Share

Bab-06

Author: AgathaQuiin20
last update Last Updated: 2025-09-09 06:48:12

Jesslyn menarik nafasnya panjang, hari ini cukup melelahkan. Dalam bayangan wanita itu sesampainya di rumah dia akan merendam diri di bathtub dengan aroma rose, bahkan Jesslyn juga membayangkan malam ini dia akan tutur dengan nyaman sepanjang malam. Atau mungkin menonton film Drakor kesukannya hingga pagi menjelang. Peduli setan jika paginya dia harus pergi ke kantor dengan keadaan yang berantakan. 

Sayangnya, bayangan tinggal bayangan. Harapan tinggal harapan. Sesampainya di rumah Jesslyn dikejutkan dengan aroma masakan dari arah dapur. Ruangan yang bersih dan wangi, aroma ini aroma rose. Aroma kesukaan Jesslyn sejak dulu. Dan siapa yang sudah berani masuk ke rumahnya sekarang? Mengingat ibunya harus pulang ke Jogja saat mendapat kabar nenek jatuh sakit. 

Buru-buru pergi ke dapur dan melihat siapa yang memasak, langkah kaki Jesslyn terhenti ketika melihat punggung pria yang begitu dia kenal. Mau apa dia kesini? Dan bagaimana caranya dia masuk ke rumah ini? 

“Christian … .” panggil Jesslyn lirih. 

Pria itu menoleh, tersenyum lebar sambil memamerkan masakannya yang sudah jadi. Dia meminta Jesslyn untuk membersihkan lebih dulu, dia susah memasak banyak menu yang dimana pria itu tahu jika wanita itu pulang dalam keadaan lelah. 

“Mandi dulu ya, habis ini kita makan malam bersama.” ucap Christian.

Jesslyn menggeleng. “Lo ngapain disini? Dan … gimana cara Lo masuk ke rumah gue, Tian?” 

“Ai gue akan jawab nanti setelah lo habis mandi.” 

Hanya begitu saja Jesslyn menurut, dia masuk ke kamarnya dan membersihkan diri. Dia ingin tahu apa yang terjadi dan bagaimana bisa dia masuk ke rumahnya. Jelas kuncinya Jesslyn yang bawa, dan wanita itu yakin dia tidak memberikan kunci rumahnya pada Christian meskipun dia dulu sering menjemputnya untuk pergi ke kantor bersama. 

Dengan kaos oblong berwarna hitam, legging hitam Jesslyn dengan cepat menghampiri Christian di dapur. Pria itu benar-benar menyelesaikan masalahnya dengan cepat. Menatapnya dengan rapi dan juga ada aroma rose. Makan malam ini begitu romantis jika di film, dan sekarang Jesslyn mengalaminya. 

Dulu, wanita itu pernah bilang pada Christian jika dia ingin makan malam romantis selama hidupnya. Ada banyak taburan kelopak mawar diatas meja, lilin menyala dengan aroma rose, ditambah lagi dengan makanan kesukaan Jesslyn yaitu spaghetti dan juga steak setengah datang. Dan malam ini pria itu mewujudkan apa yang Jesslyn inginkan. Semua yang dia harapkan dulu terwujud dengan orang yang dulu pernah dia inginkan dalam hidupnya. 

Memalingkan wajahnya dan hendak pergi, Christian menarik tangan Jesslyn untuk duduk di kursi yang sudah disediakan. Dan wanita itu baru sadar jika pria itu masih menggunakan kemeja kantornya, sedangkan dirinya hanya menggunakan kaos. Ibaratnya seperti bos yang sedang makan malam dengan babunya. 

“Jelasin.” ucap Jesslyn. 

“Apanya?” 

“Tian lo tau gue bukan orang yang ngomong harus mengulang dua kali.” 

Disini Christian mengangguk, dia tahu betul bagaimana Jesslyn. Dia bukan orang yang suka mengulang ucapannya, tapi disini perlu Christian jelaskan jika dia sudah berjanji pada ibu Jesslyn untuk merawat wanita itu. Ibu Jesslyn memberikan satu kunci rumah ini pada Christian jika ibunya lebih lega, lebih percaya jika pria itu yang merawatnya. Makanya bagaimana bisa Christian masuk ke rumah ini, itu juga berkat ibu Jesslyn sendiri bukan yang lain. 

