Share

6

Seakan dunia milik berdua. Keduanya tidak menyadari ada seorang satpam yang  menatapi keduanya dengan tatapan wajah tidak suka.

Satpam itu melihat jam tangannya yang menunjukkan jam 3 pagi, tetapi sejoli itu semakin tidak sadar diri dan sibuk meremas ini itu di tubuh lawannya. Seolah-olah dunia sudah milik mereka berdua dan yang lain hanya menumpang.

Satpam yang kehilangan kesabaran, langsung berdehem. Agar sepasang sejoli sadar diri dan kembali kediaman masing-masing. Daripada mempraktekkan kemesraan di depan umum pada jam 3 dini hari.

"Ehhem.." 

Dehem seorang satpam yang menegur sejoli yang sedang bermestraan di depan pintuk klub malam NORM yang akan di tutup detik ini. Menyadarkan keduanya yang sedang di mabuk oleh cinta.

James Arthur menatapi satpam itu dengan tatapan tidak suka. Lalu menarik Bella Saphira untuk menjauhi satpam yang sedari tadi menatapi tubuh Bella Saphira dengan tatapan penuh nafsu dan gairah.

Sebelum masuk ke dalam mobil, James Arthur mengacuhkan jari tengahnya kepada satpam botak yang sedari menatapi dirinya dan Bella Saphira.

Satpam itu hanya membalas dengan senyuman miring. Melihat kelakuan James Arthur yang banyak tingkah. Ia yakin, suatu saat James Arthur akan kena masalah.

"Jangan marah lagi," ucap Bella Saphira yang tidak ingin James Arthur kesal karena ulah satpam tadi.

"Tidak marah, hanya kesal saja sama satpam tidak tahu diri itu. Jelas-jelas dia iri sama kita, maka seperti itu."

"Biarkan saja. Namanya juga orang iri melihat ke mesraan kita berdua."

James Arthur hanya bisa berdecak kesal dengan mengemudikan mobil pergi dari hadapan cafe Norm.

Di dalam mobil, Bella Saphira menyandarkan kepalanya ke arah bahu James Arthur yang sedang mengemudikan mobil ke arah jalan raya sembari mengerutu.

"Bell, kita ulangi lagi yuk?" ucap James Arthur yang memakirkan mobilnya di tepi jalan di salah satu rumah warga.

"Ulangi apa?" tanya Bella Saphira dengan wajah polosnya.

"Ulangi apa yang kita lakukan barusan," balas James Arthur yang  langsung meraih tubuh Bella Saphira dan mencium bibir Bella Saphira berkali-kali untuk menyalurkan hasrah yang terpendam sejak tadi.

Awalnya Bella Saphira tidak ingin melakukannya, tetapi ia juga tidak dapat menolak permintaan James Arthur karena rasa cintanya yang besar.

Ciuman James Arthur di balas oleh Bella Saphira dengan kedua tangan melingkar di leher James Arthur.

"Ah," desah Bella Saphira yang merasakan kedua belahan bokongnya di remas oleh kedua telapak tangan James Arthur secara kuat.

"Bokongmu kenyal," puji James Arthur yang masih meremas kedua belahan bokong Bella Saphira dengan kuat. Lalu menyusupkan salah satu jarinya ke dalam celana yang di kenakan oleh Bella Saphira.

"Ahhh..." desah Bella Saphira semakin nyaring. Ketika jari telunjuk James Arthur mengocok celah intinya dengan cepat. Seperti yang di lakukan oleh Ricky barusan.

"Siapa yang lebih hebat? Aku atau tamu di klub malam NORM," ucap James Arthur yang menambah satu jarinya lagi ke dalam celah inti Bella Saphira yang berhasil membuat Bella Saphira terpekik kesakitan. Karena kedua jari James Arthur mendadak membentuk bentuk model gunting untuk menyiksa intinya yang masih sempit.

"Sakit,"lirih Bella Saphira yang dengan keringat bercucuran di dahi dan salah satu dadanya di remas dengan kuat oleh telapak tangan James Arthur.

Senyuman James Arthur tetiba miring. Ia ingin mengajak Bella Saphira kesalah satu tempat.

