Beranda / Rumah Tangga / Be My Wife / Agak Lain Emang

Share

Agak Lain Emang

Penulis: Andrea Jevan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-09 14:11:52

Bab 4

"Ngapain lo di sini?"

Leo berdecak lalu duduk di sebelah Jerry. Diambilnya sebatang rokok dari kotaknya lalu menyelipkan ke bibir. Jerry spontan memberi api dari pemantik miliknya hingga rokok Leo menyala.

"Lo ngapain sih ke sini?" ulang Jerry memiringkan duduknya sambil memandang Leo. Setengah jam yang lalu model yang dimanajerinya itu menghubunginya, menanyakan keberadaan Jerry saat ini. Tak lama setelahnya Leo datang menyusul ke kelab malam tempat mereka berada sekarang.

"Emangnya gue harus di mana menurut lo?”

"Ya di kamar lah, bikin anak." Jerry terkekeh pelan.

Sedangkan Leo mendengkus keras. Amit-amit bercinta dengan cewek barbar itu. Membayangkan dia akan tidur satu kamar dengan Lovita sudah membuatnya mual.

"Kenapa emang? Kok kayaknya Lo alergi banget sama dia?” selidik Jerry yang ikut menyalakan rokoknya. "Dia cantik padahal.”

Cantik dari Hong Kong.

"Lagian kalau lo pengen bercinta sama dia nggak bakal ada yang marah kok. Kalian kan udah resmi jadi suami istri."

Kali ini Leo benar-benar ingin muntah mendengarnya. Dia heran kenapa banyak orang memuji cewek nggak tahu manner itu. Leo tidak habis pikir entah kenapa manajemennya begitu betah memakai jasa Lovita yang kata mereka kerjanya bagus. Padahal Leo sudah merasakan sendiri bagaimana cara Lovita bekerja untuknya. Perempuan itu kasar. Entah itu saat merias wajah atau menata rambutnya.

"Sampe sekarang gue nggak habis pikir bisa-bisanya nerima ide konyol kalian," gumam Leo geram.

Orang-orang bilang hidupnya begitu sempurna dan bahagia. Mereka tidak salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Dengan karirnya sebagai model yang tengah melejit maka segala hal harus diperhitungkan. Reputasi adalah segalanya. Keakraban Leo dengan Erros, seorang selebgram plus teman sesama model yang kemayu membuat publik jadi salah paham. Mereka mengira bahwa Leo dan Erros berpacaran. Apalagi keduanya beberapa kali tertangkap kamera dengan gestur yang begitu akrab.

Beberapa brand aliran lurus memutus kerjasama karena mengira Leo adalah kaum belok. Dengan mengusung Leo sebagai ambassador tidak akan bagus bagi mereka yang berdampak pada penurunan penjualan. Tim manajemen yang menaungi Leo panik lalu bergegas mencari cara untuk membersihkan nama baik Leo sehingga terjadilah pernikahan kontrak itu. Mereka menyodorkan beberapa nama wanita tapi tidak satu pun yang disetujui Leo. Ketika Leo mengajukan Lovita membuat manajemen tak habis pikir kenapa lelaki itu memilih orang biasa.

"Tapi serius, Le, sampe sekarang gue masih gagal paham kenapa lo milih Lovita." Jerry menjentikkan abu rokoknya dengan tatapan lekat ke arah Leo.

"Iseng aja," jawab Leo ringan.

"Iseng?" Jerry berkerut tak percaya. "Untuk orang yang bakal nemenin lo hidup selama satu tahun jawaban lo terkesan janggal. Semestinya lo bisa lebih selektif. Iya sih, gue akui selera lo bagus. Tapi nggak nyangka aja bisa out of the box gitu."

"Udah, jangan banyak bacot, yang penting gue kan udah nikah ngikutin maunya kalian," potong Leo memutus ucapan manajernya lalu menyesap minumannya.

Jerry buru-buru tutup mulut ketika melihat Rolland melangkah ke arah mereka. Meskipun Leo dan Rolland satu manajemen tapi mengenai pernikahan Leo dan Lovita merupakan rahasia antara Leo dan pihak manajemen.