Disini Jesslyn hanya diam saja, sepercaya itu ya ternyata ibunya pada Christian, sampai-sampai dia pergi saja harus ada orang yang menjaga Jesslyn sampai aman. Tanpa ibunya sadari orang yang diminta menjaganya adalah orang yang menyakitinya lebih dalam dari sebelumnya. 

Dia berhasil melepas gelang itu tapi dia tidak berhasil melepas bayangan pria itu dalam hidupnya. 

Untuk sekarang Jesslyn tidak memiliki banyak waktu dan tenaga untuk bertengkar dengan Christian. Semakin dia menolak, semakin dia meminta pria itu untuk pergi dalam hidupnya. Dia akan semakin nekat untuk terus mendekati Jesslyn.

“Kita makan, gue udah laper banget.” ucap Jesslyn, ketika Christian membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu. 

***

Sekolah mengumumkan jika kelas delapan wajib untuk mengikuti camping dalam tiga hari dua malam. Jika bisa memilih dia hanya ingin tidur seharian di rumah bermain ponsel atau melakukan hal yang lebih bermanfaat dari camping. Tapi yang terjadi, kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh warga kelas delapan. Entah peraturan dari mana tapi Jesslyn sangat tidak suka hal itu. 

Membawa ransel besar, wanita itu berangkat ke sekolah menaiki sebuah bus besar menuju hutan dimana dia melakukan camping. Jesslyn menatap banyak anak termasuk Christian yang hanya tersenyum menatap Jesslyn. Sejujurnya hal begini yang membuat Jesslyn malas, tapi entah karena apa bisa-bisanya Christian tersenyum sumringah disana. Apa mungkin dia merencanakan sesuatu untuk Jesslyn yang akan membuat wanita itu ketakutan dan menangis? Atau mungkin berteriak kencang di tengah hutan? JIka sampai hal itu terjadi, Jesslyn tak akan memaafkan Christian sedikitpun.

Semua anak mendirikan tenda masing-masing, begitu juga dengan Christian yang dengan sigap membantu tenda Jesslyn. Pria itu tampak bersemangat sekali dan membuat Jesslyn merinding.

“Abi lo kayaknya seneng banget diminta camping.” ucap Jesslyn penasaran.

Christian menoleh dan tersenyum. “Lo kan tau gue suka jelajah.”

“Oh ya … tapi kan ini hutan bukan gunung.”

Terkekeh kecil, Christian pun mengusap kepala Jesslyn dengan lembut. “Lo pikir gunung nggak ada hutannya kah? Disana malah lebih ngeri dan lebih parah dari hutan ini, Ai.” 

Jesslyn bergidik ngeri, dia pun mengangguk kecil dan membantu Christian untuk menyelesaikan mendirikan tenda wanita itu. Lalu, merebahkan dirinya di dalam tenda dan menatap langit-langit tenda dengan kesal. Rasanya engap, Jesslyn harus tidur berdampingan dengan banyak orang. Di tenda ini tidak hanya Jesslyn saja tapi juga dengan beberapa anak yang mungkin tidak akan bisa membuat Jesslyn tidur dengan nyenyak. 

“Abi … ,” Jesslyn menoleh, menatap Christian yang juga tiduran di sampingnya. “Gimana kalau gue nggak bisa tidur?”

Merubah posisi tidurnya dengan satu tangan yang menyangga kepalanya dan juga badan yang dibuat miring, Christian pun mengusap pipi wanita itu dengan lembut. “Tenda gue nggak jauh dari lo, kalau lo nggak bisa tidur lo tinggal ke tenda gue panggil nama gue. Gue akan temenin lo sampai lo tidur.”

“Tapi gue nggak bisa tidur kalau nggak meluk guling.” Jesslyn sedikit merengek, dia pun menatap Christian dengan mata yang hampir menangis. Dia susah tidur jika tidak ada guling, dan Jesslyn bukan orang yang bisa tidur di sembarang tempat.

