"Dada mu sungguh empuk dan berisi," ucap pria hitam itu yang menaikkan kedua dada Bella Saphira dan menyentuh puncaknya yang berwarna merah muda dengan jemari jempol."Ah..." desah Bella Saphira yang merasakan desiran di dalam tubuhnya. Saat kedua dadanya di mainkan lagi oleh jemari pria hitam."Suara merdu mu sungguh mengoda manis," ucap pria hitam itu yang meremas kedua dada Bella Saphira dengan remasan lembut dan berapa kali menyentil puncak berwarna kepink itu yang membuat Bella Saphira mendesah dengan merdu dan juga merasakan denyutan di bagian bawah yang menambahkan sesuatu yang tumpul dan keras untuk di masuki ke dalam.Pria hitam itu masih rajin memainkan kedua dada Bella Saphira dengan remasan lembut hingga ke kasar.Rasa sakit dan perih di rasakan oleh Bella Saphira di kedua dadanya yang sejak tadi menjadi korban remasan para pria dan kini ia hanya bisa menyadarkan tubuhnya di dada pria hitam dengan tubuh tidak bertenaga."Mendesah lah lebih merdu lagi," perintah pria hitam
James Arthur menatapi ponselnya yang sudah berlayar hitam, Setelah berapa kali melakukan panggilan ke arah ponsel Cintya. "Apa dia masih marah pada aku?" batin James Arthur yang lebih mencemaskan Cintya daripada menghubungi Bella Saphira yang merupakan calon istri. Hati James Arthur yang semakin gelisah sepanjang perjalanan, Ia mengemudikan mobilnya ke arah jalan satunya lagi yang menuju ke arah rumah Cintya untuk mencari tahu apa yang terjadi pada Cintya yang tiada kabar seharian ini. Setelah itu baru cari kabar Bella Saphira. "Aku harap tidak terjadi apapun padamu," ucap James Arthur dengan hati gelisahnya. *** Hari mulai malam, Bella Saphira yang tidak punya tempat untuk pulang. Ia memilih menyewa kamar hotel kelas sedang untuk istirahat dan mengabari Eric jika hari ini dirinya tidak masuk kerja karena kena muntaber. Semua ini di lakukan Bella Saphira untuk menipu Eric yang merupakan bos cafe dan klub malam Norm. Agar tidak curiga dengan apa yang di alami, Karena Bella Saphira
Ella Saphira berjalan menaiki anak tangga secara tergesah-gesah. Ia sampai ke lantai dua dengan nafas tersengal-sengal. Lalu mengetuk pintu kamar Cintya berapa kali dengan ketukan kuat. Cintya yang terganggu akan suara dari ketukkan pintu. Ia bangun dari atas ranjang untuk membuka pintu tersebut untuk memarahi ibu tiri yang di anggap menganggu tidurnya. "Ada apa sih Bu?" tanya Cintya dengan nada tidak senangnya kepada ibu tirinya. Ella Saphira masih berusaha menenangkan nafasnya. Lalu mulai bersuara. "Ada James Arthur di luar," balas Ella Saphira yang berusaha mengatur nafasnya yang masih tersengal-sengal. Apa yang di katakan oleh Ella Saphira mengejutkan Cintya. Cintya terlihat panik, ia takut apa yang di lakukan kepada Bella Saphira akan terbongkar. Sehingga James Arthur sengaja datang ke rumah untuk mencari dirinya. "Bagaimana ini Bu," ujar Cintya yang ketakutan. Seakan tahu apa yang di lakukan oleh Cintya di luar sana. Ella Saphira mendekati Cintya. Ia mengacak-acak rambut
James Arthur menatapi Cintya dengan tatapan rumit."Aku hanya pulang untuk istirahat," dusta James Arthur yang tidak ingin membuat Cintya cemburu kepada Bella Saphira.Cintya mencebikan bibirnya sebagai tanda protes kepada James Arthur."Aku di duakan terus," ujar Cintya lirih dengan memasang pose menyedihkan.James Arthur menghela nafas panjang akan sikap Cintya yang benar-benar manja dan cemburuan terhadap Bella Saphira."Maaf, Jangan marah. Aku tahu diri," lanjut Cintya dengan sikap lebih sopan lagi. Ia berpura-pura tidak akan menuntut apapun dari James Arthur lagi. Tepatnya memperlihatkan sikap seolah sudah lelah dengan cinta James Arthur yang tidak pasti."Bersabar dulu," balas James Arthur yang mencoba menghibur Cintya."Aku tahu, Mungkin karena aku tidak sabaran. Jadi bersikap seperti itu," ujar Cintya yang masih memperlihatkan sikap menyesal atas apa yang ia lakukan barusan. Dengan tingkah seperti anak-anak.James Arthur sedikit menahan tawa, Lalu ia menahan kantuk."Kau kenap