"Katakan kepada aku, siapa yang paling hebat?" ucap James Arthur yang masih meremas dada Bella Saphira dan keluar masuk dari celah inti Bella Saphira yang sudah basah oleh cairan perlepasan.

"K-kau," ucap Bella Saphira dengan keringat bercucuran menahan rasa aneh di seluruh tubuhnya. Ia merasakan sesuatu yang besar akan keluar dari dalam perutnya.

"Pintar," ucap James Arthur yang menambah satu jarinya lagi. Hingga Bella Saphira berteriak nyaring dengan mencengkeram lengan James Arthur untuk  menyingkir dari celah intinya. Tetapi James Arthur tidak menghiraukan apa yang di inginkan oleh Bella Saphira. Ia terus keluar masuk dari celah inti Bella Saphira dan jempolnya mengusap bagian lunak dan kecil itu yang semakin membuat Bella Saphira frustasi karena kenikmatan.

"Apa kau ingin aku memasuki tubuhku?" ucap James Arthur yang masih rajin mengoda inti Bella Saphira yang belum berhasil ia masuki selama ini.

Bella Saphira mengeleng-ngelengkan kepalanya dengan mengigit bibir bawahnya untuk tidak mendesah. 

Melihat expresi wajah Bella Saphira yang masih menolak tawaran darinya.

James Arthur hanya bisa bersabar, tetapi ia memerlukan uang untuk menutupi perjudian yang kalah berapa hari lalu. Maka kini James Arthur tidak akan segan-segan membawa Bella Saphira kesalah satu tempat untuk mendapatkan uang.

"Ahhh," desah Bella Saphira yang tidak bisa menahan desahan lagi. Di sertai dengan cairan hangat keluar dari celah intinya yang masih berdenyut.

James Arthur merasa kedua jarinya tertelan oleh celah inti Bella Saphira yang masih saja begitu ketat. Sehingga ia mempercepat gerakan jemarinya di dalam celah inti Bella Saphira dengan gerakan kasar.

Bella Saphira yang merasakan kesakitan dan kenikmatan. Ia berteriak keras sepanjang permainan jemari tangan James Arthur yang keluar masuk dari celah intinya yang di siksa secara bertubi-tubi.

"Sudah James, aku tidak mau lagi?" ucap Bella Saphira dengan nafas tersengal-sengal dan keringat membasahi tubuhnya.

James Arthur bukannya berhenti, ia masih sibuk memainkan inti tubuh Bella Saphira berulang kali di sertai remasan di dada secara silih berganti.

Entah berapa kali Bella Saphira mengeluarkan cairan bening, ia sudah tidak bisa menghitungnya lagi. Selain membuka kedua kakinya lebih lebar dan mendesah merdu.

"Ah James...." desah Bella Saphira yang berusaha menghentikan gerakan jemari James Arthur yang masih bergerak di dalam celah intinya.

James Arthur yang kesal dengan Bella Saphira yang sering merengek. Ia segera menekan jempolnya pada bagian kecil dan lunak itu. Kemudian mengerakkan dengan cepat.

"Ahhhhh...." pekik Bella Saphira yang menyemprotkan cairan bening dalam jumlah banyak dengan tubuh bergetar.

Melihat Bella Saphira yang sudah terangsang oleh gairah dan permainan jemarinya. James Arthur tersenyum lebar untuk menjalankan rencana selanjutnya.

"Kau sungguh ketat sayang," puji James Arthur yang berbisik di telinga Bella Saphira. Kemudian mengerakkan jemarinya dengan lembut di bawah sana.

Nafas Bella Saphira tersengal-sengal, ketika James Arthur menarik keluar dua jemari yang sedari menprokan-porakan celah intinya yang masih sempit itu.

"Kita ke suatu tempat," ajak James Arthur yang menatapi Bella Saphira yang terduduk lemas dengan kedua kaki terbuka.

"Kemana?" tanya Bella Saphira yang berusaha mengumpulkan sisa tenaganya.

"Kita ke salah satu tempat untuk mendapatkan uang."

"Kau pasti  berjudi  dan kalah lagi?" tanya Bella Saphira dengan wajah curiganya ketika melihat gerak-gerik James Arthur yang mencurigakan.

 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fiiz Hap
nafsu bejat
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status