Christian tahu hal itu, dia tahu betul bagaimana Jesslyn selama ini. Itu sebabnya dia mendirikan tenda tak jauh dari tenda Jesslyn, karena dia hal itu akan terjadi pada dirinya dan juga Jesslyn. 

“Gue akan temenin lo, gue akan peluk lo, dan gue akan pastiin lo akan aman dan baik-baik saja selama ada gue. Apapun yang lo lakuin gue mohon sama lo selalu ngelibatin gue.”

Jesslyn menatap Christian heran. “Kenapa begitu?”

“Karena lo adalah satu-satunya tujuan gue untuk bertahan.”

****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Behind the Ring   Bab-18

    Sebenarnya tidak begitu Jesslyn tanggapi, tapi dia juga menyesal setelah mengatakan hal itu pada Sabian. Seolah disini yang kelihatan cintanya cuma Jesslyn bukan Christian. Kan yang ngejar dia Christian kenapa jadinya semalam dia curhat isi hatinya pada Sabian. Sialan memang!! Belum lagi pria itu meminta Jesslyn untuk membantunya melupakan Avasa? Orang Jesslyn saja masih terbayang-bayang Avasa apalagi Sabian. Dan lagi … ucapan itu kenapa begitu aneh di telinga Jesslyn, apa mungkin selama ini Sabian itu menyukai Avasa secara diam-diam? Dan kenapa Jesslyn tidak peka dengan sikap itu? Mengusap dagunya dengan jari Jesslyn seraya berpikir banyak kemungkinan selama ini. Apalagi waktu Avasa meninggal Sabian yang terlihat sangat terpukul. Dia sampai tidak pergi ke kantor selama satu bulan kehidupannya berubah total, lebih dingin, lebih kejam dan lebih tidak peduli apapun. Dan sekarang dia meminta Jesslyn untuk membantunya? Bukannya terasa aneh? Atau mungkin setelah Avasa mati dia ingin berpa

  • Behind the Ring   Bab-17

    Kafe hampir kosong. Hanya denting sendok dan musik pelan yang menemani. Jesslyn duduk menunduk, jemarinya sibuk meremas tisu sampai hancur berantakan. Sabian menatapnya dalam diam, menunggu sampai ia mau bicara. Hampir satu jam lamanya Jesslyn hanya diam saja dengan tatapan yang kosong. Seolah banyak sekali hal yang wanita itu pikirkan setelah pulang dari tempat pertemuan mereka. Ada apa? Apa karena Christian? Tentu saja bodoh, ada hal lain kah yang membuat Jesslyn galau dan sedih selain adiknya itu? Akhirnya, suara Jesslyn pecah pelan, wanita itu menatap Sabian sendu.“Ada apa? Mau bicara? Kayaknya tadi lo kurang nyaman waktu ada Tian sama Hanna.” Tanya Sabian akhirnya. Dia tak tahan, dia ingin tahu sejauh mana hubungan mereka sampai-sampai Christian tidak ingin melepas Jesslyn sedikitpun.“Gue capek, Pak… gue bilang ke semua orang kalau gue kuat. Gue marah, gue terkenal galak, gue tertawa keras-keras… tapi kenyataannya? Gue cuma nunggu dia. Selama ini. Sampai bodoh.”Sabian hanya

  • Behind the Ring   Bab-16

    Melihat dari unggahan di sosial media Jesslyn, Christian langsung melakukan mobilnya ke sebuah tempat yang begitu dia kenal. Dimana dia sering kali berkumpul di sana bersama saudaranya. Dimana lagi jika bukan tempat tongkrongan keluarga Miller. Membanting pintu mobilnya Cristian berlari kesana kemari ke ruangan itu. Menatap Sabian yang duduk di bawah lukisan mahal koleksinya sambil membaca berkas. Begitu juga dengan Jesslyn yang duduk di hadapannya dengan tatapan yang menggoda. Menatap hal itu Christian pun tidak suka. Pria itu melonggarkan dasinya dan berdehem membuat keduanya menoleh menatap Christian dengan bingung. Secara, tidak ada yang mengundang pria itu dan kenapa dia bisa datang kesini? “Bang … kok Lo kok berdua sama Jess, habis ngapain lo?” Tanya Christian kesal. Dia lebih memilih duduk disamping Jesslyn ketimbang duduk disamping Sabian.Pria itu hanya menatap, karakter yang dingin dan cuek, tak membuat Sabian buka mulut untuk menjelaskan kenapa mereka berdua aja disini.

