LOGIN"Kau harus datang atau aku akan memberitahu suamimu!"
Alisha kembali berbalik, memberikan tatapan sengitnya saat mendengar teriakan Neuro. la melirik ke arah sekeliling dengan panik Pria itu! Bagaimana jika ada yang mendengar pembicaraan mereka?
Kemarahan Alisha semakin bertambah saat melihat Neuro hanya tersenyum menyeringai. Neuro sepertinya menikmati waktu dimana ia merasa dipermainkan.
Alisha memilih kembali melanjutkan langkah lebar sambil merutuk dalam hatinya, menyumpahi Neuro setengah mati, "Dasar pria gila!"
Alisha segera mencari keberadaan Rean, mereka harus pergi dari sini sebelum Neuro kembali membuat ulah.
Namun saat langkahnya baru mencapai beberapa langkah, Alisha terhenti saat melihat Gea yang tengah tersenyum dengan Rean.
Mereka tertawa lalu terlibat pembicaraan seru dengan rekan kerja Rean yang lain. Tangan Alisha terkepal, baru ditinggalkan beberapa menit saja, Rean dan Gea sudah terlihat bersama di sana.
"Wah, wah sepertinya selingkuhanmu mulai mengambil alih suamimu.”
Alisha berbalik, ia kembali menampilkan raut wajah tidak senang saat sadar siapa yang berada di belakangnya.
"Apa kau seorang penguntit? Kenapa kau mengikutiku? Lalu apa maksud perkataanmu itu, suamiku sama sekali tidak berselingkuh!"
Serang Alisha tegas.
Neuro kembali tersenyum lalu berdecak, "Siapa yang mengikutimu, Nona? Aku hanya hendak kembali ke tempat pesta ayahku."
Netra biru Neuro mengerling dengan jahil, melirik ke arah Rean dan Gea di seberang sana, "Kau cukup tahu apa maksud perkataanku, Nona Alisha,
Alisha yang merasa bahwa berbicara dengan Neuro semakin berbahaya segera mengangkat tangan, "Jangan berusaha akrab denganku karena kesalahan satu malam, Tuan Neuro, Alisha kembali memberikan peringatan, namun Neuro hanya tersenyum mendengarnya.
Neuro kemudian maju terlihat hendak melewati Alisha, namun sebelum benar-benar pergi, pria itu kembali berbisik kecil ke arah telinganya.
"Datanglah ke sana, aku akan memberikan penawaran yang menarik untukmu,"
Alisha hanya memutar mata jengah, sepenuhnya mengabaikan perkataan Neuro. la masih memberikan tatapan sinisnya saat melihat punggung Neuro berlalu.
Alisha mengambil napas lalu kembali menatap Rean yang malah sibuk dengan Gea, selingkuhannya.
Alisha merasa sangat kesal karena ulah Neuro, namun melihat Rean yang sama sekali melupakan keberadaannya membuat perasaan hatinya semakin buruk.
Pemandangan Rean dan Gea di depan sana membuat matanya sakit. Untuk terakhir kalinya, Alisha melemparkan tatapan jijik pada mereka.
Kakinya kembali dihentakkan dengan angkuh, la akan pergi sendiri dari sini dengan atau tanpa Rean.
"Kenapa kau senyum-senyum sendiri seperti itu sejak tadi pagi?"
John bergidik melihat tingkah Neuro yang aneh hari ini. Semenjak tiba, Neuro akan menampilkan senyumnya kemudian terkekeh sendirian.
Bahkan saat John memberikan file untuk ia pelajari, Neuro masih menampilkan wajah riangnya kemudian terkekeh lagi.
"Perlu kuberikan obat untukmu?" Tawar John mulai khawatir.
Otak Neuro sepertinya selalu bermasalah setelah ia bertemu dengan gadis bar itu. Bagaimana jika Neuro menjadi hilang akal akibat memikirkan gadis bar itu?
John menggeleng, itu tidak lucu. Neuro memang sudah aneh sejak lahir, tapi menjadi gila karena seorang gadis, itu tidak mungkin terjadi pada pria brngsk macam Neuro.
Dia adalah penakluk wanita, menjadi lemah karena wanita, bukan tipikal Neuro sama sekali.
"Diamlah John, aku sedang senang. Jangan merusak kesenanganku.”
John mengangkat alis kemudian duduk, mulai tertarik dengan kabar menyenangkan dari atasannya ini.
"Biasanya suasana hatimu selalu buruk setelah acara ayahmu, apa ada hal yang membuatmu senang semalam? Pantas saja kau terlihat ceria menyapa rekan-rekan kerja kita,"
Neuro menampilkan raut wajah misterius, "Begitulah,"
John menatap takjub, benar-benar hal yang langka bisa melihat keceriaan di wajah Neuro. "Kau bertemu gadis cantik? Apa gadis ini lebih cantik dari gadis bar itu?" Tebak John, menurutnya hanya itu yang bisa membuat Neuro bersemangat.
"Aku menemukannya,"
John mengangkat alisnya heran, "Siapa?"
