Share

Bab. 6.

Author: Sang_Dewi
last update Last Updated: 2024-01-05 16:44:38

"Kamu mau pulang? Pulang denganku sekarang!"

"Nggak! Aku bisa pulang sendiri."

Tetapi Satya sigap menarik tangan Kiara saat dia bergegas untuk pergi hingga tubuhnya spontan menabrak dengan dada bidangnya.

Penolakan adik iparnya itu semakin membuat dia kesal, awalnya dia hanya ingin mengajak pulang dengan cara baik-baik tetapi Kiara justru menghindar.

Merasa ada yang perlu dia tanyakan, maka Satya menyuruh Kiara masuk ke dalam mobilnya dengan sedikit kasar walau tentu ada penolakan darinya.

"Lepaskan aku! Sudah kubilang kalau aku bisa pulang sendiri!"

"Masuk ke mobil! Aku bilang masuk!"

"Sebenarnya apa sih maunya kamu? Aku nggak mengerti, kenapa kamu masih saja begini sama aku! Aku ini Adik iparmu!"

"Justru kamu Aduk iparku makanya aku menyuruhmu masuk baik-baik! Jadi sekarang masuk dan nurut dengan perintahku!"

Dari pada berdebat di jalan raya seperti ini yang membuat semua pengguna jalan menoleh ke arahnya karena berisik maka Kiara menurut untuk masuk ke dalam mobil.

Satya segera menancap pedal gasnya sebelum wanita ini berubah pikiran. Di dalam mobil mereka hanya terdiam tanpa suara, tanpa ada satu pun yang bicara.

Untuk mengisi kekosongan itu Satya mulai menanyakan sesuatu yang mendadak terlintas di pikirannya.

Tapi justru pertanyaannya membuat Kiara semakin kesal.

"Kiara siapa anak kecil yang memanggilmu dengan sebutan Ibu? Apakah dia anakku?"

Degh!

"Anak kamu? Kalau memang iya kenapa?" balas Kiara keras.

"Jadi selama ini kamu tidak pernah menggugurkan kandunganmu?"

"Mas! Aku tidak mau dosa untuk yang ke dua kalinya! Cukup dosa yang dulu kita perbuat. Dan kamu tidak punya hak atas diri Reza! Aku yang melahirkan dia, aku yang membesarkan dia seorang diri, dan sekarang aku relakan kamu menjadi suami dari kakakku!"

"Jadi aku mohon stop untuk menggangguku! Biarkan aku hidup dengan caraku sendiri!"

Satya hanya terdiam saat emosi Kiara mulai meledak-ledak, sedikit banyaknya dia merasa bersalah kenapa dia tidak mencari tahu terlebih dahulu siapa Kezia yang kini menjadi istrinya.

Mungkin jika dia tau kalau Kezia adalah kakak dari wanita yang pernah dia hamili, Satya tidak akan memilih Kezia sebagai calon istrinya.

Namun sepertinya penyesalan itu sudah tidak ada artinya, padahal usia Satya dan Kezia selisih 2 tahun lebih tua Kezia di banding dengan Satya.

Jodoh memang ada di tangan Tuhan, begitu juga dengan Satya yang tidak tau sebelumnya siapa yang akan menjadi jodohnya seperti sekarang ini.

"Berhenti! Berhenti, aku bilang berhenti!"

"Tapi Ki ..."

"Berhenti atau aku loncat dari sini!" ancam Kiara bahkan sudah membuka pintu mobil itu.

Mobil yang semula berjalan kencang mendadak Satya tekan pedal remnya secara tiba-tiba hingga menimbulkan percikan api di atas jalanan raya.

Mobil itu seketika berhenti tak beraturan menghalangi jalan untuk lintasan mobil lainnya.

''Kiara! Kiara hei kamu mau kemana?"

Tetapi wanita itu tidak menghiraukan teriakan yang memanggilnya, dia bersungut-sungut pergi meninggalkan Satya sendirian di tempat itu.

"Kiara! Ah, sialan! Dari dulu kamu memang keras kepala Kiara, itu alasan kenapa aku meninggalkan kamu."

Wanita itu lebih dulu sampai di rumah di susul oleh Satya beberapa menit kemudian.

"Reza, Ibu pulang Nak, dimana kamu."

"Ibuuuu."

Anak kecil yang berlari sambil merentangkan tangannya menyambut kepulangan ibunya begitu bahagia, tetapi wajah mungil yang semula memancarkan kebahagiaan mendadak redup seiringnya ucapan yang Reza katakan.

Kiara memicingkan matanya melihat ekspresi anaknya yang tiba-tiba saja berubah.

