James Arthur memperlihatkan senyuman di wajah tampannya, sekaligus mengutuk Bella Saphira yang bisa membaca pikirannya.
"Tidak, aku butuh uang untuk membayar dana percetakan surat undangan pernikahan kita," dusta James Arthur yang menyentuh bibir merah Bella Saphira yang masih bergetar. Lalu kembali menyiksa inti Bella Saphira semakin kasar. Karena perasaan James Arthur kesal akan pertanyaan Bella Saphira yang seolah menghina dirinya.
"Ahhh... James... Tolong hentikan, ini menyakitkan sekali?" pinta Bella Saphira memohon pilu.
James Arthur tidak menghentikan gerakan jarinya. Sebaliknya ia semakin menyiksa celah inti Bella Saphira dan lidahnya terus menjilati leher Bella Saphira sampai ke bibir Bella Saphira.
"Ahhhhh James," desah Bella Saphira yang berusaha menolak ciuman James Arthur.
Ciuman dan di sertai pangutan di berikan oleh James Arthur kepada bibir Bella Saphira yang sejak tadi mendesah tidak karuan.
"Aku tidak akan membiarkan kau menolaknya," batin James Arthur yang masih kesal bukan main.
Sebelah tangan James Arthur sudah masuk ke dalam bra yang di kenakan oleh Bella Saphira. Lalu meremas kedua dada secara bergantian. Kemudian menjepit puncak dada Bella Saphira dengan jemari.
"Hmmmppp," Bella Saphira berusaha melepaskan diri dari ciuman James Arthur yang semakin memabukkan.
James Arthur yang mendapatkan perlawanan dari Bella Saphira. Ia semakin memperdalam ciumannya di bibir Bella Saphira.
Bella Saphira yang terbuai akan ciuman dari James Artur, ia membiarkan James Artur mengait lidahnya untuk saling bertukar saliva. Bahkan mencengkram baju di dada James Arthur, agar bisa memperdalam ciuman balasan kepada James Arthur yang sedari mencicipi bibirnya tanpa henti.
Bella Saphira tidak bisa bersuara. Bibirnya di bungkam oleh ciuman dan tubuhnya di serang secara dua arah yang memberikan kenikmatan yang berlipat-lipat dari sebelumnya.
Puas menyiksa Bella Saphira yang kini tidak berdaya. James Arthur melepaskan ciumannya dan juga berhenti meremas kedua dada Bella Saphira. Termasuk mencabut jemarinya dari celah yang hangat dan basah itu.
"Hisap!" perintah James Arthur yang ingin Bella Saphira menghisap semua cairan bekas perlepasan yang masih menempel di jemarinya.
"Semua akan baik-baik saja," ucap James Arthur yang berusaha menyakinkan Bella Saphira untuk tidak ragu dan tidak takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Bella Saphira agak ragu untuk melakukannya ketika melihat banyak mata menatapi tubuhnya dengan tatapan lapar dan penuh nafsu.
