"Em, Sayang kamu baik-baik sama Oma dan Opa yah! Hari ini hari pertama Ibu kerja dan sepertinya Ibu sudah terlambat."Bahkan Kiara tidak sempat untuk sarapan lebih dulu, dia hanya menyambar susu putih yang sudah tersaji di atas meja dan segera pergi sambil menenteng tas kerjanya.Wanita yang kini memakai rok pendek selutut dengan atasan blush berjalan begitu cepat menyetop sebuah taksi yang lewat dan meminta si sopir agar mempercepat laju kendaraannya."Cepat Pak, saya sudah terlambat hari ini.""Baik Non."Taksi yang dia tumpangi malaju begitu kencang di atas rata-rata kecepatan sampai daun-daun kering bertebaran terkena hembusan anginnya.Hanya butuh waktu sekitar 10 menit taksi itu sampai dan Kiara segera turun, bahkan dia lupa untuk membayar kalau saja si sopir tak memanggilnya."Eh, Non Non! Bil-nya belum bayar Non!""Oh, iya maaf ini Pak, maaf saya buru-buru.""Eh, Non, Non!"Dia kembali memanggil tetapi Kiara tak memperdulikan panggilan itu, padahal si sopir berniat untuk memba
Prot!"Astaga! Kopi apa yang kamu buatkan ini! Kamu sengaja ingin mempermainkan aku hah?""Eh, nggak Pak, memangnya kenapa dengan kopinya Pak?"Se seruput kopi yang sudah masuk ke dalam mulut Aland semprotkan dengan sangat keras sampai membasahi meja kerjanya.Banyak barang yang terletak di atas meja ikut basah dan menjadi corak hitam setelah terkena semprotan itu.Salah satunya file penting yang akan di gunakan untuk meeting siang ini dengan pengusaha dari perusahaan lain.Perasaan Kiara semakin tak karuan melihat apa yang sudah terjadi, dia sadar kalau tindakan atasannya itu murni atas kesalahannya."Kenapa kamu masih tanya? Coba kamu minum dan rasakan sendiri bagaimana rasanya kopi itu. Minum cepat minum!"Tangan Kiara spontan meraih cangkir yang masih berdiri di atas meja saat suara Aland sudah mulai meninggi dengan tatapan yang sangat menakutkan.Sama seperti apa yang di lakukan oleh Aland, Kiara pun menyemprotkan kopi dari dalam mulutnya setelah mencicip dan merasakan sendiri ra
"Tunggu!"Semua orang spontan menoleh pada orang yang bersuara, terutama dengan Aland yang merasa heran karena tiba-tiba saja sekretarisnya ada datang ke tempat ini.Kedatangan Kiara sangat tepat waktu, kalau kurang dari satu menit saja, sudah bisa di pastikan Pak Firman sudah pasti menggagalkan kerja samanya.Aland memicingkan matanya sambil bertanya-tanya, dari mana sekretarisnya ini, kenapa di saat dia mencarinya di kantor Kiara tidak ada dan sekarang wanita ini ada di hadapannya.Bak seorang malaikat yang Tuhan turunkan untuk menolong dia di saat situasi sulit seperti ini."Tinggu Pak Firman tolong jangan batalkan dulu kerja sama ini, lihat saya sudah membawa proposal yang anda inginkan."Tindakan Kiara benar-benar suatu kejutan untuk Aland, di saat kliennya ini murai meragukan kemampuannya, dia datang membawa apa yang Aland butuhkan, akan tetapi itu tidak lantas membuat Aland menjadi puas dan mulai bersikap baik pada wanita itu.Rasa sakit hatinya kini masih melekat dan susah un
"Nona kamu mau kemana sore-sore seperti ini? Disini sudah tidak ada taksi yang lewat, lebih baik Nona ikut saya sekarang."Awalnya Kiara takut karena tidak mengenal orang tersebut, akan tetapi setelah dia melihat wajahnya dengan saksama, laki-laki itu terlihat bukan orang jahat. Sepertinya dia tulus untuk menolong Kiara agar bisa sampai di tempat tujuan."A-aku mau kembali ke kantor! Bos-ku pergi saja meninggalkan aku disini sendirian.""Ya Tuhan, kejam sekali Bos-mu itu Nona! Ya sudah mari masuk, biar saya antar sekarang."Mau tidak mau Kiara menurut untuk masuk ke dalam mobil itu. Sean segera menancap pedal gasnya berlalu pergi sebelum suasana semakin gelap.Di dalam mobil mereka merasa canggung karena belum mengenal satu sama lain, tapi entah mengapa Sean rasa kalau Kiara ini wanita baik-baik dan Kiara pun merasakan hal yang sama kalau Sean ini bukan laki-laki berandal yang suka mempermainkan seorang wanita."Em, nama kamu siapa? Eh maaf, maksud saya mungkin jika kita kenal satu sa