  • Behind the Ring   Bab-15

    Christian pulang ke rumah ketiban ibunya menelepon. Pria itu bersiul sambil melewati banyak maid yang menundukkan kepalanya. Hanya meliriknya sejenak, langkah kaki Christian berhenti di depan seseorang yang baru saja keluar dari ruangannya.“Mommy mama?” Tanya pria itu dengan santai.“Ada di ruang keluarga Tuan.” Christian mengangguk, dia langsung menuju ruang keluarga dimana ibunya berada. Christian sudah tahu kenapa dia diminta pulang, sedangkan selama ini tidak ada masalah jika Christian mau pulang atau tidak.“Mommy … .” Panggilan itu membuat sang ibu menoleh. Yoora tersenyum kecil sambil merentangkan kedua tangannya kepada Christian, seolah dia ingin dipeluk oleh putranya ini. Christian yang mendapat perlakuan itu pun langsung memeluk ibunya dengan hangat. Entah karena rindu atau mungkin dia ingin membahas berita yang lagi viral tentang dirinya sekarang. Perasaan Christian tiba-tiba saja terasa aneh dan tidak nyaman. “Tumben banget minta peluk, ada apa?” tanya Christian yang mul

  • Behind the Ring   Bab-14

    Christian pulang ke rumah ketiban ibunya menelepon. Pria itu bersiul sambil melewati banyak maid yang menundukkan kepalanya. Hanya meliriknya sejenak, langkah kaki Christian berhenti di depan seseorang yang baru saja keluar dari ruangannya.“Mommy mama?” Tanya pria itu dengan santai.“Ada di ruang keluarga Tuan.” Christian mengangguk, dia langsung menuju ruang keluarga dimana ibunya berada. Christian sudah tahu kenapa dia diminta pulang, sedangkan selama ini tidak ada masalah jika Christian mau pulang atau tidak.“Mommy … .” Panggilan itu membuat sang ibu menoleh. Yoora tersenyum kecil sambil merentangkan kedua tangannya kepada Christian, seolah dia ingin dipeluk oleh putranya ini. Christian yang mendapat perlakuan itu pun langsung memeluk ibunya dengan hangat. Entah karena rindu atau mungkin dia ingin membahas berita yang lagi viral tentang dirinya sekarang. Perasaan Christian tiba-tiba saja terasa aneh dan tidak nyaman. “Tumben banget minta peluk, ada apa?” tanya Christian yang mul

  • Behind the Ring   Bab-13

    Turun dari mobil dengan nafas terengah, Jesslyn mengusap keningnya yang masih banjir keringat. Padahal di dalam juga ada AC tapi entah kenapa hawanya begitu panas menurut dia. Melirik sejenak kbarah Christian yang menarik nafasnya lega, pria itu tersenyum kecil sambil mengedipkan matanya. Sungguh, jika saja ini bukan tempat ramai mungkin Jesslyn adalah orang pertama yang akan mencolok kedua mata Christian sampai buta. “Ayo masuk. Gue mau habisin sisa tenaga gue disini.” ucap Christian dengan bangga. Sumpah demi apapun tolong kutuk pria brengsek itu menjadi dinosaurus yang lucu. Agar Jesslyn bisa mematahkan lehernya hingga tewas dan mengenaskan. Dengan penampilan yang amburadul, Jesslyn masuk ke tempat gym ini yang mulai ramai dengan pria-pria berotot. Mulut Jesslyn mengangga, menatap satu persatu orang di hadapannya yang simpang siur sambil tersenyum manis. Sudah pasti jika Elina ikut hari ini dia akan suka sekali disini. Bahkan Jesslyn bisa ramal jika Elina tidak akan mau pulang ce

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status