Share

05. Rahasia Vikram

Author: Emma Shu
last update Last Updated: 2025-01-21 12:51:26

“Viza, jangan!” 

Suara keras mengejutkan Viza bersamaan dengan tangan kokoh yang menahan tangannya di udara. Pisau di tangan Viza dirampas lalu dilempar.

Tubuh Viza tak bisa bergerak, ada satu lengan besar dan kuat yang melingkar menahan badannya dari arah belakang supaya tak bergerak. Sedangkan tangan lain pria itu memegangi tangan Viza.

Viza menoleh, menatap wajah Vikram yang sangat dekat dengannya. Tamparan hangat napas pria itu mengenai wajahnya. Vikram tampak panik sekali. Alis tebal pria itu sampai menyatu.

“Apa yang kau lakukan? Jangan nekat! Berdosa! Dosa besar!” bisik Vikram lembut. Tatapannya teduh sekali.

Dosa? Nekat? Apaan sih? Viza malah bingung. 

Oh.. Viza baru sadar maksud perkataan Vikram setelah beberapa detik otak kecilnya berpikir, Vikram mengira dia akan mengakhiri hidup. Padahal tadi Viza sedang ingin memuaskan kekesalan dengan mencincang tomat sepuasnya.

“Jika sedang ada masalah, bicarakan saja! Jangan pendam sendiri! Itu akan memberatkan perasaanmu. Kamu sudah punya aku, jangan sungkan bercerita. Aku akan dengarkan!” ucap Vikram lembut sekali.

Hati Viza menghangat.  Mungkin sudah terlalu lama Viza haus dengan kasih sayang, sampai rasa haus itu mengering dan tandus.  Kini, dahaga jiwanya seperti mendapat kesejukan.

Siapa lelaki ini?  Datang-datang langsung memberikan kehangatan, seperti malaikat yang sudah disiapkan Tuhan untuknya.

Tiba-tiba Viza mendorong lengan Vikram saat menyadari lengan kokoh itu sejak tadi mendekap area dadanya. Pantas saja ia kesulitan bernapas.

“Maaf.” Vikram melangkah mundur, merasa bersalah. “Aku tidak bermaksud begitu. Itu tadi tidak disengaja.” Ia sadar atas perbuatannya.

Muka Viza memanas dan tebal rasanya. Bahkan jantungnya berlarian saat merasakan telapak tangan Vikram mengusap pipinya dengan lembut.

“Jangan menangis!” ucap Vikram menghapus air mata di pipi Viza.

“Aku mau potong tomat, Mas. Tapi pisaunya malah dilempar!” sahut Viza.

Vikram mengangkat alis. Baru sadar kalau ia salah paham atas insiden tadi.

“Mas Vikram mau dibuatkan jus?” tanya Viza.

Vikram menggeleng. “Tidak usah.”

Pria itu tersenyum, kemudian berlalu pergi meninggalkan dapur.

Setelah selesai membuat jus, Viza menuju ke kamar. Ia berdiri di depan pintu yang tertutup. Suaminya ada di dalam, ia ingin mengajak suaminya makan.

Aneh, mau masuk kamarnya sendiri pun jadi canggung.

Viza mendorong pintu.  

Vikram sedang berteleponan, pria itu tak menyadari kedatangan Viza karena posisinya berdiri membelakangi.

“Viza baik-baik saja. Aku akan membawanya pergi. Dia pasti menemukan kehidupan baru. Ya ya, jangan melakukan apa pun yang bisa membuat mereka curiga.”

Viza terpaku mendengar pembicaraan itu. Apa maksud perkataan Vikram? Kata-katanya itu seolah mengartikan kalau Vikram sudah mengenal Viza, bahkan tahu banyak tentang Viza.

Siapa sebenarnya Vikram?

Viza langsung mundur dan menutup pintu saat Vikram menyudahi telepon. 

Viza duduk di teras belakang rumah seorang diri.

Malam ini, Viza sempurna dalam kebingungan. Pernikahannya terlalu instan dan tak disangka-sangka. Ditambah nama ayahnya yang seharusnya Johan Ambarawa dan berubah menjadi Johan Al Kahfi.  Bahkan Vikram pun malah sudah tahu lebih dulu nama itu sebelum sempat Viza menyebutkannya. 

“Kenapa masih di sini?”

Suara itu mengejutkan Viza. Ia menoleh. Menatap wajah tampan yang mendekat ke arahnya. Vikram.

“Boleh duduk?” Pria itu menunjuk lantai di sisi Viza. Sopan sekali. Mau duduk di sebelah Viza pun minta ijin dulu.

“Boleh, Mas.” Viza mengangguk, sedikit menggeser duduk ke samping.  

Vikram menjarak posisi duduknya dua jengkal dari Viza.  “Tenang saja, aku tidak akan menyenggolmu kalau memang kau takut.”

