LOGINNeuro tersenyum menyeringai saat ingatan Alisha mulai terbuka ketika ia menyebutkan bar malam itu. la mencondongkan wajahnya ke arah Alisha lalu berbisik pelan, "Ya itu aku, aku selingkuhan tampanmu, Sayang."
"Tidak mungkin!" Alisha bergumam tidak jelas saat mendengar ucapan Neuro.
la tidak menyangka jika pria yang pernah bermalam dengannya adalah Neuro Edenvile, putera bungsu Tuan Robert.
Alisha memijat kepalanya yang terasa berputar, kenapa ia harus dipertemukan kembali dengan pria itu sekarang?
"Akhirnya sekarang kau ingat.” Neuro tersenyum tenang sementara Alisha menatapnya cemas, "Bagaimana kau bisa setenang itu setelah meninggalkanku pagi itu, Nona? Aku merasa sangat sedih," sambung Neuro lagi ringan.
Seringaian Neuro di wajah tampannya terlihat sangat menyebalkan di mata Alisha. Hah, pantas saja netra biru Neuro terlihat tidak asing, ternyata dia adalah pria malam itu.
Meski Alisha merasa lega karena ternyata ia tidak tidur dengan seorang pria dengan tampang asal, tapi ia tidak yakin jika pria bernama Neuro ini merupakan pria baik-baik.
Netra biru Neuro terasa sangat mengintimidasi dan penuh kelicikan.
"Itu hanya sebuah kesalahan!" sergah Alisha cepat, wajahnya menunduk merasa sangat malu.
Setelah wajah pria itu terungkap, sedikit demi sedikit ingatan pada malam itu terbuka di pikirannya. Astaga, kenapa ia bisa seliar itu bercinta dengan orang lain?
Sorot wajah Neuro seketika berubah tegang mendengar perkataan Alisha, matanya memicing tidak terlihat senang, "Kesalahan?"
Alisha mengangguk, "Ya, kesalahan saat saya mabuk. Saya minta maaf atas kelancangan saya waktu itu, saya minta Anda tidak membahasnya lagi dengan siapa pun," jelas Alisha.
Alisha menunjukkan raut wajah penuh penyesalan di depan Neuro, ia menggigit bibirnya. Bagaimana jika Neuro membongkar hal ini pada Rean? Rencananya untuk membalas dendam akan hancur berantakan.
"Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu setelah kita sama-sama menikmatinya, Nona?"
Alisha hanya bisa mendesah mendengar nada suara Neuro yang terkesan tersinggung. la kembali melipat tangannya, berusaha menunjukkan bahwa tidak semudah itu ia terintimidasi oleh Neuro.
"Lalu Anda mau saya bagaimana?" Tanya Alisha cepat, tidak ingin memperpanjang permasalahan ini.
la sudah cukup pusing dengan satu pria, tidak mungkin ia menambah permasalahan lain dengan pria ini.
Terdengar Neuro berdecak, "Aku hanya merasa kesal karena kau sama sekali tidak mengingatku, Nona. Padahal kau sampai merampas kemejaku pagi itu, bukankah itu sangat tidak sopan meninggalkan pasangan tidurmu begitu saja?"
Alisha menghela nafasnya panjang, "Lalu kau mau aku bagaimana? Ingin kuberikan kompensasi untuk tubuh dan kemejamu?" tanya Alisha mulai kesal, ia mulai menghilangkan nada bicara formalnya kepada Neuro. Pria itu tampaknya ingin mempersulit permasalahan ini.
Rahang Neuro terlihat bergemeretak mendengar perkataan Alisha.
Matanya yang terlihat tenang mulai memberikan tatapan yang menusuk, "Apa maksudmu Nona? Kau pikir aku seorang pria bayaran?”
"Lalu?"
"Kau telah melukai perasaanku, Nona. Sungguh, menurutmu apa yang akan dilakukan suamimu jika dia mengetahui bahwa kau pernah bermalam bersamaku?"
Alisha memutar mata sepenuhnya tidak paham kemana arah pembicaraan Neuro. Meski Alisha berusaha untuk terlihat acuh, perkataan Neuro kali ini benar-benar keterlaluan. Bisa-bisanya Neuro mengancam dirinya.
"Apa maumu?" Alisha mulai bertanya dengan nada paling sinis. la mulai menunjukkan emosinya, sama sekali tidak senang dengan pertemuan mendadak ini.
