Share

Part 63 Syarat Tari

Author: Lisani
last update Last Updated: 2025-08-17 08:32:28

Yudha mendorong tiang infusnya. Kemudian kembali berbaring di hospital bed. Saat matanya tertuju pada sofa, ingatan Yudha tertarik paksa pada kejadian kemarin sore hingga sore tadi.

'Aku lagi badmood, Mas'

'Tapi ada syaratnya'

Kata-kata Tari kembali terngiang. Mengusik ketenangan dalam kamar inap yang tenang dan hening. Yudha bahkan hanya mendengar suara napasnya sendiri. Pikirannya, ia harus minta tolong Arbian.

Sialnya, sang kakak enggan menjawab panggilan telponnya karena mendengar ucapan kasarnya pada Tari. Mau bagaimana lagi, Yudha benar-benar tidak tahu hubungannya dengan Tari.

Tidak sampai akhirnya Tari memberikan sandi ponselnya. Awalnya Yudha ingin mengubah sandinya. Namun, ia penasaran mengapa ia menggunakan kombinasi angka itu. Sampai ia tahu alasannya, Yudha sengaja tidak mengganti sandi ponselnya.

"Apa kalau aku telpon sekarang, dia akan terganggu?" batin Yudha menatap layar ponselnya yang terpampang wajah cantik Tari.

"Besok saja aku minta maafnya. Besok dia akan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 68 Mengambil Langkah

    "Papa ke mana? Kok mobilnya nggak ada?" tanya Yudha lagi karena tak ada satu pun dari mereka yang menjawab pertanyaannya tadi."Keluar kota," jawab Arbian. Demi mengurangi kecanggungan, Arbian gantian meraih garpu di piring buah. Menikmati dua potong melon untuk perut kosongnya. Baru saja buah manis itu tertelan, suara nyaring perut Arbian membuat mama dan kedua adiknya menatapnya."Punya departemen store tapi kelaparan. Hidupmu aneh sekali, Mas. Apa Mas nggak bisa minta diantarkan makanan ke ruang kerja?" tanya Yudha geleng-geleng kepala."Sekretaris Mas ke mana?" tanya Kayla.Yudha tersedak mendengar panggilan adiknya untuk Arbian. "Bilang apa kamu barusan? Mas? Nona Kota udah migrasi ke desa?" ledek Yudha.Kayla menghentakkan kakinya kesal. "Mas Yudha kok gitu? Kayla itu lagi berusaha jadi orang baik, jangan diledek terus dong!" protes gadis itu cemberut. "Aneh aja dengarnya," balas Yudha mengulum senyum. Arbian merangkul Kayla. "Temani kakak makan, Dek! Kamu juga belum makan, '

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 67 Terancam

    Hilang ingatan yang dialami Yudha sama sekali tidak menguntungkan baginya. Begitulah yang dirasakan Ayana. Sikap pria itu bahkan lebih dingin dari sebelumnya, seolah mereka teman sekolah yang baru bertemu setelah sekian lama.Pria itu sama sekali tidak pernah menghubunginya untuk membahas program bayi tabung itu lagi. Hanya Tari yang sempat datang ke rumah sakit sesuai jadwal kontrol. Itupun tidak bersama Yudha karena pria itu ada rapat bersama atasannya. Ayana sadar, membahas program bayi tabung saat Yudha masih belum mengingat hal itu, sama seperti memegang pisau dua mata. Ayana hanya akan dirugikan. Bagaimana ia harus menjelaskannya jika Yudha sendiri lupa?Merasa frustasi lantaran tak mendapat solusi, Ayana melajukan mobilnya ke sebuah salon spa. Ia butuh relaksasi. Atau mungkin lebih dari sekedar pijatan. Keresahan yang serupa juga dialami Lusiana. Sejak Yudha keluar dari rumah sakit, sikap kedua anaknya yang lain turut berubah. Terutama Kayla yang kerap kali menolak keluar ber

