Share

4

Penulis: ANGELA HIKARU
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-03 20:54:48

"Ini alasan aku tidak mau menerima tantangan wanita gila itu," ucap Ricky dengan tawanya yang renyah dan masih mengejek pria tua yang di angkat pergi oleh dua pekerja dengan badan kekar.

William Randolph membelalakkan kedua matanya. Ia tidak percaya melihat pria tua itu sudah tumbang dalam hitungan detik. Kemudian di depak keluar darri dalam klub malam Norm dalam waktu cepat dalam hitungan waktu tidak sampai lima menit.

"Cara main kafe Norm tergolong sadis," ucap Ricky yang melihat minuman yang sisa sedikit di dalam gelas. Kemudian segera menenguknya sampai habis dengan tujuan ingin segera meninggalkan klub malam.

William Randolph masih diam. Ia masih mencerna kata-kata dari Ricky barusan.

"Aku mau pulang," lanjut Ricky yang tidak ingin berlama-lama di dalam klub malam. karena jam sudah menunjukkan jam 1 malam. ia harus kembali ke rumah, sebelum dapat bom dari sang ayah yang seperti moster itu. Tepatnya, tidak ingin ketahuan oleh ayahnya yang merupakan seorang miliader kaya raya. bahwa ia di luar adalah pria bejad dan tidak tahu diri yang selalu bermain jalang satu demi satu untuk menuntaskan gairah di dalam tubuhnya

William Randolph yang tidak punya pilihan, akhirnya memilih pulang bersama dengan Ricky. Karena ia pergi dan pulang selalu menumpang mobil Ricky. Alias selalu menjadikan Ricky sebagai supir pribadi untuk kemana-mana tanpa perlu bersusah payah untuk mencari alasan untuk menjawab pertanyaan dari Robert Randolph setiap malam.

"Apa rencanamu kedepannya?" tanya Ricky penasaran. karena ia tahu William Randoplh adalah tipe pria pembalas dendam sampai ke akar-akarnya. Dengan memberikan penderitaan yang lebih dari penderitaan di dalam neraka kepada para pembully.

William Randolph yang menyadarkan kepalanya di kaca mobil. Ia menghela nafas panjang dari kedua lubang di hidung.

"Belum tahu, masih memantau situasi. baru bisa mengambil keputusan, aku tidak mau salah melangkah yang akhirnya bisa membahayakan nyawa. sial-sial aku impoten selamanya," jelas William Randolph yang selalu hati-hati melangkah untuk tidak tergesah-gesah seperti berapa tahun lalu yang membuat terong perkasanya mati suri sampai sekarang ini.

Ricky menaikkan kedua alisnya, ketika mendengar penjelasan William Randolph yang sungguh masuk akal 

"Semoga rencanamu berhasil dan jangan lupa untuk bagi-bagi, kita akan menikmati tubuh Bella Saphira bersama-sama. biar wanita sialan itu tahu, betapa hebatnya kita di atas ranjang. apalagi main bertiga," ucap Ricky dengan niat jahatnya yang selalu bermain bertiga dengan berapa rekannya di luar negeri.

"Aku akan menciptakan neraka untuk wanita jalang itu, aku bersumpah itu. Tidak akan aku biarkan dia berbahagia sedikitpun," seru William Randolph dengan emosinya yang sudah hampir meletus keluar.

Ricky tertawa renyah dengan rencana jahat William Randolph yang benar-benar gila.

"Apakah wanita itu adalah wanita di masa lalu mu itu? oopsss, wanita yang membuat terongmu yang perkasa itu mati suri sampai sekarang ini?" tanya Ricky yang masih saja kepo, ketika melihat wajah William Randolph yang dendam kesumat berapa hari ini kepada Bella Saphira.

"Ya, wanita sialan itu adalah wanita itu. wanita yang membuat aku hampir tidak bisa bertelur lagi," balas William dengan suara kerasnya.