"Kamu kenapa Sayang? Kok sekarang diam?"

"Mas kamu sudah pulang?"

Belum sempat Reza menjawab pertanyaan ibunya, Kezia keluar menyambut kepulangan suaminya. Mereka duduk di tempat yang sama tapi di kursi dengan letak yang berbeda.

Kiara siap mendengarkan apa yang akan putranya sampaikan.

"Sekarang cerita ke Ibu, apa yang mau kamu sampaikan?"

"Tadi Sandi dan Mia bilang kalau mau jalan-jalan sama Ayah dan Ibunya."

Dengan polosnya Reza menceritakan aktifitasnya dengan teman bermainnya.

"Iya terus?"

"Mereka bilang kalau aku kasihan nggak punya Ayah, memangnya Ayahku kemana sih Bu? Kenapa aku nggak punya Ayah?"

Degh!

Betapa tersentuhnya hati Kiara, di usianya yang baru 5 tahun Reza harus menanggung malu karena ejekan dari temannya karena dia sendiri yang tidak mempunyai Bapak.

Walau pun masih sangat kecil tetapi Reza tau bagaimana rasanya di ejek itu sebabnya dia melampiaskan rasa kekesalannya dengan cara menanyakan pada ibunya.

"Sayang, dengerin Ibu! Jika ada yang menanyakan itu lagi sama kamu, bilang aja kalau Ayah kamu udah meninggal!" ucapnya sambil melirik pada Satya yang terkejut dengan ucapan Kiara.

Satya seketika mendongakkan wajahnya saat Kiara mengatakan hal itu. Bagaimana bisa dia menganggapnya sudah mati, sedang dia kini berada di hadapannya.

"Meninggal? Jadi Ayahku udah meninggal Bu? Jadi aku udah nggak punya Ayah?"

BERSAMBUNG.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mom's Reyva
kamu bakal punya ayah baru reza.. tenang aja... lambat lain kamu bakal punya... mungkin sebentar lagi... biar ibumu penjajakan dulu sama calon bapakmu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 140.

    Keesokkan harinya Kiara benar-benar tak menyangka kalau Aland benar-benar datang untuk menemui ke dua orang tuanya.Bahkan dengan beraninya Aland memanggil bu Marwah dan pak Susanto untuk duduk dalam satu meja di ruang tamu tanpa menunggu dua yang memanggil.Bu Marwah dan pak Susanto seketika menghampiri mereka di depan."Ada apa ya, Nak Aland memanggil kami? Apa ada yang bisa kami bantu?""Oh, tidak Om, Tante. Saya cuma mau mengatakan sesuatu pada kalian." Kedua orang tua itu duduk siap mendengarkan apa yang akan Aland sampaikan."Em, jadi begini, Om, Tante. Sebelumnya saya minta maaf kalau saya terlalu lancang memanggil kalian kesini. Kedatangan saya kemari untuk meminta restu dari kalian untuk memperistri Kiara menjadi milik'ku." Kedua orang tua itu tampak begitu bahagia mendengarnya."Semenjak aku mengenal Kiara, aku merasakan hal yang berbeda, aku memantapkan diri dan sekarang aku yakin kalau Kiara-lah yang cocok untuk menjadi pendamping hidupku.""Apa Nak Aland yakin? Nak Aland p

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 139.

    "Loh, Kakak mau kemana?" Malam itu Kezia begitu cantik mengenakan dress panjang berwarna coklat muda."Aku di minta Pak Sean untuk menemani di acara undangan klien bisnisnya. Kamu sendiri mau kemana Dek?" Sama halnya dengan Kiara yang tak kalah cantik dari kakaknya."Jangan bilang klien itu, Pak Dimas?""Loh, kok kamu tau, Dek? Jangan-jangan kamu mau ke tempat yang sama?""Astaga, Mas Aland juga mengajak'ku ke sana. Kebetulan sekali kita bisa pergi bersama." Tapi tidak menjamin pada diri Aland, apakah dia mau dekat kembali dengan Sean setelah apa yang dia lakukan padanya?Mereka terkekeh karena sama-sama tidak mengatakan sebelumnya. Kalau begitu Kakak pergi dulu, Dek. Pak Sean mengatakan aku jangan sampai terlambat sampai ke sana." Sementara Kiara masih menunggu kekasihnya datang menjemput. Tak berapa lama kemudian mobil Aland terlihat berhenti di depan rumah, dengan gagahnya pemuda itu turun."Kiara, apa kamu sudah sia

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 138.