"Silahkan duduk," ucap dokter tersebut dengan memperlihatkan kedua mata jelatan ke arah tubuh Bella Saphira. Bella Saphira duduk dengan tubuh berasa tidak nyaman, Karena mata dokter itu sejak tadi memperhatikan kedua dadanya yang besar tanpa mengenakan dalaman sama sekali. Sebenarnya Bella Saphira bukannya sengaja untuk tidak memakai bra, Tapi karena terasa tidak nyaman mengenakan bra di saat kedua dadanya bengkak seperti ini. Akibat cengkeraman dari tangan para pria yang menikmati kemolekan tubuhnya selama berapa hari. Dokter itu menelan saliva dengan susah payah. Ia melihat ke arah perawat yang menyusun berkas pasien. "Sus tolong ambilkan sarung tangan karet dan tisue!" perintah dokter yang memerintah perawat yang di anggap menganggu di dalam ruangan. "Baik," ucap perawat yang tidak curiga sama sekali dengan apa yang di katakan oleh dokter tersebut. Dokter itu kembali menatapi sosok Bella Saphira yang duduk di hadapannya. "Apa keluhan anda?" tanya dokter yang sudah bergairah t
Dokter itu tidak perduli. Ia semakin menurunkan jemarinya ke bawah untuk mengoda tubuh Bella Saphira yang sejak tadi memancing gairah dan nafsu pada dirinya. Jemari dokter itu perlahan-lahan bergerak untuk membuka lipatan demi lipatan celah inti Bella Saphira. Kemudian menyusupkan kedua jemarinya ke dalam celah yang basah dan hangat."Hanya dengan pemeriksaan ini, Kamu sudah basah?" tanya dokter itu yang mulai mengerakkan jemarinya di dalam inti Bella Saphira dengan gerakkan lembut untuk memancing gairah di tubuh Bella Saphira semakin meninggi."Ahhh... Hentikan.." pinta Bella Saphira memohon. Ia tidak sanggup di siksa seperti ini oleh dokter yang melakukan pemeriksaan kepada tubuhnya yang seperti melakukan perlecehan."Jangan banyak mengeluarkan suara!" perintah dokter itu yang semakin mengerakkan jemarinya di dalam celah inti Bella Saphira untuk merasakan betapa nikmat dan hangat dinding celah inti tersebut.Bella Saphira mengigit bibirnya dengan kuat. Ia membiarkan dokter itu menc
"Jangan-jangan wanita ini hamil dan sekarang berniat untuk mengugurkan benih tak jelas itu," ucap William Randolph dengan tuduhan yang tidak masuk akal kepada Bella Saphira.Kedua mata William Randolph masih mengawasi gerak-gerik Bella Saphira yang sudah selesai antri obat. Ia segera menyusul Bella Saphira dengan menarik pergelangan tangan Bella Saphira secara kasar.Bella Saphira yang terkejut, Ia segera menghempaskan tangan William Randolph secara kasar di depan umum."Ohhh..." cibir William Randolph dengan tatapan mata dari atas hingga ke arah bawah yang tidak di hiraukan oleh Bella Saphira.Bella Saphira memilih untuk pergi dari hadapan William Randolph. Sebelum ia kembali di lecehkan oleh para pria yang menginginkan kemolekan tubuhnya.William Randolph awalnya hendak mengejar Bella Saphira untuk memberikan pelajaran. Tapi mengingat waktu pemeriksaan untuk terong lembeknya. Dengan hati kesal, William Randolph mengulurkan niatnya. "Lain kali aku akan membuat kau membayar semua pen
"Obat kuat? Wah hebat sekali dan malam ini kau bisa mempraktekkan kepada para jalang. Jangan lupa untuk membeli kondom," saran Ricky dengan nasehat tidak baiknya kepada William Randolph.Merasakan apa yang di katakan Ricky ada benarnya. William Clanton segera memboking ruangan privasi untuk bisa bermain para jalang. Tepatnya untuk mengetes kekuatan terongnya nanti malam."Kita ketemu malam ini," balas William Randolph yang ingin mengakhiri pembicaraan dengan Ricky."Aku akan menjebak Bella Saphira untuk melayani kita berdua," saran Ricky yang sudah tidak sabaran menikmati tubuh Bella Saphira yang merupakan hayalan fantasis para pria."Kau atur aja," balas William Randolph yang menguap besar. Ia memilih duduk di dalam mobil daripada berdiri dengan posisi bodoh."Aku akan menjemputmu nanti," ucap Ricky yang mengakhiri pembicaraan dengan William Randolph.William Randolph melihat layar ponselnya yang sudah hitam. Ia tersenyum bahagia karena malam ini ia bisa melecehkan Bella Saphira unt