Share

5. Jangan Sakiti Aku.

Author: Rafli123
last update Last Updated: 2023-07-09 09:10:28

"L– lepas,"

Husna berusaha untuk melepaskan diri saat Andaru mencengkram lehernya hingga rahangnya terluka. Namun, Andaru yang tidak peduli dengan hal itu semakin mempererat cengkeramannya sehingga Husna kesulitan untuk bernapas.

"Menyingkir dari hadapanku wanita sial! Pantas kau tinggal di panti asuhan, karena kau terlahir menjadi anak membawa sial!!!"

"T– tolong jangan sakiti aku," lirihnya berusaha untuk bertahan meski semakin tersiksa.

"Apa? Tolong jangan sakiti? Hahaha!! Kamu bodoh atau apa hah?! Kamu pikir aku peduli? Kalau perlu kamu mati sekarang!!"

Dengan kasar Andaru mendorong tubuhnya hingga terjerembab sakit dan sesak yang ia rasakan namun, Husna tetap bertahan semua demi nenek Abila.

Tidak peduli jika nyawanya akan hilang yang terpenting adalah kebahagiaan nenek Abila. Kekerasan dan hinaan yang ia dapatkan dari keluarga Adhicandra adalah makanan sehari-hari untuknya namun, tidak sekalipun Husna berniat untuk meninggalkan kediaman Adhicandra baginya yang memiliki hak atas dirinya adalah nenek Abila.

***

Di tempat yang berbeda seorang pria tampan dengan kaca mata hitamnya yang bertengkar di atas hidungnya yang mancung menatap bangunan yang sejak lama ia tinggalkan setelah ia memilih apartemen atau pun villa sebagai tempat tinggalnya.

Baginya rumah ternyaman adalah apartemen atau villa nya bukan bangunan yang ada di depannya meski terlihat begitu mewah dan elegan tetapi penuh dengan kenangan yang menyakitkan.

Waktu berdetak seakan lebih cepat dari biasanya tanpa terasa tiga bulan berlalu pertemuan terakhir di bandara dekat Husna hingga kini Hasta tidak lagi mendengar kabarnya hanya seseorang yang sesekali untuk melihat kondisi Husna walau jawabannya adalah ketidaktahuan mereka. Sebab selama tiga bulan Husna tidak keluar dari rumah Adhicandra.

"Tuan sudah waktunya meeting," ujar sopir sekaligus asisten pribadinya.

"Kau ingin aku pecat?"

"Maaf Hasta tidak bermaksud seperti itu tapi kita akan–"

"Sudahlah, bagaimana dia? Apa kamu tidak bisa melihatnya?" tanya Hasta berbalik ke dalam mobilnya.

"Kamu tidak jadi masuk kedalam?" tanya Yudi melihat Hasta berlalu dari hadapannya.

"Kamu jual rumah ini." Hasta tidak ingin menyimpan sesuatu yang berhubungan dengan masa lalunya.

"Tidak semudah itu, lagi pula sesuatu saat nanti kita akan membutuhkan ruang ini untuk–" Hasta menatap pria yang kini menatap lurus ke depan.

"Tidak dan kata untuk. Paham?!"

"Oke, akan aku umumkan nanti."

Hasta yang sejak tiga bulan berusaha untuk menenangkan diri setelah Husna tidak ada kabar lagi. Mengetahui jika Husna hidup bahagia bersama dengan pria yang menjadi suaminya meski ia tahu Andaru bukan pria yang baik untuk Husna.

"Kamu berubah," ucapnya dalam hati menyelami hatinya yang semakin dalam dan hancur.

***

Di sudut tempat yang berbeda Husna yang selama ini menjadi cucu menantu di keluarga Adhicandra namun perlakuan Andaru dan anggota keluarga yang lain tetap menganggap jika Husna adalah pembantu di keluarga mereka.