“Aku nggak takut kok, Mas.”

Sunyi.

Viza menunduk saja.

“Kenapa sendirian di sini?” tanya Vikram akhirnya.

Viza kebingungan mencari jawaban.

“Tidak mengantuk?” tanya Vikram lagi.

“Masih belum ngantuk, Mas. Aku buatin minum buatmu ya, Mas?” Viza bangkit bangun, namun tangannya ditahan oleh Vikram.

“Tidak usah. Duduk saja di sini. Aku tidak mau merepotkanmu.”

“Nggak apa-apa kok, Mas. Aku nggak direpotin.”

“Duduk saja!” Vikram menarik pergelangan tangan Viza hingga wanita itu kembali duduk. “Kalau ada yang mau diutarakan, sampaikan saja. Aku siap mendengarkanmu.”

“Maksud Mas Vikram? Memangnya aku mesti bicara soal apa?”

“Barang kali ada sesuatu yang membuatmu jadi tidak nyaman. Maksudku begini, mungkin selama ini kamu merasa tidak bahagia. Kamu bisa ceritakan keluh kesahmu ke aku. Aku akan mendengarkannya.”

Viza malah terpaku. Pertanyaan Vikram seolah menunjukkan kalau dia tahu bahwa Viza selama ini tidak pernah mendapatkan kebahagiaan. Lelaki ini kenapa seperhatian ini? Hangat sekali. Sikapnya jauh dari kata berandal.

“Aku memang kelihatannya berandalan, tapi aku bisa menjagamu,” ucap Vikram saat tatapan mata Viza tertuju ke tato di lengan kekarnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
vikram kok seperti mengetahui kalo selama ini kehidupan viza dirumahnya tidak pernah mendapatkan kebahagiaan ya? apa selama ini vikram memata-matai viza ya
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
vikram berbicara dengan siapa ya?kok sepertinya vikram mempunyai misi untuk menyelamatkan dan membawa keluar viza dari rumah itu ya?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 127

    “Rejeki itu Allah hadirkan nggak hanya melalui tangan Vikram saja, ada banyak cara untuk kamu bisa bertahan hidup tanpa melibatkan Vikram maupun Viza,” sahut Fairuz. “Aku hanya tidak ingin berurusan dengan keluarga Bu Mulan lagi. Hubungan yang tidak baik maka lebih baik disudahi atau dijauhi, ini sama dengan menjauhi mudharat. Jadi inilah keputusanku!” Vikram lalu melenggang pergi. “Mbak Viza, kamu nggak kasian sama Bapak? Bapak lagi sakit. Ibu dan bapak nggak punya rumah hingga menumpang di rumahnya Mas Leo. Kami bahkan sekarang nggak punya penghasilan. Aku pun sedang hamil. Tolong bantu kami!” Runa memohon pada Viza, takut hidupnya akana sengsara jika tanpa pendapatan. “Mbak Viza diam-diam bisa kirimin aku uang, tolonglah Mbak. Bantu bapak berobat juga.” “Aku taat sama suamiku. Aku nggak berani berkhianat di belakangnya,” sahut Viza. “Mbak, tapi keadaan kami benar-benar down.” Wajah Runa memelas. “Kamu punya suami yang sempurna secara fisik, dia juga sehat walafiat. Insyaa

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 126

    Viza ikutan membaca tulisan itu. (Teruntuk Viza tersayang, Saat kamu membaca tulisan ini, mungkin aku sudah tiada. Atau mungkin aku telah celaka dan dalam keadaan kritis. Atau bisa saja baik-baik saja. Kemungkinan buruk itu bisa saja terjadi padaku saat aku menabrak suamimu, biarkan dia m4ti. Aku pun tak masalah jka harus meregang nyaw4 untuk kematirn Vikram. Jika bukan aku yang memilikimu, maka orang lain pun tidak boleh. Sudah sangat lama aku rencanakan kematiannya, biarlah aku ikut m4ti jika memang dikehendaki m4ti. Viza, aku sudah sangat lama memendam rasa cintaku kepadamu. Bagaimana mungkin aku merelakanmu dimiliki lelaki lain? Hidupmu hanyalah untukku. Itulah cita-citaku selama ini. Surat kaleng itu kiriman dariku. Tujuanku hanya satu, memberikan kebahagiaan untukmu. Leo telah memberikan informasi akurat untukku bisa menuliskan surat itu. Tentu saja dengan bertukar keuntungan. Aku ijinkan Leo menikahi wanita yang diam-diam dia cintai, yaitu Runa. Aku pun mendapatkan keuntun

