Share

Chapter 3

Penulis: Amira Tantri
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-04 09:30:32

Seorang gadis cantik berdiri di depan cermin, rambut panjangnya tergerai dengan sedikit gelombang. Dandanan yang sempurna untuk wajahnya yang cantik. Menggunakan pakaian  mewah dan berkelas,tidak lupa high hells melengkapi kesempurnaan penampilannya.

"Dru, panggil seorang pria yang mengenakan jas formal sambil tersenyum ke arahnya. Siapa yang menduga jika wanita cantik itu adalah Drupadi, bodyguard yang selama ini terlihat manly, menutupi sifat feminim yang dimilikinya. Wig yang digunakan mempertegas penampilan cantiknya.

"Aku sudah siap," ucap Drupadi yang malam ini harus berdandan feminim, untuk menyelidiki sesorang yang diklaim berkhianat pada organisasi.

"Jangan tersenyum mengejek begitu padaku Theo Jelek...!" Umpat Drupadi sambil meninju pelan lengan theo, rekan sesama bodyguard.

Theo hanya tertawa pelan lalu mengangkat dua jempol.

"Cantik banget nona Drupadi, tapi jalannya juga harus anggun ya." Setelah memuji, Theo kembali menggoda Drupadi yang kali ini melotot  kesal.

Drupadi berjalan anggun dengan high heelsnya. Tidak sia-sia belajar menggunakan sepatu menyebalkan ini selama satu bulan bersama Nadine, kekasih Kai. Tentu saja alasan yang dikemukakan pada Nadine adalah ingin tampil feminim. Nadine dengan senang hati mengajarinya. Nadine juga  menyewa model prefesional kenalannya untuk membantu Drupadi.

Masuk dalam suasana pesta dengan menggunakan Priority pass Card  yang diberikan Devan. Dru tidak datang sendiri, karena beberapa bodyguard dan sniper mengawasinya dari kejauhan.

Ia menyapa tamu yang juga membalas sapaannya. Mengambil segelas wine, lalu berjalan santai untuk berkeliling.

Senyum manis dan juga gaya anggunnya sangat sedap di pandang, walau sebenarnya ia risih ditatap demikian oleh beberapa pria yang disapanya. Tapi mau tidak mau, karena ia sedang dalam tugas.

Saat suasana lengah, Dru dengan cepat naik ke lantai atas. Mengendap-endap menuju ruangan yang menjadi targetnya. Pintu tidak sepenuhnya terkunci, dengan cepat Dru masuk ke dalam setelah melepaskan High heelsnya.

Tampak tiga orang pria di dalam ruangan, terkejut melihat kehadiran Dru. Masing-masing mengeluarkan pistol yang diarahkan padanya. Dru mengangkat tangan.

"Hmmm ... Sialan, ternyata benar, ada pengkhianat di dalam organisasi!" umpat Dru di dalam hati, saat melihat dari ketiga orang itu, salah satu adalah rekannya. Sedangkan dua orang lagi adalah musuh mereka, yang selalu ingin menguasai wilayah yang berada di bawah pengawasan Red Eagle.

"Hahaha ... siapa kamu gadis cantik ?kamu salah masuk kamar, tapi karena sudah datang, mari kita bermain," ucap salah seorang yang tidak dikenal oleh Dru dengan senyum mesum.Karena yang datang adalah gadis cantik, mereka segera meletakan pistol kembali.

"Hmm ... Dru tersenyum samar, lalu menatap kepada pria plontos yang merupakan pengkhianat dalam organisasi mereka.Si pria memperhatikan Dru dengan tatapan menyelidik.Saat menyadari siapa yang ada di hadapannya, ia kembali mengarahkan pistol mengancam Dru yang terlihat tanpa senjata.

"Hmm ... Sudah sadar ?" Tanya Dru dengan smirk. Begitu selesai Dru berucap, dua orang lagi juga ikut mengangkat senjatanya kembali.

"Kamu akan mati hari ini, jadi apa yang mau dilaporkan," ucap Pria plontos, si pengkhianat yang dimaksud oleh Dru.

"Kamu terlalu bodoh untuk bisa menembak kepalaku," balas Dru , lalu dengan gerak cepat melempar Shuriken miliknya, hingga ketiga orang tersebut terkapar dan menjerit kesakitan, dengan tangan terluka sebelum sempat menembak.

