yah?" tanyanya."Di rumah kamu, dia bermalam di sana sama Aderald dan August, juga mamah sama papah," jawab Abraham."Yah ... padahal mau kuajak nonton bareng malam ini," kecewa Aristela kemudian meninggalkan Abraham."Nonton bareng? Kenapa tidak mengajak kami berdua saja?" sahut Abraham tiba-tiba, mendengar kalimat itu membuat Aristela sedikit meragu, tidak biasanya sang kakak ingin menemaninya menonton film horor bersama, biasanya hanya August, Aderald, dan Adnan saja."Eum, boleh," jawab Aristela, bibirnya pun tersenyum gembira dan segera menyalakan televisi dan memutar flm yang telah ia download di telegram melalui smart tv agar ponselnya bisa terhu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status