Neuro menampilkan senyum menyeringai, terlihat merasa menang karena Alisha kini terjebak.
Pria itu tiba-tiba kembali mendekatkan wajahnya membuat Alisha secara otomatis memundurkan langkah.
Napas Alisha terasa terhenti saat Neuro berhasil memojokkannya di sudut tembok. Jarak wajah mereka yang terlalu dekat membuat Alisha merasa gugup seketika.
Aroma parfum maskulin yang menguar dari tubuh Neuro cukup mampu menghilangkan fokusnya. Apa yang ingin pria ini lakukan sebenarnya dalam jarak mereka yang berbahaya?
"Menurutmu apa yang bisa dilakukan selingkuhanmu ini, Nona?"
Alisha yang sadar bahwa Neuro telah mempermainkannya segera mendorong tubuh pria itu menjauh. Sial, bisa-bisanya dia berurusan dengan pria gila ini!
Neuro terkekeh kecil saat melihat wajah Alisha yang memerah bagai kepiting rebus.
Sebelum Alisha kembali melarikan diri, pria itu kemudian mengulurkan sebuah kertas kecil ke arah Alisha, "Datanglah ke sini, aku akan mengatakan keinginanku di sana."
Rean kembali ke tempatnya dengan langkah gontai. Ia segera menghampiri Gea yang tertunduk di kamar mereka.“Apa mereka benar-benar orang tuamu?” tanya Rean dengan ketus.Gea terlihat enggan menjawab, gadis itu semakin membuang wajah enggan bertatapan langsung dengan Rean.Rean merasa sangat gemas. Dia mulai menarik bahu Gea agar wajahnya menghadap langsung ke arah Gea.“Jawab!” bentak Rean kuat.Anggukan kepala yang diberikan oleh Gea membuat Rean seketika melempar tubuh itu kembali.Dia benar-benar kecewa karena Gea sama sekali tidak mendengarkan peringatannya.Bukankah sudah dia bilang jangan membuat keributan? Sekarang, Gea malah kembali mencoreng nama baik keluarga mereka.“Mama benar-benar kecewa Gea, pada kamu. Ibu dan Ayah kamu benar-benar membuat malu di sana! Seharusnya kamu mempermalukan Alisha tadi, bukan malah dia yang mempermalukanmu!”Riana ikut menimpali perdebatan mereka.Rean terperangah mendengar ucapan Riana. “Jadi, Mama juga ikut merencanakan ini?” tanya Rean tidak
Netra Gea melebar mendengar pernyataan yang diucapkan Cipto Kepalanya terasa sakit seketika, bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin Cipto tahu tentang hal yang ia lakukan pada Hendriawan?"Kau pikir Si Jana itu pintar menutup mulut? Dia itu jika sudah minum alkohol omongannya melantur ke mana-mana.”Gigi Gea bergemretak mendengar perkataan Cipto. Sial, seharusnya ia tidak meminta tolong pada rekan ayahnya untuk mendapatkan racun itu.la tidak tahu jika ayahnya masih berhubungan dengan para temannya setelah bebas dari penjara. Gea segera melipir ketakutan. Sekarang bagaimana? Jika Iblis ini tahu maka semua rencananya akan hancur berantakan.Riana tidak akan memaafkannya dan Rean pasti akan menceraikannya. Bagaimana sekarang? Apa dia akan diusir setelah ini? Tidak ia tidak mau, ia tidak mau kembali menjadi budak Cipto."Apa maumu?" Tanya Gea sinis. la harus tahu apa yang diinginkan Iblis yang mengaku ayahnya ini. la harus tahu kenapa Cipto membeberkan semua ini padanya."Apalagi aku mau u
Senyum Alisha segera ia tampilkan saat mendengar perkataan Gea. Wah, Gea sudah makin pintar dalam bersandiwara.Sedangkan Rean terlihat melebarkan matanya saat mendengar ucapan Gea. Sayang sekali mereka sedang berada di depan umum, jika tidak, Rean sudah membekap mulut Gea untuk berhenti."Jangan kira aku merebutnya, Kak Lisha sendiri yang memberikan suaminya untukku. Dia bilang pernikahannya jenuh, jadi Kak Lisha tidak tahan lalu melepas Kak Rean.“Dia bilang ingin mencari daun muda seperti pria di sebelahnya. Tapi, tolong jangan ada yang menghujatnya. Ini hari baik bagi kami, kami tidak ingin ada keributan.“Kak Lisha, tolong berikan sepatah dua patah kata untuk memberikan restu pada pernikahan kami juga untuk bayi yang berada dalam kandungan. Aku harap setelah ini tidak ada kesalahpahaman lagi tentang hubungan kami."Alisha segera melepaskan kaitan tangannya pada lengan Neuro mendengar tantangan yang dilontarkan Gea.Sejenak Neuro menahan tangan Alisha lalu menggeleng kecil, memint
