Share

27. Tanpa Dia

Pagi ini Galen terbangun dari mimpi buruknya, lelaki itu mengusap wajahnya gusar dan mencoba mengatur napasnya agar normal kembali. Matanya menelisik ke balik gorden yang telah menampakkan sosok matahari, dia harus pergi kuliah sekarang. Kalau tidak mungkin Stelle akan marah dan tidak mengampuninya.

"Kenapa mimpi itu terasa begitu nyata Nasya? Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa kau dan anak kita baik-baik saja?" tanya Galen bertubi-tubi, dia berdiri dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi untuk sekedar menyegarkan tubuh dan pikirannya.

Hawa dingin yang menusuk tak ia pedulikan, lelaki itu malah mengguyur kepalanya menggunakan air dingin mengabaikan rasa dingin yang membuat ia menggigil.

Selesai dengan kegiatan mandinya, Galen langsung saja turun dari lantai atas dan bergegas menuju kampus. Akan tetapi jalannya terhenti ketika melihat sosok Reyhan yang berdiri di depan pagar rumah, pemuda itu berjalan mendekat dan membuat mood Ga

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status