    "Mau apa lagi kau ke sini? Udah nggak ada hubungan lagi kamu dengan keluarga ini, Mas!""Kiara, Kiara tunggu!" Kiara berhenti sejenak memberi sedikit Satya waktu untuk bicara."Aku ..., aku ke sini untuk minta maaf. Tolong maafkan semua kesalahanku! Mana Kakakmu? Aku mau minta maaf pada Kezia." Laki-laki itu sudah seperti memohon untuk ketemu dengan kakaknya."Nggak ada! Kak Kezia lagi pergi. Dia sudah tidak mau melihat kamu lagi," jawab Kiara ketus, dia melanjutkan langkahnya kembali, tetapi Satya kembali mengejarnya."Kiara, kamu tidak bisa seperti ini! Izinkan aku bicara dulu dengan Kezia!""Sudahlah Mas. Lebih baik kamu lupakan Kak Kezia. Biarkan dia bahagia dalam kesendiriannya!" Namun sepertinya laki-laki itu kekeh ingin bertemu mantan istrinya.Dia menerobos masuk walau Kiara sudah melarangnya."Kezia, Kezia dimana kamu. Kezia, Sayang dimana kamu?" "Mas, apa yang kamu lakukan? Tolong jangan buat keributa

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 137.

    "Syukurlah kamu sudah boleh pulang, Sayang. Ibu senang mendengarnya. Sebentar lagi Om tampan datang menjemput kita.""Benarkah Om tampan akan menjemput kita, Ibu? Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya."Setelah di rawat dua hari di rumah sakit kini dokter menyatakan kalau Reza sudah di perbolehkan untuk pulang."Iya, Sayang. Om Aland mengatakan hari ini akan mengantar kita pulang.""Hore, pulang dengan Om tampan." Reza begitu antusiasnya.Dadi tempat yang berbeda Aland berjalan begitu cepat berjalan sambil mengangkat teleponnya, dia begitu buru-buru keluar dari kantor untuk menepati janjinya bahwa hari ini dia yang akan mengantar pulang.Aland tidak mau sampai Kiara dan Reza kecewa karena menunggu dia yang tak kunjung datang.*****"Lebih baik Ibu berkemas sambil menunggu Om Aland datang. Sayang, kamu duduk saja di sini, jangan kemana-mana.""Baik, Ibu."Reza menurut untuk duduk di atas

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 136.

    "Hari ini aku mulai bekerja, aku harus semangat." Kezia duduk di ruang kerjanya yang beru dengan penuh semangat. Pengalam kerja yang dulu dia peroleh menjadi bekal untuk di perusahaan barunya.Beberapa dokumen penting tertumpuk di atas meja. Walau tumpukan itu serasa bikin pusing kepalanya namun dia harus mengerjakannya dengan semangat.Satu persatu tugas itu dia kerjakan sampai siang hari namun belum sepenuhnya selesai. Masih banyak lagi tugas yang harus dia kerjakan selanjutnya."File ini sudah selesai dari setengahnya. Lebih baik aku bawa ke Pak Sean untuk di tanda tangani."Sesaat sebelum beranjak ke ruang direktur, Kezia membereskan sisa pekerjaannya terlebih dahulu.Tok!Tok!"Permisi, Pak.""Iya masuk," jawab Sean dari dalam ruangannya.Begitu pintu di buka, Kezia mendapati Sean sedang menelepon seseorang, samar-samar dia mendengar seseorang mengatakan kalau ada perusahaan yang akan di lelang sua

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 135.

    Ketika pagi hari Aland terlihat sampai di kantor dia mendapati pak Bandi yang tengah sibuk mengurus sesuatu.Dia melepas pekerjaannya sebentar untuk menyapa bos-nya datang."Selamat pagi, Pak Aland.""Pagi. Apa yang sedang Pak Bandi lakukan?""Ini, Pak menyiapkan berkas Pak Aland untuk meeting nanti siang." Aland memicingkan matanya."Kemana Kiara? Kenapa Pak Bandi yang menyiapkan semuanya?" Padahal Aland berharap sesampainya dia di kantor, orang yang pertama dia lihat adalah Kiara. Namun pada kenyataannya wanita itu justru kini tidak ada di tempat."Saya tidak tau, Pak. Mungkin Nona Kiara cuti hari ini.""Cuti?" Aland rasa sepertinya tidak mungkin karena kemaren dia tidak mengatakan apa-apa tentang pekerjaan.Untuk menjawab rasa penasarannya maka Aland mengambil ponsel dan menghubungi Kiara yang kini masih di rumahnya.Ponsel Kiara yang tergeletak di atas meja, mendadak berdering. Sudah Kiara

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status