Dru menggunakan sarung tangan,lalu mengambil pistol milik si plontos pengkhianat. Memberikan pistol itu kembali pada si plontos.

"Kamu yang akhiri atau aku yang mengakhiri !" ucap Dru dengan dingin pada pengkhianat di depannya.

Gara-gara pengkhianatan si plontos ini juga, nyawa beberapa rekannya hampir saja hilang sia-sia. Dia membocorkan pergerakan Red Eagle pada salah satu musuh Ryuu, yang menginginkan wilayah untuk pengiriman senjata ilegal.

Si plontos terlihat sangat ketakutan, ia sangat paham sekali maksud gadis di depannya. Gadis dengan aura dingin yang membuat siapapun enggan berada di dekatnya.

"Aku akan membayarmu berapapapun, asal tolong lepaskan aku," mohon si plontos dengan penuh ketakutan. Walau sangat tidak mungkin menggoyahkan hati gadis di depannya. Hukuman pengkhianat adalah mati. Saat ini si plontos hanya bisa mengutuk dirinya yang mudah terpengaruh uang yang lebih banyak, padahal Ryuu sudah menjamin hidup mereka dengan begitu baik.

Dru menatap tajam ke arah si plontos, karena tidak kunjung meledakan pistol ke kepalanya sendiri, Dru yang tidak sabar, segera mengarahkan tangan si plontos yang memegang pistol.

Dorrr!

Suara pistol menyalak, disusul si plontos yang ambruk bersimbah darah.

"Ada apa ini !" Teriak seorang pria yang baru masuk ke dalam ruangan.

"Bunuh dia !" Ucap salah seorang pria yang terluka pada anak buahnya yang baru datang.

Perkelahian tak bisa terelakan, Dru sedikit merobek gaun yang digunakan agar mudah bergerak.lalu menjadikan potongan gaun sebagai masker, menutupi mulut hingga hidungnya, Saat beberapa orang lagi datang, ia dengan cepat melancarkan pukulan pada si pria, dan menikam kaki si penyerang menggunakan kunai, lalu cepat kabur.

Berlari dengan cepat untuk menghindari lawan. Saat berada di atas balkon, ia segera naik ke atas pembatas untuk melompat ke bawah.

"Hei ... berhenti !" Teriak seseorang lalu cepat menarik badan Dru sebelum melompat.

"Sial !" Umpat Dru kesal pada Pria yang pasti mengira dirinya akan bunuh diri. Sudah tidak ada waktu, karena para pengejar terlihat berlari ke balkon. Dru dengan cepat menarik si pemuda, lalu memeluknya dengan erat, serta menenggelamkan wajahnya pada cerukan leher si pemuda.

"Tolong aku,bersandiwaralah sebagai kekasihku," bisik Dru pada si pemuda yang segera melepas jasnya, lalu memakaikan pada Dru, dan juga membalas memeluk Dru erat.

Para pengejar hanya melihat sepasang kekasih yang sepertinya sedang dimabuk cinta.

Mereka segera pergi, karena merasa yang dikejar telah pergi.

Dru segera melepaskan pelukannya begitu merasa suasana aman. Jantungnya sedikit berdebar, baru sekali ini dirinya dipeluk demikian erat oleh seorang pemuda.

"Terimakasih, ucap Dru pada si pemuda. Tapi kedua netra Dru segera membola mengetahui siapa yang sudah menolongnya. Pemuda itu adalah Kendra, pemuda yang pernah ditolongnya. Mereka impas sekarang. Tapi Kendra tentu saja tidak bisa mengenalinya yang masih memakai masker dari potongan gaunnya.

"Terimakasih," ucap Dru lalu dengan cepat melompat ke atas pembatas untuk segera melompat dan kabur.

Tapi lagi-lagi Kendra dengan cepat menangkap tangannya, hingga Dru bergelantungan sambil memegang tangan Kendra.

"Jangan bunuh diri, ceritakan masalahmu,aku akan membantu," ucap Kendra terlihat khawatir pada gadis yang berusaha ditolongnya. Dru ingin sekali tertawa, tapi di tahannya.

Di tatapnya dalam manik mata Kendra.

"Lepaskan aku, tidak akan terjadi apapun, aku tidak akan mati. Aku hanya sedang kabur. Percayalah padaku," ucap Dru meyakinkan Kendra yang menggeleng.