"Wanita bar itu,"
"Ohh...." John kembali memasang wajah terkejut. "Hah? Siapa?"
"Wanita bar itu, John. Aku menemukannya di pesta ayahku semalam.”
John mengerjapkan matanya, tidak percaya, "Kau bertemu dia? Di mana? Kenapa tidak memberitahuku? Aku sangat penasaran bagaimana rupanya,"
"Dia...." Neuro sengaja menggantungkan ucapannya membuat John semakin penasaran.
"Ya? Dia kenapa? Apa kau juga sudah tahu namanya?" Berondong John gemas karena Neuro menggantung ucapannya.
"Dia mengganti gaya rambutnya, membuatku semakin gemas saja," ucap Neuro sambil tersenyum.
John menepuk dahinya keras. "Jadi kau belum tahu namanya?"
Neuro menampilkan raut wajah tersinggung, "Hei, jangan meremehkanku, John, aku bahkan lebih baik darimu dalam hal mencari informasi," ujarnya tidak terima.
John mendengus, bagaimana bisa ia mengindentifikasi wanita itu jika penampilannya saja hanya berdasarkan ingatan Neuro?
Neuro hanya mengatakan bahwa wanita itu liar, luar biasa dan cantik. Demi Tuhan, ribuan wanita memiliki karakteristik umum seperti itu!
"Jadi, siapa namanya? Apa kalian berjanji untuk bertemu lagi?" Karena ia sangat penasaran dengan cerita Neuro, John mencoba untuk tidak mendebatnya.
"Namanya Alisha, cantik bukan?"
"Tunggu sebentar, Alisha? Namanya tidak asing, sepertinya aku. pernah mendengarnya," balas John dengan kening berkerut samar
"Ya, dia istri Rean,”
Netra John melebar sempurna mendengar penuturan Neuro, "Astaga! kau bilang istri Rean? Dia pemilik perusahaan Joy Deluxe bukan? Kau mempunyai affair dengan istri kolega kita? Kau gila?" Serang John tidak habis pikir.
la memang sudah sering mengurusi berbagai macam masalah yang Neuro timbulkan, tapi berhubungan dengan istri rekan kerja mereka bukanlah perkara yang sepele.
Neuro hanya mendesah lalu menepuk-nepuk telinganya, "Sudah ku bilang John, kendalikan suaramu itu, kau seperti nenek-nenek,"
John yang sepenuhnya tidak setuju dengan keluhan Neuro tentang suaranya kembali mengacuhkan hal itu, "Kau tidak berniat menemuinya lagi, bukan?" ujar John cemas. Menatap Neuro takut-takut, berharap semoga saja perkiraannya ini salah.
"Aku sudah menemukannya, tentu saja aku tidak akan melepasnya lagi.”
Rean kembali ke tempatnya dengan langkah gontai. Ia segera menghampiri Gea yang tertunduk di kamar mereka.“Apa mereka benar-benar orang tuamu?” tanya Rean dengan ketus.Gea terlihat enggan menjawab, gadis itu semakin membuang wajah enggan bertatapan langsung dengan Rean.Rean merasa sangat gemas. Dia mulai menarik bahu Gea agar wajahnya menghadap langsung ke arah Gea.“Jawab!” bentak Rean kuat.Anggukan kepala yang diberikan oleh Gea membuat Rean seketika melempar tubuh itu kembali.Dia benar-benar kecewa karena Gea sama sekali tidak mendengarkan peringatannya.Bukankah sudah dia bilang jangan membuat keributan? Sekarang, Gea malah kembali mencoreng nama baik keluarga mereka.“Mama benar-benar kecewa Gea, pada kamu. Ibu dan Ayah kamu benar-benar membuat malu di sana! Seharusnya kamu mempermalukan Alisha tadi, bukan malah dia yang mempermalukanmu!”Riana ikut menimpali perdebatan mereka.Rean terperangah mendengar ucapan Riana. “Jadi, Mama juga ikut merencanakan ini?” tanya Rean tidak
Netra Gea melebar mendengar pernyataan yang diucapkan Cipto Kepalanya terasa sakit seketika, bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin Cipto tahu tentang hal yang ia lakukan pada Hendriawan?"Kau pikir Si Jana itu pintar menutup mulut? Dia itu jika sudah minum alkohol omongannya melantur ke mana-mana.”Gigi Gea bergemretak mendengar perkataan Cipto. Sial, seharusnya ia tidak meminta tolong pada rekan ayahnya untuk mendapatkan racun itu.la tidak tahu jika ayahnya masih berhubungan dengan para temannya setelah bebas dari penjara. Gea segera melipir ketakutan. Sekarang bagaimana? Jika Iblis ini tahu maka semua rencananya akan hancur berantakan.Riana tidak akan memaafkannya dan Rean pasti akan menceraikannya. Bagaimana sekarang? Apa dia akan diusir setelah ini? Tidak ia tidak mau, ia tidak mau kembali menjadi budak Cipto."Apa maumu?" Tanya Gea sinis. la harus tahu apa yang diinginkan Iblis yang mengaku ayahnya ini. la harus tahu kenapa Cipto membeberkan semua ini padanya."Apalagi aku mau u