Ricky menaikkan sebelah alisnya, ia merasa dirinya masih beruntung. Setidaknya semua aksi bejatnya tidak mendatangkan karma untuknya di masa lalu dan masa kini.

"Sekarang mau kemana lagi?" tanya Ricky yang akan membelokkan mobilnya ke arah jalan satunya lagi yang merupakan jalan ke arah rumah William Randolph.

"Pulang," balas William Randolph yang sudah tidak berniat kemana-mana lagi, selain pulang kerumah dan tidur di atas ranjang yang empuk. Sembari memikirkan rencana kedepannya tanpa ketahuan sang ayah.

Ricky mengerutkan dahinya sesaat.

"Baiklah," ucap Ricky yang mengantar Willliam Randolph duluan, baru ia pulang ke rumahnya dengan santai tanpa gangguan dari William Randolph yang selalu mengoceh tanpa henti di dalam mobil.

Mobil yang di kemudikan oleh Ricky sampai di depan pagar mewah dengan nuasa aristokrat.

William Randolph segera turun dari dalam mobil Ricky yang terpakir tidak jauh dari kediaman Randolph.

Berapa penjaga yang melihat William Randolph memilih menutup mata dan membiarkan William Randolph berjalan seperti maling yang mengedap-ngedap untuk masuk ke dalam rumah mewah. Karena mereka sudah tahu kebiasan buruk William Rondolph setiap malam.

Melihat kanan dan kiri sudah aman, William berjalan ke depan pintu utama untuk berusaha masuk ke dalam rumah sang ayah yang merupakan seorang mafia kelas kakap.

Dengan hati-hati, William Randolph membuka pintu utama dengan pelan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun yang bisa memancing kecurigaan sang ayah kapan saja. Di saat posisi sedang duduk diam di atas sofa mewah.

Apa yang sudah di lakukan oleh William Randolph dengan cara berjalan mengedap-ngedap seperti maling kelas rendahan. Robert Randolph mulai berdiri dari tempat duduknya.

"Dari mana saja kau?" seru Robert Randolph yang melihat William Randolph pulang dengan tubuh bau alkohol tajam yang menusuk hidung.

Tubuh William langsung menegang mendadak mendapatin suara ayahnya yang penuh pertanyaan. Alias kemarahan yang tidak bisa di lukiskan dengan kata-kata lagi.

"Apa kau tuli?" lanjut Robert Randolph yang berjalan ke arah William Randolph dengan sebelah tongkat bertata hiasan emas di pegangan.

William Randolph menelan saliva dengan susah payah dan juga berusaha untuk bersikap tenang untuk menghadapi kemurkahan sang ayah yang di pastikan akan meletus kapan saja.

"Dari klub malam," balas William Randolph jujur daripada berbohong yang bisa menyebabkan masalah besar seperti tsunami yang mempunyai tinggi puluhan meter yang bisa menengelamkan satu pulau dalam hitungan detik.

Mendengar jawaban dari William Randolph. Robert Randolph sungguh tidak senang dan juga tidak suka dengan kebiasaan William Randolph yang seperti pria penjahat kelamin yang berburu para jalang di malam hari untuk di setubuhi setiap hari dengan alibi untuk kepuasan batin.

"Klub malam dan klub malam, berapa uang yang kau habiskan untuk wanita jalang?" seru Robert Randolph kesal dengan sikap William Randolph yang selalu bermain jalang setiap harinya dan juga selalu pulang dengan badan bau alkohol tajam.

William Randolph hanya bisa mendengus kesal akan sikap ayahnya yang terkesan sangat kolot dan tidak modern sama sekali.

"Tidak main, hanya menemani Ricky untuk minum alkohol seperti biasanya."

Raut wajah Robert Randolph langsung berubah.