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 125

    “Mas Vikram!” Viza menghambur dan memeluk erat suaminya. Tangisnya kembali pecah.Tubuhnya gemetar hebat dalam pelukan sang suami. Ia tak menyangka masih bisa bertemu dengan Vikram setelah mengira sang suami tak akan pernah kembali lagi.Dan kini, Viza bahkan masih bisa memegang suaminya, memeluk pria itu dengan erat.Tak lama Viza merasakan elusan di punggungnya. Deraian air mata Viza semakin deras merasakan elusan lembut itu. Artinya sang suami masih mau menerimanya dengan baik.“Mas, kupikir kita nggak akan ketemu lagi. Kupikir kamu pergi meninggalkan aku. Kamu udah janji mau menjagaku. Aku nggak mau kamu pergi. Kamu harus tepati janjiku.” Viza sesenggukan.“Tidak. Aku tidak pergi. Aku di sini,” lembut Vikram.Hati Viza basah mendengar suara lembut itu.“Mas Vikram masih sayang sama aku kan?” tanya Viza.Tak menjawab, Vikram malah mengerang. “Aaargggkh….”Viza mengernyit. Ia melepas pelukan dan memundurkan wajah, menatap sang suami bingung. “Sakit? Mana yang sakit?”“Punggung dan

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 124

    Viza memegang kepalanya, jantungnya berdetak sangat kencang. Takut sekali. Kemungkinan buruk itu sudah bertengger di kepala Viza. Tangannya gemetar saat menggeser tombol hijau. “Ha haloo…” Suara Viza lirih. “Nyonya, sebaiknya Anda segera ke rumah sakit sekarang. Maaf, kami sudah melakukan yang terbaik, tapi….” Mendengar kalimat yang diucapkan dokter, Viza sudah tahu sambungannya. Dia menjauhkan hp dari telinga. Menurunkan benda pipih itu ke bawah. Ia tak perlu mendengar sambungan kalimat dari dokter. Dengan langkah gemetar, Viza menuju ke kamar yang dituju. Tubuhnya mendadak terasa dingin. Ia menerobos masuk ke kamar sesaat setelah mendorong pintu. Suster menutup bagian wajah pasien dengan kain. Dokter melepas handscoon dan bersiap hendak keluar kamar. Dokter menunjuk Viza dan berkata, “Anda…” “Istri korban,” lirih Viza menatap sayu. “Maaf, kami sudah melakukan semaksimal mungkin, tapi sudah terlalu jauh dari kata selamat. Nyawa suami Anda tidak bisa diselamatkan. Tuhan b

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 123

    “Semua kesalahan masih bisa dimaafkan.” Fairuz berusaha menenangkan putrinya. “Vikram memang kecewa berat sama kamu, tapi pasti dia akan kembali kepadamu. Jangan khawatir ya. Ibu tahu kok bagaimana Vikram. Dia anak yang baik.” “Bagaimana kalau Mas Vikram membatalkan pesta pernikahan kami? Dia pasti nggak peduli meskipun uang milyaran yang dia gunakan untuk pesta pernikahan terbuang sia-sia.” “Nanti bisa kamu bicarakan baik-baik dengannya. Kalau hati Vikram sudah lega, dia pasti bisa diajak bicara secara dewasa kok. Ini hanya karena dia lagi emosi aja.” Viza menghela napas. “Sebenarnya, yang paling aku takutkan itu satu hal, bagaimana kalau rasa sayangnya ke aku jadi hilang gara-gara ini?” “Nggak semudah itu.” Fairuz mengusap punggung tangan putrinya dengan senyum. Perkataan Fairuz berhasil mengurangi sedikit kecemasan Viza. Meski itu hanyalah kata-kata sekedar menghibur saja, atau memang sungguhan pendapat Fairuz benar, yang jelas Viza merasa mendapat support. Brrrt brrrrt…

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 122

    Cekrek cekrek. Kilatan kamera memotret wajahnya dari berbagai sisi dan berbagai gaya pula. Bibir dibikin manyun, dibikin tersenyum, jari membingkai wajah, dan berbagai macam gaya. Viza memilih beberapa gambar dan mengirimkannya ke nomer Vikram. Tak mengapa nakal sedikit sama suami. Halal. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Caption di gambar juga dibikin nakal. ‘Mas gk pingin ketemu nih?’ ‘Aku salah, tapi aku kangen. Gimana dong?’ ‘Maafin aku ya, sayang. Pulang dong. Mau peluk.’ ‘Kalau Mas Vikram di sini, aku lepas semuanya deh.’ Pesan terkirim. Centang dua. Tapi tidak dilihat juga. Lama menunggu, bolak balik mengecek, tetap saja tidak dibaca. Duh, kok jadi cemas ya? *** Viza menggeliat di atas kasur empuk. Kasur ini memang nyaman sekali. Bikin betah berguling bebas di sini. Eh, tunggu dulu. Kok Viza sudah berada di atas kasur? Seingatnya, tadi malam ia ketiduran di kursi dekat jendela. Lalu siapa yang mengangkat badannya ke kasur dan bahkan menyelimuti dengan bed co

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status