Senyum Alisha segera ia tampilkan saat mendengar perkataan Gea. Wah, Gea sudah makin pintar dalam bersandiwara.Sedangkan Rean terlihat melebarkan matanya saat mendengar ucapan Gea. Sayang sekali mereka sedang berada di depan umum, jika tidak, Rean sudah membekap mulut Gea untuk berhenti."Jangan kira aku merebutnya, Kak Lisha sendiri yang memberikan suaminya untukku. Dia bilang pernikahannya jenuh, jadi Kak Lisha tidak tahan lalu melepas Kak Rean.“Dia bilang ingin mencari daun muda seperti pria di sebelahnya. Tapi, tolong jangan ada yang menghujatnya. Ini hari baik bagi kami, kami tidak ingin ada keributan.“Kak Lisha, tolong berikan sepatah dua patah kata untuk memberikan restu pada pernikahan kami juga untuk bayi yang berada dalam kandungan. Aku harap setelah ini tidak ada kesalahpahaman lagi tentang hubungan kami."Alisha segera melepaskan kaitan tangannya pada lengan Neuro mendengar tantangan yang dilontarkan Gea.Sejenak Neuro menahan tangan Alisha lalu menggeleng kecil, memint
Hari di mana pesta yang akan digelar Gea pun tiba. Tinggal beberapa jam lagi pesta itu akan dilangsungkan di kediaman Rean, tepatnya kediaman mereka dulu."Kau yakin akan datang ke sana?"Alisha menghela nafasnya panjang mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Jesselyn. Ini adalah pertanyaan ke dua puluh kali yang terlontar dari mulut sahabatnya itu setelah ia menerima undangan dari Gea."Tentu saja, aku kan sudah bilang padamu bahwa aku akan datang.”"Tapi Alisha, kau pasti akan dipermalukan jika hadir di sana. Mereka sedang mengejekmu, Alisha."Alisha mengangguk. "Tentu. Aku tahu.”"Lalu kau masih tetap akan datang ke sana?""Mau kau tanya seratus kali pun, jawabanku tetap sama Jess, aku pasti akan memenuhi undangan mereka."Jesselyn menepuk dahinya kuat, ia tahu Alisha memang keras kepala, tapi ia tidak tahu jika temannya ini juga sangat nekat.Menghadari pesta mantan suaminya dan selingkuhannya dulu, apa Alisha sudah gila? Tidak ada wanita yang bisa tahan melihat kebahagiaan merek
Kelly hanya bisa meremas foto-foto itu dengan kesal. Mustahil, bagaimana bisa Alisha menemukan jejak dirinya saat menjadi wanita penghibur beberapa tahun yang lalu.Hanya sebentar ia berada disana untuk bekerja, bagaimana mungkin Alisha bisa menemukan jejaknya?Apa Alisha memiliki orang handal yang pintar mencari informasi? Tidak mungkin. Perusahaan Alisha bukanlah perusahaan besar yang memiliki sumber daya manusia yang luar biasa."Bagaimana Kelly? Kau ingin aku mengirimnya pada Andrew?" ujar Alisha dengan senyuman miring."Atau bagaimana jika aku membeberkan hal ini ke media? Beritamu pasti akan besar seperti halnya beritaku. Bahkan aku bisa membuatnya lebih besar lagi," sambung Alisha kembali.Kelly mulai terlihat pucat pasi mendengar ucapan Alisha. Rahangnya bergemretak menahan amarah melihat Alisha yang tersenyum penuh arti. "Apa maumu?""Ha, tidak seru! Kenapa kau masih saja searogan itu saat kartu matimu ada di tanganku. Memohonlah padaku, Kelly Anderson! Baru aku akan memperca
Awalnya Alisha pikir Gea akan terbawa amarah saat ia lagi-lagi kalah darinya. Namun kali ini berbeda, Alisha terperangah saat melihat Gea malah mengangkat bibirnya membentuk sebuah senyuman. Senyuman licik nan berbahaya. Kedua tangannya ia lipat di depan lalu berkata, "Tidak apa-apa, Kelly. Aku memang sengaja kalah dari Kak Lisha,"Alisha mengangkat alis mendengar ucapan ambigu yang dilontarkan oleh Gea. Apa yang jalang ini maksud sebenarnya?"Sengaja kalah? Kenapa memangnya, Gea?" Kelly terlihat mulai memancing.Semua orang terlihat mencondongkan tubuh mereka, sama-sama ingin tahu jawaban yang akan Gea utarakan."Aku sudah mengambil semuanya dari Kak Lisha, hal ini tidak seberapa dengan pengorbanannya untukku. Dia sungguh berhati mulia mau memberikan suami tercintanya.”"Astaga, malangnya.""Kasihan sekali.""Dia tidak pandai menjaga suaminya."Alisha hanya bisa ternganga mendengar jawaban Gea. Semua orang kembali terkikik geli. Sialan, mereka sengaja menjadikan aib rumah tanggany