"Kau kira aku percaya, mana Mungkin Ricky Leonard mau melakukan hal sekotor itu?" seru Robert Randolph yang mengenal Ricky Leonard sebagai anak yang alim dan berbakti kepada orang tua. Bahkan selalu di perusahan tanpa pergi kemanapun atau mengantikan Adam Leonard untuk pergi keluar untuk mengurus bisnis kerjasama dengan perusahan lain.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fiiz Hap
ternyata buaya darat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Benci Berbuah Cinta   182

    Panggilan masuk itu berbunyi berulang kali. William Randolph yang sudah terkapar tidak sadar diri, ia tidak menyadari bunyi ponsel yang tiada berhenti.Raisa Andriana yang sejak tadi menghubungi William Randolph. Wajah cantiknya kini terlihat menghitam setelah panggilan berpuluh-puluhan kali tidak di respon oleh William Randolph."Jangan bermimpi kau bisa kabur dari aku setelah mencampakkan aku seperti sampah," batin Raisa Andriana yang masih terobsesi kepada William Randolph serta kekayaan yang di miliki oleh William Randolph.Melihat hari sudah menunjukkan jam 5 pagi, Raisa Andriana memutuskan untuk makan sedikit di bandara untuk mengisi tenaga. Kemudian langsung pergi ke hotel mewah untuk istirahat.***Ujung mata Ricky menatapi kedua kembar yang keluar dari mobil mewah dan di temani oleh seorang pria yang tidak lain adalah Adam Levine."Daddy," seru kedua kembar yang nempel seperti prangko. Sebelum masuk ke dalam halaman sekolah."Belajar yang rajin," Adam Levine memeluk kedua kemb

  • Benci Berbuah Cinta   181

    Mendengar apa yang di katakan oleh pria tua di hadapannya, tawa Cindy semakin nyaring. Semua tamu yang hadir hanya bisa memandang satu sama lain. Mereka tanpa bersuara."Putri kata mu?" seru Cindy yang berusaha berdiri. Ia menatapi Bella dengan senyuman jahat, kemudian membuang ludah sebagai penghinaan.Erik Stephen mengerutkan dahi semakin dalam, ia tidak suka ada yang merusak acara ulang tahun kedua cucu kembar."Wanita jalang itu sudah tidur dengan banyak pria dan kini pria tua itu adalah simpan jalang itu," seru Cindy yang masih emosional dan ia tidak iklhas hidup Bella lebih baik dari dirinya.Bella yang kehabisan kesabaran, ia berjalan ke arah Cindy dengan menghadiahkan satu tamparan keras yang membuat semua tamu ternganga."Tutup mulut jahatmu, berani menghina ayah aku. Aku bersumpah kau tidak akan hidup dengan tenang."Apa yang di katakan oleh Bella mengaketkan semua tamu yang hadir. Termasuk Ricky dan Adam Leonard yang melihat Bella yang menjambak rambut pirang Cindy dengan

  • Benci Berbuah Cinta   180

    Ricky merasa apa yang dilakukan oleh Adam Levine sangat lucu."Pria sampah seperti kau hanya bisa berlindung di belakang wanita," cibir Ricky dalam hati dengan membalas tatapan ancaman dari Adam Levine.Keduanya terlihat saling memperingati satu sama lain. Ricky yang tidak ingin topeng aslinya terbongkar di depan umum, Ia segera mengikuti sang ayah ke tempat lain.Adam Leonard ingin mewancari Ricky secara detail. Tapi melihat Ricky menguap berapa kali dan memijit kepala, niatnya terundur.Untuk menutupi kecurigaan sang ayah, Ricky sengaja meminta air putih kepada salah satu pelayan yang berjalan lalu lalang."Kau kenapa?" tanya Adam Leonard yang melihat Ricky menelan satu pil obat.“Sakit kepala,” balas Ricky yang melemparkan bungkusan obat kepada Adam Leonard yang duduk di depan.Adam Leonard menatapi bungkusan obat di atas meja depan wajah dengan tidak senang.“Mengapa ada yang bau badan di pesta ini?” dusta Ricky yang menutup hidung dengan sapu tangan dan sebelah tangan memijit dahi

