Share

6. Jangan Sakiti Aku 2.

Penulis: Rafli123
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-28 13:57:08

"Apa? A— aku hamil dok? Suami?" tanya Husna membuat sang dokter tertawa melihat wajah Husna.uanh syok.

"Ya Bu, di jaga janinnya. Apakah ada gejala seperti muntah, mual atau sebagainya?" tanya dokter lagi.

"Nggak dok, saya tidak mengalami hal itu. Hanya saja tubuh saya lebih cepat cape."

"Itu wajar bagi ibu hamil hal ini akan berlanjut sampai kehamilan memasuki trimester kedua atau bisa lebih lama atau pun cepat, tergantung ibu dan janinnya sebab bawaan anak beda-beda. Nak sudah Bu, ibu tidak perlu di rawat."

Husna mencerna setiap kata yang di lontarkan oleh dokter yang baru saja memeriksanya. Hamil? Terselip ketakutan setelah mengetahui dirinya mengandung keturunan Adhicandra.

"Wanita jalang tidak cukup kamu menghancurkan anakku. Sekarang kamu juga akan menghancurkan impianku, hah?! Kau seharusnya mati. Kau terlahir membawa sial!!"

Husna yang baru keluar dari rumah sakit terkejut dengan suara dan tubuhnya yang tiba-tiba di tarik oleh seseorang yang sangat ia kenali.

"Argh!!"

"T— tolong lepaskan aku Nyonya," Husna berusaha untuk melepaskan cengkraman tangan Fara yang semakin menekan di lehernya.

"Akan aku lepaskan jika kamu berjanji untuk meninggalkan anakku jika tidak, maka nyawamu yang akan melayang!!" ancam Fara.

"T— tidak," ucap Husna terbata.

"Nyonya lepaskan Husna, Nenek akan datang." ucap sopir pribadi Fara.

"Hari ini kamu selamat Husna." Fara mendorong tubuh Husna hingga terjerembab ke jalan.

"Husna, kamu kenapa? Fara apa kamu yang melakukannya, hah?!" Abila murka melihat tubuh Husna mengalami luka di berapa bagian. Wajahnya begitu pucat membuat Abila menatap tajam menantunya.

"Mama bisa tanyakan pada cucu menantu kesayangan Mama. Apa aku yang melakukannya atau bukan." Fara membulatkan matanya kearah Husna.

"Nenek aku tidak apa-apa, nyo— maksudku Mama Fara sudah membantuku. Tadi aku tidak sengaja menyebrang ada motor melintas Nek," ujarnya untuk menutupi kesalahan Fara.

"Kamu yakin?"

"Sangat yakin, ayo kita pulang." Husna membantu Abila berdiri mereka melangkah beriringan menuju mobil Abila.

Fara yang tidak menyukai Husna berusaha untuk menyingkirkan menantu pilihan ibu mertuanya. Walau semua harus gagal.

Sampai di rumah Husna membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur size king, kamar pribadi milik Andaru yang seharusnya menjadi kamarnya, namun ketidak sukaan Andaru membuatnya memilih kamar tamu yang sejak lama menjadi kamar pribadinya sebagai seorang pengasuh Abila.

"Sekarang kamu istirahat. Jangan melakukan pekerjaan apa pun Nenek tidak suka itu." ujar Abila memberi peringatan pada Husna yang selalu melanggar perintahnya.

"Ya, nek,"

Hari berlalu kini malam telah datang Husna berusaha untuk bangun dari tempat tidur sebelum Andaru pulang dan melihat dirinya yang berbaring di kamar. Tetapi nasib baik belum berpihak padanya pemilik kamar datang suara yang begitu bariton milik Andaru menggema di dalam kamar.

"Apa yang kamu lakukan disini?! Siapa yang memberikan perintah masuk kedalam kamarku?" Andaru yang tidak menyukai kehadiran Husna di dalam kamarnya dengan kasar menyeret tubuhnya yang lemah.

"T— tolong jangan sakiti aku," lirihnya pandangan kabur seiring rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Andaru mengabaikan suara rintihan Husna, ia menyeret tubuh kurus Husna membawanya keluar dari dari rumah mewah melalui pintu samping. Suara Fara berhasil menggagalkan rencana Andaru yang akan menyingkirkan wanita yang menjadi penghalang cintanya.

"Andaru!!"

Andaru menjauh dari Husna yang semakin melemah hal itu membuat Fara merutuki kesalahan yang dilakukan oleh putranya.