"Weh, pengantin baru ada di sini," tawa Rolland lalu duduk di dekat Leo. Lelaki itu kemudian mengulurkan tangannya pada sang sahabat. "Happy wedding, Le, long last ya!"

Leo hanya tersenyum kecut namun tak urung menyambut tangan Rolland agar pria itu tidak curiga.

"Bentar bentar. Ini gue nggak salah kan?"

"Apanya?"

"Pengantin baru masa malam pertama di sini? Iya nggak, Jer?"

"Maklum aja, Land, pemula, jadinya masih grogi," tawa Jerry menimpali.

Rolland juga tertawa. "Jadi ceritanya Leo lagi berguru sama lo?"

Kedua lelaki itu tertawa-tawa sedangkan Leo tak berkutik. Yang bisa dilakukannya hanya menyumpah serapah di dalam hati. Amit-amit malam pengantinan sama Lovita. Cewek barbar yang menjatuhkan alat catok dari besi ke kakinya. Rasanya sakit bukan main hingga membuat performa Leo di catwalk saat itu tidak maksimal. Leo tahu Lovita pasti sengaja melakukan hal itu untuk membalasnya.

Tawa Rolland dan Jerry sudah reda. Kini perhatian mereka terpusat pada Leo.

"Tapi hebat juga lo ya, Le. Bisa pacaran backstreet tanpa ada yang tahu. Keren lo emang. Kirain jomblo, nggak tahunya langsung satset nikah."

"Lah, sama. Gue juga kaget," balas Jerry menimpali. "Agak lain emang bapak yang satu ini," kekehnya sambil menepuk-nepuk pundak Leo yang jengkel setengah mati.

Daripada mendengarkan keduanya mengoceh mengolok-oloknya, Leo melangkah menuju bartender untuk menambah minuman.

***

Tubuh ramping itu menggeliat. Lamat-lamat kelopak matanya yang dipagari bulu mata lentik ikut terbuka. Beberapa detik pertama lensa matanya berusaha beradaptasi dengan keadaan di sekelilingnya. Semua terasa asing. Dia tidak mengenal tempat ini sampai kemudian menyadari sesuatu. Dan itu membuatnya bangun dari berbaring lalu duduk menyandarkan punggung ke headboard.

"Shit!" Lovita mengumpat pelan saat memori demi memori bermunculan memenuhi kepalanya. Saat ini statusnya sudah berubah. Dia sudah menikah dan otomatis resmi menjadi istri pria songong yang dibencinya setengah mati.

Bagaimana mungkin dia bisa hidup satu tahun ke depan dengan pria sialan itu? Andai saja tidak terdesak Lovita tidak akan mau walau pernikahan ini hanya pura-pura. Seandainya saja di dunia ini semua kaum Adam sudah punah dan hanya ada Leo satu-satunya yang tersisa, maka Lovita lebih memilih melajang selamanya.

Lovita lalu bangkit dari tempat tidur. Dia harus mandi lalu mencari makanan. Perutnya sudah keroncongan.

Perempuan itu membawa langkahnya ke ruang depan. Koper berisi barang-barangnya masih diletakkan di sana.

Baru akan membuka koper untuk mengambil handuk, bel pintu berbunyi. Lovita langsung membukanya. Seketika sosok itu memenuhi ruang matanya.

"Hai, Lov, gue nganter laki lo. Dia mabuk," beritahu Jerry sambil nyengir. Pria itu tampak kewalahan menopang bobot tubuh Leo yang bersandar padanya.

‘Terus apa urusannya sama gue?’ Lovita hampir saja mengatakan itu kalau saja tidak ingat bahwa Leo pernah bilang padanya tidak ada yang boleh tahu bahwa mereka nikah kontrak.

Alhasil Lovita menerima ketika Jerry menyerahterimakan Leo padanya.

"Gue pulang dulu ya, Lov," pamit laki-laki itu. "Lo nggak usah panik. Dia udah biasa gitu. Besok pagi tinggal kasih Aspirin. Leo nyetok kok."

"Thanks a lot, Jer," balas Lovita. Informasi yang disampaikan Jerry sangat berguna baginya.