  • Benci Berbuah Cinta   179

    melihat sikap Erick Stephen yang posesif kepada gadis kecil itu. Emosi Roberth Randolph seketika mendidih. Ia merasa terkalahkan dalam hal untuk memiliki sesuatu.Robert Randolph berdiri dari tempat duduknya. Ia tidak ingin Erick Stephen memonopoli Lilica seorang diri.Tanpa kata-kata, Erick Stephen memilih untuk pergi dari hadapan Robert Randolph dengan tujuan menjauhkan Lilica dari Robert Randolph.Robert Randolph yang ingin melangkahkan kakinya, namun ia terhalang oleh Anton Bachrul."Jangan gegabah tuan," saran Anton Bachrul yang tidak ingin Robert Randolph kena masalah. Mengingat latar belakang Erick Stephen yang terkenal di dunia hitam."Apakah tuhan membalas apa yang aku lakukan di masa lalu dengan cara seperti ini," Robert Randolph berusaha menahan kesedihan, kemarahan dan ketakutan menjadi satu di dalam hati.Anton Bachrul tidak mengerti apa yang di katakan oleh Robert Randolph, ia segera membawa Robert Randolph untuk segera kembali ke rumah utama.Di rumah utama, Robert Rand

  • Benci Berbuah Cinta   178

    "Apa katamu tua Bangka," seru Cindy yang tidak terima atas kata-kata Deep Arthur yang merupakan ayah mertua. "Tidak sopan," Deep Arthur yang tidak tahan dengan sikap Cindy yang kian hari kian kurang kurang ajar. Ia langsung menyiramkan satu ember air ke arah Cindy. Cindy melap wajahnya yang basah, ia berdiri dari tempat duduk dengan wajah hitam. Rasa marah dan sesak bercampur jadi satu di dalam hati. "Tua Bangka sialan, aku berharap kau cepat masuk tanah." Cindy meraih tas mewah, ia berlari dari ruang tamu dengan emosi membara sembari mengumpat berulang kali. Sedangkan Anne Arthur berusaha mengejar Cindy dari arah belakang. "Sekalian saja kau ikut wanita mandul itu pergi, maka tidak perlu kembali lagi ke sini!" tegas Deep Arthur yang membanting ember ke lantai. Langkah kaki Anne Arthur terhenti, ia tidak berani mengejar langkah kaki Cindy lagi. Ketika sebuah suara berat berupa ancaman terdengar nyaring. "Aku heran kenapa James bisa menikahi wanita ini," seru Deep Arthur yang lup

  • Benci Berbuah Cinta   177

    "Aku kan bercanda, lagian Adam pasti akan marah besar. Jika tau aku bekerja," Bella tertawa pelan. Kemudian menarik Erick Stephen keluar dari rumah.Kerutan di dahi Erick Stephen terlihat semakin dalam ketika melihat tingkah Bella hari ini."Temani aku jalan-jalan! Kita sudah lama tidak berjalan bersama sebagai ayah dan anak," Bella sedikit memaksa kehendaknya kepada Erick Stephen untuk keluar dari dalam rumah.Erick Stephen yang tidak ingin Bella stres. Ia pun setuju akan permintaan Bella hari ini.Di mall, Bella melirik barang mewah keluaran terbaru."Aku mau tas ini," ucap Bella dan seorang wanita secara bersamaan.Wanita itu terlihat tidak suka ada yang mengincar barang yang ia sukai. Sedangkan Bella masa bodoh."Aku pikir siapa, ternyata kau Bella. Oops wanita jalang," Cindy sengaja menyindir Bella untuk membalas sakit hati di pameran perhiasan di Paris."Oh ada pelakor," balas Bella dengan tatapan menyindir. Ia pun melap jari-jari dengan tissue basah anti kuman di depan Cindy.T

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status