"Tenang saja, mereka tidak akan menyakiti dirimu. Lakukan seperti yang pernah kamu lakukan kepada pria hidung belang di kafe Norm," ucap James Arthur dengan bisikkan kecil. Kemudian sebelah tangannya menyusup masuk ke dalam pakaian dalam yang di kenakan oleh Bella Saphira lalu menariknya hingga menurun sedikit ke bawah untuk memancing gairah para pria yang duduk dengan berliur. Sorak-sorak teriakan dari pria terdengar oleh telinga Bella Saphira. Ketika mereka melihat pakaian dalam Bella Saphira yang menurun setengah. "James, aku tidak mau melakukannya. Aku malu," lirih Bella Saphira yang berusaha menaikkan celana dalamnya ke atas. Namun tubuhnya langsung di tarik seorang pria yang sudah tidak sabaran untuk bermain lebih panas lagi. "Puaskan kami manis," ucap pria berbadan kekar hitam itu memeluk tubuh Bella Saphira dari belakang dan salah satu tangannya sudah meremas dada kiri Bella Saphira dengan remasan kuat. "Ahh..." desah Bella Saphira secara mendadak karena ulah ta
Keempat pria itu tidak perduli dengan perlawanan Bella Saphira yang mencoba melepaskan diri. Sebaliknya mereka masih sibuk mencicipi kemolekan tubuh Bella Saphira yang kini tidak berdaya sama sekali. "Ahhh..." desah Bella Saphira di sela-sela ciuman pria hitam itu yang masih melumati bibirnya dengan rakus. Hap Hap Hap Hap Hap Hal Hap Pria kurus itu masih sibuk menyusui dada besar Bella Saphira dengan bibirnya. Lalu mengulum puncak dada berwarna pink itu dengan di isap. Lalu di tarik puncaknya dengan mengunakan gigi. "Ahhh .." desah Bella Saphira yang merasakan sensasi nikmat di kedua dadanya yang di hisap oleh bibir pria kurus secara silih berganti di sertai dengan remasan lembut. "Ahhhh... Ahhh... Ahhh..." desah Bella Saphira semakin nyaring. Ketika atas dan bawah di serang secara bersamaan. Hingga kenikmatan yang di rasakan oleh tubuhnya berlipat-lipat dari sebelumnya. Pria yang berlutut di hadapan Bella Saphira masih rajin memanjakan inti Bella Saphira dengan lidahnya yang me
"Jalang seperti mu masih bisa jual mahal," ucap pria itu yang geram melihat sikap Bella Saphira yang tidak menurut. Bella Saphira masih memalingkan wajahnya ke arah lain sebagai bentuk penolakkan. Pria hitam itu yang sudah kehabisan kesabaran. Ia menggunakan rudalnya yang besar itu untuk menampar wajah Bella Saphira berapa kali. Kemudian memaksa mulut Bella Saphira untuk terbuka. "Kau harus melakukan apa yang aku minta," ucap pria hitam itu yang memasukkan rudalnya ke dalam mulut Bella Saphira dengan satu kali hentakkan. Bella Saphira yang tidak bisa bersuara. Ia mencakar kedua paha pria itu dengan harapan pria itu mau melepaskan rudalnya yang berukuran besar yang berapa kali masuk ke dalam tenggorokan. "Ini sungguh luar biasa enak," ucap kedua pria secara bersamaan dan ia masih sibuk memanjakan rudalnya di dalam tubuh Bella Saphira. James Arthur yang melihat Bella Saphira di setubuhi secara dua arah secara bersamaan. Ia hanya tersenyum melihat pemandangan yang lumayan menjijik
"Ke apertemen aku, aku hanya ingin membersihkan tubuhmu dari sentuhan pria barusan. Tepatnya kita akan bercinta malam ini," ucap James Arthur yang merangkul pinggul Bella Saphira dengan mesra, Seolah mengatakan apa yang ia inginkan malam ini dengan harapan Bella Saphira tidak menolak ke inginnya untuk bercinta secara intim. Mendengar apa yang di katakan oleh James Arthur, perasaan Bella Saphira semakin tidak senang sama sekali. Tapi ia masih menjaga perasaan James Arthur yang merupakan pria yang ia cintai selama ini. "Tidak mau, sekarang sudah jam lima pagi. Aku harus tidur," tolak Bella Saphira secara halus dengan harapan James Arthur mengerti akan situasi yang ia hadapi saat ini. Mendapatkan penolakan Bella Saphira yang terasa menghina harga dirinya, James Arthur berusaha untuk tenang agar emosinya tidak meledak keluar. "Tidak apa, kamu tidur saja di sini. Nanti aku antar kamu pergi kerja bagaimana?" tawar James Arthur dengan bujuk rayuannya dan berusaha mendapatkan apa yang menj
