Share

Part 52

Dering ponsel dalam genggaman mampu membuatku berjingkat kaget. Ada panggilan masuk dari Bunda. Mungkin dia merasa khawatir karena hingga saat ini aku belum juga sampai di rumah.

“Assalamualaikum! Kamu di mana, Ran?” tanya ibuku terdengar panik.

“Di rumah sakit, Bun. Adiknya Mas Azis kecelakaan dan tadi aku sama Kak Hamzah yang membawanya ke sini!” sahutku supaya Bunda tidak terlalu mencemaskan.

“Oh, kirain kamu ke mana? Soalnya sudah sore begini belum sampai rumah juga. Ya sudah, kalau begitu. Kamu hati-hati di jalan. Bilang sama Hamzah nggak usah ngebut-ngebut nyetirnya.”

“Iya, Bun. Faras bobok?”

“Iya. Dia habis mimik susu terus langsung bobok. Itu lagi ditemani Mbah Akungnya.”

“Titip ya, Bun. Mungkin aku pulang telat. Soalnya keluarga Rafika belum ada yang datang menjenguk.”

“Kamu tidak usah khawatir. Faras aman sama utinya.”

“Terima kasih.”

“Kembali kasih, Sayang.”

Aku menutup sambungan telepon setelah mengucapkan salam.

Beruntungnya aku memiliki keluarga yang begitu peduli, perha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status