"Nona Kiara, Nona masih disini?""Eh, iya Pak Ahmad! Saya di suruh lembur oleh Pak Aland, tapi ini sudah selesai pekerjaan saya, saya sedang berkemas sekarang."Rupanya Pak Ahmad mendengar suara grusak grusuk dari dalam makanya di menghampiri suara itu, dia mengira kalau itu tikus atau suara kucing yang masuk ke dalam kantor. Pak Ahmad berniat untuk mengusir binatang itu dan ternyata Kiara masih di dalam ruang kerjanya.Sebagai security di tempat itu tentu Pak Ahmad harus memastikan kalau tempat dimana dia bekerja terlihat aman dan nyaman tanpa gangguan binatang sekalipun yang bisa merusak barang-barang perusahaan.Ada rasa kasihan pada Kiara yang sepertinya sengaja Aland kerjain, Pak Ahmad tau itu, hanya saja dia tidak berani mengatakan itu yang hanya akan membuat Kiara marah pada atasannya itu.Dia hanya menunggu di depan pintu sampai Kiara selesai, memastikan kalau wanita itu pulang dengan keadaan baik-baik saja."Aku sudah selesai Pak, terima kasih, aku pulang dulu."Pak Ahmad han
"Dari mana saja kamu semalam? Jangan bilang kamu mencari pengganti Papah untuk Reza!"Satya diam-diam menghampiri Kiara yang masih membuatkan susu untuk Reza di pagi hari.Dari semalam Satya terus saja berfikir tentang bos di kantor Kiara yang sepertinya sengaja mengerjai dia. Sebagai orang yang pernah ada dalam kehidupannya tentu Satya tidak terima, apalagi statusnya sekarang adik ipar.Jelas saja dia tidak rela jika ada seseorang mempermainkan adik iparnya."Bukan urusan kamu! Mau ngapain aku di luaran sana itu bukan urusanmu!""Ki, bisa nggak kalau kamu bersikap sedikit baik kepadaku? Aku ini Kakak ipar kamu!""Justru karena kamu Kakak iparku jadi alangkah baiknya jika kamu jangan pernah mendekati aku dan juga anakku!"Raut wajah Kiara memancarkan kebencian yang teramat dalam pada Satya.Berusaha sekeras mungkin untuk menjauhi laki-laki itu tetapi Satya justru yang selalu menghampirinya, saat itu juga Kezia datang dan melihat kebersamaan mereka di dapur.Sudah dia mencari kemana-man
"Nah kita makan siang dulu di sini, kamu pasti lapar kan? Secara ini sudah waktunya jam makan siang."Sebuah restoran menjadi tempat tujuan Sean mengajak Kiara pergi dari kantor. Dari pertama mengenal Kiara, Sean ingin semakin dekat dengan wanita itu.Wanita itu terlihat unik baginya, dan kebetulan sekali dia bekerja di kantor milik Aland, Sean bisa menemuinya kapan saja dia mau."Astaga, kamu tau aja kalau aku sedang lapar! Aku memang nggak bawa bekal hari ini.Sean mengerutkan alisnya saat mendengar kalau Kiara membawa bekal untuk makan siangnya di kantor.Hari gini masih saja ada staf yang membawa bekal untuk makan siang, bukankah warung atau restoran siap saji begitu banyak di kota ini."Ya sudah, sekarang kamu mau pesan yang mana aja? Jangan sungkan-sungkan. Aku yang bayar.""Oh, rupanya kamu lagi banyak uang hari ini? Ok, kalau begitu aku pesan bakso dengan jus lemon, itu saja."Mereka berdua memesan menu yang sama, walau sebenarnya Sean tidak terlalu suka dengan bakso tetapi di
"Pak Bandi, astaga maaf ada apa Pak?""Maaf Pak Aland, bukankah hari ini Bapak ada survey proyek di lapangan? Maaf saya cuma mengingatkan kali aja Pak Aland lupa.""Astaga! Ya ampun benar aku lupa Pak. Pak Bandi tolong hubungi Kiara sekarang."Aland seketika bangun dari duduknya dengan tergesa-gesa, dia baru teringat kalau ada niat untuk menengok proyek pembangunan di luar kota.Memikirkan Kiara dan Sean sampai membuatnya lupa kalau saja pak Bandi tidak mengingatkan.Sambil berjalan Manager itu berusaha menghubungi Kiara yang sebenarnya sudah merasa gelisah sedari tadi. Beberapa kali dia mengajak Sean untuk pulang karena sadar kalau ini masih di jam kerja.Tetapi laki-laki itu sepertinya sengaja berlama-lama karena masih ingin bersama Kiara."Aku pergi dulu Se, Pak Aland pasti sudah menungguku dari tadi.""Eh, Kiara tunggu!"Tetapi Kiara tak menghiraukan lagi panggilan dari Sean, dia segera berlari menemui bos-nya yang sudah berjalan menuju mobilnya."Halo Nona Kiara, Nona di tunggu o