"Apa yang kamu lakukan, hah?" tanya Fara kesal dengan cara Andaru yang begitu saja membawa Husna pergi. Cara yang ketara sehingga Abila akan mudah membaca gerak-gerik mereka dan tanpa belas kasih semua fasilitas milik mereka akan ditarik dan jatuh pada Husna.

"Mengusir dia, apa lagi Ma." sahutnya tanpa mempedulikan Husna.

"Kamu ingin dia pergi dari rumah? Bukan begini caranya, kemari kamu." Fara membisikan sesuatu di telinga Andaru, senyum mengembang di bibir pria yang kini menatap Husna yang terkulai di lantai.

"Bangun kau wanita lemah. Atau kamu ingin aku habisi hah?!" Andaru menarik lengan Husna membawanya kembali ke kamar, Andaru mengangkat tubuh Husna agar lebih cepat sampai di kamar. Wajah yang begitu tampan namun sayang hatinya tidak setampan parasnya.

Dengan hati-hati Andaru merebahkan Husna di atas tempat tidur kamar miliknya. Kamar tamu adalah kamar milik Husna, Andaru tidak menginginkan Husna maka ia pun tidak ingin berbagi tempat tidur. Sudah cukup baginya mengabaikan hati kekasihnya dan sebagai seorang cucu Andaru sudah menuruti keinginan sang nenek menikahi wanita yang tidak ia cintai.

"Minum dan istirahat, ambil ini sebagai bentuk tanggung jawabku padamu. Aku tidak ingin nenek tahu kalau aku tidak memberikan nafkah untukmu. Aku bantu kamu minuman ya?" ujar Andaru memberikan amplop coklat untuk kebutuhan Husna walau benci dan menolak pernikahan mereka tetapi Andaru tidak lepas tanggung jawab nafkah meski talak itu telah jatuh.

"T— tidak, terima kasih." lirihnya menahan sakit di sekujur tubuhnya.

Andaru tidak ingin memaksa seperti sebelumnya beruntung sang Mama mengingatkan dirinya bahwa ada cara lain yang bisa menyingkirkan Husna tanpa ada campur tangan mereka. Walau semua adalah rencana mereka setidaknya jika rencana berhasil maka dengan mudah mereka membalikkan keadaan.

Di luar kamar Fara menunggu kedatangan Andaru yang begitu lama di dalam kamar Husna. Mereka ingin secepatnya pergi sehingga tidak ada yang melihat mereka berada di kamar Husna.

"Daru, kamu yakin Husna tidak pingsan?" Fara kembali mendekati tubuh Husna yang diam tanpa bergerak.

"Nggak, baru saja dia nolak aku bantu minum. Paling juga tidur Ma, udah biarkan saja dia seperti itu kita harus pergi dari sini. Kalau mati itu lebih baik, Nenek mewariskan hartanya pada kita. Mama ngapain masuk?" tanya Andaru kesal dengan ibunya yang masuk ke kamar Husna. Mereka tidak ingin di ketahui oleh siapa pun. Dengan langkah berlahan mereka keluar dari kamar namun suara Fara membuat Andaru terhenti.

"Mama cuma memastikan aja kamu sudah melakukannya apa belum. Kamu sudah kasih racun di minuman Husna?" pertanyaan Fara sontak mengejutkan Andaru dan Husna yang memejamkan matanya seketika menajamkan telinganya. Mereka tidak tahu jika Husna mendengar perkataan mereka niat jahat mereka kini telah di dengar olehnya.

"Mah jangan keras-keras kalau Husna denger gimana? Bisa kacau urusan kita. Mama tahu kan kalau Husna itu kesayangan nenek?" geram Andaru.

"Ah! Nggak ngaruh. Sepertinya dia benar-benar pingsan, sekali minum dia mati Daru. Mama tidak ingin punya cucu dari seorang pengasuh. Ayo kita pergi," Fara menarik Andaru keluar dari kamar.

Terdengar pintu tertutup berlahan Husna membuka matanya bukan hanya mereka yang tidak menyukai kehadirannya di rumah mewah Abila tetapi seluruh keluarga besarnya dan para pekerja di rumah ini. Hanya ada satu orang yang begitu baik padanya seorang pelayan dan Abila.

Langkah tertatih Husna meninggalkan rumah mewah milik Abila berbekal uang yang ia terima setiap bulan dari Abila dan juga Andaru selama tiga bulan menjadi istrinya, istri di mata keluarganya tapi tidak diantara mereka berduu. Husna menyelamatkan dirinya dan anak yang ada dalam kandungannya.