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 66 Ajakan Kencan

    Dalam benaknya, Yudha yakin satu hal. Ia tidak akan salah memilih wanita untuk dijadikan pendamping. Ia yakin itu sepenuhnya.Masih ada banyak rasa penasaran yang belum terjawab. Akan tetapi, perasaan Yudha melunak dan justru semakin ingin tahu tentang Tari. 'Galak tapi bikin kangen'Sebaris kalimat itu seringkali kembali terngiang di telinga Yudha. Setiap kali teringat tatapan Tari saat wanita itu mengatakannya, sudut bibir Yudha berkedut menahan diri agar tidak senyum-senyum sendiri.Apapun alasannya, bagaimanapun awal mulanya. Setelah mengutak-atik ponselnya, Yudha menemukan banyak foto candid Tari. Rasanya malu sekali mengetahui dirinya ternyata selama ini, ia diam-diam suka mengambil foto Tari.Baru dua hari Yudha pulang ke rumah dinasnya. Ia merasa betah dan nyaman dengan apapun yang dilakukan Tari dan perhatiannya. Termasuk rasa masakannya yang nagih di lidah.Hal-hal kecil seperti mengambilkan nasi dan lauk untuknya juga tak pernah Yudha duga sebelumnya. Mengambilkan charge

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 65 Galak Tapi Bikin Kangen

    Dua hari dikungkung resah, Yudha memutuskan pulang. Pulang bukan dengan prosedur yang biasanya. Lebih tepatnya kabur dari rumah sakit. Rudi dan Arbian seperti biasa akan mampir ke rumah sakit sebelum ke kantor. Keduanya terkejut karena kamar rawat inap Yudha kosong. Awalnya mereka mengira Yudha sedang menjalani pemeriksaan. Namun, perawat yang datang justru menanyakan keberadaan pasien. Barulah mereka sadar jika Yudha tidak berada di rumah sakit. "Apakah rekaman cctv sudah dicek?" tanya Rudi pada staf keamanan rumah sakit yang datang. "Sudah Tuan. Pasien, maksud saya, putra Anda terpantau cctv lobi. Dia keluar dan masuk ke dalam taksi," jawab staf keamanan itu sambil menunjukkan rekaman di ponselnya. Arbian mendekat dan turut memperhatikan. "Apa dia pulang ke Batalyon Rajawali, Pa?" "Ke mana lagi? Biar lupa ingatan, tapi tubuhnya tidak akan lupa. Dia pasti kangen sama Tari yang dua hari tidak muncul di hadapannya," ujar Rudi geleng-geleng kepala. Anak tengahnya itu mema

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 64 Dia Istriku

    Setelah kepergian Arbian dan Tari, Yudha benar-benar dibuat bingung sekaligus syok. Jarinya yang menggulir layar ponselnya semakin lama semakin memelan. Bahkan, tangannya sampai tremor sehingga ponselnya itu terlepas dan jatuh di atas selimut. "Dia ...." Mata Yudha terpejam. Tak lama kemudian, Kayla datang. Tanpa mengatakan apapun, adiknya hanya mengambil tas dan pergi begitu saja. Terlihat begitu buru-buru dan panik. Yudha merasa jika lantai pijakannya berubah seperti permukaan laut. Tubuhnya terombang-ambing dengan napas yang putus-putus. Tak lama berselang, semua yang dilihatnya berubah gelap. Tubuh kekar itu jatuh terkulai lemah di lantai samping hospital bed. Sama seperti layar ponselnya yang kembali meredup dan gelap. *** "Bagaimana keadaan adik saya, Dok?" "Pasien mengalami syok. Tapi tekanan darahnya sudah mulai stabil. Untuk saat ini, kondisi pasien harus dipantau ketat dalam 24 jam kedepannya," jelas Professor ahli saraf itu tersenyum. "Hasil MRI tadi bag

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 63 Syarat Tari

    Yudha mendorong tiang infusnya. Kemudian kembali berbaring di hospital bed. Saat matanya tertuju pada sofa, ingatan Yudha tertarik paksa pada kejadian kemarin sore hingga sore tadi. 'Aku lagi badmood, Mas''Tapi ada syaratnya'Kata-kata Tari kembali terngiang. Mengusik ketenangan dalam kamar inap yang tenang dan hening. Yudha bahkan hanya mendengar suara napasnya sendiri. Pikirannya, ia harus minta tolong Arbian. Sialnya, sang kakak enggan menjawab panggilan telponnya karena mendengar ucapan kasarnya pada Tari. Mau bagaimana lagi, Yudha benar-benar tidak tahu hubungannya dengan Tari. Tidak sampai akhirnya Tari memberikan sandi ponselnya. Awalnya Yudha ingin mengubah sandinya. Namun, ia penasaran mengapa ia menggunakan kombinasi angka itu. Sampai ia tahu alasannya, Yudha sengaja tidak mengganti sandi ponselnya. "Apa kalau aku telpon sekarang, dia akan terganggu?" batin Yudha menatap layar ponselnya yang terpampang wajah cantik Tari. "Besok saja aku minta maafnya. Besok dia akan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status