Setelah kejadian malam itu Husna yang pergi dari kamar Andaru tengah malam dimana seluruh penghuni kediaman keluarga Adhicandra terlelap dalam mimpi indahnya.

"Pembantu yang sok cantik!! Pergi dari sini sekarang juga. Atau kau ingin kami mengusir mu?!" sentak Fara begitu melihat Husna yang tengah merapikan dapur setelah memasak.

"Maafkan saya nyonya, saya akan pergi jika nenek Abila mengusir saya. Maaf jika saya melawan anda. Permisi," sahut Husna lirih.

"Kurang ajar!! Beraninya kamu menentang perintahku hah!! Kau ingin aku tendang dari rumah ini?!" Fara berusaha menarik pergelangan tangan Husna agar keluar dari istananya.

"S— sakit," jeritnya saat Fara menarik kerudungnya sehingga rambutnya turut tertarik.

"Kamu pikir aku akan iba, hah? Kamu salah Husna, sebaliknya aku senang jika perlu kamu mati sekarang juga." Fara mendorong tubuh Husna keluar dari rumah mewah Abila. Hatinya begitu lega saat Husna berhasil keluar dan melihat Husna berdiri di luar pagar seorang diri.

"Mama apa yang Mama lakukan? Bagaimana kalau nenek tiba-tiba pulang? Ah!! Aku tidak mau berdebat dengan Nenek." gusar Andaru.

"Kamu pikir Mama mau di salahkan oleh nenekmu itu? Biarkan dia di luar sampai Nenek pulang. Setidaknya kita punya alasan lain. Anggap saja kita sedang menikmati indahnya rumah ini jika nenekmu secepatnya mati!!" ujar Fara tanpa merasa bersalah.

"Mama!"

"Sudah pergi sana kamu tidak lupa kan hari ini ada janji sama Vlora?" Fara mengingatkan putranya yang akan bertemu dengan calon menantu pilihannya.

"Terima kasih Mama sudah mengingatkan hal itu."

"Daru, sampaikan salam Mama untuk menantu idaman!"

"Pasti Mah!"

Fara menarik napasnya sejak lama ia hanya menjadi seorang menantu di kediaman Adhicandra tanpa memiliki wewenang untuk mengambil keputusan semua dilakukan oleh Abila ibu mertuanya yang masih memegang kekuasaan bahkan perusahaan dalam kendalinya.

"Mas, tunggu!" Fara berlari mengejar suami yang berlalu melewatinya tanpa menoleh kearahnya.

"Ada apa?"

"Kamu kenapa sih? Aku mau minta uang lagi! Aku butuh untuk membayar berlian yang aku pesan!" fara menengadahkan tangannya.

"Kamu lupa semua akses di tutup Mama? Berhenti melakukan hal yang membuat Mama marah Fara. Jika kamu masih ingin tinggal di sini!"

"Mas!!"

Fara mengepalkan tangannya sama dengan penuturan suaminya yang begitu penuh dengan peraturan yang dibuat oleh ibunya.

**

Husna yang berdiri menatap bangunan yang tertutup rapat. Tidak ada harapan untuk masuk mengingat Nenek Abila pergi dengan temannya, mobil mewah yang di kendarai Andaru keluar dari rumah tanpa memperdulikan dirinya yang berdiri Andaru melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Berulang kali Husna memejamkan matanya memikirkan dirinya yang begitu diam tanpa melakukan apapun setelah di perlakukan tidak adil oleh keluarga suaminya.

Siapa yang akan bertahan tinggal dengan keluarga yang tidak menginginkan kehadirannya, begitu pula dengan keluarga Adhicandra. Keluarga konglomerat yang menjunjung tinggi kehormatan, derajat dan mengagungkan kekayaannya adalah segalanya.

Kehadiran Husna adalah bom waktu untuknya, Husna adalah seorang anak yatim-piatu hidupnya berubah drastis setelah di angkat menjadi pengasuh Abila hingga Abila yang begitu menyukai Husna menjodohkan mereka agar Husna tetap di rumah.