Hari di mana pesta yang akan digelar Gea pun tiba. Tinggal beberapa jam lagi pesta itu akan dilangsungkan di kediaman Rean, tepatnya kediaman mereka dulu."Kau yakin akan datang ke sana?"Alisha menghela nafasnya panjang mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Jesselyn. Ini adalah pertanyaan ke dua puluh kali yang terlontar dari mulut sahabatnya itu setelah ia menerima undangan dari Gea."Tentu saja, aku kan sudah bilang padamu bahwa aku akan datang.”"Tapi Alisha, kau pasti akan dipermalukan jika hadir di sana. Mereka sedang mengejekmu, Alisha."Alisha mengangguk. "Tentu. Aku tahu.”"Lalu kau masih tetap akan datang ke sana?""Mau kau tanya seratus kali pun, jawabanku tetap sama Jess, aku pasti akan memenuhi undangan mereka."Jesselyn menepuk dahinya kuat, ia tahu Alisha memang keras kepala, tapi ia tidak tahu jika temannya ini juga sangat nekat.Menghadari pesta mantan suaminya dan selingkuhannya dulu, apa Alisha sudah gila? Tidak ada wanita yang bisa tahan melihat kebahagiaan merek
Kelly hanya bisa meremas foto-foto itu dengan kesal. Mustahil, bagaimana bisa Alisha menemukan jejak dirinya saat menjadi wanita penghibur beberapa tahun yang lalu.Hanya sebentar ia berada disana untuk bekerja, bagaimana mungkin Alisha bisa menemukan jejaknya?Apa Alisha memiliki orang handal yang pintar mencari informasi? Tidak mungkin. Perusahaan Alisha bukanlah perusahaan besar yang memiliki sumber daya manusia yang luar biasa."Bagaimana Kelly? Kau ingin aku mengirimnya pada Andrew?" ujar Alisha dengan senyuman miring."Atau bagaimana jika aku membeberkan hal ini ke media? Beritamu pasti akan besar seperti halnya beritaku. Bahkan aku bisa membuatnya lebih besar lagi," sambung Alisha kembali.Kelly mulai terlihat pucat pasi mendengar ucapan Alisha. Rahangnya bergemretak menahan amarah melihat Alisha yang tersenyum penuh arti. "Apa maumu?""Ha, tidak seru! Kenapa kau masih saja searogan itu saat kartu matimu ada di tanganku. Memohonlah padaku, Kelly Anderson! Baru aku akan memperca
Awalnya Alisha pikir Gea akan terbawa amarah saat ia lagi-lagi kalah darinya. Namun kali ini berbeda, Alisha terperangah saat melihat Gea malah mengangkat bibirnya membentuk sebuah senyuman. Senyuman licik nan berbahaya. Kedua tangannya ia lipat di depan lalu berkata, "Tidak apa-apa, Kelly. Aku memang sengaja kalah dari Kak Lisha,"Alisha mengangkat alis mendengar ucapan ambigu yang dilontarkan oleh Gea. Apa yang jalang ini maksud sebenarnya?"Sengaja kalah? Kenapa memangnya, Gea?" Kelly terlihat mulai memancing.Semua orang terlihat mencondongkan tubuh mereka, sama-sama ingin tahu jawaban yang akan Gea utarakan."Aku sudah mengambil semuanya dari Kak Lisha, hal ini tidak seberapa dengan pengorbanannya untukku. Dia sungguh berhati mulia mau memberikan suami tercintanya.”"Astaga, malangnya.""Kasihan sekali.""Dia tidak pandai menjaga suaminya."Alisha hanya bisa ternganga mendengar jawaban Gea. Semua orang kembali terkikik geli. Sialan, mereka sengaja menjadikan aib rumah tanggany