"Mama akan melindungi kamu nak. Apa pun yang terjadi kamu adalah nyawa Mama,"

Malam begitu larut dingin begitu menusuk tidak seperti malam sebelumnya suasana malam ini begitu menyakitkan. Husna menjauh dari rumah mewah yang dua tahun ini menjadi rumahnya tempatnya pulang ketika kuliah.

"Nenek maafkan aku,"

Dari jauh seseorang tersenyum misterius melihat Husna pergi dari rumah adalah keinginannya.

"Kamu harus mati saat ini, lihatlah bahkan kehidupan berpihak padaku. Mereka mendukung apa yang aku lakukan." ucapnya dengan senyum penuh kemenangan. Melihat sekeliling yang sepi dan tidak ada satu orang pun, hanya mobil mewah berwarna hitam melaju dengan kecepatan tinggi kearah Husna.

"Hahaha, Husna, kau mati di tanganku!!! Kau mati Husna, aku pemenangnya!! Lihat bagaimana aku berhasil membunuhmu Husna!!!"

Braaaakkkk!!!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Belenggu Cinta Sang Pewaris    101. TAMAT.

    "Kapan kamu kenal aku? Sejak lama aku menyembunyikan siapa aku. Tapi kamu menuduh aku sengaja melakukan ini padamu? Bahkan saat aku masih sekolah aku sudah menyembunyikan semuanya, kamu ingat saat aku meminta untuk resepsi pernikahan kita? Hari itu adalah hari spesial di mana aku ingin mengatakan padamu yang sebenarnya aku ingin memberikan kekuatan itu padamu tapi nyatanya aku yang di berikan kejutan ini darimu. Sudahlah Kay, kita tidak perlu lagi membahas yang tidak penting jalani hidup kita." "Tidak bisa Zel, aku cinta sama kamu. Aku akan mempertahankan pernikahan kita apapun itu,""Dan aku akan menceraikan kamu Kay. Seberapa kuat kamu mempertahankan, sekuat itu pula aku akan pisah dari kamu.""Tidak akan. Jika aku tidak bisa mendapatkan kamu maka tidak ada satu orang pun yang bisa memiliki kamu."Kayan menari kasar pergelangan tangan Zelena namun tiba-tiba dari arah samping seseorang mencekal tangan Kayan yang ingin menyentuh wajah Zelena.Bugh!!"Brengsek dia wanita! Lawan aku j

  • Belenggu Cinta Sang Pewaris    100. Zelena Adalah Sang Pewaris

    "Anda jangan becanda pak Hasta. Zelena hanya anak kampung bahkan saya sendiri yang menikahinya. Lelucon Anda kurang kreatif pak Hasta." Ujar Kayan tertawa bahkan ibu dan istrinya turut tertawa tetapi tidak dengan Iva dan Denta mereka saling pandang dan menarik kerudung yang di pakai oleh Zelena."Aku tidak bercanda dengan orang asing. Aku lebih suka bercanda dengan keluarga." "Tapi tidak mungkin kalau Zelena anak pak Hasta, karena waktu itu saya menikahinya–""Dengan dia?" Hasta menunjuk kearah Andaru dan Indri mereka mendekati terkejut dengan sikap orang tua dan saudara Kayan pada Zelena."Sayang kamu kenapa nak? Jadi ini yang membuat kamu tidak ingin menghubungi dan minta pada kami untuk diam? Ini yang kata kamu akan menyelesaikan semuanya seorang diri? Lihat bahkan di hadapan kami dan banyak orang mereka tidak menghargai kamu sayang," Husna dan Indri saling melepaskan tangan Denta dan Iva yang berbuat kasar pada Zelena."Ini lelucon,"Hasta meminta mereka untuk pergi begitu juga p

  • Belenggu Cinta Sang Pewaris    99. Hanya Benalu.