Siapa sangka hidupnya semakin menderita tidak ada air mata yang mengalir setiap harinya semua ia rasakan dalam diam.

Sementara itu Abila yang merima laporan jika Husna di perlakukan tidak baik oleh menantunya sehingga ia membatalkan rencana untuk menemui sahabatnya dan memilih untuk pulang ke rumah.

"Fara!!" seru Abila di ruang keluarga.

"M— mama, sudah pulang? Bukankah Mama akan menginap di puncak berapa hari? Kenapa sudah pulang?" tanya Fara bertubi melihat mertuanya berada di depannya. Belum genap satu hari ia menjadi Nyonya besar kini wanita tua itu kembali menggagalkan rencana yang sejak lama ia susun.

"Dimana Husna? Kau apakan dia Fara?! Mama tidak mau tahu satu jam dari sekarang Husna sudah ada di rumah ini!" ucapnya tanpa bantahan.

"T— tapi Ma, Husna pergi sendiri kenapa aku harus cari dia? Biarin aja dia pergi dari rumah. Tidak ada gunanya juga dia tinggal." geram Fara.

"Kamu bicara apa Fara? Jika Husna tidak pulang maka kamu harus angkat kaki dari sini." ancam Abila melihat menantunya yang gila harta.

"J— jangan Mama, ck!! Anak sialan gara-gara kamu aku hampir di usir dari istana." lirih Fara gegas meninggalkan ibu mertuanya untuk mencari Husna.

Husna membuka matanya memindai sekeliling ruangan putih dengan aroma obat. Sejak ia mengerutkan keningnya bagaimana bisa ia berada di ruang sakit.

"Kamu sudah sadar?" ucap seorang pria yang berada di sofa tidak jauh dari tempat tidur pasien.

"M— maaf, mas siapa? Dan kenapa aku ada di rumah sakit?" lirih Husna.

"Aku tidak sengaja melihatmu tergeletak di pinggir jalan. Bukankah kamu wanita yang malam itu di Bali? Kenapa kamu ada di pinggir jalan? Apa suamimu yang melakukan kekerasan lagi padamu?" tanya pria yang tidak lain adalah Hasta. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan Husna setelah tiga bulan berlalu.

"T— tidak, aku hanya—" sahut Husna menghentikan ucapannya mendengar suara dering ponsel milik pria di depannya.

"Maaf, aku harus pergi. Kamu jangan khawatir aku sudah mengurus administrasi sampai kamu sembuh."

"Terima kasih," Husna menangkup kedua tangannya pada pria yang terlihat datar.

Husna memejamkan matanya mengingat sebelum ia pingsan di pinggir jalan. Air mata kembalilah luruh kesekian kalinya, berusaha untuk tetap tegar meski Ia pun ingin terbebas dari kehidupan yang penuh pesakitan.

"Selamat sore, bagaimana kondisi ibu sekarang?" Husna tersentak seorang dokter masuk ke dalam ruangan perawatan memeriksa kondisi tubuhnya dengan hati-hati dan seksama.

"Alhamdulillah, jauh lebih baik. Dok, boleh saya tanya?" lirih Husna ia ingin memastikan sesuatu yang teramat sangat ia yakini mengingat kondisinya saat ini.

"Silahkan Bu, mau tanya apa?"

"Apakah saya hamil?"

Dengan ragu Husna bertanya ia menggigit bibirnya agar dugaannya salah. Tidak bermaksud untuk menolak hadirnya anak dalam rahimnya tetapi kondisinya tidak memungkinkan untuk membesarkan anaknya, terlebih saat ini pernikahannya telah hancur talak yang telah di jatuhkan walau hanya dia dan Andaru yang mengetahuinya.

"Ya, betul ibu sedang hamil. Apakah suami ibu tidak mengatakannya? Tadi beliau berpapasan, meminta saya untuk menjaga ibu."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Belenggu Cinta Sang Pewaris    101. TAMAT.