Akhirnya Dru mengambil Kunai, sedikit melukai tangan Kendra yang refleks melepaskan pegangannya. Membuat tubuh Dru melesat ke bawah.

"Maafkan aku," gumam Dru saat sudah mendarat di bawah sambil melihat ke atas.

Kendra yang berdiri di atas balkon, memegang tangannya yang berdarah sambil melihat ke bawah, memastikan wanita yang ditolongnya baik-baik saja. Saat melihat wanita dengan gaun robek itu terlihat baik-baik saja dan berlari menembus pekat malam, Kendra tersenyum senang.

Masih diingatnya wangi parfum si wanita. Wangi lembut dan manis yang mendebarkan.

“Wanita misterius, aku berharap bisa bertemu dengannya lagi,” gumam Kendra lalu segera melangkah pergi.

Apa Kendra dan Drupadi bisa berjumpa lagi ??

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Benci Bilang Sayang   Chapter 42

    Setelah sadar, Kendra segera mengejar Drupadi. Tapi cewek androgini tersebut sudah tidak kelihatan. Kendra kembali ke ruangannya, duduk kembali dan merenungi tiap ucapan Drupadi. Tidak ingin mempercayai, tapi kedua mata Drupadi tidak menunjukkan kebohongan.Apakah ia harus menyerah dan tidak mengejar Drupadi lagi ? Karena rintangan restu yang akan dihadapi dua kali lipat lebih sulit.Bukan tidak mungkin, kedua orang tuanya akan mencarikan pendamping hidup untuknya. Seperti hal nya Nara, yang menikah dengan Ezi kareja perjodohan. Tapi hal baiknya adalah, Nara pada akhirnya jatuh cinta pada Suaminya tersebut. Tapi ini Drupadi, Bodyguard dengan latar belakang keluarga yang belum diketahui. Ditambah pengakuan tentang Drupadi yang tidak bisa hamil, akan makin mempersulit jalannya untuk mendapat restu.Kendra duduk diam, memijat keningnya yang terasa pening.Drupadi PovAku pergi, setelah mengatakan kebenaran yang harus Kendra ketahui, sebelum ia melangkah lebih jauh untuk meminta hatiku.

  • Benci Bilang Sayang   Chapter 41

    Memejamkan mata tanpa melihat yang terkasih, itu sangat sulit. Demikianlah yang sedang dialami Kendra.Akhirnya ia memutuskan untuk ke kamar Drupadi. Tanpa perlu mengetuk, ia hendak membukanya. Tapi sayang, pintu tertutup rapat. Akhirnya Kendra mencoba mengetuk pintu kamar Drupadi.Toook ... Toook !"Dru ...," panggil Kendra sambil mengetuk pintu kamar bodyguard spesial di hatinya tersebut. Tapi sayang, tidak ada jawaban dari dalam. Akhirnya Kendra kembali ke kamarnya. Tapi rasanya tetap saja gelisah karena belum melihat dan mendengar suara Drupadi. Kena pelet apa kamu,Kendra ?Beda Kendra beda juga yang sedang melanda Drupadi. Tampak Drupadi yang sedang duduk di atas ranjang. Ketukan dan panggilan dari Kendra tadi, sengaja tidak dipedulikannya. Hatinya sedang kacau balau.Kendra mulai bucin akut, dan Drupadi takut jatuh cinta. Ingin rasanya pergi jauh, agar bisa menjaga hati, walau itu pasti mulai terasa sulit. Tapi, jika ia pergi sekarang, dalam keadaan mencurigai seseorang san

  • Benci Bilang Sayang   Chapter 40

    "Mama dan Pak Dokter ... jangan memaksa, kak Dru tidak suka kalau ada yang melihat badannya. Badan kakak banyak bekas luka." Ucapan Yuki sepertinya manjur untuk menyelamatkan Drupadi dari kekepoan Nara dan juga Dokter Tristan.Nara tidak bisa membantah perkataan Yuki. Anaknya ini kalau bicara datar dan juga dingin, persis sekali seperti Drupadi. "Baiklah." Dokter Tristan mengalah dan hanya mengobati wajah dan juga lengan Drupadi saja.Tampak Drupadi yang menatap ke arah Yuki dan tersenyum pada adik kesayangannya tersebut. Ahh ... jika seperti ini, bagaimana dia bisa jauh dari adiknya ini. Yuki sangat melindunginya, walau itu hanya perlindungan kecil.Dokter Tristan pamit setelah mengobati Kendra. Nara mengantar ke depan. Saat Nara mengantar Dokter Tristan, tampak Aretha yang masuk ke dalam kamar Kendra."Kendra ... kamu kenapa ? luka lagi ? bodyguard kamu ini sangat tidak becus menjaga kamu !" ucap Aretha judes, sambil memeluk Kendra yang tidak siap akan pelukan itu, sehingga tidak