Jerry tersenyum lalu menarik langkah pergi. Baru satu tarikan langkah lelaki itu memutar tubuhnya.

"Oh iya, Lov, kalau Leo agak liar lo jinakin aja ya. Kasih aja yang dia minta," ucap Jerry penuh arti dengan senyum menggoda.

Seketika hawa hangat menjalari pipi Lovita. Entah kenapa. Dia benci cara tubuhnya merespon ucapan Jerry. Sialan.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Be My Wife   Dikerjai Lovita

    Bab 84Hal pertama yang dirasakan Lovita adalah rasa berat di matanya bagai diberi perekat. Lalu dengan perlahan-lahan kelopak matanya terbuka sedikit demi sedikit hingga ia benar-benar bisa membuka matanya. Hal berikut yang Lovita rasakan adalah rasa dingin dan kosong.Ia tidak tahu di mana tempatnya berada saat ini. Semua terasa asing.Yang bisa Lovita lakukan adalah menatap ke sekelilingnya sembari berpikir ini di mana tempatnya berada sekarang dan kenapa ia berada di sana."Lov ... Lovita ..." Saat ia tengah bergumul dengan kebingungannya Lovita mendengar suara seseorang memanggilnya, merasuki gendang telinganya.Lovita menggerakkan kepalanya perlahan. Di saat itulah perempuan tersebut menyadari bahwa ia tidak sendiri. Ada orang lain di sebelahnya. Sedang menggenggam tangannya dengan wajah penuh kekhawatiran."Kamu sudah sadar, Sayang?"Lovita tak segera berikan jawaban. Ditatapnya raut gagah berselimut kecemasan itu dengan pandangan kurang yakin."Lov, ini aku Leo, suami kamu. Ka

  • Be My Wife   Kondisi Terakhir Lovita Dan Pengakuan Jujur Leo

    Bab 83Jerry melunak setelah Leo ceritakan mengenai kondisi Lovita yang kritis dan hingga saat ini tidak sadarkan diri. Setelah penjelasan panjang kali lebar itu Jerry bersedia diajak ke rumah sakit untuk membesuk Lovita. Meski perjalananan tersebut tidaklah semulus itu. Selama di mobil Jerry terus meracau menyesali kebodohan Leo dengan kata-kata kasar."Udah dong, Jer. Pusing kepala gue dengerin lo ngomel melulu," ujar Leo agar Jerry berhenti mengoceh seperti ibu-ibu kalah arisan."Kepala lo cuma sakit kan, Nyet? Ini kepala gue berasa mau pecah mikirin masalah lo yang nggak ada habis-habisnya. Brand udah mutusin kerjasama dengan kita. Lo bakal kena sanksi dan gue ..." Jerry yang sedang menyetir sengaja menggantung perkataannya untuk memberi efek dramatis.Leo menolehkan kepalanya menatap laki-laki itu, menanti apa yang akan disampaikannnya."Gua nggak bakal dapet apa-apa. Gue nggak bakal dapet cuan. Yang ada cuma omelan dan tekanan dari Mas Jackie. Lo sih enak duit lo banyak. Nah gue

  • Be My Wife   Membuka Rahasia

    Bab 82Taksi yang membawa Leo berhenti di depan gedung apartemennya. Pria itu bergegas keluar dari sana. Tepat di saat itu ponselnya berdering. Leo berdecak ketika menyaksikan nama Jerry di sana. Pria itu tidak berhenti menerornya."Halo.""Di mana lo, Nyet? Gue udah jamuran nunggu lo dari tadi!" Jerry langsung menyembur.Ingin rasanya Leo membalas emosi Jerry dengan kemarahan yang sama. Namun ia tahu dirinyalah yang salah, jadi sekuat apa pun ia melawan hasilnya adalah percuma."Gue udah nyampe," jawab Leo pelan sembari melangkah ke parkiran basement.Tampak olehnya Jerry sedang berdiri dengan tangan berkacak pinggang beberapa meter di depan sana.Leo terus melangkah mendekati lelaki itu. Ketika jarak mereka tidak kurang dari satu meter lelaki itu langsung melayangkan tinjunya memberi Leo bogem mentah bertubi-tubi."Sialan lo, Njing! Lo pikir diri lo siapa? Udah ngerasa hebat? Tanpa gue lo nggak bakal jadi apa-apa. Orang-orang nggak bakal kenal sama lo. Lo nggak lebih dari sekadar sa