    Setelah malam itu Zelena tidak lagi memperdulikan kebutuhan keluarga Kayan. Waktunya ia habiskan untuk bekerja dan bekerja menyelesaikan tugas rumah dan menikmati harinya tanpa mengikuti perintah dari anggota keluarga Kayan untuk memasak makanan yang mereka sukai.Hanya menghitung jam lagi maka semuanya akan terungkap dan Zelena pun tidak ingin terlalu lama menundanya lagi.Terdengar suara teriakan dari luar terdengar dengan jelas jika itu adalah suara Gaina dan menantu kesayangannya."Zelena. Kamu ngapain aja di dalam kamar hah? Kamu udah tau pagi-pagi harus menyiapkan apa dulu sebelum berangkat bekerja, apa harus aku ingatkan setiap hari setiap saat dan setiap detik? Jadi orang pemalas minta ampun." Gaina menggedor kamar Zelena dibantu oleh menantu kesayangannya. Namun pada saat mereka mendorong pintu bersamaan dengan Zelena yang membuka pintu sehingga tubuh mereka tersungkur ke depan beruntung Zelena membantu Shella sehingga tidak sampai terjatuh karena akan sangat membahayakan ka

  • Belenggu Cinta Sang Pewaris    98. Dia Istriku.

    Zelena menoleh kearah pria di sampingnya sosok yang tidak di kenalinya menatapnya dengan tatapan sulit di artikan."Hapus air mata kamu." Ucapnya tegas."Terima kasih," Zelena meraih sapu tangan yang di sodorkan pria di sampingnya."Tidak perlu terima kasih, sudah seharusnya aku lakukan itu. Hum, Zelena bisa kita bicara sebentar?" Tristan berusaha untuk bicara dengan Zelena meminta maaf atas apa yang sudah terjadi dalam hidupnya. Tidak di pungkiri kesakitan yang di alami oleh Zelena karena ulahnya yang turut adil dalam taruhan itu."Maaf sepertinya saya harus pulang sekarang." Zelena berlaku meninggalkan Tristan. Tidak bermaksud untuk menghindar tetapi getar di ponselnya yang membawanya pergi dari hadapan Tristan."Zelena tunggu!""Kamu tidak ingin mendengar aku bicara? Setidaknya izinkan aku mengatakan sekarang,""Mengatakan sekarang?""Ya, aku minta maaf. Karena aku, kamu jadi seperti ini, kenalkan aku Tristan dan aku adalah –""Kenapa tidak di lanjutkan?""Aku adalah orang yang te

  • Belenggu Cinta Sang Pewaris    97. Di Kantor Yang Sama.

    Setelah perdebatan panjang Zelena berhasil pergi untuk memulai dengan mencari informasi perusahaan yang ingin ia datangi. Sesuai arahan sang adik tentunya Zelena mendatangi kantor di mana Kayan sebagai direktur."Selamat pagi mbak bisa saya bantu?" sapa resepsionis."Pagi mbak, begini saya datang sesuai informasi yang saya dapatkan dari pak Kayan jika perusahaan ini sedang membutuhkan karyawan. Saya di minta, "Pak Kayan? Kamu siapanya?" "Saya,""Saya apa cepetan!""Saya temannya dan kebetulan saya,""Tunggu dulu, saya kasih kabar pak Kayan dulu." Zelena mengangguk memilih menunggu sampai wanita di depannya selesai menghubungi seseorang yang mungkin saja adalah Kayan."Mbak langsung aja naik ke atas. Pak Kayan sudah menunggu katanya." Ujarnya acuh tanpa melihat kearah Zelena."Terima kasih Mbak, selamat bekerja. Jangan lupa tersenyum," Zelena berbalik melanjutkan langkahnya menuju lift.Sampai di lantai yang di maksud Zelena di kejutkan dengan kehadiran Kayan yang ada di depan lift.

  • Belenggu Cinta Sang Pewaris    96. Bermain-main.

    Kayan melempar semua barang yang ada di kamar mengingat kata-kata yang diucapkan oleh Tristan mengenai Shella kekasihnya meski mereka sudah menikah secara siri namun Kayan berusaha untuk menyembunyikannya dan selalu menganggap bahwa Shella adalah kekasihnya bukan istri."Kay Ada apa sih kamu buang barang sampai hancur gini? Ada apa? Bukannya kamu siap-siap mengajak kita untuk makan di luar tapi kamu cuma marah-marah di kamar seperti ini. Apa kamu tidak jadi menerima jabatan sebagai direktur?" Gaina mendatangi kamar pribadi milik Kayan yang tidak seperti biasanya pulang kerja memilih berdiam diri di dalam kamar utama."Mama kalau aku memilih mempertahankan Zelena apakah mama bersedia menerima sebagai menantu?" Kayan bertanya dengan hati-hati.Gemuruh dalam hatinya mengingat jika Zelena yang sebenarnya telah lama menempati hatinya kini harus menjadi jalan untuk mendapatkan harta yang di inginkannya."Maksud kamu apa? Jangan bilang kamu akan memilih Zelena dan mengembalikan semua harta y

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status