Puas nenyiksa BellaSaphira dengan kenikmatan, James Arthurm menarik kedua jemarinya. Ia menjilati kedua jemari itu seperti menjilati ice cream. Kemudian membuka kedua kaki Bella Saphira secara lebar. "Menakjubkan," puji James Arthur yang melihat keindahan tersebut. Kemudian ia kembali melahap cairan perlepasan milik Bella Saphira dengan bibirnya. "Ahhh..." desah Bella Saphira yang tidak tahan akan kenikmatan tersebut. Ia semakin menekan kepala James Arthur dan bibirnya mengeluarkan suara merdu yang nakal. Sebenarnya James Arthur ingin memasuki tubuh Bella Saphira dengan satu kali hentakan. Tapi ia merasa sangat sayang untuk melakukannya. Karena akan kehilangan uang yang di nantikan selama ini. "Lebih baik aku main di lubang yang satunya lagi," batin James Arthur yang membalikkan tubuh Bella Saphira hingga menjadi posisi menungging. "Kau mau apa," tanya Bella Saphira di sela-sela nafas lelahnya. Ketika jemari James Arthur membuka sela bokongnya. "Menikmati tubuh mu baby," ucap Ja
"Kenapa baru pulang, Ini sudah jam berapa?" tanya ibu Bella Saphira dengan nada tidak senangnya. Ketika melihat Bella Saphira memasuki rumah tanpa menyapa dirinya yang merupakan ibu kandung. Bella Saphira melirik ke arah ibunya yang berdiri di depan pintu kamar. Ibu kandung yang berbagi kasih dengan Cintya. "Suka hati aku," balas Bella Saphira judes dan langsung berjalan melewati ibunya dengan sikap acuh tak acuhnya untuk masuk ke dalam kamarnya. Ella Saphira berdecak kesal dengan kelakuan Bella Saphira yang selalu menantang dirinya dan tidak mau menjadi anak penurut, Sejak ia menikah lagi dengan pria lain. Selesai berganti pakaian, Bella Saphira segera berjalan keluar dari dalam rumah dengan sikap dingin tanpa berpamitan dengan Ella Saphira yang kini duduk di kursi ruang tamu. Ella Saphira masih melototi Bella Saphira dengan tatapan mata penuh kebencian dan kemarahan kepada putri kandungnya. Seperti biasa, Bella Saphira berjalan keluar dari dalam rumah dengan santai. Seolah-olah
Kedua mata Bella Saphira menatapi pelayan tadi sudah pergi. Ia kembali sibuk melanjutkan makanan yang tertunda barusan. Termasuk menyantap roti yang selesai di panggang. "Enak," batin Bella Saphira yang sibuk menyantap roti satu persatu di hadapannya. Bella Saphira tidak tahu mana yang di jual dan mana untuk di makan. Semuanya ia makan sampai tidak tersisa sama sekali. "Kenyang," gumam Bella Saphira dengan wajah bodohnya sembari terkantuk-kantuk karena kekenyangan. Melihat jam masuk kerja masih lama, Bella Saphira memilih untuk duduk bodoh sembari melihat layar ponsel yang terdapat berapa pesan romantis dari James Arthur. *** Di luar klub malam. Pria itu segera menghubungi CEO Ricky untuk meminta bayaran atas jasanya yang mendapatkan nomor ponsel Bella Saphira. Ricky yang sedang bekerja. Ia menghentikan aktivitasnya, lalu segera meraih ponsel di dalam saku untuk di lihat siapa yang sedang menghubungi dirinya. "Siapa lagi sih," gerutu Ricky di dalam hati. Karena terusik akan pa
Bella Saphira segera meraih ponselnya, ketika di lihat nama yang tertera di layar ponsel bukan nama James Arthur. "Sial, Ternyata bukan dari James. Padahal sudah aku pikir dari James," decak Bella Saphira hanya bisa mendengus kesal karena yang melakukan panggilan video call adalah CEO Ricky yang terkenal playboy itu. "Melihat foto profilmu yang menjijikkan itu sudah membuat aku mual," batin Bella Saphira yang tidak ada niat untuk mengangkat panggilan video call dari CEO Ricky yang sejak tadi meneror dirinya dengan banyak panggilan masuk secara bertubi-tubi. Kesal dan terganggu akan ulah Ricky, Bella Saphira memilih untuk menaruh ponselnya ke tempat semula. Kini ia sibuk menghapus kotoran wajahnya dengan toner untuk di pakaikan alas bedak. Ricky yang tidak mendapatkan respon dari Bella Saphira. Ia mendengus kesal berulang kali. "Dasar jalang yang sok jual mahal," umpat Ricky yang kembali menghubungi Bella Saphira untuk kesekian kalinya. Namun tidak di hiraukan oleh Bella Saphira y