  • Be My Wife   Papa Sayang Kamu

    Bab 81Mengurus bayi baru lahir seperti Cantik betul-betul menguras energi Leo dan Gina. Apalagi keduanya sama-sama tidak berpengalaman. Hari itu Cantik tidak mandi sama sekali. Gina hanya menyeka anak itu dengan tisu basah. Meskipun Leo sudah mempelajari tutorialnya dari internet tapi ia masih belum berani memandikan putri mungilnya. Begitu pun dengan Gina.Cantik baru saja selesai menyusu. Gina mendapat bagian membuat susunya sedangkan Leo bertugas memegang botol susu."Le, besok lo bisa sendiri kan?" tanya Gina setelah Cantik tertidur. Anak itu sudah kenyang menyusu. Besok Gina ada job pagi. Ia tidak bisa menemani Leo mengurus Cantik."Bisa nggak bisa gue usahain bisalah, Gin.""Terus mandiin Cantik gimana? Gue masih nggak berani. Gue masih nervous parah. Gue takut tiba-tiba aja dia jatuh dari tangan gue.""Gue juga gitu," timpal Leo."Tapi Cantik nggak mungkin nggak mandi dan cuma dilap-lap pake tisu mulu kan?"Keduanya terpingkal menertawai kekonyolan mereka."Gini deh, besok pag

  • Be My Wife   Susahnya Menjadi Orang Tua

    Bab 80Leo tergesa-gesa ke kamar begitu mendengar teriakan Gina. Gadis itu semakin panik karena Cantik yang terus menangis."Gin, ini susunya." Leo memberikan botol susu pada Gina."Udah nggak panas lagi kan?""Nggak, tadi udah gue coba sedikit, udah pas kok."Gina meletakkan Cantik di atas tempat tidur dan mendekatkan ujung dot ke mulut anak itu. Cantik langsung diam begitu mendapat sumber asupannya yang membuat Leo dan Gina merasa lega.Keduanya memandangi bayi mungil itu bersamaan. Ketika susunya habis Cantik kembali menangis."Dia mau apa lagi ya, Le?" Gina bertanya bingung."Mungkin dia masih belum kenyang," duga Leo."Ya udah, lo bikinin lagi."Dengan sigap Leo beranjak ke belakang, membuatkan susu seperti tadi. Tapi ketika kembali memberikannya, Cantik masih menangis dan menolak."Dia kok nggak mau ya? Dia mau apa lagi sih?" Gina kebingungan, begitu pun dengan Leo."Gin, mungkin dia pup."Gina spontan memeriksa dan tertawa ketika mendapati dugaan Leo menjadi kenyataan."Bersi

  • Be My Wife   Coba Lo Susuin Dia

    Bab 79Leo dan Gina sudah berada di rumah. Keduanya sibuk mengurus bayi mungil yang mereka panggil Cantik.Saat ini Cantik sedang tidur dengan anteng di box-nya. Leo dan Gina memerhatikan anak itu sejak tadi. Kulit anak itu putih bersih. Hidungnya bangir. Bibirnya merah."Manis banget. Gedenya pasti bakal jadi idola cowok-cowok." Sejak tadi tidak ada habisnya Gina memuji Cantik."Dan gue nggak bakal ngebiarin cowok-cowok brengsek itu ngeganggu princess gue." Leo menimpali tanpa sadar yang membuat Gina terkekeh."Ini anak masih merah lo udah posesif banget. Gimana gedenya?""Gedenya gue bakal sewa sekuriti buat jaga dia dan nganterin ke mana-mana."Tawa Gina pecah berderai. Ketika Leo melebarkan mata memberi isyarat bahwa Cantik bisa bangun karena kebisingannya barulah Gina menurunkan volume suaranya."Eh, Le, gue baru ingat, kalo ntar Cantik bangun pasti dia minta susu. Sana gih lo beliin susu formula dulu. Jangan lupa beli botolnya juga sama cairan pembersih botol.""Susunya merek a

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status