    "Kapan kamu kenal aku? Sejak lama aku menyembunyikan siapa aku. Tapi kamu menuduh aku sengaja melakukan ini padamu? Bahkan saat aku masih sekolah aku sudah menyembunyikan semuanya, kamu ingat saat aku meminta untuk resepsi pernikahan kita? Hari itu adalah hari spesial di mana aku ingin mengatakan padamu yang sebenarnya aku ingin memberikan kekuatan itu padamu tapi nyatanya aku yang di berikan kejutan ini darimu. Sudahlah Kay, kita tidak perlu lagi membahas yang tidak penting jalani hidup kita." "Tidak bisa Zel, aku cinta sama kamu. Aku akan mempertahankan pernikahan kita apapun itu,""Dan aku akan menceraikan kamu Kay. Seberapa kuat kamu mempertahankan, sekuat itu pula aku akan pisah dari kamu.""Tidak akan. Jika aku tidak bisa mendapatkan kamu maka tidak ada satu orang pun yang bisa memiliki kamu."Kayan menari kasar pergelangan tangan Zelena namun tiba-tiba dari arah samping seseorang mencekal tangan Kayan yang ingin menyentuh wajah Zelena.Bugh!!"Brengsek dia wanita! Lawan aku j

  • Belenggu Cinta Sang Pewaris    100. Zelena Adalah Sang Pewaris

    "Anda jangan becanda pak Hasta. Zelena hanya anak kampung bahkan saya sendiri yang menikahinya. Lelucon Anda kurang kreatif pak Hasta." Ujar Kayan tertawa bahkan ibu dan istrinya turut tertawa tetapi tidak dengan Iva dan Denta mereka saling pandang dan menarik kerudung yang di pakai oleh Zelena."Aku tidak bercanda dengan orang asing. Aku lebih suka bercanda dengan keluarga." "Tapi tidak mungkin kalau Zelena anak pak Hasta, karena waktu itu saya menikahinya–""Dengan dia?" Hasta menunjuk kearah Andaru dan Indri mereka mendekati terkejut dengan sikap orang tua dan saudara Kayan pada Zelena."Sayang kamu kenapa nak? Jadi ini yang membuat kamu tidak ingin menghubungi dan minta pada kami untuk diam? Ini yang kata kamu akan menyelesaikan semuanya seorang diri? Lihat bahkan di hadapan kami dan banyak orang mereka tidak menghargai kamu sayang," Husna dan Indri saling melepaskan tangan Denta dan Iva yang berbuat kasar pada Zelena."Ini lelucon,"Hasta meminta mereka untuk pergi begitu juga p

  • Belenggu Cinta Sang Pewaris    99. Hanya Benalu.

    Setelah malam itu Zelena tidak lagi memperdulikan kebutuhan keluarga Kayan. Waktunya ia habiskan untuk bekerja dan bekerja menyelesaikan tugas rumah dan menikmati harinya tanpa mengikuti perintah dari anggota keluarga Kayan untuk memasak makanan yang mereka sukai.Hanya menghitung jam lagi maka semuanya akan terungkap dan Zelena pun tidak ingin terlalu lama menundanya lagi.Terdengar suara teriakan dari luar terdengar dengan jelas jika itu adalah suara Gaina dan menantu kesayangannya."Zelena. Kamu ngapain aja di dalam kamar hah? Kamu udah tau pagi-pagi harus menyiapkan apa dulu sebelum berangkat bekerja, apa harus aku ingatkan setiap hari setiap saat dan setiap detik? Jadi orang pemalas minta ampun." Gaina menggedor kamar Zelena dibantu oleh menantu kesayangannya. Namun pada saat mereka mendorong pintu bersamaan dengan Zelena yang membuka pintu sehingga tubuh mereka tersungkur ke depan beruntung Zelena membantu Shella sehingga tidak sampai terjatuh karena akan sangat membahayakan ka

  • Belenggu Cinta Sang Pewaris    98. Dia Istriku.