  • Benci Bilang Sayang   Chapter 39

    "Kakak berisik," ucap Kendra sambil tersenyum pada Nara yang terlihat hendak mengeluarkan taring. "Ayah !" pekik Yuki dan yuri bersamaan melihat siapa yang baru keluar dari kamar Drupadi.Yuki sedikit mengerutkan keningnya melihat Kendra yang keluar dari kamar Drupadi. Tapi pertanyaan itu akan ditanyakan nya nanti pada sang kakak.Sedangkan Nara terlihat menatap Drupadi yang hanya bersikap biasa saja. Datar tanpa perlu takut, toh Nara tahunya Dru adalah seorang pria. Jadi tidak ada masalah bukan, jika Kendra tidur di kamarnya. "Hi ... anak-anak Ayah," ucap Kendra lalu menggendong kedua keponakannya,yang pastinya sangat berat."Uhh ... Ayah masih bau banget." Yuri menutup hidungnya, karena memang Kendra baru bangun dan belum mencuci muka.Kendra menurunkan Yuki dan Yuri lalu beralih pada kakaknya."Semalam tidur di sini ?" tanya Nara yang dibalas anggukan Kendra. Sepertinya bucin Kendra tingkat akut. Dia sudah tidak peduli lagi bagaimana tanggapan kakaknya mengetahui dirinya yang ber

  • Benci Bilang Sayang   Chapter 38

    Langit masih sedikit gelap dan sepi saat Kendra dan Drupadi tiba di rumah. Tapi sebentar lagi hampir masuk pagi.Para maid sudah sibuk di dapur, tapi tidak dengan keluarga Kendra yang pasti masih terlelap tidur.Drupadi membangunkan Kendra yang perlahan mengerjap, membuka netranya."Bangunlah, kita sudah sampai," ucap Drupadi yang membuat Kendra segera bangun dari posisi tidur tidak nyamannya, tapi sedikit ada rasa nyaman karena elusan lembut pada rambutnya.Drupadi mengucapkan terimakasih pada saudaranya sebelum keluar dari mobil.Kendra segera masuk ke dalam rumah bersama Drupadi yang menuntunnya. Bukan sekali ini Kendra terluka. Berkali-kali pria di sampingnya ini terluka saat bersamanya."Jangan kembali ke kamarmu, aku tidak bisa tidur kalau kamu kembali ke kamarmu sekarang," ucap Kendra menahan tangan Drupadi yang hendak pergi setelah membantunya masuk ke dalam kamar.Drupadi menepis tangan Kendra."Auch ... tanganku terluka, semua luka." Kendra mulai lagi dengan gaya lebay nya.

  • Benci Bilang Sayang   Chapter 37

    Drupadi dan Kendra diikat bersama di sebuah ruangan pengap dan juga gelap. "Ken .... kamu baik-baik saja ?" tanya Drupadi khawatir pada keselamatan Kendra."Aku baik-baik saja, kamu bagaimana. ?" tanya Kendra yang juga tidak kalah khawatirnya pada Drupadi. Apalagi lengan Drupadi masih terluka karena melindungi dirinya."Aku baik, tenanglah, semoga bantuan segera datang." Drupadi masih berharap, teman-temannya akan menemukan dirinya dan juga Kendra.Brak !Pintu ruangan terbuka, menampilkan para penculik yang menatap tajam ke arah Kendra dan Drupadi."Jika kalian hanya membutuhkan aku sebagai sandera, maka lepaskan temanku ini !" Teriak Kendra kesal ke arah penculik yang malah tertawa nyaring."Ini, tandatangani kertas ini, setelah itu kalian bisa bebas," ucap salah satu penculik yang berwajah lebih garang daripada teman-temannya."Apa ini ? aku tidak mungkin menandatangani kertas yang aku sendiri tidak tahu apa itu !" Kendra menolak untuk menandatangani kertas tersebut."Bugh !" Sat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status