Share

Part 16 Nasihat Seorang Kakak

Suara benturan logam yang menghantam pagar membatas itu membuat jantung rasanya nyaris copot dari rongganya. Setelah gerakan mobil benar-benar berhenti, Yudha mengerang kesakitan. Meski mengenakan seat belt, kepalanya tetap terbentur kaca mobil.

“Mas ...,” lirih Yudha sambil mengguncang bahu kakaknya.

“Enggh ...,” lenguh Arbian memijat pelipisnya. Jari telunjuknya yang basah membuatnya menghela napas panjang. Ia sadar jika itu darah.

Yudha melepas seat belt karena ingin keluar untuk melihat pengendara motor yang berlawanan arah dengan mobilnya tadi. Jangan sampai pengendara itu terluka parah. Jalanan yang mereka lalui sekarang tampak sunyi. Di daerah pusat pertokoan itu sudah tak ada lagi aktivitas niaga.

Tok tok tok!

Yudha menoleh dan membelalak. Ia tidak pernah menduga akan melihat sosok Tari di sini. Samar ia mendengar suara gadis itu berteriak memanggil nama kakaknya.

“Mas Arbi-”

“Kamu kenapa bisa ada di sini? Ini sudah malam dan kamu masih keluyuran? Sadar tidak, ini sudah pukul
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status