    Zelena menoleh kearah pria di sampingnya sosok yang tidak di kenalinya menatapnya dengan tatapan sulit di artikan."Hapus air mata kamu." Ucapnya tegas."Terima kasih," Zelena meraih sapu tangan yang di sodorkan pria di sampingnya."Tidak perlu terima kasih, sudah seharusnya aku lakukan itu. Hum, Zelena bisa kita bicara sebentar?" Tristan berusaha untuk bicara dengan Zelena meminta maaf atas apa yang sudah terjadi dalam hidupnya. Tidak di pungkiri kesakitan yang di alami oleh Zelena karena ulahnya yang turut adil dalam taruhan itu."Maaf sepertinya saya harus pulang sekarang." Zelena berlaku meninggalkan Tristan. Tidak bermaksud untuk menghindar tetapi getar di ponselnya yang membawanya pergi dari hadapan Tristan."Zelena tunggu!""Kamu tidak ingin mendengar aku bicara? Setidaknya izinkan aku mengatakan sekarang,""Mengatakan sekarang?""Ya, aku minta maaf. Karena aku, kamu jadi seperti ini, kenalkan aku Tristan dan aku adalah –""Kenapa tidak di lanjutkan?""Aku adalah orang yang te

  • Belenggu Cinta Sang Pewaris    97. Di Kantor Yang Sama.

    Setelah perdebatan panjang Zelena berhasil pergi untuk memulai dengan mencari informasi perusahaan yang ingin ia datangi. Sesuai arahan sang adik tentunya Zelena mendatangi kantor di mana Kayan sebagai direktur."Selamat pagi mbak bisa saya bantu?" sapa resepsionis."Pagi mbak, begini saya datang sesuai informasi yang saya dapatkan dari pak Kayan jika perusahaan ini sedang membutuhkan karyawan. Saya di minta, "Pak Kayan? Kamu siapanya?" "Saya,""Saya apa cepetan!""Saya temannya dan kebetulan saya,""Tunggu dulu, saya kasih kabar pak Kayan dulu." Zelena mengangguk memilih menunggu sampai wanita di depannya selesai menghubungi seseorang yang mungkin saja adalah Kayan."Mbak langsung aja naik ke atas. Pak Kayan sudah menunggu katanya." Ujarnya acuh tanpa melihat kearah Zelena."Terima kasih Mbak, selamat bekerja. Jangan lupa tersenyum," Zelena berbalik melanjutkan langkahnya menuju lift.Sampai di lantai yang di maksud Zelena di kejutkan dengan kehadiran Kayan yang ada di depan lift.

  • Belenggu Cinta Sang Pewaris    96. Bermain-main.

    Kayan melempar semua barang yang ada di kamar mengingat kata-kata yang diucapkan oleh Tristan mengenai Shella kekasihnya meski mereka sudah menikah secara siri namun Kayan berusaha untuk menyembunyikannya dan selalu menganggap bahwa Shella adalah kekasihnya bukan istri."Kay Ada apa sih kamu buang barang sampai hancur gini? Ada apa? Bukannya kamu siap-siap mengajak kita untuk makan di luar tapi kamu cuma marah-marah di kamar seperti ini. Apa kamu tidak jadi menerima jabatan sebagai direktur?" Gaina mendatangi kamar pribadi milik Kayan yang tidak seperti biasanya pulang kerja memilih berdiam diri di dalam kamar utama."Mama kalau aku memilih mempertahankan Zelena apakah mama bersedia menerima sebagai menantu?" Kayan bertanya dengan hati-hati.Gemuruh dalam hatinya mengingat jika Zelena yang sebenarnya telah lama menempati hatinya kini harus menjadi jalan untuk mendapatkan harta yang di inginkannya."Maksud kamu apa? Jangan bilang kamu akan memilih Zelena dan mengembalikan semua harta y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status